Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK 3

PUJI ASTUTI NINGSIH RAMA ELSI FITRI SAFITRI SHITA SEVITA RINI

: 10130242 :10130250 : 10130294 : 10130305

BENTUK BARIS-ESELON TEREDUKSI


Sebuah matriks sendiri bisa dikatakan bentuk baris eselon yang tereduksi jika telah memenuhi syarat-syarat berikut ini. 1. Jika sebuah baris seluruhnya bukan merupakan angka nol,maka angka bukan nol pertama pada baris tersebut adalah angka 1 (utama 1) Jika ada baris yang seluruhnya terdiri dari angka nol, maka baris tersebut dikelompokkan dibaris paling bawah dari matriks. Jika ada dua baris berurutan yang sama-sama tidak terdiri dari angka nol seluruhnya,maka utama 1 dari baris yang lebih bawah berada disebelah kanan dari utama 1 yang berada di baris yang lebih atas. Pada setiap kolom yang memiliki utama 1 dikolomnya, maka nilai yang ada dikolom tersebut kecuali utama 1 adalah nol.

2.

3.

4.

Sebuah matriks yang hanya memenuhi syarat 1 sampai 3 adalah matriks yang dalam bentuk baris eleson. Sedangkan jika syarat keempat juga dipenuhi,maka matriks tersebut dapat dikatakan dalam bentuk baris eleson yang tereduksi.

Contoh:
1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 2 2
baris pertama memenuhi syarat 1

baris ketiga memenuhi syarat 2

baris perama,kedua dan ketiga memenuhi syarat ke 3 dan syarat ke 4

Contoh matriks-matriks berikut ini berada dalam bentuk baris-eselon tereduksi


1 0 0 0 0 4 1 0 7 0 1 -1 , 1 0 0 0 1 0 0 0 1 , 0 0 0 0

0 0 0 0

1 0 0 0

-2 0 0 0

0 1 0 0

1 3 0 0

Matriks- matriks berikut ini berada dalam bentuk baris- eselon tetapi bukan dalam bentuk bariseselon tereduksi
1 4 3 7 0 1 6 2 0 0 1 5 , 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 2 6 0 0 0 1 -1 0 0 0 0 0 1

ELIMINASI GAUSS-JORDAN
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear adalah metode eliminasi gauss-jordan. Metode ini diberi nama Gauss-jordan untuk menghormati Carl Friedrich Gauss dan Wilhelm Jordan. Metode ini sebenarnya adalah modifikasi dari metode eliminasi gauss, yang dijelaskan oleh jordan di tahun 1887. Metode Gauss-Jordan ini menghasilkan matriks dengan bentuk baris eselon yang tereduksi , sementara eliminasi Gauss hanya menghasilkan matriks sampai pada bentuk baris eselon . Selain untuk menyelesaikan sistem persamaan linear, metode eliminasi Gauss-jordan ini dapat pula digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks.

Prosedur umum untuk metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah 1. ubah sistem persamaan linear yang ingin dihitung menjadi matriks augmentasi. 2. lakukan operasi baris elementer pada matriks augmentasi untuk mengubah matriks A menjadi dalam bentuk baris eselon yang tereduksi. Contoh mengubah sistem persamaan linear menjadi matriks augmentasi

X + 3y 2z =5 3x + 5y + 6z = 7 2x + 4y + 3z = 8

1 3 2

3 5 4

-2 6 3

5 7 8

Pengubahan dilakukan dengan membuat matriks yang elemen-elemennya adalah koefisien-koefisien dari sistem persamaan linear.

LANGKAH- LANGKAH PADA ELIMINASI GAUSSIAN


misal:
0 2 2 0 4 4 -2 0 -10 6 -5 6 7 12 -5 12 28 -1

Langkah 1 : Tempatkan kolom paling kiri yang tidak seluruhnya terdiri dari nol.
0 2 2 0 4 4 -2 0 -10 6 -5 6 7 12 -5 12 28 -1

Kolom tak-nol paling kiri

Langkah 2: Pertukarkan baris teratas dengan baris lainnya, jika perlu, untuk membawa salah satu anggota tak-nol keposisi paling atas dari kolom yang didapatkan dalam langkah 1

2 0 2

4 0 4

-10 6 -2 0 -5 6

12 7 -5

28 12 -1

Langkah 3 : Jika anggota yang sekarang berada di posisi paling atas pada kolom yang ditemukan dalam langkah 1 adalah a, kalikan baris pertama dengan 1/a untuk mendapatkan utama 1.

1 0 2

2 0 4

-5 -2 -5

3 0 6

6 7 -5

14 12 -1

Langkah 4 : Tambahkan hasil kali yang sesuai dari baris teratas ke baris-baris di bawahnya sedemikian sehingga semua anggota dibawah utama 1 menjadi nol.

1 0 0

2 0 0

-5 -2 5

3 0 0

6 14 7 12 -17 -29

Langkah 5: sekarang tutup barisan teratas matriks tersebut dan mulai lagi dengan langkah 1 yang di terapkan pada sub-matriksyang tersisa. Lanjutkan cara ini sampai semua matriks berada dalam bentuk bariseselon.

1 0 0

2 0 0

-5 -2 5

3 0 0

6 14 7 12 -17 -29
kolom tak-nol paling kiri dalam sub-matriks

1 0 0

2 -5 0 1 0 5

3 0 0

6 -17

4 -6 -29

1 0 0

2 -5 0 1 0 0

3 6 0 0

4 -6 1

1 2 -5 3 6 0 0 1 0 0 0 0 0

4 -6 1

kolom tak-nol paling kiri dalam sub-matriks yang baru

1 2 -5 3 6 0 0 1 0 0 0 0 0 1

4 -6 2

Langkah 6 : mulai dari baris tak-nol terakhir dan kerjakan keatas, tambahkan perkalian yang sesuai dari masingmasing baris ke baris-baris diatasnya untuk mendapatkan noldi atas utama 1
1 0 0 2 0 0 -5 1 0 3 0 0 6 0 1 14 1 2

1 0 0

2 0 0

-5 1 0

3 0 0

0 0 1

2 1 2

1 0 0

2 0 0

0 1 0

3 0 0

0 0 1

7 1 2

Matriks terakhir berbentuk bariseselon tereduksi

SUBSTITUSI - BALIK
Suatu sistem persamaan linear dengan menggunakan eliminasi Gaussian untuk membawa matrik yang diperbanyak menjadi berbentuk baris eselon tanpa melanjutkan semua cara menuju bentuk baris-eelon tereduksi. Jika ini dilakukan sistem persamaan yang berpadanan bisa di selesaikan dengan suatu teknik yang disebut substitusi-balik.

Contoh :
1 0 0 0 3 0 0 0 -2 1 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 3 1 0 0 1 0

Untuk menyelesaikan sistem persamaan yang berpadanan x + 3x - 2x + 2x = 0 X + 2x + 3x = 1 X =

Langkah 1 : selesaikan persamaan untuk peubah -peubah utama

X = -3x + 2x 2x x = 1 2x 3x X =

Langkah 2 : Mulai dengan persamaan yang paling bawah dan lanjutkan keatas, secara berturut-turut substitusikan masing-masing persamaan kesemua persamaan diatas nya.

Mensubsitusikan x =

kepersamaan kedua menghasilkan

X = -3x + 2x x = -2x X =

2x

Mensubstitusikan x = -2x kepersamaan pertama menghasilkan

X = -3x -4x x = -2x X =

2x

Langkah 3 : tetapkan sebarang nilai untuk peubah- peubah acak, jika ada. Jika kita memberikan sebarang nilai r, s, dan t masing- masing ke x ,x , dan x , penyelesaian umumnya di berikan oleh rumus

X = 3r -4s 2t,

x =r, x =-2s,

x =s, x =t, x =

SISTEM LINEAR HOMOGEN Suatu system persamaan linear dikatakan homogen jika konstantanya semua nol yaitu, jika system tersebut mempunyai bentuk :

a11 x1  a12 x 2  ...........  a1n x n ! 0 a 21 x1  a 22 x 2  ...........  a 2 n x n ! 0


a m1 x1  a m 2 x 2  ........  a mn x n ! 0

Setiap sistem persamaan linear homogen mempunyai sifat konsisten, karena semua sistem seperti itu mempunyai sebagai penyelesaiannya. Penyelesaian ini disebut penyelesaian trivial; jika ada penyelesaian yang lain, maka penyelesaiannya disebut penyelesaian taktrivial.

Karena sistem linear homogeny selalu mempunyai penyelesaian trivial, maka hanya ada dua kemungkinan untuk penyelesaiannya:

tersebut hanya mempunyai penyelesaian trivial 2. Sistem tersebut mempunyai takhingga banyaknya penyelesaian disamping penyelesaian trivial
1. Sistem

Dalam kasus sistem linear homogen khususnya dari dua persamaan dengan dua peubah, katakanlah

a1 x  b1 y ! 0 ( a1, b1 tidak keduanya nol) a 2 x  b2 y ! 0 ( a 2 , b2 tidak keduanya nol)


Grafik persamaannya berupa garis-garis yang melalui titik asal, dan penyelesaian trivialnya berpadanan dengan perpotongan dititik asal.

Anda mungkin juga menyukai