Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Dalam bisnis kuliner, kemasan atau pembungkus makanan mutlak dibutuhkan.

Ada berbagai jenis bahan yang dapat digunakan untuk membungkus makanan. Untuk industri kuliner skala menengah ke bawah, kertas biasanya menjadi salah satu pilihan dari pembungkus makanan. Kertas terbuat dari serat selulosa, yang biasanya didapatkan dari kayu atau bahan selulosa lainnya melalui salah satu proses pembuatan pulp. Sifat kekuatan dan mekanisnya bergantung pada perlakuan mekanis pada serat serta pada penambahan bahan pengisi dan pengikat. Komponen utama dari kertas adalah felted mat dari serat selulosa. Sedangkan komponen lain dapat meliputi hemiselulosa, lignin, bahan-bahan terekstrak (seperti lilin, fenol, asam aromatis, minyak esensial, pigmen, dan lain-lain), mineral, dan isi lainnya. Pada beberapa industri kuliner, pemilihan jenis kertas yang akan digunakan sebagai pembungkus makanan didasarkan pada beberapa hal, misalnya dari faktor harga dan kualitas kertas. Tentunya mayoritas industri kuliner akan memilih kertas dengan harga semurah mungkin untuk meminimalisir modal produksi. Padahal belum tentu kertas dengan harga murah memiliki kualitas yang baik juga. Pada umumnya juga, kualitas kertas dipengaruhi oleh jenis kertas. Jenis kertas berdasarkan tahap pengerjaan akhirnya (tahap finishing) terbagi menjadi coated paper dan uncoated paper. Coated paper biasanya memiliki lapisan kapur dengan bahan perekat, permukaan halus dan mengkilap, serta daya serap terhadap minyak lemah. Kertas jenis inilah yang sebaiknya digunakan untuk industri kuliner sebagai kertas pembungkus. Namun beberapa industri tetap memilih menggunakan uncoated paper, yang harganya relatif lebih murah. Alasannya adalah karena bahan makanan yang mereka jual tidak mengandung minyak berlebih sehingga tidak dibutuhkan kertas yang daya serap terhadap minyaknya rendah, seperti misalnya kebab, donat, burger, dan lain-lain. Secara umum, karakteristik uncoated paper berkebalikan dari karakteristik coated paper, yaitu tidak diberi lapisan kapur, permukaan kertasnya kasar namun dapat dihaluskan, serta daya serap terhadap minyak cukup tinggi. Yang termasuk dalam uncoated paper adalah kertas HVS. Kualitas kertas yang baik untuk industri kuliner hendaknya adalah kertas dengan daya serap terhadap minyak yang rendah. Kertas yang digunakan sebagai pembungkus hendaknya tahan lama dan tidak cepat rusak dalam menjalankan fungsinya sebagai pembungkus makanan. Bayangkan saja apabila kertas yang digunakan sebagai pembungkus memiliki daya serap terhadap minyak yang tinggi, maka kertas akan cepat rusak sehingga sudah tidak dapat digunakan untuk membungkus makanan lagi. Hal ini tentunya selain merusak kualitas makanan juga membuat estetika penyajian kurang terlihat bagus. Adapun beberapa hal yang diketahui mempengaruhi daya serap kertas terhadap minyak selain jenis kertas antara lain suhu, banyaknya minyak, intensitas angin, serta tebal tipisnya kertas. Semakin tinggi suhu, maka daya serap minyak pada kertas akan semakin tinggi. Karena suhu yang tinggi akan membuat pori-pori kertas membuka lebih lebar sehingga

minyak yang diserap akan semakin banyak, dan kertas menjadi cepat rusak. Semakin banyak minyak, maka daya serap minyak yang dimiliki kertas juga semakin tinggi. Sementara itu, semakin tinggi intensitas angin, maka minyak akan lebih menggumpal dan sulit terserap ke pori-pori kertas sehingga daya serap minyak pada kertas menurun. Tebal tipisnya kertas juga berpengaruh karena semakin tebal kertas, maka daya serap terhadap minyak yang dimiliki oleh kertas akan semakin rendah. Oleh karena hal tersebut, maka praktikan melakukan eksperimen sederhana untuk menguji kecepatan daya serap kertas HVS merk A, B, C, dan D terhadap minyak. Diharapkan kertas pembungkus makanan memiliki daya serap terhadap minyak yang rendah atau setidaknya memiliki waktu serap terhadap minyak yang lama. II. Masalah Berdasarkan fenomena yang terjadi pada beberapa industri kuliner, masih sering dijumpai kertas yang digunakan sebagai pembungkus makanan dengan daya serap terhadap minyak tinggi. Sehingga makanan yang dibungkus berubah kualitas dan rasanya, serta estetika penyajian menurun. Hal ini akan menimbulkan kerugian yang cukup besar untuk industri tertentu karena beberapa konsumen tentunya tidak senang dengan pembungkus makanan yang kualitasnya kurang baik. Sehingga, perlu dicari merk kertas yang memiliki kecepatan daya serap terhadap minyak rendah. III.Tujuan Berdasarkan masalah dan latar belakang di atas, praktikan melakukan eksperimen sederhana dengan tujuan untuk mengetahui kertas merk mana yang memiliki waktu penyerapan minyak paling lama sehingga layak digunakan untuk pembungkus makanan dari keempat merk kertas, yaitu A, B, C, dan D.

