Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakakang Asam karboksilat adalah suatu senyawa yang banyak terdapat dialam, asam karboksilat suku rendah (pendek) terdapat dalam keadaan bebas di alam, sedangkan yang bersuku tinggi terdapat dalam keadaan terikat pada alkohol sebagai lilin dan pada gliserol sebagai lemak atau minyak. Dimasa sekarang ini asam karboksilat sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai asam format (cuka parah) untuk mengumpulkan lateks (karet) dan obat pembasmi hama dan asam asetat (cuka) dengan kadar 25% untuk penyedap. Asam sitrat biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam kaleng, asam stearat dgunakan untu membuat lilin. Turunan asam karboksilat yang penting lainnya adalah ester yang terbentuk dari reaksi asam karboksilat dengan alcohol. Reaksi ttersebut disebut dengan reaksi esterifikasi. Senyawa ester banyak terdapat dalam buah-buahan yang digunakan sebagai penyedap, disamping itu digunakan juga sebagai pelarut pada pembuatan cat, cat kuku dan perekat. Digunakan pula sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun, mentega, pemoles mobil dan lantai.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan Untuk mengetahui sifat fisika dari asam karboksilat, kelarutan , keasaman dan aromanya serta membuat beberapa senyawa ester dengan mengidentifikasikan baunya. I.2.2 Tujuan Percobaan 1. Untuk mempelajari sifat fisika dari asam karboksilat, kelarutan, keasamaan, dan aromanya.. 2. Untuk membuat beberapa senyawa ester dengan mengidentifikasikan baunya

I.3 Prinsip percobaan Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan beberapa senyawa asam karboksilat, dan ditambahkan pereaksi untuk mengidentifikasi sifat fisika dan kimia dari asam karboksilat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Teori Umun

Asam karboksilat adalah salah satu asam organic yang terdapat di alam dengan rumus umum:

C R Dimana gugus OH

COOH disebut sebagai gugus karboksil yang merupakan

gabungan dari gugus karbornil dan gugus hidroksil. Rantai samping (-R) dari senyawa ini dapat merupakan alkil, turunan alkena atau senyawa siklik, khususnya aril atau fenil. Sedangkan gugus R-CO- disebut gugus asli yaitu karboksilat yang kehilangan gugus OH nya. O

C R Gugus asli Asam karboksilat beranatai samping alkil dikenal sebagai asam karboksilat jenuh. Hal ini disebabkan karena rantai asam karboksilat ini hanya mengandung ikatan tunggal yang menghubungkan rantai C nya. Atom-atom C dalam rantai karbon ini sudah jenuh terhadap atom H dan tidak dapat lagi terhidrogenasi. Jika ikatan rantai samping asam karboksilat mengandung ikatan rangkap 2 yang menghubungkan rantai karbon selain ikatan tunggal, maka asam karboksilat ini

disebut asam karboksilat tidak jenuh. Ikatan rangkap ini mudah terhidrogenasi dan teroksidasi dalam penyimoanan. Beberapa asam karboksilat tidak jenuh yang penting memiliki ikatan rangkap lebih dari satu. Sifat-sifat fisika asam karboksilat: Karena banyaknya jenis asam karboksilat, ada kesulitan dalam menentukan sifat-sifat fisika secara umum untuk semua asam karboksilat yang tedapat di alam. Tetapi sifat fisika di bawah ini dapat digunakan utuk sebagian besar asam karboksilat: y Dua gugus karboksil dari dua molekul asam karboksilat dapat memebentuk dua ikatan hydrogen. y Karena terdapat dua ikatan hidrogen, ikatan hidrogen antar molekul ini lebih kuat daripada ikatan hidrogen pada alkohol sehingga titik didih asam karboksilat jauh lebih tinggi daripada alkohol. Sifat kimia asam karboksilat Dari namanya, asam karboksilat bersifat asam, meskipun jauh lebih lemah daripada asam-asam anorganik. Namun demikian, asam karboksilat merupakan salah satu asam organic terkuat. R COOH + H2O 99% R COO- + H3O+ 1%

Meskipun sebagian kecil saja asam ini terionisasi dalam air, tetapi asam ini dapat bereaksi dengan basa membentuk garam yang larut dalam air. Garam karboksilat, seperti umumya garam anorganik yang larut dalam air, terionisasi sempurna membentuk ion asetat. Garam karboksilat ini umumnya berbentuk padat. Jika garam ini dibuat dari asam karboksilat dan NaOH, garam karboksilat ini dapat diisolasi dengan menguapkan air, dimana air ini adalah air hasil reaksi penggaraman dan sebagai pelarut basanya. R COOH + NaOH R COONa + H2O

Salah satu turunan asam karboksilat yang penting selain garamnya adalah anhidrida asam karboksilat. Asam karboksilat anhidrida adalah asam karboksilat yang kehilangan satu gugus molekul air dari dua gugus karboksilat. Turunan asam karboksilat yang penting lainnya adalah ester. Ester terbentuk dari reaksi antara asam karboksilat dengan alcohol menggunakan katalis, biasanya asam sulfat pekat. Reaksi ini disebut reaksi pengesteran (esterifikasi) Rumus umum ester adalah: O

