PLTP

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Listrik di zaman modern bagaikan oksIgen bagi manusia. Hampir di seluruh penjuru dunia telah pedesaan. Entah di pegunungan maupun di pesisir pantai. Terlebih lagi di daerah perkotaan, setiap penduduknya dapat menggunakan hingga puluhan alat elektronik dalam seharinya. Untuk saat ini, sumber listrik yang terbesar berasal dari pembangkit tenaga listrik. Beberapa jenis pembangkit tenaga listrik yang saat ini beroprasi antara lain bertenaga uap, air, dan nuklir. Adapun pembagkit listrik tenaga uap saja dapat menggunakan beberapa jenis bahan bakar. Antara lain disel, batu bara, maupun panas bumi. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan industri di dunia, minyak bumi dan sumber energi lainnya terus diambil dan diolah secara besar-besaran. Sehingga mulailah timbul kekhawatiran jika suatu saat minyak bumi akan habis digunakan. Dikutip dari http://www.pondokinfo.com/index.php/pondok-realita/45-masyarakat/70-krisisenergi-bagian-2-energi-alternatif-pembangkit-tenaga-listrik.html, Pembangkit listrik di Indonesia yang terbanyak saat ini menggunakan bahan bakar batu bara, yaitu sekitar 70 80 % . Namun,

seiring berkembangnya industri secara pesat, mulailah timbul pertanyaan apakah suatu saat minyak bumi akan habis? Prof Suryo dalam http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1565 mengukuhkan bahwa, Minyak Bumi Bakal Habis pada 2020, dan perlu upaya lain untuk mengatasinya . Dari pernyataan tersebut, mulailah timbul kekhawatiran jika pembangkit listrik tidak dapat beroprasi secara besar-besaran. Mobil yang bertenaga bahan bakar akan menurun penggunaannya. Oleh karena itu, para pakar keenergian selalu mencari bentuk energi alternatif yang dapat menggantikan minyak bumi. Salahsatu potensi energi yang dapat dikembangkan adalah energi panas bumi. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 256 prospek energi panas bumi, yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21 prospek di Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek di Maluku dan 5 prospek di Kalimantan. (http://geothermal.itb.ac.id/wp-content/uploads/Sekilas_tentang_Panas_Bumi.pdf). Dengan

besarnya peluang tersebut, energi panas bumi menjadi sangat menarik untuk dikaji secara mendalam.

1.2

Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, energi panas bumi menjadi topik yang sangat

menarik untuk dibahas. Pembahasan ini akan mendeskripsikan dan mendiskusikan energi panas bumi. Secara terperinci, pertanyaan yang akan dijawab pada bab berikutnya adalah sebagai berikut. 1

1. Apakah pengertian energi panas bumi? 2. Apa saja jenis-jenis energi panas bumi? 3. Bagaimanakah karakteristik panas bumi? 4. Bagaimanakah cara pemanfaatan minyak bumi?

1.3

Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan pengertian energi panas bumi 2. Mendeskripsikan jenis-jenis energi panas bumi 3. Mendeskripsikan karakteristik energi panas bumi 4. Mendeskripsikan cara pemanfaatan energi panas bumi

1.4

Cara Memperoleh Data Untuk memperoleh data dalam pembahasan karya tulis ini, penulis menggunakan metode

literatur. Dalam berbagai literatur dijumpai banyak teori dan pembahasan mengenai pengertian energi panas bumi, jenis-jenis energi panas bumi, dan cara pemanfaatan minyak bumi, Sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ini dengan objektif.

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Energi Panas Bumi Untuk lebih memahami arti energi panas bumi, berikut merupakan intisari dari http://geothermal.itb.ac.id/wp-content/uploads/Sekilas tentang_ Panas_Bumi.pdf . Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Sistim panas bumi terbentuk sebagai hasil

perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas.

2.2 Jenis-jenis energi Panas Bumi Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida utamanya, sistim hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistim satu fasa atau sistim dua fasa. Sistim dua fasa dapat merupakan sistem dominasi air atau sistem dominasi uap. Sistim dominasi uap merupakan sistim yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir panas buminya mempunyai kandungan fasa uap yang lebih dominan dibandingkan dengan fasa airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan pori-pori batuan masih menyimpan air. Reservoir air panasnya umumnya terletak jauh di kedalaman di bawah reservoir dominasi uapnya. Sistim dominasi air merupakan sistim panas bumi yang umum terdapat di dunia dimana reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangat dominan walaupun boiling sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk lapisan penudung uap yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.

