Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL TOXIN & DETOXIFIKASI

Pestisida Dalam Makanan


PESTISIDA yang seharusnya untuk membasmi serangga dan hama tanaman, nyatanyata banyak pula meracuni manusia. Keracunan yang dikarenakan tidak disadari, kebanyakan akibat pemakaian pestisida di lapangan dan di dalam rumah. Korban keracunan di lapangan sudah tentu adalah para petani atau keluarganya, sedangkan korban keracunan di dalam rumah, siapa lagi kalau bukan mereka yang dengan gegabah menggunakan pembasmi serangga serta mereka yang tidak sadar bahwa beberapa jenis bahan pangan yang mereka beli dari pasar, khususnya buah dan sayuran, mungkin saja mengandung residu pestisida yang membahayakan. Pestisida juga bisa saja nyasar ke dalam makanan, akibat tindak keteledoran para petani sayur dalam memperlakukan pestisida dengan dosis yang berlebih. Entah karena tidak tahu atau ndableg, merupakan kelaziman bahwa petani kita masih ada saja atau suka menyemprotkan pestisidanya sehari sebelum panen. Sebenarnya penyemprotan tanaman yang mau dipanen mestinya sudah harus dihentikan pada dua minggu hingga sepuluh hari sebelum dipanen. Tenggang waktu tersebut diperlukan untuk memberikan kesempatan pestisida agar mengalami penguraian sehingga dalam kadar residu yang tidak membahayakan. Makin banyak petani menggunakan dosisnya sudah tentu memerlukan tenggang waktu makin lama. Tetapi kalau petani menyemprotnya baru dua atau tiga hari, itu sama artinya dengan meracuni mereka yang akan menyantap hasil panennya. Berbagai penelitian para ahli membuktikan, di dalam sayuran yang menggunakan penyemprotan pestisida, ditemukan berbagai jenis residu seperti aldrin, diazinon, dieldrin, finitrothion, fenfoat, dan khlorpyrifos. Walaupun kadar residu yang ada dalam buah dan sayuran tidak tinggi (masih dibawah nilai ambang yang diperbolehkan), namun bukan berarti tak perlu diwaspadai. Sebab meski yang masuk ke dalam tubuh kita dalam jumlah rendah, toh kalau hal itu berlangsung terus menerus pada gilirannya bisa menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Efek samar Para ahli menyebut efek samar atau subklinik untuk jenis keracunan seperti ini. Diperkirakan, jumlah masyarakat yang terkena efek ini sangat besar, khususnya di daerah pedesaan, yang notabene masih menggunakan sumber air sembarangan. Selain menempel di tanaman, residu pestisida juga banyak yang sampai ke air dan tanah. Di sini pestisida berpengaruh pada biota air dan tanah, serta tentu saja manusia jika memang menggunakan air tersebut. Sungguh mengerikan akibat yang bisa timbul oleh efek samar ini yaitu dengan kemungkinan munculnya kerusakan hati, ginjal, paru-paru, kelumpuhan, menjadi steril dan bahkan kerusakan otak. Ada dua jenis keracunan yang di akibatkan oleh pestisida, yaitu keracunan akut dan sedang. Sesuai namanya, keracunan akut adalah akibat mengkonsumsi residu pestisida (pestisida) dalam jumlah banyak sekaligus. Tentu fatal akibatnya, karena bisa mematikan. Sedangkan keracunan sedang, biasanya korban tidak sampai dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit karena gejala umumnya hanya sub-klinis, seperti pusing-pusing, mual atau berkeringat berlebihan. Mengurangi residu

Ada beberapa langkah untuk mengurangi residu yang menempel pada sayuran, antara lain dengan mencucinya secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan air diam. Jika yang kita gunakan air diam (direndam) justru sangat memungkinkan racun yang telah larut menempel kembali ke sayuran. Berbagai percobaan menunjukkan bahwa pencucian bisa menurunkan residu sebanyak 70 persen untuk jenis pestisida karbaril dan hampir 50 persen untuk DDT. Mencuci sayur sebaiknya jangan lupa membersihkan bagian-bagian yang terlindung mengingat bagian ini pun tak luput dari semprotan petani. Untuk kubis misalnya, lazim kita lihat petani mengarahkan belalai alat semprot ke arah krop (bagian bulat dari kubis yang dimakan) sehingga memungkinkan pestisida masuk ke bagian dalam krop. Selain pencucian, perendaman dalam air panas (blanching) juga dapat menurunkan residu. Ada baiknya kita mengurangi konsumsi sayur yang masih mentah karena diperkirakan mengandung residu lebih tinggi dibanding kalau sudah dimasak terlebih dulu. Pemasakan atau pengolahan baik dalam skala rumah tangga atau industri terbukti dapat menekan tekanan kandungan residu pestisida pada sayuran. Tanda keracunan Apakah semua sayuran yang ada di pasar mengandung residu pestisida? Tentunya kita harapkan tidak demikian adanya, namun kita tetap perlu waspada. Tanda orang yang keracunan pestisida dalam jumlah cukup tinggi bermacam-macam, tergantung jenis pestisida yang digunakan. Namun, pada umumnya berupa sakit kepala, pusing, mual sampai muntah, gemetar, kejang, penglihatan kabur, berair liur banyak, bahkan ada yang sampai kehilangan kesadaran. Akan halnya keracunan samar-samar, gejala agak sulit dideteksi karena masuknya residu itu secara sedikit-sedikit tetapi berkepanjangan. Namun, yang jelas, kita harus waspada karena bahan aktif pestisida tidak terbuang ke luar melainkan cenderung berakumulasi, terikat dalam jaringan tubuh. Akumulasi yang terus menerus akan menyebabkan bersirat karsinogenik alias berpotensi memicu timbulnya kanker atau tumor. Akumulasi bahan aktif pestisida dalam tubuh juga memungkinkan lahirnya kerusakan hati, ginjal dan paru-paru. Sayur-sayuran memang diperlukan tubuh untuk mencukupi kebutuhan kita akan berbagai mineral dan vitamin penting. Tetapi, karena di sana ada bahaya, kehatihatian sangatlah dituntut dalam hal ini. Ada baiknya memang kalau kita tahu dari mana sayur itu dihasilkan. Tetapi paling aman pastilah kalau kita menghasilkan sayuran sendiri, dengan memanfaatkan pekarangan rumah, dengan pot sekalipun. ( Rudi Setiadi dan Eulis Kuraesin, A.Ma.Pd.) Sumber: www.pikiran-rakyat.com

Puasa Bersihkan Racun Tubuh


Sebagai ibadah, puasa bulan Ramadhan, sangat besar manfaatnya. Bagi kesehatan pun demikian. Puasa memberikan istirahat atau mengurangi beban kerja organ-organ tubuh. Puasa pun membersihkan tubuh dari berbagai jenis racun dan membantu proses penyembuhan macam-macam penyakit. Demikian Prof.DR.Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dan Gizi dalam sebuah tulisannya di Kompas Cyber Media (KCM). Kesibukan demi kesibukan telah kita lakukan pada setahun terakhir hidup ini. Pekerjaan sering mendapatkan prioritas utama dan dengan porsi waktu paling besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Meskipun bekeila adalah ibadah, alangkah lebih baiknya jika ibadah yang lain juga dikerjakan dengan baik dan tulus, termasuk ibadah puasa. Bulan suci Ramadan telah datang kembali menghampiri kita. Puji syukur patut kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena kita masih diberi kesempatan dan umur

panjang untuk bertemu kembali dengan Man yang penuh barokah, pahala, dan pengampunan ini. Demikian pentingnya momen ini, sehingga kitapun harus penuh persiapan dan niat baik untuk menyambut dan menjalankannya secara ikhlas. Ramadan merupakan ajang pengendalian diri terhadap segala nafsu, yang dapat menjerumuskan kita ke keadaan yang tidak terpuji. Salah satu dari nafsu tersebut adalah nafsu makan. Makan itu sendiri adalah suatu kegiatan ibadah untuk menciptakan tubuh yang sehat. Dengan tubuh yang sehat, insyaAllah jiwa kita juga akan menjadi sehat sehingga dapat melakukan ibadah dengan lebih baik. Demikianlah satu ibadah akan menunjang pelaksanaan ibadah-ibadah yang lain, secara kaitmengait. Kenyang Sumber Penyakit Walaupun makan adalah suatu ibadah, makan yang berlebihan dan tak terkendali sangat tidak dianjurkan dalam Islam. Bagaimanapun, kapasitas lambung kita sangat terbatas. Dengan terbatasnya ruang lambung tersebut, Rasulullah SAW menganjurkan agar kita mengisinya secara proposional dengan sepertiga padatan (Makanan), sepertiga cairan (minuman) dan sepertiga udara untuk pernapasan. Secara ilmiah dan medis pun diakui bahwa komposisi itu adalah yang paling ideal. Pertanda bahwa ruang lambung kita sudah hampir penuh atau hampir kosong adalah timbulnya rasa lapar dan haus, atau kenyang. Di otak kita terdapat pusat kendali lapar, haus, dan kenyang, yang ketiganya sangat sensitif dan selalu memberikan sinyal kepada tubuh untuk melakukan aksi responsif. Sensitivitas tersebut harus dijaga agar kita tidak menyiksa tubuh sendiri, baik siksaan akibat kelaparan maupun kekenyangan. Anjuran agar kita makan jika sudah ada perasaan lapar dan berhenti makan sebelum kenyang, merupakan cara terbaik untuk menjaga sensitivitas tubuh. Konsep berhenti makan sebelum kenyang juga sejalan dengan Surat Al Araf ayat 31 yang berbunyi, "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. " Makan secara berlebihan hingga perut sesak tidak diperkenankan dalam Islam. Seperti yang dikatakan oleh AlGazali, bahwa keadaan kenyang mengajak kepada bergeloranya syahwat-syahwat yang rendah dan menggerakkan berbagai penyakit di dalam tubuh. Rasullullah SAW pernah bersabda, "perut itu adalah rumah segala penyakit, dan membatasi atau menjaga makan adalah awal dari pengobatan, sedangkan permulaan segala penyakit adalah mengisi perut berlebih-lebihan. Puasa sebagai Terapi Tidak ada keraguan bahwa puasa itu menyehatkan bagi tubuh kita. Sebagaimana dinyatakan dalam surat Al Baqarah 184, yaitu "berpuasa lebih baik bagimu". Rasullulah SAW juga pernah bersabda "shumu tushihu" yang berarti "puasalah, niscaya kamu sehat". Puasa dalam ajaran agama Islam adalah merupakan tindakan menahan hawa nafsu (termasuk makan, minum dan sanggama), sejak waktu imsak hingga waktu berbuka puasa tiba. Niatnya semata-mata karena ibadah kepada Allah SWT. Dari aspek gizi, puasa dapat mengurangi asupan zat-zat gizi, terutama energi, sekitar 20-30 persen. Namun dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi manfaat kesehatan terhadap tubuh pelakuknya. Bahkan di negara-negara maju, puasa dijadikan sebagai salah satu upaya terapi (fasting therapy) untuk penyembuhan beberapa penyakit, khususnya penyakit akibat kelebihan makan. Makan Sumber Racun Makan dan minum wajib hukumnya untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari agar kita tetap hidup dan sehat. Namun, selain memasok zat gizi, makanan dan minuman juga membawa bahan toxik yang kemudian tertimbun di dalar tubuh selama bertahun-tahun.

Akumulasi senyawa toxik tersebut merupakan bom waktu bagi meletusnya berbagai penyakit. Cepat dan lambatnya hal tersebut terjadi sangat be kaftan dengan sistem imuniti tubuh dan status gizi seseorang. Bahan toxik yang terbawa oleh makanan bisa bersumber dari lima hal, yaitu (1) Secara alami terdapat di dalam makanan itu sendiri, seperti antitripsin pada kedele, asam jengkolat pada jengkol, dan hemaglutinin pada kacang-kacangan mentah. (2) Akibat reaksi-reaksi kimia dari komponen pangan yang terjadi selama proses pengolahan dan penyimpanan. (3) Akibat penambahan senyawa tertentu selama proses pengolahan pangan, misalnya penggunaan bahan tambahan pangan (food additives) secara berlebih atau penggunaan senyawa kimia yang beracun. (4) Akibat migrasi senyawa beracun dari wadah/kemasan ke dalam makanan, misalnya monomer dari plastik atau logam best dari koran bekas. (5) Akibat kontaminasi dari lingkungan yang tidak sehat, berupa kontaminasi senyawa kimia yang beracun atau mikroba penghasil racun. Unsur toxik tersebut menjadi beban, sehingga tubuh dipaksa untuk bekerja melampaui batas kemampuannya. Akibatnya, kemampuan untu sehat kembali (recovery) menjadi kian terbatas. Karena itu, sekali waktu kita perlu berpuasa" untuk membuat bahan-bahan beracun yang bisa menganggu sel, jaringan dan organ dalam tubuh. Begitu racun berhasil dilepaskan, tubuh akan punya kesempatan untuk sehat kembali. Dari sudut pandang tersebut, puasa Senin-Kamis sangat bermanfaat untuk kesehatan. Demikian juga dengan puasa wajib Ramadhan dan puasa sunah lainnya. Hasil dari beberapa kajian ilmiah menunjukkan puasa terbukti aman bagi siapa saja. Puasa sangat efektif untuk tujuan membersihkan bagian dalam tubuh, regenerasi sel, dan peremajaan tubuh. Karena itu, puasa sebaiknya dilakukan secara teratur dan berkala. Dengan berpuasa, secara otomatis kita telah mengurangi asupan makanan berlemak dan makanan tinggi kalori, nikotin, alkohol, kafein, gala, susu, daging, dan telur. Selain itu, berpuasa juga akan membatasi pemasukan garam dan bumbu yang mengandung monosodium glutamat (MSG), zat pemanis buatan, zat pewarna sintetik, zat pengawet kimia, bahan-bahan lain yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Perlu Detoxifikasi Detoxifikasi dapat diartikan sebagai pembersihan tubuh bagian dalam, terutama sistem pencernaan, terhadap berbagai jenis racun. Secara alamiah, usus besar (kolon) merupakan pusat kotoran, sehingga wajar kalau organ tersebut tidak bisa bersih 100 persen. Dengan berpuasa, usus menjadi tidak penuh seperti biasanya. Kosongnya usus akan mengurangi peluang kontak antara senyawa beracun (toxin) dengan usus, sehingga dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit, terutama kanker kolon. Kanker koIon timbul akibat terjadinya kontak secara terus-menerus antara senyawa karsinogenik (penyebab kanker) dengan dinding kolon. Salah satu dampak negatif dari makan yang berlebih adalah menumpuknya racun (toxin) di dalam tubuh. Racun tersebut merupakan salah satu metabolit dari proses metabolisme normal di dalam tubuh. Organ tubuh yang harus bekerja keras untuk mengatasi toxin tersebut adalah hati. Hati harus melakukan proses detoxifikasi (penawaran racun) agar tidak meracuni tubuh. Kemampuan hati sangat tergantung dari toxin yang harus dilumpuhkan. Jika jumlah toxin berlebih karena pola makan yang selalu berlebih, hati tidak akan mampu untuk menetralkannya.

Ketidakmampuan hati untuk menetralkan racun menyebabkan racun tersebut akan terbawa oleh aliran darah ke berbagai sel dan organ tubuh lainnya. Hal itulah yang akan menimbulkan berbagal penyakit pada berbagai organ. Organ hati, yang merupakan pusat detoxifikasi, tidak luput dari serangan toxin yang berlebih tersebut. Salah satu - dampaknya bisa menyebabkan sirosis hati, yaitu matinya sel-sel hati sehingga jaringannya mengeras. Ketika seseorang berpuasa, terjadilah proses pengeluaran zat-zat beracun dalam tubuh (detoxifikasi) yang bersifat total dan holistik (menyeluruh). Artinya, tujuan pembersihan bukan hanya menyangkut kepentingan fisik, tetapi juga mencakup pembersihan dan peningkatan energi dalam jiwa dan pikiran. Puasa dapat membantu mengendalikan stres dan memberi ketenangan jiwa dan juga dapat menjadi terapi penyakit tertentu, seperti depress, hipertensi, kanker kardiovaskular, sakit ginjal, atau diabetes melitus. Sumber: Banjarmasin Post, Rabu, 05 Oktober 2005

Aspartame: Penyebab Pengerasan Otak, Sumsum Tulang Belakang & Lupus


Hati-hati dengan produk makanan dan minuman yang mengandung Aspartame karena dapat menyebabkan pengerasan otak atau sumsum tulang belakang dan lupus. Saat ini sedang ada wabah Pengerasan Otak atau Sumsum Tulang Belakang dan Lupus. Kebanyakan orang tidak mengerti mengapa wabah ini terjadi dan mereka tidak mengetahui mengapa penyakit-penyakit ini begitu merajalela. Saya akan beritahu Anda mengapa kita menghadapi masalah yang serius ini. Saat ini banyak orang menggunakan pemanis buatan. Mereka melakukan ini karena iklan di televisi yang memberitakan bahwa gula itu tidak baik buat kesehatan mereka. Hal ini memang benar sekali. Gula itu merupakan racun bagi tubuh kita, akan tetapi, apa yang orangorang gunakan sebagai pengganti gula, lebih mematikan. Apa yang saya maksudkan di sini adalah Aspartame. Ini adalah biang wabah yang disebutkan di atas. Aspartame merupakan bahan kimia yang mengandung racun, yang diproduksi oleh perusahaan kimia bernama Monsanto. Aspartame telah dipasarkan ke seluruh dunia sebagai pengganti gula dan dapat dijumpai pada semua jenis minuman ringan untuk diet, seperti Diet Coke dan Diet Pepsi.Hal ini juga dapat dijumpai pada produk pemanis buatan seperti Nutra Sweet, Equal, dan Spoonful; dan ini banyak digunakan di produk-produk pengganti gula. Aspartame dipasarkan sebagai satu produk diet, tapi ini sama sekali bukanlah produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh bertambah karena dapat membuat Anda kecanduan karbohidrat. Membuat berat tubuh Anda bertambah hanyalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh Aspartame. Aspartame adalah bahan kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang yang menderita parkinson. Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu lama atas produk yang mengandung Aspartame ini, karena dapat menyebabkan koma, bahkan meninggal. Bila ada produk yang mengklaim bahwa produk itu bebas gula, Anda sudah tahu bahwa hal ini mengandung Aspartame. Jangan mengkonsumsi produk tersebut. Salah satu minuman suplemen yang mengandung ASPARTAME adalah serbuk effervescent EXTRA JOSS ! Pada kemasan tertulis: Mengandung Aspartame 0,06% [ADI 40 mg/kg BB]

Berdasarkan hasil survei di salah satu supermarket di Bandung, selain EXTRA JOSS, produk-produk minuman lainnya yang juga mengandung ASPARTAME yaitu : M-150, Hemaviton, Neo Hormoviton, Marimas, Hore, Frutillo, Segar Sari, POP ICE Es Blender, Segar Dingin, OKKY Jelly Drink, Sari Vit. C, Naturade Gold, AQUA Splash of Fruit, FORTY PLUS. Beritahukan semua orang yang Anda kenal dan sayangi akan bahaya dari produk yang mengandung Aspartame. Author: Peneliti Badan POM (Pengawasan Obat & Makanan) JKT

Mengapa Harus Detox?


Anda merasa diri sehat dan stamina Anda sangat fit? Sabar dulu. harap waspada karena ternyata dalam tubuh kita mengandung banyak toxin atau racun yang tak mampu dikeluarkan dengan sempurna. Pasalnya sisa netabolisme tubuh yang tidak terbuang secara alami melalui kelenjar keringat, tinja, pernapasan, dan juga urin akan berkembang menjadi toxin yang dapat merusak sel-sel tubuh. Kalau sudah begini, apa yang bisa kita lakukan? Jawabnya adalah tindakan preventif karena mencegah lebih baik daripada mengobati bukan? Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah toxin dalam tubuh yang berkembang makin meluas. Minum air putih sedikitnya delapan gelas sehari, adalah salah satu cara paling efektif dan alami yang mampu melancarkan pengeluaran racun lewat kulit, ginjal, dan juga keringat atau yang biasa dikenal dengan detoxifikasi alami. Jika Anda merasa minum air putih masih kurang untuk membunuh toxin tersebut, maka Anda boleh mencoba sistem detoxifikasi lebih modern dengan alat elektronis. Sama dengan kita meminum air delapan gelas sehari, detoxifikasi menggunakan perangkat elektronikpun memiliki fungsi yang sama dengan dektosifikasi alami tadi. Kenapa harus detox?Seluruh sel dalam tubuh manusia [ada dasarnya menghasilkan bio energi. Saat tingkat energi tinggi,, maka sel tubuh akan berfungsi dengan maksimal. Namun, jika kita tengah sakit atau mengalami stres, maka secara otomatis tingkat bio energi dalam tubuh akan menurun secara drastis, dan tak mampu mengeluarkan toxin atau racun dalam tubuh secara efektif. Selain mengeluarkan toxin dalam tubuh, detoxifikasi mampu meningkatkan kesehatan tubuh, memperbaiki fungsi kaseimbangan, meningkatkan energi dan daya tahan tubuhm serta menyembuhkan beberapa penyakit seperti asam urat, rematik, kolesterol, tekanan darah tinggi, migrain, dll. Detoxifikasi juga berfungsi memberikan ion negatif bagi tubuh yang berfungsi sebagai pembersih darah, meningkatkan daya tahan tubuh (anti body), serta pengontrol sistem syaraf otonom. Antara detox ion & detox herbalMenurut Hizkia U. Eddy, pemilik usaha agen distribusi alat kesehatan PT Trigraha Nugraha Distribusi ini, pengobatan detoxifikasi di Indonesia

mulai dikenal Agustus 2005 lalu. Ia juga mengatakan bahwa detoxifikasi ion dan detoxifikasi herbal yang dijalankannya, saat ini sangatlah bermanfaat bagi kesehatan. "Detoxifikasi ion ini ditujukan untuk mengeluarkan toxin atau racun yang mengendap dalam tubuh, dengan proses ionisasi. Jika sel-sel tubuh kita terbebas dari pengaruh toxin, maka penyerapan nutrisi dan makanan yang kita makan akan menjadi mudah, dan tubuh kita juga akan menjadi sehat," jelas Eddy. "Sedangkan untuk detox herbal, adalah detox dengan menggunakan ramuan herbal, yang fungsinya untuk memulihkan tubuh yang mengandung toxin. detox jenis ini bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti rematik, asam urat, diabetes, kolesterol, pelangsingan tubuh, dan beberapa penyakit lainnya," lanjut Eddy. Selain dari segi fungsinya, detoxion dan detox herbal juga berbeda dalam jangka waktu penggunanya. Jika detox ion dilakukan hingga 6 kali dengan jangka waktu 2 hari sekali, maka herbal ion harus dilakukan sebanyak 10 kali dengan penggunaan yang lebih longgar. "Kalau herbal ion bisa dilakukan 3 kali sehari, karena fungsinya untuk memulihkan tadi. Sedangkan detox ion hanya 2 hari sekali, karena sifatnya yang mengeluarkan toxin tadi. Terutama lagi detox ion dilakukan hingga 6 kali dengan jangka waktu 2 hari sekali, maka herbal ion harus dilakukan sebanyak 10 kali dengan penggunaan yang lebih longgar. "Kalau herbal ion bisa dilakukan 3 kali sehari, karena fungsinya untuk memulihkan tadi. Sedangkan detox ion hanya 2 hari sekali, karena sifatnya yang mengeluarkan toxin tadi. Terutama lagi detox ion mengandung elektromeganetis yang tidak bisa dilakukan sesering mungkin," urai Eddy. Pada detoxifikasi ion misalnya, dapat diketahui jenis toxin apa yang dikandung dalam tubuh, dengan proses terapi detox ion. "Kita dapat mengetahui kandungan toxin dalam, setelah 30 menit melakukan terapi. Hal tersebut diketahui dari perubahan warna air rendaman kaki," ujar Eddy. Proses detoxifikasiProses detoxifikasi ion sendiri sangatlah mudah. Para pengguna terapi hanya perlu merendam kakinya dalam sebuah alat detoxifikasi yang berupa bak kecil yang diisi dengan air. Rendaman air itu kemudian akan diberi larutan garam (untuk mengikat gelombang elektromagnetis) untuk pemakai terapi detox herbal, maka rendaman air itu diberi campuran ramuan herbal. Proses detox hanya memakan waktu selama 30 menit, dan para pelakunya akan mengetahui hasil dari endapan toxin dalam tubuh dengan perubahan warna air. Sementara untuk herbal detox tak akan terdapat perubahan warna air, melainkan hanyalah keluarnya keringat setelah proses detox. "Biasanya orang yang selesai melakukan terapi detox ion, akan merasakan lapar dan haus. Karena telah terjadi proses pengeluaran," ujar Eddy. Harga terjangkauMungkin sebelumnya Anda merasa bahwa terapi detox memerlukan biaya tinggi karena harga barangnya memang mahal. Tapi sekarang Anda bisa merasa lega karena dengan hanya biaya Rp. 50 ribu Anda bisa melakukan satu kali terapi detox ion ataupun detox herbal. "Untuk hari-hari tertentu seperti Jumat, Sabtu dan Minggu, kami memberikan layanan spesial dengan memberikan tambahan layanan spesial dengan memberikan tambahan layanan refleksi dan terapi shoulder (punggung) dengan harga satu paket tadi," ujar Eddy yang saat ini telah memiliki kios di KTC (Kelapa Gading Trade Center) dan Spotmall ini. Bahkan, Eddy pun membuka peluang bagi para peminat detox untuk menjadi agen khususnya, yang akan mendapatkan peluang bisnis dengan pelayanan dan harga yang spesial juga. Dengan usaha jenis ini, selain memberikan kesehatan pada orang lain, Anda pun bisa memperoleh peluang untuk menambah kocek.

Selain menyediakan terapi detox pengusaha yang dulu bekerja pada perusahaan komputer ternama ini, juga menyediakan beragam alat kesehatan lain yang ditawarkan dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 12 ribu hingga jutaan rupiah. Produk yang dipasarkan kepada orang perorangan dan juga kepada rumah sakit ini diimpor langsung oleh Eddy dari Korea. Uraian hasil warna setelah perawatanSetelah 30 menit pasien melakukan dapat detoxifikasi ion, akan terdapat perubahan warna dari air bekas rendaman kaki para pemakai terapi. Setiap orang akan menunjukkan warna yang berbeda-beda. Warna tersebut, akan mengindikasikan dari organ mana toxin yang diambil. Kuning kehijauanToxin yang berasal dari ginjal, kandung kencing, air kencing, kelenjar pundit kencing wanita. OrangeToxin yang berasal dari persendian CokelatToxin yang berasal dari hati (lever), tembakau, dan sisa-sisa sel HitamToxin yang berasal dari hati (lever), tembakau dan sisa-sisa sel Hijau gelapToxin yang berasal dari pundi empedu Buih/busa putihLendir dari kelenjar limfa Partikel putih seperti keju Lemak Bintik-bintik hitam Logam berat Lapisan atas merah Berasal dari darah beku Mereka yang dilarang menggunakan terapi detox ion: Mereka yang menjalani bedah jantung Pengguna obat jantung Pemakai implan/alat-alat elektro magnetis Pemakai pin tulang/logam dalam tubuh Usia di bawah 5 tahun Orang yang memiliki luka di kaki Wanita hamil dan menyusui Pengidap kanker, leukemia, hipoglekimia (kekurangan gula dalam tubuh) Pemakai transplantasi organ tubuh Pengidap darah rendah dilarang melakukan detox jika keadaan perut kosong. Dilarang menggunakan alat-alat elektronik seperti HP, laptop, dsb saat melakukan detox, demi mencegah kerusakan. Sumber: Tabloid Bisnis Uang

NEW YORK, KOMPAS.com Badan Pengawas Makanan dan Obat (FDA) dan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pernah mengumumkan jenis-jenis makanan yang terkontaminasi berdasarkan hasil riset pada 2006. Pada bahan makanan ini ditemukan kadar pestisida dan bahan kimia yang tinggi berdasarkan uji sampel 100.000 jenis makanan. Inilah 12 jenis makanan yang terkontaminasi tersebut: 1. Daging sapi, daging babi, dan unggas

