Anda di halaman 1dari 21

AUTISM SYNDROME

Kelompok 4 : 1. Beta Mualiman Laoli (30720090004 / 4ID1) 2. Claudya Angelina (30720090005 / 4ID1) 3. Koes Florence Yoshinaga (30720090010 / 4IMM1) 4. Natal Tri Famati Gulo (30720090011 / 4ID1)

TEACHERS COLLEGE UNIVERSITAS PELITA HARAPAN 2012

A. Definisi Autism Syndrome

Barara (2010) menuliskan sebuah penelitian mengenai autisme dan mengambil beberapa sumber dari ahli-ahli, antara lain :

1. Suryana (2004) mengatakan bahwa istilah autisme berasal dari kata Autos yang berarti diri sendiri dan isme yang berarti suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik pada dunianya sendiri Autisme pertama kali ditemukan oleh Leo Kanner pada tahun 1943. Kanner mendeskripsikan gangguan ini sebagai ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan bahasa yang tertunda, echolalia, mutism, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain repetitive dan stereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya (Dawson & Castelloe dalam Widihastuti, 2007) 2. Gulo (1982) menyebutkan autisme berarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subjektifnya sendiri daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penderita autisme disebut orang yang hidup di alamnya sendiri. Istilah autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anakanak yang unik dan menonjol yang sering disebut sindrom Kanner yang dicirikan dengan ekspresi wajah yang kosong seolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi (Budiman, 1998). Masyarakat Peduli Autis Indonesia (2012) mengatakan bahwa autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak. Seringkali gejala tampak sebelum anak

mencapai usia 3 tahun. Autisme juga merupakan gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gangguan pada fungsi susunan otak. Gangguan perkembangan ini mempengaruhi: Kemampuan berkomunikasi (berbicara dan berbahasa) Kemampuan berinteraksi sosial (tidak tertarik untuk berinteraksi) Perilaku (hidup di dalam dunianya sendiri).

Umumnya, anak-anak autis sebelum berusia 3 tahun sudah menunjukkan ketidaknormalan atau keterlambatan perkembangan dalam berinteraksi sosial, berbicara menggunakan daya imajinasi. dan bermain

B. Karakteristik Autism Syndrome

Barara (2010) juga memberikan ciri-ciri dari anak autism antara lain : 1. Menurut American Psychiatric Association dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM IVTR, 2004), kriteria diagnostik untuk dari gangguan autistik adalah sebagai berikut: a. Jumlah dari 6 (atau lebih) item dari (1), (2) dan (3), dengan setidaknya dua dari (1), dan satu dari masing-masing (2) dan (3) : (1) Kerusakan kualitatif dalam interaksi sosial, yang dimanifestasikan dengan setidaktidaknya dua dari hal berikut : (a) Kerusakan yang dapat ditandai dari penggunaan beberapa perilaku non verbal seperti tatapan langsung, ekspresi wajah, postur tubuh dan gestur untuk mengatur interaksi sosial.

(b) Kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman sebaya yang tepat menurut tahap perkembangan. (c) Kekurangan dalam mencoba secara spontanitas untuk berbagi kesenangan, ketertarikan atau pencapaian dengan orang lain (seperti dengan kurangnya menunjukkan atau membawa objek ketertarikan). (d) Kekurangan dalam timbal balik sosial atau emosional. (2) Kerusakan kualitatif dalam komunikasi yang dimanifestasikan pada setidaktidaknya satu dari hal berikut: (a) Penundaan dalam atau kekurangan penuh pada perkembangan bahasa (tidak disertai dengan usaha untuk menggantinya melalui beragam alternatif dari komunikasi, seperti gestur atau mimik). (b) Pada individu dengan bicara yang cukup, kerusakan ditandai dengan kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan orang lain. (c) Penggunaan bahasa yang berulang-ulang dan berbentuk tetap atau bahasa yang aneh. (d) Kekurangan divariasikan, dengan permainan berpura-pura yang spontan atau permainan imitasi sosial yang sesuai dengan tahap perkembangan. (3) Dibatasinya pola-pola perilaku yang berulang-ulang dan berbentuk tetap, ketertarikan dan aktivitas, yang dimanifestasikan pada setidaktidaknya satu dari hal berikut: (a) Meliputi preokupasi dengan satu atau lebih pola ketertarikan yang berbentuk tetap dan terhalang, yang intensitas atau fokusnya abnormal. (b) Ketidakfleksibilitasan pada rutinitas non fungsional atau ritual yang spesifik.

(c) Sikap motorik yang berbentuk tetap dan berulang (tepukan atau mengepakkan tangan dan jari, atau pergerakan yang kompleks dari keseluruhan tubuh). (d) Preokupasi yang tetap dengan bagian dari objek 2. Fungsi yang tertunda atau abnormal setidak-tidaknya dalam 1 dari area berikut, dengan permulaan terjadi pada usia 3 tahun: a. interaksi sosial b. bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial c. permainan simbolik atau imajinatif. 3. Gangguan tidak lebih baik bila dimasukkan dalam Retts Disorder atau Childhood Disintegrative Disorder Masyarakat Peduli Autis Indonesia (2012) mengatakan bahwa dalam kegiatan sehari-hari, gejala autis dapat terlihat jika anak seringkali :

1. Tidak bereaksi,atau seakan tidak mendengar saat dipanggil namanya. 2. Cenderung main sendiri. 3. Membeo (mengulang) kata yang anda ucapkan. 4. Menggunakan gerakan untuk menunjukan keinginannya,misalnya menggandeng tangan ayah/ibu untuk mengambilkan gelas untuk minum. 5. Tidak suka dipeluk/disentuh. 6. Kurang/tidak melakukan kontak mata (menatap wajah) orang yang mengajak bicara. 7. Kegiatan rutin sulit diubah serta memerlukan jadwal kegiatan yang konsisiten dan rutin (cenderung kaku). 8. Tertarik pada bagian dari mainan dan bukan mainan itu sendiri. 9. Kurang menjaga keselamatan diri dan tidak menyadari adanya bahaya (main pisau,silet,api dllnya). 4

10. Sangat sensitif terhadap rangsang pancaindra,baik pendengaran,penciuman,rasa dll (tidak tahan bunyi keras,kain yang kasar,tidak suka rasa asam dsb). 11. Keterlambatan bicara,misalnya tidak mengucapkan kata2 hingga usia 2 tahun atau hilang kemampuan bicara. 12. Sangat obsesif terhadap benda tertentu,misalnya:sarung bantal yang harus dibawa kemanapun pergi. 13. Melakukan gerakan-gerakan khas yang sifatnya berulang,misalnya,mengepakepakkan tangan seperti burung, menjentikkan jemari di depan mata,berputar-putar dll. 14. Kesulitan dalam mengekspresikan emosi,misalnya marah-marah dan mengamuk tanpa sebab(tantrum),tertawa sendiri atau mengelamun dan sibuk di dunianya sendiri. Berdasarkan riset, ada 7 ciri-ciri utama autism. Berikut ini adalah 7 pertanyaan untuk dapat mengetahui gejala awal autism :

1. Apakah anak anda memiliki rasa tertarik pada anak-anak lain? 2. Apakah anak anda pernah menggunakan telunjuk untuk menunjukkan rasa tertariknya pada sesuatu? 3. Apakah anak anda menatap mata anda lebih dari 1 atau 2 detik? 4. Apakah anak anda meniru anda? Misalnya bila anda membuat raut wajah tertentu,apakah anak anda menirunya?) 5. Apakah anak anda memberi reaksi bila namanya dipanggil? 6. Bila anda menunjuk pada sebuah mainan/apapun di sisi ruangan,apakah anak anda melihat pada mainan/benda tersebut? 7. Apakah anak anda pernah bermain sandiwara misalnya berpura-pura menyuapi boneka, berbicara di telfon dan sebagainya?

C. Penyebab Autism Syndrome Nurgah (2010) mengatakan bahwa penyebab utama dari gangguan ini hingga saat ini masih terus diselidiki oleh para ahli meskipun beberapa penyebab seperti keracunan logam berat, genetic, vaksinasi, polusi, komplikasi sebelum dan setelah melahirkan disebut-sebut memiliki andil dalam terjadinya autisme. Selain itu, menurut beberapa dokter ahli menyebutkan autis disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa peneliti juga mengungkapkan terdapat gangguan biokimia, dokter ahli lain berpendapat bahwa autis disebabkan oleh gangguan jiwa. Ahli lainnya berpendapat bahwa autis disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis. Berikut adalah faktor-faktor yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan autis : y y y y y y y kadar mercury dalam darah makanan laut atau seafood Vaksin yang dapat menyerap langsung pada tubuh Gandum dan susu Radiasi elektronik contohnya HP Faktor keturunan Thimerasol (kandungan dalam alat suntik, tutup botol vaksin)

Selain itu, berdasarkan banyak informasi yang diperoleh, baik dari media maupun orangtua penderita langsung, maka saya mencoba memberikan masukan tentang faktor penyebabnya, memang masih harus dibutuhkan penelitian dari para ahli lebih lanjut tentang sahih atau tidak sahihnya faktor penyebab ini. Faktor-Faktor Penyebab Anak menjadi penderita Autisme (ADD, ADHD, Asperger):

1. Tambalan gigi ibu hamil / KADAR TIMBAL TINGGI Banyak dari anak penderita ADD/ADHD memiliki kadar timbal yang lebih banyak dari anakanak lain yang menyebabkan berubahnya susunan dan fungsi sel otak. Hal itu dipengaruhi karena kandungan timah/ logam yang ada dalam tambalan gigi si ibu, memang tidak semuanya tambalan gigi memakai unsur logam tapi hal itu perlu ditanyakan kepada dokter gigi yang bersangkutan. 2. Kandungan Nutrisi dalam SUSU - AHA, DAH, FOLAT dan unsur lain... Memang sepertinya kita ingin bayi kita pintar dan sehat, tapi ada penelitian yang mengatakan bahwa kandungan ini malah memicu terjadinya perubahan sel dalam otak anak tersebut. Bukannya anak kita malah jadi tidak boleh minum susu, tapi diperhatikan dulu apakah memang ada kegunaannya susu-susu mahal itu. 3. Kandungan CO2 dalam udara Bagi para ibu hamil dan menyusui disarankan untuk memakai masker atau setidaknya menutup hidung ketika memasuki kawasan berpolusi 4. PRODUK KOSMETIK PEMUTIH WAJAH DAN KULIT segala jenis Dalam kosmetik, ada mercury walaupun itu kadarnya 0,00001 persen. 5. KADAR STRESS Ibu yang mengandung Hendaknya kadar stress dapat dijaga. Tugas besar para suami untuk SIAGA- Siap Antar Jaga 6. Pola makan dan kebiasaan makan yang buruk 7. Kesalahan Pola Asuh Anak 8. Keterlambatan Terapi

Orangtua menganggap anaknya normal-normal saja dan tidak mau mendengar keluhan guru tentang anaknya. Merasa malu jika anaknya harus diterapi padahal hal itu sangat dibutuhkan oleh si anak.

D. Anak Penyandang Autism Syndrome 1. Penyakit autis cenderung lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki lima kali lipat dibandingkan pada jenis kelamin perempuan. Sebuah penelitian menemukan kenapa anak laki-laki lebih banyak terkena autis. Penyebabnya adalah hormon seks, karena laki-laki lebih banyak memproduksi testosteron sementara perempuan lebih banyak memproduksi esterogen. Kedua hormon itu memiliki efek bertolak belakang terhadap suatu gen pengatur fungsi otak yang disebut retinoic acid-related orphan receptor-alpha atau RORA. Testosteron menghambat kerja RORA, sementara esterogen justru meningkatkan kinerjanya.Terhambatnya kinerja RORA menyebabkan berbagai masalah koordinasi tubuh, antara lain terganggunya jam biologis ataucircardian rythm yang berdampak pada pola tidur. Kerusakan saraf akibat stres dan inflamasi (radang) jaringan otak juga meningkat ketika aktivitas RORA terhambat. Meski bukan menjadi penyebab langsung, kadar testosteron yang tinggi berhubungan dengan risiko autisme. Sebab, gangguan pola tidur serta kerusakan saraf akibat stres dan inflamasi di otak merupakan beberapa keluhan yang sering dialami para penderita autis. Selain itu, sebuah penelitian di George Washington Universitymenunjukkan bahwa aktivitas RORA cenderung lebih rendah pada penderita autis dibandingkan pada orang normal. Bukti ini menguatkan hubungan antara testosteron dengan risiko autis. 2. Autisme merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang berat atau luas, dan dapat terjadi pada anak dalam tiga tahun pertama kehidupannya.

3. Penderita

Autis

adalah

manusia

yang

mengalami

hilangnya lobus

frontal dan temporal. Gen yang terdapat dalam lokasi itu harusnya aktif di setiap wilayah. Namun, pada penderita Autis memiliki ekspresi gen yang sama.

E. Permasalahan Autism Syndrome 1. Penderita autis memiliki kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi. Penderita autis tidak tahu bagaimana mengekspresikan kesenangan atau kesedihannya. Seperti yang disampaikan oleh Roselyn bahwa penderita autis tidak tahu bagaimana cara memanggil ibunya, mereka akan menyakiti diri sendiri, memukul dirinya hingga ibunya datang. Penderita autis seringkali berbicara dengan nada yang monoton dan tanpa ekspresi. Terkadang mereka mengulang-ulang perkataan orang lain yang mereka dengar, atau biasa disebut echolalia. Selain lemah berkomunikasi, penderita autis seringkali bertingkah aneh seperti selalu mengulangi kegiatan yang sama setiap harinya seperti memakai seragam sekolah. Pertama pakai baju, kedua pakai celana, ketiga pakai sepatu, selalu teratur karena penderita autis sulit meng-organize. Roselyn juga berkata bahwa seorang penderita autis tidak memiliki ketakutan akan bahaya. Selain itu, anak penderita autis juga memiliki obsesi berlebih terhadap sesuatu. Misalnya mereka terobsesi terhadap angka, maka mereka akan terus memperhatikan angka-angka, atau terobsesi terhadap tali, mereka akan memaimkan tali terus menerus. Penderita autisjuga peka terhadap sentuhan. Mereka bisa tersakiti hanya karena sentuhan kecil. Meskipun demikian, ada kelebihan unik yang dimiliki anak penderita autis. Penderita autis dapat mengingat informasi secara detil dan akurat. Ingatan visual mereka juga sangat baik dan mampu berkonsentrasi terhadap subyek atau pekerjaan tertentu dalam periode yang lama. 2. Salah satu gejala autism adalah sindrom Asperger (bahasa Inggris: Asperger syndrome, Asperger's syndrome, Asperger's disorder, Asperger's atau AS) yang para

penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger pada tahun 1944. Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri, tidak seperti autisme lainnya). Sindrom Asperger juga bukanlah sebuah penyakit mental. Ketika orang berbicara, umumnya mereka dan menggunakan bahasa juga kata-kata yang

tubuh seperti senyuman dan komunikasi

nonverbal lainnya,

dikeluarkan oleh mereka cenderung memiliki lebih dari satu buah makna. Seorang penderita sindrom Asperger memiliki kesulitan untuk memahami bentuk-bentuk komunikasi nonverbal serta kata-kata yang memiliki banyak arti seperti itu, dan mereka hanya memahami apa arti kata tersebut, seperti yang ia pahami di dalam kamus. Para penderita sindrom Asperger tidak mengetahui bagaimana memahami ironi, sarkasme, dan penggunaan bahasaslang, apalagi memahami mimik muka/eskpersi orang lain. Mereka juga tidak tahu bagaimana caranya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu. Para dokter melihat sindrom Asperger sebagai sebuah bentuk autisme. Seringnya, disebut sebagai "autisme yang memiliki banyak fungsi/high-functioning autism". Hal ini berarti setiap penderita sindrom Asperger terlihat seperti halnya bukan seorang autis, tetapi ketika dilihat, otak mereka bekerja secara berbeda dari orang lain. Para dokter juga sering mengambil kesimpulan yang salah mengenai sindrom Asperger setelah mendiagnosis penderitanya, dan memvonisnya sebagai pengidap skizofrenia, ADHD, sindrom

Tourette atau kelainan mental lainnya.

10

Bagian otak yang memiliki kaitan untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain juga sebenarnya mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan juga keseimbangan tubuh. Karena itu, seorang penderita sindrom Asperger mungkin mengalami masalah yang melibatkan pergerakan tubuh, seperti halnya olah raga, atau bahkan jalan kaki, yang kadangkadang sering terpeleset. Mereka juga memiliki kebiasaan grogi/nervous. Para penderita sindrom Asperger cenderung lebih baik dibandingkan orang-orang lain dalam beberapa hal seperti matematika dan hitung-hitungan, tulisan serta pemrograman komputer. Banyak Penderita sindrom Asperger memiliki cara penulisan yang lebih baik dibandingkan dengan cara mereka berbicara dengan orang lain. Mereka juga memiliki sebuah minat yang khusus yang mereka tekuni dan bahkan mereka menekuninya sangat detail, serta mereka justru menemukan hal-hal kecil yang orang lain sering melewatkannya

F. Penanganan Autism Syndrome Penanganan yang banyak diterapkan untuk anak autism syndrome antara lain: 1. Penanganan Biomedis Diperkenalkan oleh Paul Shattock, PhD dari universitas Sunderland, Inggris. Hasil penelitian: anak ASD tidak dapat mencerna casein (protein susu) dan gluten (protein gandum) dengan sempurna sehingga menjadi peptide yang efeknya seperti opioid. Tujuan: memperbaiki metabolism tubuh dengan mengatur pola makan. Pemeriksaan sebelum melakukan diet dapat dilakukan pemeriksaan berikut: a. Urin: jumlah peptide b. Feses: jamur, bakteri, pencernaan c. Darah: alergi makanan, system kekebalan tubuh d. Rambut: logam berat Tahapan-tahapan intervensi antara lain :

11

TAHAP 1 : GENCATAN SENJATA Diet casein dan gluten (GFCF). Dimulai dengan diet susu dan makanan yang mengandung susu (3 minggu). Dilanjutkan dengan diet makanan yang mengandung gandum, barley, oats, rye (3 bulan). Bila tidak ada kemajuan bisa dihentikan.

TAHAP 2 : MENILAI MASALAH Membuat buku harian makanan, menemukan makanan lain yang efeknya buruk bagi anak. Anak sering sangat suka pada makanan yang sebenarnya dilarang. Pemeriksaan jamur dan parasit pada usus.

TAHAP 3 : REKONSTRUKSI Tujuan akhir: anak dapat mengkonsumsi makanan senormal mungkin. Pemberian suplemen: EPO, asamamino, enzym, L-Glutamine. Jenis dan dosis suplemen harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.

2. Medikamentosa Adanya abnormalitas anatomi dan kimia otak pada penyandang autism. Terapi obat ditujukan untuk mengurangi hiperaktifitas, stimulasi diri, menarik diri, agresifitas, gangguan tidur. Pemberian antipsikotik dalam dosis rendah dapat membantu.

3. Terapi Sensory Integration Banyak anak autis yang mengalami gangguan dalam pengolahan input sensorik yaitu sekumpulan gejala yang merupakan respon aversif terhadap stimuli yang tidak berbahaya.

12

Amat menghambat penyesuaian diri dan perkembangan kognitif. Reaksi yang muncul: hipersensitif atau hiposensitif. Terapi SI dikembangkan oleh DR. Ayres Disfungsi pada mekanisme SI menyebabkan perilaku dan cara belajar yang mal-adaptif.

Mekanisme SI terjadi dibatang otak dan thalamus yang bertugas menyaring input-input sensorik sebelum mengirim kecortex untuk fungsi luhur.

Terapi ini dilakukan dalam ruang khusus dengan berbagai alat yang akan memberi input sensorik, mendukung terjadinya respon adaptif, memperbaiki fungsi batang otak dan thalamus.

Latihan perlu juga dilakukan dirumah berupa berbagai aktifitas yang disarankan oleh terapis.

4. Terapi ABA 5. Pendidikan khusus

G. Strategi Pembelajaran yang Tepat (dalam Bible Study) pada Autism Syndrome Salah satu upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dan pendidikan anak autisme diperlukan pendidikan integrasi dan implementasinya dalam bentuk group/kelas (sekolah), individu (one on one) serta pembelajaran individual melalui modifikasi perilaku. 1. Pendidikan Integratif Konsep pendidikan integratif memiliki penafsiran yang bermacam-macam antara lain: a. Menempatkan dan mengintegrasikan anak autisme dengan anak normal secara penuh Pendidikan yang berupaya mengoptimalkan perkembangan fungsi kognitif, efektif, fisik, intuitif secara integrasi b. Mengintegrasikan pendidikan anak autisme dengan pendidikan pada umumnya

13

c. Mengintegrasikan dan mengoptimalkan perkembangan kognisi, emosi, jasmani, intuisi, pada autism d. Mengintegrasikan apa yang dipelajari disekolah dengan tugas masa depan e. Mengintegrasikan manusia sebagai mahluk individual sekaligus mahluk sosial Cara mengajarkan anak Alkitab adalah dengan cara A Life of Preparation adalah asuhan dan didikan dari orangtua untuk mengenal kehidupan yang sesuai dengan isi Alkitab, serta mendoakan anak.

H. Sekolah / Klinik Terapi untuk Autism Syndrome Adapun beberapa sekolah didirikan sebagai sumber actual yang dapat memberikan informasi tentang pendidikan bagi siswa autis dan menangani anak-anak yang terkena autism syndrome : 1. Bintang Kecil Indonesia - BPAB (Ibu Sita Purba) Jl. Legoso Raya Komp. Telkom Blok. A8 No. 7 Ciputat Tangerang Ph. 74702822, HP : 0816-4826051 2. Talenta Centre Villa Bintaro Regency Jl. Sumatra Blok. C-1 No. 2 Pondok Aren- Tangerang 15226 Ph. 7451970 3. Pelatihan Al-Ihsan untuk Anaka Autisma Perum.Villa Melati Mas Blok. D Jl. Dahlia II No. 6 BSD Serpong Tangerang Ph. 5386461 Batan Indah Blok. A Tangerang Ph. 75874961

14

Berikut juga adalah beberapa informasi mengenai tempat yang merupakan klinik terapi bagi anak autis 1. Pelatihan Al-Ihsan untuk anak autism Perumahan Villa Melati Mas Blok. D Jl. Dahlia II No. 6 BSD Serpong Tangerang Ph. 5386461 2. Permata Insania Jl. PareBlok C I No. 5. Sektor 1.6 BSD Tangerang Ph. 5383707 3. Yayasan Firstika Giri Loka II Blok Q No. 36 BSD Tangerang Ph. 5370105 4. Talenta Centre Villa Bintaro Regency Jl. Sumatra Blok. C-1 No. 2 Pondok Aren-Tangerang 15226 Ph. 7451970 5. Bintang Kecil Indonesia - BPAB (Ibu Sita Purba) Jl. Legoso Raya Komp. Telkom Blok. A8 No. 7 Ciputat Tangerang Ph. 74702822, HP : 0816-4826051

I. Tokoh Inspirasi dari Autism Syndrome Nama Temple Grandin memang kurang dikenal di Indonesia. Namun, namanya sudah sangat dikenal luas di Amerika Serikat, terutama jika dihubungkan dengan dunia autisme Ia berhasil meraih gelar sarjana jurusan psikologi dari Franklin Pierce College pada 1970, gelar master jurusan pengetahuan binatang dari Arizona State University pada 1975, dan gelar doktor jurusan pengetahuan binatang dari University of Illionis di Urbana Champaign pada 1989. Bagi

15

seorang penyandang autis, tentu prestasinya ini sangat luar biasa. Setelah itu, ia meneruskan pendidikannya ke universitas. Ia berhasil meraih gelar sarjana jurusan psikologi dari Franklin Pierce College pada 1970, gelar master jurusan pengetahuan binatang dari Arizona State University pada 1975, dan gelar doktor jurusan pengetahuan binatang dari University of Illionis di Urbana Champaign pada 1989. Bagi seorang penyandang autis, tentu prestasinya ini sangat luar biasa. Pada 2004, ia meraih penghargaan Proggy untuk kategori Visionary dari People for the Ethical Treatment of Animals. Karya-karya tulisnya mengenai autisme yang ditulisnya dari sudut pandang penyandang autis, sangat membantu para ahli dan dunia kedokteran dalam membantu penanganan autis. Karya-karyanya, antara lain Journal of Autism and Developmental

Disorders dan Emergence: Labelled Autistic.

Banyak anak autisme berhasil menjadi orang sukses : 1. London eye : kanvas seukuran 12 ft dengan detail gambar seluas 7 mil kota LONDON dari Canary Whalf sampai dengan London Tower yang dilukisnya hanya berdasarkan ingatanya setelah ia naik helikopter hanya sekali perjalanan.(Dia adalah Stephen Wiltshire, pria berusia 33 tahun yang telah di diagnosis menderita autis sejak umur 3 tahun). 2. Hikari Oe : seorang komposer terkenal di jepang 3. Sue robin : seorang yang mendokumentasikan tentang autisme di dunia, diapun seorang penyandang autis 4. Virginia woolf : seorang penulis yang menulis sambil berdiri

16

5. Leonardo Da vinci : seorang pelukis, lukisan monalisa, berhasil menamatkan sarjana dan iapun memiliki kecendrungan autisme.. 6. Oscar Yura Dompas : seorang penyandang autis berasal dari Indonesia yang berhasil meraih rekor MURI karena menjadi seorang sarjana dan penulis buku "Autistic Journey dan The Life of the Autistic Kid Who Never Gives Up yang juga diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul Menaklukkan Autis. "

J. Perspektif Kristen dari Autism Syndrome Pada hari terakhir penciptaan, Tuhan berkata,Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita (Kejadian 1:26). Dari ayat tersebut jelas bahwa setiap manusia adalah gambar dan rupa Allah. Oleh karenanya, manusia juga disebut sebagai makhluk yang unik karena berbeda antara satu dengan yang lainnya. Allah menciptakan dan memberikan telenta kepada setiap manusia dengan ukuran yang berbeda-beda. Ada yang diberikan-Nya sebanyak satu talenta, dua talenta, dan juga tiga talenta (Matius 25:15). Sama halnya juga kepada setiap siswa yang autis. Setiap siswa yang autis pasti memiliki talenta yang telah Tuhan titipkan kepada mereka untuk dikembangkan demi kemuliaan nama Tuhan dan juga untuk menjadi berkat bagi orang lain. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu membantu siswa yang autis untuk menemukan dan mengembangkan talenta mereka. Seorang guru harus memperlakukan siswa yang autis sama dengan siswa normal yang lainnya karena setiap orang sama yaitu gambar dan rupa Tuhan. Namun, guru harus memberikan pelayanan yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan setiap anak supaya talenta yang siswa miliki dapat berkembang dengan maksimal.

17

REFERENCE

Alamat Terapi Autis. Diperoleh tanggal 09 Februari 2012, dari http://munama.multiply.com/journal/item/101?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal %2Fitem

Anak

Autis Bergelar Doktor. Diperoleh tanggal 09 Februari http://keranjangbesar.com/Renungan/anak-autis-bergelar-doktor.html

2012,

dari

Anak

Autis yang Berprestasi. Diperoleh tanggal 09 Februari 2012, http://newdinala.blogspot.com/2010/06/anak-autis-yang-berprestasi.html

dari

Artikel Peduli Autis. (2012). Penderita Autis, Pendidikan serta Penanganan. Diperoleh tanggal 09 Februari 2012, dari http://www.autis.info/index.php/artikelmakalah/artikel/261-penderita-autis-pendidikan-serta-penanganan

Autis. (2011). Diperoleh tanggal 09 Februari http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=93223

2012,

dari

Barara.