BAB II METODE I. Cara Pengerjaan Eksperimen sederhana yang dilakukan oleh praktikan membandingkan empat merk kertas HVS, yakni merk A, B, C, dan D terhadap waktu terserapnya minyak pada kertas tersebut. Pertama, memastikan bahwa seluruh kertas yang akan diuji coba memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama, seperti massa kertasnya (dipilih kertas 70 gram). Biasanya kertas dengan massa kertas yang sama memiliki tebal yang sama. Adapun keempat merk kertas tersebut didapatkan dari pengumpulan kertas dari seluruh anggota kelompok. Setelah itu mempersiapkan minyak yang akan digunakan untuk menguji daya serap terhadap minyak pada kertas-kertas tersebut. Minyak yang digunakan untuk menguji semua kertas adalah minyak yang sama dan dengan banyaknya minyak yang sama juga, yaitu setetes (diteteskan dari pipet tetes yang sama oleh orang yang sama). Kedua, pada masing-masing merk akan dilakukan perulangan sebanyak empat kali, sehingga nantinya akan diperoleh 16 data waktu penyerapan minyak. Pada 16 kertas yang telah diidentifikasikan merknya, digambar area lingkaran dari uang logam Rp50,00. Area lingkaran inilah yang nantinya menjadi standar kapan pengukuran waktu daya serap minyak pada kertas dihentikan. Yaitu ketika satu lingkaran penuh telah dipenuhi oleh minyak. Sebelum percobaan dilakukan, maka praktikan telah memastikan bahwa suhu ruangan saat melakukan percobaan adalah konstan yaitu menggunakan AC dengan suhu 250C. Setelah itu oleh orang yang sama, minyak diteteskan sebanyak 1 tetes ke tengah lingkaran yang telah dibuat dan diukur waktunya dengan stopwatch sampai satu lingkaran penuh menyerap minyak. Setelah itu, dicatat waktu yang dibutuhkan dalam satuan menit. II. Analisis Data Dari hasil eksperimen sederhana di atas didapatkan data waktu minyak terserap pada empat merk kertas (merk A, B, C, dan D) dimana tiap merk dilakukan perulangan sebanyak 5 kali. Semua data pada tabel di bawah ini menggunakan satuan menit. Merk A Merk B Merk C Merk D 15,167 14,550 15,067 14,850
.1

17,750 16,800 17,450 17,383


.2

16,983 18,867 16,583 16,783


.3

21,133 21,117 21,617 21,333


.4

= 14,909

= 17,346

= 17,304

= 21,300

Dari seluruh data, maka diperoleh

..= 17,715 menit.

BAB III PENGOLAHAN DATA Metode desain eksperimen yang dipilih adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap). Hal ini disebabkan praktikan membandingkan 4 treatment dalam satu faktor dan unit eksperimennya berasal dari populasi yang homogen.

Unit eksperimen: kertas Respon: waktu daya serap minyak pada kertas Faktor: merk kertas Level faktor: merk A, merk B, merk C, dan merk D Treatment: pengukuran waktu daya serap minyak pada 4 merk kertas

Penentuan Hipotesis Ho: Tidak ada perbedaan waktu daya serap minyak pada 4 merk kertas yang diuji coba H1: Paling tidak ada 1 merk kertas yang berbeda waktu daya serap minyaknya Tabel Anova
Souce Betwe en Within Total SS 84,13 6 4,198 88,33 3 df 3 12 15 MS 28,04 5 0,350 F 80,17 4

F5%(3,12) = 3,490 Karena F hitung (= 80,174) > F5%(3,12) (= 3,490) maka keputusannya adalah tolak Ho. Sehingga paling tidak ada 1 merk kertas yang berbeda waktu daya serap minyaknya. Mean Plot Multiple Comparisson Perhitungan Tabel Tukey: Efek A A B C D -3,664 s.d. -1,210 -3,623 s.d. -1,169

B * -1,185 s.d. 1,269

C * * -

D * * * -

-7,619 s.d. -5,165 -5,181 s.d. -2,727 -5,223 s.d. -2,769

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil tabel Anova dapat disimpulkan bahwa ada paling tidak 1 merk kertas yang waktu daya serap minyaknya berbeda dari yang lain. Sementara itu, setelah membandingkan grafik mean plot dan tabel Tukey pada tahap multiple comparisson, praktikan dapat mengklasifikasikan 4 merk kertas ke dalam 3 golongan. Pertama, golongan merk kertas yang kualitasnya baik, karena memiliki waktu daya serap minyak yang lama, yaitu merk D. Kedua, golongan merk kertas yang kualitasnya sedang, yaitu merk B dan merk C (keduanya tidak berbeda signifikan ketika dibandingkan melalui tahap multiple comparisson). Dan ketiga, golongan merk kertas dengan kualitas cukup buruk, yaitu merk A. Berarti merk kertas yang cocok dijadikan untuk pembungkus makanan adalah merk D. Adapun eksperimen yang dilakukan oleh praktikan hanyalah eksperimen sederhana. Untuk lebih memastikan keobyektifitasan data yang diperoleh, dapat dilakukan beberapa tahap lagi pada metodenya. Misalnya memastikan tebal kertas yang digunakan sama menggunakan mikrometer sekrup. Kemudian selain mengukur waktu daya serap minyak, juga dapat digunakan penimbangan massa kertas sebelum diberi minyak dan setelah diberi minyak dengan timbangan kertas untuk mengetahui sebanyak apa minyak yang diserap oleh kertas tersebut. Diharapkan dengan hal-hal demikian, hasil yang didapat lebih obyektif, sehingga penarikan kesimpulan lebih sah.

Anda mungkin juga menyukai