2.3 Karakteristik Fluida Panas Bumi Fluida minyak bumi adalah media yang menghantarkan panas dari perut bumi ke permukaan bumi. Untuk selanjutnya energi panas ini akan dikonversikan menjadi bentuk energi lainnya. Berikut ini merupakan rangkuman sifat-sifat dan karakteristik fluida minyak bumi yang diambil dari http://www.docstoc.com/docs/20243925/Karakteristik-kimia-dari-Geothermal-fluids. Berdasar temperaturnya, fluida panas bumi digolongkan menjadi dua jenis. Yaitu fluida temperatur rendah, dengan suhu kurang dari 150oC. Dan fluida temperatur tinggi, dengan suhu lebih besar dari 150oC. Panas bumi suhu rendah dapat digunakan secara langsung, antara lain

sebagai pemanas ruangan. Sedangkan panas bumi suhu tinggi dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Berikutnya, sumber fluida panas bumi dibagi menjadi dua jenis. Yaitu berasal dari air permukaan yang masuk melalui selaput permeable dan air yang berasal dari magma. Air yang berasal dari magma disebut Junvenile water. Sedangkan berdasar sumber panasnya, panas bumi panas bumi terbagi menjadi dua macam. Yaitu sumber panas yang berasal dari magma dan sumber panas dari aktivitas tektonik batuan dalam perut bumi. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa salah satu sumber fluida panas bumi berasal dari air di permukaan tanah. Air permukaan masuk ke dalam kerak bumi melalui lapisan yang permeabel. Selanjutnya oleh badan magma sebagai sumber panas, air tersebut dipanaskan secara konveksi pada kedalaman 5Km-7Km. Selain mengalami pamanasan, fluida panas bumi bereaksi dengan batuan yang ada di kerak bumi. Sehingga terbentukah fluida utama panas bumi yang disebut chloride fluid. Larutan ini mengandung Cl sebanyak 1000-10.000ppm pada suhu 350oC. Selain mengandung Cl, larutan utama ini juga mengandung B dan As yang diperoleh dari batuan di dalam perut bumi.

2.4 Pemanfaatan Energi Panas Bumi Setelah mengetahui karakteristik dan sifat fluida panas bumi, berikutnya akan dibahas bagaimana proses pemanfaatan energi panas bumi, sehingga dapat kita ubah menjadi bentuk energi lainnya. Berikut merupakan intisari dari http://www.kampungteleng.co.cc/2010/04/prosesterbentuknya-panasbumi-geothrmal.html Pada dasarnya sistem panasbumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak ke bawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatusumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi. Perpindahan panas secara konduksi dan konveksi mengakibatkan panas bumi yang berasal dari perut bumi dapat berpindah ke permukaan bumi.

BAB III ANALILIS DATA


3.1 Pemanfaatan Panas Bumi Sebagai Pembangkit Listrik Setelah memahami sifat dan karakter panas bumi, jenis-jenis panas bumi, serta proses pengambilan panas bumi, berikutnya akan dibahas bagaimana cara pemanfaatan panas bumi tersebut. Dalam kata lain, bagaimanakah proses konversi dari energi panas bumi menjadi energi listrik. Berikut merupakan intisari dari http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND. TEKNIK_ ELEKTRO/195106301982031-CHRIS INDONESIA.pdf Energi panas bumi yang berupa air panas atau kombinasi uap dan air panas dengan kategori suhu tinggi, dapat langsung digunakan dalam flash plants untuk menghasilkan energi listrik. Fluida disemprotkan ke dalam suatu tanki yang mempunyai tekanan jauh lebih rendah sehingga fluida akan menguap dengan cepat. Selanjutnya uap fluida ini memutar turbin dan selanjutnya turbin memutar generator hingga terbentuklah energi listrik. Kemudian, sisa fluida dari turbin yang berbentuk air diinjeksikan kembali ke dalam bumi. Berikut merupakan salahsatu contoh siklus PLTP. TIMOTIUS_KURNIA_K/POTENSI_ENDRGI_PANS_BUMI_DI_

Adapun panas bumi dengan temperatur rendah (kurang dari 400oF), kandungan energi harus diambil dari fluida ini dengan binary cycle power plants. Pertama fluida panas bumi dilewatkan melalui pemanas mula (pre heater). Kemudian f;uida panas bumi dilewatkan penguap (vaporizer). Selanjutnya energi panas dari fluida panas bumi dipindahkan pada fluida kerja yang dapat mendidih. Selanjutnya fluida kerja inilah yang diteruskan menuju turbin untuk nerubah energi yang terkandung menjadi energi mekanik. Energi mekanik kemudian diteruskan melalui poros menuju generator hingga terbentuklah energi listrik. Fluida kerja yang digunakan tentu saja harus dicocokkan terlebih dahulu dengan fluida panas bumi. Setelah fluida kerja melalui turbin, uap keluarannya bergerak menuju condenser untuk dikembalikan menjadi bentuk cair. Dan selanjutnya diinjeksikan kembali ke dalam perut bumi.

3.2 Keunggulan Energi Panas Bumi Energi panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan karena fluida panas bumi setelah energi panas diubah menjadi energi listrik, fluida dikembalikan ke bawah permukaan (reservoir) melalui sumur injeksi. Penginjeksian air kedalam reservoir merupakan suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan masa sehingga memperlambat penurunan tekanan reservoir dan mencegah terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluida panas bumi setelah fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta adanya recharge (rembesan) air permukaan, menjadikan energi panas bumi sebagai energi yang berkelanjutan (sustainable energi). Emisi dari pembangkit listrik panasbumi sangat rendah bila dibandingkan dengan minyak dan batubara. Besarnya hanya 18% dari emisi baru bara. http://geothermal.itb.ac.id/wp-content/uploads/Sekilas_tentang_Panas_Bumi.pdf Keunggulan lain dari geothermal energi adalah dalam faktor kapasitasnya (capacity factor), yaitu perbandingan antara beban rata-rata yang dibangkitkan oleh pembangkit dalam suatu perioda (average load generated in period) dengan beban maksimum yang dapat dibangkitkan oleh PLTP tersebut (maximum load). Faktor kapasitas dari pembangkit listrik panas bumi rata-rata 95%, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan faktor kapasitas dari pembangkit listrik yang menggunakan batubara, yang besarnya hanya 60-70% (U.S Department of Energi).

3.3 Kelemahan energi Panas Bumi Walaupun PLTP memiliki banyak keunggulan, namun PLTP pun memiliki beberapa kelemahan. Untuk tahap awal, PLTP memiliki ketidakpastian tentang karakterisasi reservoir yang tinggi. Oleh karena itu, lapangan panas bumi umumnya dikembangkan secara bertahap. Bahkan di beberapa lapangan dipilih unit pembangkit berkapasitas kecil terlebih dahulu.

Selain itu, Menurut Sanyal dan Koenig (1995), ada beberapa resiko dalam pengusahaan panas bumi, yaitu: 1. Resiko yang berkaitan dengan sumberdaya (resource risk), yaitu resiko yang berkaitan dengan: Kemungkinan tidak ditemukannya sumber energi panas bumi di daerah yang sedang dieksplorasi (resiko eksplorasi). Kemungkinan besarnya cadangan dan potensi listrik di daerah tersebut lebih kecil dari yang diperkirakan atau tidak bernilai komersial (resiko eksplorasi). Kemungkinan jumlah sumur eksplorasi yang berhasil lebih sedikit dari yang diharapkan (resiko eksplorasi). Kemungkinan potensi sumur (well output), baik sumur eksplorasi lebih kecil dari yang diperkirakan semula (resiko eksplorasi). Kemungkinan jumlah sumur pengembangan yang berhasil lebih sedikit dari yang diharapkan (resiko pengembangan). Kemungkinan potensi sumur (well output), baik sumur eksplorasi lebih kecil dari yang diperkirakan semula (resiko eksplorasi). Kemungkinan jumlah sumur pengembangan yang berhasil lebih sedikit dari yang diharapkan (resiko pengembangan). Kemungkinan potensi sumur (well output) sumur pengembangan lebih kecil dari yang diperkirakan semula (resiko pengembangan). Kemungkinan biaya eksplorasi, pengembangan lapangan dan pembangunan PLTP lebih mahal dari yang diperkirakan semula. Kemungkinan terjadinya problem-problem teknis, seperti korosi dan scaling (resiko teknologi) dan problem-problem lingkungan. 2. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan penurunan laju produksi atau penurunan temperatur lebih cepat dari yang diperkirakan semula (resource degradation). 3. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan pasar dan harga 4. Resiko pembangunan (construction risk). 5. Resiko yang berkaitan dengan perubahan manajemen (Management risk). 6. Resiko yang menyangkut perubahan aspek legal dan kemungkinan perubahan kebijaksanaan pemerintah (legal & regulatory risk). 7. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan bunga bank dan laju inflasi (Interest & inflation risk).

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan Energi panas bumi merupakan pemanfaatan energi panas yang berasal dari dalam bumi. Dengan beragamya jenis maupun karakter fluida panas bumi, maka proses pemanfaatan energi panas bumi pun beragam. Disesuaikan dengan setiap kondisi yang ada. Energi panas bumi dapat berasal dari air permuaan yang meresap ke dalam tanah. Setelah terperangkap di dalam bumi, air tersebut terkena panas magma sehingga menguap. Selanjutnya uap ini ngalirkan panas dari dalam bumi secara konveksi ke permukaan bumi. Setelah panas bumi sampai di permukaan, barulah dapat dimanfaatkan. Salah satunya dimanfaatkan untuk memutar turbin hingga menghasilkan listrik. Fluida panas bumi yang dikategorikan suhu tinggi dapat langsung digunakan sebagai fluida kerja pemutar turbin. Sedangkan fluida panas bumi yang dikategorikan suhu rendah tidak dapat digunakan secara langsung untuk memutar turbin. Fluida panas bumi dengan kategori suhu rendah digunakan untuk memanaskan fluida kerja utama yang bertugas memutar turbin. Jika energi panas bumi dibandingkan dengan energi fosil, maka energi panas bumi jauh lebih ramah lingkungan. Selain itu, energi panas bumi termasuk energi yang terbarukan. Dengan kelebihan ini, pemanasan global akibat pemanfaatan energi fosil dapat diminimalisir. Bahkan, kekhawatiran akan habisnya minyak bumi dapat kita solusikan dengan menggunakan energi panas bumi. Namun, di dunia memang tidak ada yang sempurna. Energi panas bumi ini tetap memiliki kelemahan. Antatra lain, pencarian sumber panas bumi yang tidak mudah. Setelah sumur panas bumi digali, belum tentu didapat energi panas bumi. Jika didapat energi panas bumi pun, belum tentu memiliki karakteristik yang diharapkan. Maka diperlukan kajian geologi yang sangat mendalam untuk mengurangi risikonya.

4.2 Saran Setelah mengetahui banyaknya keunggulan dan manfaat dari energi panas bumi, maka energi panas bumi sangat pantas untuk terus dikembangkan. Namun perlu diperhatikan aspek geologinya secara mendalam. Jika aspek geologi sudah dapat dikuasai, maka resiko tidak ditemukannya energi panas bumi akan berkurang. Sehingga efisiensi energi panas bumi akan terus meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.pondokinfo.com/index.php/pondok-realita/45-masyarakat/70-krisis-energi-bagian-2energi-alternatif-pembangkit-tenaga-listrik.html http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1565 http://geothermal.itb.ac.id/wp-content/uploads/Sekilas_tentang_Panas_Bumi.pdf http://www.docstoc.com/docs/20243925/Karakteristik-kimia-dari-Geothermal-fluids http://www.kampungteleng.co.cc/2010/04/proses-terbentuknya-panasbumi-geothrmal.html http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND. TEKNIK_ ELEKTRO/195106301982031-CHRIS TIMOTIUS_KURNIA_K/POTENSI_ENDRGI_PANS_BUMI_DI_ INDONESIA.pdf

Anda mungkin juga menyukai