C R Kegunaan ester: y Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yang berasal dari asam karboksilat suku rendah dengan alcohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tesebut, sehingga disebut ester buahbuahan. Senyawa disintetis ini banyak disintetis sebagai penyedap atau essence. Disamping itu juga digunakan sebagai pelarut pada permukaan cat, cat kuku, dan perekat. y Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak), digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun dan mentega. y Ester dari alcohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi disebut sebagai lilin (wax) hidrokarbon, lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin paraffin). Kegunaanya itu untuk pemolesan mobil dan lantai. OR

II.2 Uraian bahan 1. Aquadest Nama Resmi : AQUA DESTILLATA (FI. Ed.III hal. 96) Nama Lain Pemerian : Air suling : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Penggunaan 2. Asam asetat Nama Resmi Nama Lain Pemerian : ACIDUM ACETICUM (FI. Ed. III hal 41) : asam asetat, cuka :Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk, rasa asam, tajam. Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan gliserol P. Penyimpanan Khasiat : dalam wadah tertutup rapat : zat tambahan. : Pelarut

3.

Asam benzoat Nama Resmi : ACIDUM BENZOICUM (FI. Ed III hal 49) Nama lain Pemerian Kelarutan : asam benzoate : hablur halus dan ringan; tidak berwarna; tidak berbau : larut dalam lebh kurang 350 bagian air, dalam lebih

kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. Khasiat 4. Asam salisilat Nama resmi Nama lain Pemerian : ACIDUM SALYCILICUM (FI. Ed III hal 56) : asam salisilat : hablur ringan tidak betwarna atau serbuk berwarna putih; : antiseptikum eksteren, anti jamur

hamper tidak berbau; rasa agk manis dan tajam. Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol

(95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutan ammonium asetat p, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P, dan natrium sitrat P. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Khasiat 5. Asam klorida Nam resmi Nama lain Pemerian : ACIDUM HYDROCHLORIDUM (FI Ed III hal 53) : asam klorida : cairan tidak berwana; berasap, bau merangsang, jika : keratolitikum, anti fungi.

diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Khasiat 6. Ammonia Nama resmi Nama lain Pemerian Kelarutan : AMMONIA (FI. Ed III hal 86) : ammonia : cairan jernih tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat : mudh larut dalam air :zat tambahan.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Khasiat 7. Asam sulfat Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM (FI. Ed III hal 58) : zat tambahan.

Nama lain Pemerian

: asam sulfat : cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna; jika

ditambahkan di dalam air menimbulkan panas. Penyimpanan ; dalam wadah tertutup rapat Khasiat 8. Metanol Nama Resmi Nama Lain RM/ BM Pemerian Kelarutan : METHANOL (FI. Ed.IV hal. 1176) : Metil Alkohol : CH3OH/ 32,04 : Cairan tidak berwarna, jernih, berbau khas. : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih, tidak berwarna. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik 9. ; zat tambahan.

BAB III
METODE KERJA

III.1 Alat dan bahan III.1.1 Alat yang digunakan y y y y y y y y y y y y Bunzen Tabung reaksi dan rak tabung Pipet tetes Timbangan anlitik Water bath Gelas kimia Bantang pengaduk Tisu Sumbat kapas Kertas lakmus/indicator universal Label Gelas arloji

III.1.2 Bahan yang digunakan o Asam asetat o Asam benzoate o Asam formiat o Asam salisilat o Etil alcohol o Isobutil alcohol o Isopentil alcohol o Metil alcohol o Metal salisilat o Larutan HCl 3 M, 6M o Larutan NaOH 2 M, 6M o Asam sulfat pekat

o Aquadest

III.2 Cara keraja III.2.1 Asam karboksilat dan garamnya 1. Diisi tabung reaksi yang bersih dan kering dengan 2 ml air dan 10 tetes asam asetat. Dicatat baunya 2. Diaduk larutan dengan batang pengaduk, kemudiaan diukut pH larutan dengan menggunakan kertas indicator universal. Dicatat pHnya. 3. Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 2 M dari larutan diatas, kemudian tabung reaksi ditutup dengan sumbat kapas dan dikocok. Dibuka sumbat kapas dan ditentukan pHnya dan dicatat baunya. 4. Diasamkam kembali larutan dengan penambahan tetes demi tetes HCl 3 M samapi larutan bereaksi asam (dites dengan kertas indicator/lakmus). Dicatat baunya. 5. Ditimbang 0,1 g asam benzoate, dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 ml air. Dicatat baunya, dikocok campuran kemudian dicatat kelarutannya. 6. Ditambahkan 1 ml NaOH 2M dari larutan di atas, ditutup dengan sumbat kapas dan dikocok. Dicatat kelarutan dan baunya. 7. Diasamkan kembali laruta di atas dengan penambahan tetes demi tetes HCl 3M sampai larutan bereaksi asam (dites dengan kertas indicator/lakmus). Diamati dan dicatat perubhan yang terjadi.

III.2.2 Esterifikasi

1.

Disiapkan 7 tabung reaksi yang bersih dan keing, diberi label sesuai dengan sampel uji. Kedalam masing-masing tabung ditambahkan10 tetes asam karboksilat atau 0,1 g padatan asam karboksilat dan 10 tetes alcohol sesuai dengan skema table dibawah ini. Dicatat bau dari tiap hasil reaksi. No 1 2 3 4 5 6 7 Tabung reaksi 1 2 3 4 5 6 7 Asam karboksilat Formiat Formiat Asetat Asetat Salisilat Benzoat Asetat Etil Isobutil Isopentil Etil Metil Etil Metil Alcohol

2. Ditambahkan 5 tetes asam sulfat ke dalam masing-masing tabung dan dicampur isi. 3. Dipanaskan tabung reaski di atas waterbath pada 60oC selama 15 menit. Setelah itu diambil tabung reaksi dari waterbath, didinginkan dan ditambahkan 2 ml air ke dalam masing-masing tabung. Diamati apakah ada lapisan diatas air pada masing-masing tabung. Dicatat 4. Diambil sedikit lapisan teratas dengan menggunakan pipet dan ditempatkan di atas gelas arloji. Dicatat baunya. Dicocokan bau ester dari masingmasing tabung dengan salah satu bau berikut: bau pisang, bau buah frambus (rashberry), bau penghapus cat kuku (nail polish remover) daun bau metill salisilat (minyak wintergreen). III.2.3 Saponifikasi 1. Diisi tabung reaksi yang bersih dan kering dengan 10 tetes metal salisilat dan 5 ml NaOH 6 M. dipanaskan campuran pada air mendidih di atas waterbath selama 30 menit.

Diamati perubahan yang terjadi pada lapisan eter (lapisan metil salisilat), dicatat. 2. Didinginkan tabung reaksi pada suhu kamar dengan menempatkan pada aliran yang dingin. Diamati bau yang terjadi. Dicatat. 3. Dengan hati-hati ditambahkan tetes demi tetes larutan HCl 6M sampai larutan bersifat asam (dites dengan kertas lakmus). Diamati perubahan yang terjadi.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil pengamatan IV.1.1 Asam karboksilat dan garamnya 1. Karakteristik asam asetat

No 1 2 3 Bau

Sifat

Air Cuka Larut 3

Larutan NaOH berbau Larut 14

Lrutan HCl Asam/cuka Larut 0

Kelarutan pH

2. Karakteristik asam benzoate No 1 2 3 Bau Kelarutan pH Sifat berbau Sukar larut dalam air LB LM Air Larutan NaOH berbau Larut 5 Lrutan HCl Bau asam larut 1

IV.1.2 Esterifikasi No 1 2 3 4 5 6 7 Tabung reaksi 1 2 3 4 5 6 7 Asam karboksilat Formiat Formiat Asetat Asetat Salisilat Benzoat Asetat alkohol Etil Isobutil Isopentil Etil Metil Etil Metil ester bau

IV.2 Pemabahasan 1. Dalam menentukan karaketeristik asam asetat dapat dilakukan dengan mengetahui bau, kelarutan dan pH dari asam asetat di dalam air, larutan NaOH dan larutan HCl. Asam asetat yang ada di dalam air memiliki bau yang tajam seperti cuka, larut di dalam air dan memiliki pH 3. Setelah ditambahkan

NaOH larutan tesebut tidak memiliki bau, larut dan pHnya bertambah menjadi 14. Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan lagi larutan HCl baunya kembali lagi seperti semula yaitu berbau tajam seperti cuka, larut dan pHnya 0. 2. Seperti halnya untuk menentukan karakteristik asam asetat, dalam

menentukan karakteristik asam benzoat dapat dilakukan dengan mengetahui bau, kelarutan dan pH dari asam benzoat di dalam air, larutan NaOH dan larutan HCl. Asam benzoat yang ada di dalam air memiliki tidak berbau, sukar larut di dalam air dan memiliki pH asam (LB LM). Setelah

ditambahkan NaOH larutan tesebut tidak memiliki bau, larut dalam air dan pHnya menjadi 5. Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan lagi larutan HCl larutannya kini berbau asam, sukar larut dalam air dan memiliki pH 1.

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan

V.2 Saran Dalam melakukan praktikum seharusnya memperhatikan beberapa hal  Selama praktikum berlangsung, seharusnya semua alat dalam kondisi bersih dan kering agar tidak mempengaruhi hasil yang akan kita amati.  Selama pengerjaan, praktikan harus mengenakan seragam laboratorium lengkap dengan handscoon dan masker untuk keselamatan kerja, mengingat sampel uji dan zat uji yang berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai