Anda di halaman 1dari 15

Negara dan Konstitusi

Pertanyaan
Menganalisis negara dan kostitusi melalui: 1. Pengertian politik yang meliputi budaya politik, partisipasi politik dan etika politik. 2. Hakekat strategi, makna dan sejarah penggunaannya strategi utuk keamanan dan kesejahteraan

Pengertian Negara
Menurut George Jellinek, negara adalah kekuasaan dari sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu. Hegel mengatakan bahwa negara adalah kesusilaan yang muncul sebagai sintetis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.

Pengertian Negara
Menurut Logemenn, negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaan Sedangkan Roger F. Soltau mengatakan bahwa negara adalah alat atau suatu wewenang yang mengatur/mengendalikan persoalan bersama atas nama rakyat

Pengertian Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari kata constitution (Inggris), constituere (Yunani). Dalam bahasa Jerman disebut verfassung. Pengertian menurut Herman Heller dalam bukunya Staatlehre mengemukakan bahwa konstitusi mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.

Pengertian Politik
Politik secara etimologis adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan yang menyangkut kepentingan dari sekelompok masyarakat (negara). Secara umum politik mempunyai dua arti, yaitu politik dalam arti kepentingan umum (politics) dan politik dalam arti kebijakan (policy).

Politik dalam arti politics adalah rangkaian asas/prinsip, keadaan, jalan, cara atau alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan politik dalam arti policy adalah penggunaan pertimbangan tertentu yang dapat menjamin terlaksananya usaha untuk mewujudkan keinginan atau cita-cita yang dikehendaki.

Dapat disimpulkan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem negara dan upaya-upaya dalam mewujudkan tujuan itu, pengambilan keputusan (decisionmaking) mengenai seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuantujuan yang telah ditentukan.

Untuk melaksanakan tujuan itu diperlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi dari sumber-sumber yang ada.

Budaya Politik Budaya politik adalah susunan yang terdiri atas sikap, kepercayaan, emosi, dan nilainilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik.

Partisipasi Politik Budaya politik partisipan adalah salah satu jenis budaya politik bangsa. Budaya politik partisipan sebangun dan selaras dengan sistem politik demokrasi. Budaya politik partisipan diartikan dengan adanya orientasi yang tinggi terhadap semua objek politik, baik objek umum, input, output, serta pribadinya sendiri selaku warga negara

Etika politik Etika politik adalah perkembangan filsafat di zaman pasca tradisional. Dalam tulisan para filosof politik klasik: Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Marsilius dari Padua, Ibnu Khaldun, kita menemukan pelbagai unsur etika politik, tetapi tidak secara sistematik. Dua pertanyaan etika politik di atas baru bisa muncul di ambang zaman modern, dalam rangka pemikiran zaman pencerahan, karena pencerahan tidak lagi menerima tradisi/otoritas/agama, melainkan menentukan sendiri bentuk kenegaraan menurut ratio/nalar, secara etis.

Maka sejak abad ke-17 filsafat mengembangkan pokok-pokok etika politik seperti: Perpisahan antara kekuasaan gereja dan kekuasaan Negara (John Locke) Kebebasan berpikir dan beragama (Locke) Pembagian kekuasaan (Locke, Montesquie) Kedaulatan rakyat (Rousseau) Negara hukum demokratis/republican (Kant) Hak-hak asasi manusia (Locke, dsb) Keadilan sosial

Strategi Nasional Strategi nasional yaitu strategi yang mencakup strategi besar dan di orientasikan pada upaya optimalisasi pelaksanaan pembangunan dan kesejahteraan bangsa. Masalah pembangunan demokrasi di Indonesia, yang dipercaya sebagai sistem yang mampu memberikan ruang bagi hak asasi manusia dan kemakmuran, jika ditinjau dari pemikiran Guillermo Dennel, Philippe C. Schmitter, dan Laurence Whitehead (1992), pada dasarnya masih mempersoalkan dua kontinum ideologi, diktator (otoriter) dan demokrasi (liberal). Mengutip Hernandes, pola umum yang terjadi di Indonesia adalah runtuhnya otoriter dan munculnya keinginan masyarakat menuju demokrasi (era reformasi).

Daftar Pustaka
http//www.scribd.com// Suprapto, Sri Ruspita Murni, Ngadimin Winata, Edison A. Jamli, Suharyanto, Viptii Retna Nugraheni. Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai