Anda di halaman 1dari 5

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri

dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Contoh: Barang siapa tiada memegang agama, Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. Barang siapa mengenal yang empat, Maka ia itulah orang yang marifat. Gendang gendut tali kecapi Kenyang perut senang hati Pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji, saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda di Riau (1844-1857). Gurindam 12 pasal karya Raja Ali Haji yang terkenal berjudul Gurindam Dua Belas.

Peribahasa
Peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena ia didahului oleh perkataan seolah-olah, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai dan umpama.(Kumpulan Peribahasa Indonesia)

Seloka merujuk kepada puisi Melayu bebas yang tidak mempunyai bentuk tertentu dari segi rangkap, jumlah baris, samaada mempunyai irama atau tidak. Secara amnya,, ia terdiri daripada ungkapan sejajar yang melebihi daripada dua baris, mempunyai kadensa yang sama seperti talibun dan prosa berirama. Satu ciri penting bagi seloka adalah ia mempunyai maksud mengejek, menyindir secara serius atau jenaka, mengkritik tingkah-laku dan sifat negatif. Antara contoh seloka yang terdapat dalam kesusteraan Melayu lama adalah :y y y

Seloka Emak Si Rendang Seloka Pak Kaduk Seloka Pak Pandir

[sunting] Seloka Pak Kaduk

Aduhai malang Pak Kaduk Ayamnya menang kampung tergadai Ada nasi dicurahkan Awak pulang kebuluran Mudik menongkah surut Hilir menongkah pasang Ada isteri dibunuh Nyaris mati oleh tak makan Masa belayar kematian angin Sauh dilabuh bayu berpuput Ada rumah bertandang duduk
1. Gurindam

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. contoh : Pabila banyak mencela orang Itulah tanda dirinya kurang Dengan ibu hendaknya hormat Supaya badan dapat selamat
2. Hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
3. Karmina

Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung. Contoh : Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu masih bertanya pula

4. Pantun

Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a, a-a-b-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. 1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata. Contoh : Kayu cendana diatas batu Sudah diikat dibawa pulang Adat dunia memang begitu Benda yang buruk memang terbuang
5. Seloka

Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. a. contoh seloka 4 baris: anak pak dolah makan lepat, makan lepat sambil melompat, nak hantar kad raya dah tak sempat, pakai sms pun ok wat ? b. contoh seloka lebih dari 4 baris: Baik budi emak si Randang Dagang lalu ditanakkan Tiada berkayu rumah diruntuhkan Anak pulang kelaparan Anak dipangku diletakkan Kera dihutan disusui Pengertian : Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris.

Karmina adalah pantun yang sering digunakan dan disajikan dalam acara-acara penting dibudaya betawi juga didalam pelajaran Bahasa Indonesia SMA, SMP karmina merupakan unsur yang tidak mungkin dilupakan. Ciri-ciri : 1. 2. 3. 4. Terdiri dari dua baris Bersajak a-a Terdiri dari 8-12 suku kata Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi

Contoh :
y y y y y y y y

Sudah gaharu cendana pula. Sudah tahu masih bertanya pula. Dahulu parang sekarang besi. dahulu sayang sekarang benci. Dahulu sedan sekarang mercy. Dahulu teman sekarang istri. Ada tempayan gede tutupnya. Anak perawan gede kentutnya. Iklan sembilang di balik batu. Sudah dibilang jangan mengganggu. Sirsak sirsak nangka belanda. Pikiran rusak digoda janda. Candi Mendut rusak jalannya. Orang gendut banyak makannya. Siti Bagendit jangan dicaci. Kakek genit digoda banci.

6. Syair

Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud). Syair berasal dari Arab.
7. Talibun

Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya. Contoh Talibun : Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak beli Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan

Ibu cari sanakpun cari Induk semang cari dahulu

Anda mungkin juga menyukai