Anda di halaman 1dari 2

Keajaiban Darah Tali Pusat

Darah tali pusat mengandung banyak stem cells yang bisa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kelainan darah dan penyakit lain pada bayi maupun keluarganya. Penerapan teknologi sel induk ini memberikan secercah harapan untuk terhindar dari berbagai jenis penyakit. Keajaiban sel induk yang berasal dari darah tali pusat telah dirasakan banyak orang di berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah Oh Tze Sun (6), bocah asal Singapura yang divonis menderita talasemia mayor sejak berusia enam bulan. Pada Juli 2001, Oh diberi suntikan darah tali pusat dari bocah yang tak berhubungan kekerabatan dengannya. Kini, ia tidak perlu disuntik setiap hari dan mendapat transfusi darah setiap tiga minggu. Kehamilan dan kelahiran merupakan proses alami yang penuh keajaiban. Selama masa kehamilan, tali pusat merupakan satu-satunya penyambung kehidupan antara sang ibu dan bayi. Selama ini ari-ari dan tali pusat pada bayi yang baru lahir dibuang atau dikubur. Ada juga yang menyimpannya karena ada mitos tali pusat bisa membantu kesembuhan anak yang sakit. Ternyata, pada tahun 1963, peneliti di dunia kedokteran menemukan sel induk dari tali pusat dapat dipakai si bayi dan keluarganya untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Sebab, darah di dalam ari-ari dan tali pusat mengandung berjuta-juta sel induk pembentuk darah yang sejenis dengan sel induk yang ditemukan di dalam sumsum tulang. Saat ini penggunaan darah tali pusat dalam terapi klinis lebih banyak digunakan untuk pasien kanker, yakni dengan transplantasi hematopoietic stem cells.

Waspadai Gejala Limfoma Non-Hodgkin


Jika kalian mendapati benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan, dan tidak ada tanda-tanda radang, perlu dicurigai sebagai limfoma non-Hodgkin atau kanker kelenjar getah bening. Namun demikian, tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan kanker kelenjar getah bening. Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa. Limfoma terjadi akibat pertumbuhan yang berlebihan satu klon sel limfosit pada tahapan tertentu saat proses pematangan di kelenjar getah bening. Jenis limfoma yang paling banyak terjadi pada pasien adalah limfoma non-Hodgkin. Limfoma non-Hodgkin (LNH) adalah tumor yang berasal dari pembesaran kelenjar getah bening perifer, terjangkitnya sumsum tulang pada limfoma indolent (jinak), dan pembesaran kelenjar getah bening di rongga dada (mediastinum) serta rongga perut (abdomen) pada limfoma agresif. Adapun gejala sistemiknya berupa demam yang tidak diketahui penyebabnya, berat badan menurun lebih dari 10 kg dalam enam bulan terakhir, dan berkeringat pada malam hari. Orang yang mengalami salah satu gejala di atas dikategorikan dalam penyakit LNH derajat B, sedangkan yang tidak mengalami gejala tersebut dikategorikan dalam LNH derajat A.

Anda mungkin juga menyukai