(2010). Autisme. Diperoleh tanggal 08 Februari 2012, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19080/3/Chapter%20II.pdf

dari

Ginanjar, A.S. (2011). Penanganan Terpadu Bagi Anak Autis. Diperoleh tanggal 09 Februari 2012, dari http://www.lspr.edu/csr/autismawareness/media/seminar/Penanganan%20Terpadu%2 0bagi%20Anak%20Autis%20-%20Dr%20Adriana%20S%20Ginanjar%2009-0908.pdf

Haryanto, A.T. (2011). Konsultan anak berkesulitan belajar dan Pelayanan Autisme. Diperoleh tanggal 09 Februari 2012, dari http://www.autis.info/index.php/artikelmakalah/makalah/151-penanganan-masalah-belajar-anak-autisme-melaluipendidikan-integrasi

Masyarakat Peduli Autis Indonesia. (2012). Apakah autism itu?. Diperoleh tanggal 08 Februari 2012, dari http://autismindonesia.org/apakah-autisme-itu.html

Masyarakat Peduli Autis Indonesia. (2012). Autisme. Diperoleh tanggal 08 Februari 2012, dari http://autismindonesia.org/autisme.html

Masyarakat Peduli Autis Indonesia. (2012). Gejala autism. Diperoleh tanggal 08 Februari 2012, dari http://autismindonesia.org/gejala-autis.html

Mengenal Penyakit Autis. (2011). Diperoleh tanggal 09 Februari 2012, http://www.kesehatan123.com/2543/mengenal-penyakit-autisme/

dari

Nurgah. (2010). Penyebab autism. Diperoleh tanggal 08 Februari 2012, dari http://dir.unikom.ac.id/s1-final-project/fakultas-desain/desain-komunikasivisual/2010/jbptunikompp-gdl-aangnurgah-22975/3-unikom-a-i.pdf/ori/3-unikom-ai.pdf

Penderita Autis, Pendidikan Serta Penanganan. (2009). Diperoleh tanggal 09 Februari 2012, dari http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/artikel/261-penderitaautis-pendidikan-serta-penanganan

Penyebab Anak Menjadi Penderita Autisme. (2010). Diperoleh tanggal 09 Februari 2012, dari http://www.sabdaspace.org/penyebab_anak_menjadi_penderita_autisme_cacat_otak_ add_adhd_asperger_hyperaktive

Santoso, M.P. (2011). Pola Alkitabiah pendidikan anak 7-12 tahun yang efektif untuk proses pembentukan karakter pemimpin-hamba di seminari anak Pelangi Kristus. Diperoleh tanggal 09 Februari 2012, dari http://www.seabs.ac.id/journal/april2011/Pola%20Alkitabiah%20Pendidikan%20Ana k%207-12%20Tahun.pdf

Sekolah Khusus untuk Anak Autis. (2009). Diperoleh tanggal 09 Februari 2012, dari http://www.zonasekolah.net/2009/01/sekolah-khusus-untuk-anak-autis.html

Sindrom Asperger. (2012). Diperoleh tanggal http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Asperger

10

Februari

2012,

dari

Anda mungkin juga menyukai

  • TCWDA Tunarungu
    TCWDA Tunarungu
    Dokumen15 halaman
    TCWDA Tunarungu
    Noni Yesiska Situmorang
    Belum ada peringkat
  • TCWDA Tunanetra
    TCWDA Tunanetra
    Dokumen18 halaman
    TCWDA Tunanetra
    Noni Yesiska Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Paper Tunarungu
    Paper Tunarungu
    Dokumen10 halaman
    Paper Tunarungu
    Noni Yesiska Situmorang
    Belum ada peringkat
  • China
    China
    Dokumen46 halaman
    China
    Noni Yesiska Situmorang
    Belum ada peringkat
  • TEORI PROBABILITAS
    TEORI PROBABILITAS
    Dokumen50 halaman
    TEORI PROBABILITAS
    Noni Yesiska Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Paper Tunanetra
    Paper Tunanetra
    Dokumen9 halaman
    Paper Tunanetra
    Noni Yesiska Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Pengukuran
    Sejarah Pengukuran
    Dokumen28 halaman
    Sejarah Pengukuran
    Noni Yesiska Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Alat Indra Manusia
    Alat Indra Manusia
    Dokumen14 halaman
    Alat Indra Manusia
    Noni Yesiska Situmorang
    Belum ada peringkat