PUJI ASTUTI NINGSIH RAMA ELSI FITRI SAFITRI SHITA SEVITA RINI
2.
3.
4.
Sebuah matriks yang hanya memenuhi syarat 1 sampai 3 adalah matriks yang dalam bentuk baris eleson. Sedangkan jika syarat keempat juga dipenuhi,maka matriks tersebut dapat dikatakan dalam bentuk baris eleson yang tereduksi.
Contoh:
1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 2 2
baris pertama memenuhi syarat 1
0 0 0 0
1 0 0 0
-2 0 0 0
0 1 0 0
1 3 0 0
Matriks- matriks berikut ini berada dalam bentuk baris- eselon tetapi bukan dalam bentuk bariseselon tereduksi
1 4 3 7 0 1 6 2 0 0 1 5 , 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 2 6 0 0 0 1 -1 0 0 0 0 0 1
ELIMINASI GAUSS-JORDAN
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear adalah metode eliminasi gauss-jordan. Metode ini diberi nama Gauss-jordan untuk menghormati Carl Friedrich Gauss dan Wilhelm Jordan. Metode ini sebenarnya adalah modifikasi dari metode eliminasi gauss, yang dijelaskan oleh jordan di tahun 1887. Metode Gauss-Jordan ini menghasilkan matriks dengan bentuk baris eselon yang tereduksi , sementara eliminasi Gauss hanya menghasilkan matriks sampai pada bentuk baris eselon . Selain untuk menyelesaikan sistem persamaan linear, metode eliminasi Gauss-jordan ini dapat pula digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks.
Prosedur umum untuk metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah 1. ubah sistem persamaan linear yang ingin dihitung menjadi matriks augmentasi. 2. lakukan operasi baris elementer pada matriks augmentasi untuk mengubah matriks A menjadi dalam bentuk baris eselon yang tereduksi. Contoh mengubah sistem persamaan linear menjadi matriks augmentasi
X + 3y 2z =5 3x + 5y + 6z = 7 2x + 4y + 3z = 8
1 3 2
3 5 4
-2 6 3
5 7 8
Pengubahan dilakukan dengan membuat matriks yang elemen-elemennya adalah koefisien-koefisien dari sistem persamaan linear.
Langkah 1 : Tempatkan kolom paling kiri yang tidak seluruhnya terdiri dari nol.
0 2 2 0 4 4 -2 0 -10 6 -5 6 7 12 -5 12 28 -1
Langkah 2: Pertukarkan baris teratas dengan baris lainnya, jika perlu, untuk membawa salah satu anggota tak-nol keposisi paling atas dari kolom yang didapatkan dalam langkah 1
2 0 2
4 0 4
-10 6 -2 0 -5 6
12 7 -5
28 12 -1
Langkah 3 : Jika anggota yang sekarang berada di posisi paling atas pada kolom yang ditemukan dalam langkah 1 adalah a, kalikan baris pertama dengan 1/a untuk mendapatkan utama 1.
1 0 2
2 0 4
-5 -2 -5
3 0 6
6 7 -5
14 12 -1
Langkah 4 : Tambahkan hasil kali yang sesuai dari baris teratas ke baris-baris di bawahnya sedemikian sehingga semua anggota dibawah utama 1 menjadi nol.
1 0 0
2 0 0
-5 -2 5
3 0 0
6 14 7 12 -17 -29
Langkah 5: sekarang tutup barisan teratas matriks tersebut dan mulai lagi dengan langkah 1 yang di terapkan pada sub-matriksyang tersisa. Lanjutkan cara ini sampai semua matriks berada dalam bentuk bariseselon.
1 0 0
2 0 0
-5 -2 5
3 0 0
6 14 7 12 -17 -29
kolom tak-nol paling kiri dalam sub-matriks
1 0 0
2 -5 0 1 0 5
3 0 0
6 -17
4 -6 -29
1 0 0
2 -5 0 1 0 0
3 6 0 0
4 -6 1
1 2 -5 3 6 0 0 1 0 0 0 0 0
4 -6 1
1 2 -5 3 6 0 0 1 0 0 0 0 0 1
4 -6 2
Langkah 6 : mulai dari baris tak-nol terakhir dan kerjakan keatas, tambahkan perkalian yang sesuai dari masingmasing baris ke baris-baris diatasnya untuk mendapatkan noldi atas utama 1
1 0 0 2 0 0 -5 1 0 3 0 0 6 0 1 14 1 2
1 0 0
2 0 0
-5 1 0
3 0 0
0 0 1
2 1 2
1 0 0
2 0 0
0 1 0
3 0 0
0 0 1
7 1 2
SUBSTITUSI - BALIK
Suatu sistem persamaan linear dengan menggunakan eliminasi Gaussian untuk membawa matrik yang diperbanyak menjadi berbentuk baris eselon tanpa melanjutkan semua cara menuju bentuk baris-eelon tereduksi. Jika ini dilakukan sistem persamaan yang berpadanan bisa di selesaikan dengan suatu teknik yang disebut substitusi-balik.
Contoh :
1 0 0 0 3 0 0 0 -2 1 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 3 1 0 0 1 0
X = -3x + 2x 2x x = 1 2x 3x X =
Langkah 2 : Mulai dengan persamaan yang paling bawah dan lanjutkan keatas, secara berturut-turut substitusikan masing-masing persamaan kesemua persamaan diatas nya.
Mensubsitusikan x =
X = -3x + 2x x = -2x X =
2x
2x
Langkah 3 : tetapkan sebarang nilai untuk peubah- peubah acak, jika ada. Jika kita memberikan sebarang nilai r, s, dan t masing- masing ke x ,x , dan x , penyelesaian umumnya di berikan oleh rumus
X = 3r -4s 2t,
x =r, x =-2s,
x =s, x =t, x =
SISTEM LINEAR HOMOGEN Suatu system persamaan linear dikatakan homogen jika konstantanya semua nol yaitu, jika system tersebut mempunyai bentuk :
Setiap sistem persamaan linear homogen mempunyai sifat konsisten, karena semua sistem seperti itu mempunyai sebagai penyelesaiannya. Penyelesaian ini disebut penyelesaian trivial; jika ada penyelesaian yang lain, maka penyelesaiannya disebut penyelesaian taktrivial.
Karena sistem linear homogeny selalu mempunyai penyelesaian trivial, maka hanya ada dua kemungkinan untuk penyelesaiannya:
tersebut hanya mempunyai penyelesaian trivial 2. Sistem tersebut mempunyai takhingga banyaknya penyelesaian disamping penyelesaian trivial
1. Sistem
Dalam kasus sistem linear homogen khususnya dari dua persamaan dengan dua peubah, katakanlah