Badan pelestarian lingkungan Amerika (EPA) melaporkan daging terkontaminasi oleh pestisida dalam kadar tinggi dibanding produk nabati. Pestisida dan bahan kimia tersebut bersifat larut di lemak dan berakumulasi di jaringan lemak hewan ternak. Makanan ternak yang mengandung komponen produk hewan yang terakumulasi akan dengan mudah masuk ke tubuh manusia yang mengonsumsi daging hewan ternak tersebut. Selain itu, antibiotik, obat-obatan, dan hormon yang sering dipakai dalam peternakan hewan juga bisa terakumulasi dalam daging yang sering dikonsumsi manusia. Sementara itu, produk ikan air tawar juga dilaporkan terpapar oleh pestisida dari air yang terkontaminasi. 2. Susu, keju, dan mentega Seperti halnya pada produk daging, produk-produk susu dan turunannya, seperti keju dan mentega, juga mengandung akumulasi pestisida. 3. Stroberi dan rasberi Stroberi, rasberi, dan chery merupakan produk buah yang paling tinggi paparannya pada pestisida di Amerika. Secara umum, 300 pons pestisida disebarkan pada setiap acre (0,4 hektar) ladang stroberi. Para petani stroberi pada umumnya menggunakan 36 jenis pestisida berbeda dan 90 persen contoh stroberi yang dites menunjukkan kontaminasi pestisida di atas level aman. 4. Apel dan pir Dalam pengujian yang dilakukan FDA terdeteksi 36 bahan kimia, setengahnya bersifat neurotoksin (bisa menyebabkan kerusakan otak). Sementara itu, buah pir juga memiliki kadar pestisida mendekati apel. 5. Tomat Para petani di Amerika pada umumnya menggunakan lebih dari 30 jenis pestisida yang disemprotkan pada tanaman tomat. Kabar buruknya, kulit tomat yang tipis tidak bisa mencegah masuknya bahan-bahan kimia tersebut. 6. Kentang Kentang merupakan jenis sayuran yang cukup populer, namun 79 persen jenis kentang yang diuji juga menunjukkan tingginya kadar pestisida di atas normal. 7. Bayam dan sayuran lain FDA menemukan bayam sebagai jenis sayuran yang paling terkontaminasi pestisida dalam kadar berbahaya. Dalam masa tanamnya, para petani menggunakan 36 jenis bahan kimia untuk membuat bayam terhindar dari serangan hama. 8. Kopi Kebanyakan kopi dihasilkan di negara-negara yang tidak punya standar ketat dalam penggunaan pestisida pada bahan makanan. Di samping itu, Amerika Serikat juga mengekspor jutaan ton pestisida, yang sebagian di antaranya berbahaya dan ilegal dipakai di pertanian Amerika ke negara-negara penghasil kopi. 9. Buah peach Buah yang berair dan rasanya lezat ini juga tak luput dari akumulasi pestisida. Seperti halnya buah tomat, kulit buah peach yang tipis juga tak bisa menahan masuknya pestisida ke dalam buah.

10. Anggur Karena buah anggur bersifat lembut, para petani menyemprotkan berbagai jenis pestisida yang berbeda pada tiap tahap pertumbuhan anggur. Pada pertanian anggur konvensional digunakan 35 jenis pestisida berbeda. 11. Seledri Seledri yang ditanam secara konvensional mengandung kadar pestisida yang cukup tinggi. Lebih dari 90 persen jenis seledri yang diuji menunjukkan kadar pestisida yang cukup tinggi. Karena tidak memiliki kulit buah, pestisida yang menempel di seledri tak bisa dihilangkan hanya dengan mencucinya. 12. Lada Tanaman lada termasuk jenis tanaman yang sering disemprot pestisida dengan standar 39 jenis pestisida. Lebih dari 60 persen lada yang diuji menunjukkan kadar kontaminasi pestisida.

Apel, Buah Paling Tercemar Pestisida

Buah apel menduduki urutan pertama sebagai produk yang paling terkontaminasi pestisida dalam laporan yang dipublikasikan Environmental Working Group, kelompok advokasi kesehatan publik Amerika. Laporan tersebut merupakan yang ketujuh yang menganalisis data pemerintah terhadap 53 buah dan sayuran untuk mengetahui hasil tanaman yang paling tinggi pestisidanya setelah dicuci. Untuk produk yang ternyata paling terkontaminasi, Environmental Working Group (EWG) merekomendasikan untuk memilih yang organik.

Buah apel naik tiga peringkat dari tahun lalu, menggantikan seledri yang sebelumnya menduduki urutan pertama dan kini turun di urutan kedua. Hampir 92 persen apel mengandung dua atau lebih pestisida. "Mungkin apel diberi pestisida dan pembasmi jamur lebih banyak agar buah ini bisa awet lebih lama," kata analis EWG, Sonya Lunder. "Pestisidanya mungkin saja dalam jumlah kecil, tetapi kita belum tahu apakah ada efeknya dalam jangka panjang," lanjutnya. Sementara itu, stroberi berada di urutan ke-3 dan anggur yang diimpor menempati urutan ketujuh. Di lain pihak bawang menjadi produk pertanian yang paling "bersih" dengan jumlah pestisida paling minim. Produk pertanian yang masuk dalam daftar 12 paling terkontaminasi adalah apel, seledri, stroberi, buah persik (peach), bayam, nectarine (buah lokal AS), anggur, merica, kentang, bluberi, selada dan kale. Ranking ini menggambarkan jumlah bahan kimia yang berada dalam makanan. Mayoritas bahan makanan yang diteliti ini sudah dicuci dan dikupas sebelumnya. Mencuci buah dan sayur dengan produk pencuci ternyata tidak cukup ampuh untuk menghilangkan pestisida karena zat kimia itu diserap oleh tanaman dan terletak di bawah kulit buah. Mengonsumsi lima macam buah dan sayuran dari kelompok yang paling terkontaminasi berarti terpapar 14 jenis pestisida. Untuk mereka yang tidak mampu membeli produk organik, Ken Cook, Presiden EWG, menganjurkan agar memilih buah lain sebagai alternatif. "Tidak bisa membeli apel organik, pilih saja nanas, avokad, atau mangga. Buah ini berada dalam urutan teratas sebagai buah paling minim kontaminasi," katanya. Buah yang tergolong bersih adalah yang mengandung pestisida kurang dari 10 persen. Sayuran yang masuk dalam kelompok ini antara lain asparagus, jagung, dan bawang. Berikut urutan 15 buah dari kelompok bersih sesuai urutan, yakni bawang, jagung, nanas, alpukat, asparagus, kacang polong, mangga, terung, cantaloupe, kiwi, kol, semangka, kentang manis, jeruk besar, dan jamur. Paparan pestisida dari makanan yang diasup diketahui bersifat toksik pada sistem saraf, menyebabkan kanker, mengganggu sistem hormon dan menyebabkan gangguan otak pada anak. Ibu hamil juga disarankan untuk menghindari makanan yang tercemar pestisida.

Penelitian yang dilakukan tim dari Harvard School of Public Health menunjukkan anak-anak yang terpapar pestisida memiliki risiko lebih tinggi menderita hiperaktif (ADHD). [Sumber: http://health.kompas.com/read/2011/06/14/1250536/Apel.Buah.Paling.T ercemar.Pestisida]

11 Makanan Paling Terkontaminasi Pestisida


Ada sejumlah sayuran dan buah-buahan yang paling banyak meninggalkan jejak residu kimia.
Kamis, 4 Maret 2010, 12:29 WIB Petti Lubis, Lutfi Dwi Puji Astuti

Sayuran (dok. Corbis) BERITA TERKAIT


Bahaya Secangkir Kopi Espresso Makanan Sehat yang Bikin Gemuk Rumput Laut, Makanan Super Kaya Gizi Minyak Zaitun Termahal di Dunia Mari Belajar Menyeimbangkan Nutrisi Tubuh

VIVAnews - Membeli bahan makanan organik memang lebih mahal ketimbang bahan makanan non-organik, sebab banyak orang khawatir, jika mengonsumsi makanan nonorganik dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker, infertilitas dan gangguan kondisi neurologis, seperti parkinson. Hal ini bisa terjadi karena banyak makanan non-organik baik buah dan sayur banyak menyerap pestisida yang meninggalkan jejak residu dalam buah dan sayur yang bisa membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Namun, Anda perlu tahu, beberapa makanan non-organik yang menggunakan pestisida juga aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Untuk lebih menghemat anggaran, Anda pun

perlu tahu bahan makanan apa saja yang paling banyak terkontaminasi dengan residu pestisida. Sehingga, Anda pun wajib membeli bahan makanan organik baik buah dan sayur mayur. Environmental Working Group (EWG), telah mengidentifikasi 15 buah-buahan dan sayuran yang paling mungkin terkontaminasi dengan residu pestisida : 1. Asparagus 2. Alpukat 3. Brokoli 4. Kubis 5. Terong 6. Kiwi 7. Mangga 8. Bawang 9. Pepaya 10. Nanas 11. Jagung manis (beku) 12. Kacang manis (beku) 13. Ubi 14. Tomat 15. Semangka EWG juga mengidentifikasi 11 buah-buahan dan sayuran yang paling mungkin memiliki jumlah jejak residu pestisida lebih tinggi. Jika anggaran Anda memungkinkan, ada baiknya membeli makanan organik dari 11 jenis sayuran dan buah di bawah ini : 1. Apel 2. Wortel 3. Seledri 4. Ceri 5. Anggur (impor) 6. Selada 7. Nectarine atau madu 8. Peach atau persik 9. Pir 10. Paprika manis 11. Stroberi VIVAnews

Anda mungkin juga menyukai