Anda di halaman 1dari 53

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Kesehatan menurut UU No.

23 Tahun 1992, adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sementara WHO mendefinisikan sehat sebagai a state of completely physical, mental, and social well being and not merly the absent of disease or infirmity (Suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan). Berdasarkan definisi tersebut menunjukkan kesehatan merupakan hal yang penting dalam menunjang segala aktivitas hidup manusia. Sehingga diperlukan suatu bentuk upaya yang nyata untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi dirinya, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya kesehatan masih sangat rendah tidak terkecuali di daerah perkotaan seperti di daerah RW 05 Kelurahan Panambungan, Kecamatan Mariso, Kota Makassar. Mulai dari kesadaran akan pentingnya kesehatan lingkungan, maupun kesehatan perseorangan. Berdasarkan atas hal tersebut, maka dilakukan kegiatan PBL II yang menuntut adanya pemanfaatan potensi yang ada dalam masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) merupakan suatu proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat yang didapatkan selain melalui Pengalaman Belajar Ceramah (PBC) dan Pengalaman Belajar Praktek (PBP). Pada PBL I, telah dilakukan pengumpulan data melalui kuesioner di RW 05 Kelurahan Panambungan, Kecamatan Mariso, Kota Makassar. Hal ini ditujukan untuk mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan di wilayah

tersebut. Adapun berikut :

prioritas masalah

yang telah ditemukan adalah

sebagai

a. Banyaknya masyarakat yang tidak memiliki tempat sampah. b. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS. c. Masih kurangnya ibu yang memberikan ASI Ekslusif kepada Balitanya. d. Banyaknya masyarakat yang berumur di atas 40 tahun yang berisiko tinggi terkena kanker Kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa PBL II di RW 05 Kelurahan Panambungan berdasarkan prioritas masalah yang ada adalah intervensi non fisik, yaitu penyuluhan tentang HIV dan AIDS, sedangkan intervensi fisik yang dilakukan adalah pembagian leaflet dan poster ASI Eksklusif, stiker HIV-AIDS dan poster kanker, papan wicara tentang sampah. 1.2.Tujuan PBLII 1.2.1 Tujuan Umum Tujuan umum yaitu : a. Memberikan pengalaman terhadap masalah-masalah kesehatan

masyarakat di lapangan yang sebenarnya serta mencoba melakukan upaya-upaya pemecahan masalah dengan teori dan praktik yang telah diperoleh di kelas. b. Mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat yang merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki oleh seorang sarjana kesehatan masyarakat. 1.2.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus yaitu : a. Melakukan perencanaan program intervensi b. Melakukan program intervensi yang direncanakan c. Membuat laporan PBL II d. Melakukan seminar hasil kegiatan di lokasi PBL

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI 2.1. GAMBARAN UMUM Sebagaimana diketahui bahwa Puskesmas Panambungan adalah salah satu Puskesmas yang terletak di dalam wilayah kumuh maka yang dijumpai seharihari dari pasien yang berkunjung adalah pasien yang berpenyakit kulit dan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) juga penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. Puskesmas Panambungan telah melaksanakn upaya-upaya untuk

menanggulangi dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat,dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok Puskesmas baik di dalam gedung maupun di luar gedung , antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pelayanan Pengobatan Pelayanan KIA Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Pelayanan Peningkatan Gizi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Pelayanan Kesehatan Lingkungan Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

10. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 11. Pelayanan Kesehatan Mata 12. Pelayanan Kesehatan Jiwa 13. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (USILA) 14. Pelayanan Puskesmas Keliling 15. Kegiatan Peran Serta Masyarakat ( Posyandu) 16. Pelayanan Laboratorium

17. Pencatatan dan Pelaporan Struktur organisasi Puskesmas adalah terdiri dari VII unit sesuai kegiatan pelayanan yang dilaksanakan. 2.1.1. Keadaan Geografi Puskesmas Panambungan berada dalam wilayah Kelurahan

Panambungan Kecamatan Mariso Kota Makassar yang mempunyai luas wilayah kerja kurang lebih 77 Ha, sedangkan luas seluruh Kecamatan Mariso 1.82 KM2 dengan wilayah kerja meliputi 3 (tiga) Kelurahan wilayah kerja antara lain : a. Kelurahan Panambungan b. Kelurahan Kunjung Mae c. Kelurahan Mario Batas-batas wilayah kerja puskesmas Panambungan antara lain : a. Sebelah Utara Kecamatan Ujung Pandang b. Sebelah Selatan Kelurahan Mariso dan Kelurahan Lette c. Sebelah Barat Selat Makassar Wilayah kerja Puskesmas panambungan terletak pada daratan rendah dengan sebagian wilayah pelayanannya yaitu 3 RW (RW V,RW VII,RW VIII) di kelurahan Panambungan terletak di pinggiran laut Transportasi ke seluruh wilayah kerja cukup baik dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat. 2.1.2. Keadaan Demografi Jumlah penduduk yang ada dalam wilayah kerja Puskesmas panambungan adalah sebagai berikut :

a) Kelurahan Panambungan yang terdiri atas 8 RW, 32 RT dan 1.717 KK, 6.817 buah rumah, berpenduduk 13.863 terdiri atas penduduk laki-laki 68.131 jiwa, perempuan 7.032 jiwa. b) Kelurahan Kunjung Mae yang terdiri atas 4 RW, 28 RT, 1.293 KK dan 1.009 buah rumah, berpenduduk 6.912Jiwa terbagi atas 3.0662 jiwa penduduk laki-laki dan 3.250 Jiwa penduduk perempuan. c) Kelurahan Mario yang terdiri atas 5 RW, 6 RT, dan 1.191 KK serta rumah 576 buah penduduk 6.9199 jiwa yang terdiri atas 3.012 jiwa laki-laki dan 3.4187 jiwa perempuan. Jadi penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Panambungan 2008 adalah 26.974 jiwa Dan jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Panambungan : Tabel 1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut Kelurahan Panambungan kecamatan Mariso Kota makassar Tahun 2008 Agama Pemeluk Agama Islam Pemeluk agama Kristen Protestan Pemeluk agama Kristen Katolik Pemeluk agama Hindu Pemeluk agama Budha Jumlah Sumber : Data Sekunder 2008 1549 246 100 27.079 5.7 9.1 0.3 100 N 20.473 4616 % 75.6 17.0

Tabel 2 Distribusi Jumlah Penduduk RW 005 Kel.Panambungan Kec.Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Frekuensi RT RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6 Total N 25 16 30 32 18 5 125 % 19.2 12.8 24 25.6 14.4 4 100

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan tabel 2 , dapat dilihat bahwa jumlah Penduduk yang paling rendah terdapat pada RT 6 yaitu sebesar 4% (5 orang) dan jumlah penduduk terbanyak terdapat di RT 4 sebesar 25,6% (32 orang). Tabel 3 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin RW 005 Kel.Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Jenis Kelamin n Laki-Laki Perempuan Total 70 62 132 1 % n 2 % 6,4 5,3 n 76 87 3 % 11,5 13,2 N 82 85 RT 4 % n 5 % 7 7,6 n 9 6 % N % Total

10,6 42 9,4 20 35

12,4 46 12,9 50

1,4 325 49,3

15 2,3 334 50,7 100

77 11,7 163 24,7 167 25,3 96 14,6 24 3,7 659

Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan tabel 3 , dapat dilihat bahwa jumlah laki-laki terbanyak terdapat pada RT 4 sebesar 82 orang (12,4%), dan jumlah perempuan terbanyak terdapat pada RT 4 sebesar 167 orang (25,4%). Tabel 4 Distribusi Penduduk Berdasarkan kelompok Umur RW 005 Kel.Panambungan Kec.Mariso Kota Makassar Tahun 2011 RT Kelompok Umur n <10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun >61 tahun Total 20 26 1 % 3 n 19 2 % 2,9 2,4 N 49 25 3 % 7,4 3,8 N 43 28 4 % 6,5 4,2 n 21 20 5 % 3,2 3 n 4 2 6 % Total N %

0,6 156 23,7 0,3 117 17,8

3,9 16

33

14

2,1

30

4,6

36

5,5

13

1,1 133 20,2

19

2,9 12

1,8

17

2,6

20

22

3,3

0,8

95

14,4

16

2,4

1,2

19

2,9

20

11

1,7

74

11,2

11 7 132

1,7 1,1 20

4 4

0,6 0,6

14 9

2,1 1,4

8 12

1,2 1,8

4 5

0,6 0,8

2 4

0,3 0,6

43 41

6,5 6,2 100

77 11,7 163 24,7 167 25,3 96 14,6 24 3,6 659

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan Tabel 4 , dapat dilihat bahwa jumlah kelompok umur yang paling sedikit jumlahnya adalah kelompok umur >61 tahun yaitu sebesar 6,2% (41 orang), sedangkan kelompok umur dengan jumlah terbanyak adalah kelompok umur <10 tahun sebesar 17,8% (117 orang).

2.1.3. Keadaan Sosial Ekonomi Tabel 5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan RW 005 Kel.Panambungan Kec.Mariso Kota Makassar Tahun 2011 RT Jenis Pekerjaan n Tidak Kerja Sekolah IRT PNS/TNI/ POLRI Pegawai BUMN Pegawai Swasta Wiraswasta Petani/ Nelayan Lainnya Total 22 34 18 10 1 % n 2 % 2 2,9 2,6 0,3 n 39 45 30 1 3 % 5,9 6,8 4,6 0,2 n 41 38 29 6 4 % 6,2 5,8 4,4 0,9 n 24 17 14 2 5 % 3,6 2,6 2,1 0,3 n 6 4 3 1 6 % N % 22 Total

3,3 13 5,2 19 2,7 17 1,5 2

0.9 145

0.6 157 23,8 0.5 111 16,8 0,2 22 3,3

0,2

0,6

0,5

0,3

10

1,5

15 15 17 1 132

2,3 11 2,3 2,6 0,2 20 7 4 3

1,7 1,1 0,6 0,5

12 8 19 5

1,8 1,2 2,9 0,8

11 13 20 1

1,7 2,7 3 0,2

15 12 11 1

2,3 1,8 1,7 0,2

4 4 0 0

0,6 0,6 0 0

68 64 71 11

10,3 9,7 10,8 1,7 100

77 11,7 163 24,7 167 14,6 96 14,6 24 3,6 659

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa paling sedikit penduduk RW 005 Kelurahan Panambungan memiliki pekerjaan sebagai pegawai BUMN sebesar 1,5% (10 orang), dan pekerjaan pendududk di RW 005 Kelurahan Panambungan paling banyak masih duduk di bangku sekolah yaitu sebesar 23,8% (157 orang).

Tabel 6 Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan RW 005 Kel. Panambungan kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2011 RT Kelompok Umur N Tidak Pernah Sekolah Tidak/Belum Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT Total 8 1 % 1,2 n 5 2 % 0,8 n 31 3 % 4,7 n 27 4 % 4,1 n 6 5 % 0,9 n 4 6 % 0,9 Total N 81 % 12,3

22 3,3 19 19 2,9 14 28 4,2 9

2,9 2,1 1,4 3,6 0,9

28 25 25 48 6

4,2 3,8 3,8 7,3 0,9

27 24 34 48 7

4,1 3,6 5,2 7,3 1,1

28 13 11 32 6

4,2 2 1,7 4,9 0,9

3 2 2 9 4

0,6 127 19,3 0,5 97 14,7

0,3 109 16,5 1,4 211 32,0 0,6 34 5,2 100

50 7,6 24 5 77 0,8 20 6

77 11,7 163 24,7 167 25,3 96 14,6 24 3,6 659

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan yang paling sedikit dimiliki oleh penduduk RW 005 Kelurahan Panambungan adalah Tamat Perguruan Tinggi sebesar 5,2% (34 orang), sedangkan tingkat pendidikan terbanyak adalah tamat SMA sebesar 32% (211 orang). 2.1.4. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat RW 005 Kelurahan Panambungan mayoritas adalah suku Bugis Makassar dan Toraja dan beragama Islam. Mereka masih

mempertahankan adat-istiadat, seperti pesta pernikahan, larangan berjudi, berselingkuh, dan tidak boleh minum minuman keras. Dalam batas sosial budaya, masyarakat yang tinggal di Kelurahan Panambungan sebagian sudah bisa dikatakan tidak terbelakang. Mereka sudah mampu dan mau menerima ilmu pengetahuan dari luar dan berusaha menerapkannya.

Masyarakat Kelurahan Panambungan

memiliki rasa sosial dan

kekeluargaan yang sangat tinggi. Hal ini terlihat dari sikap warga yang ramah, penyambutan yang begitu bersahabat terhadap tamu yang datang dan solidaritas yang tinggi antar masyarakat. Secara umum kebanyakan masyarakat sudah sadar akan pentingnya mengunjungi unit pelayanan kesehatan bila mengidap suatu penyakit. Namun, tetap saja ada masyarakat yang hanya membeli obat di warung untuk menyembuhkan penyakitnya. 2.2. STATUS KESEHATAN 2.2.1. Lingkungan Jika dilihat dari letak geografis Kelurahan Panambungan khususnya pada RW 005 merupakan pemukiman penduduk yang padat penduduknya dan rumahnya berentetan. Para anggota masyarakat menjadikan daerah sungai dan lahan lahan kosong yang berada di sekitar pemukiman penduduk sebagai sasaran pembuangan sampah. Sebagian besar masyarakat RW 005 Kelurahan Panambungan memiliki jamban sebesar 90,4%, namun masih ada warga yang tidak memiliki jamban yaitu sebesar 9,6%. Jenis jamban yang dominan digunakan

masyarakat RW 005 Kelurahan Panambungan adalah leher angsa sebesar 90,4%. Adapun dalam hal kepemilikan tempat sampah, masayarakar RW 005 Kel. Panambungan sebagian besar tidak memilki tempat sampah yaitu sekitar 52,8%, masyarakat yang tidak memilki tempat sampah membuang sampah mereka di Tempat Pembuangan Sampah Umum sebesar 97%. Tempat pembuangan sampah bagi warga yang tidak memiliki tempat sampah di Kelurahan Panambungan RW 005 adalah di Got/Saluran Pembuangan (1,5%) dan dipekarangan (1,5%. .Lingkungan RW 005 Kelurahan Panambungan masih tergolong kumuh, hal ini ditandai dengan masih kurangnya kepemilikan tempat sampah, Sulitnya akses mobil angkutan

10

sampah ke wilayah RW 005 Kelurahan Panambungan , lokasi rumah yang terlalu berdekatan serta got-got tersumbat yang dipenuhi sampah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingkat kebersihan wilayah ini masih sangat kurang. Masyarakat di Kelurahan Panambungan pada umumnya menyadari pentingya penggunaan air yang bersih telah

untuk menunjang

kelangsungan hidupnya. Penggunaan air untuk kebutuhan sehari-hari dan air minum masyarakat sebagian besar bersumber dari PDAM terbukti dari hasil wawacara kami diketahui bahwa 58,4% masyarakat menggunakan PDAM/Air ledeng untuk sumber air bersih dan sekitar 72,8% menggunakan PDAM/Ledeng untuk sumber air minumData keadaan lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut ini : a. Pemilikan Tempat Sampah Tabel 7 Distribusi Frekuensi Menurut Kepemilikan Tempat Sampah Rumah Tangga RW 005 Kel.Panambungan Kec.Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Tempat sampah n Tidak Ya Total 8 16 24 1 % 6,4 12,8 19,2 n 11 5 16 2 % 8,8 4 12,8 n 12 18 30 3 % 9,6 n 18 RT 4 % 18 14 32 N 15 3 18 5 % 12 2,4 14,4 n 2 3 5 6 % 1,6 2,4 4 N 66 59 125 % 52,8 47,2 100 Total

14,4 14 24 32

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan Tabel 7 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar rumah warga Kelurahan Panambungan dimana jumlahnya 66 rumah (52.8%). tidak memiliki tempat sampah,

11

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Tempat Sampah RW 005 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Jenis Tempat Sampah Permanen Semi Permanen Total n 0 16 16 1 % 0 15,8 25,8 n 2 5 7 2 % 3,2 8,1 11,3 n 0 18 18 3 % 0 29 29 n 0 14 14 RT 4 % 0 22,6 22,6 N 1 3 4 5 % 1,6 4,8 6,5 n 0 3 3 6 % 0 4,8 4,8 N 3 59 62 % 4,8 95,2 100 Total

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan Tabel 8 di atas, dapat kita ketahui bahwa Jenis tempat sampah bagi warga yang tidak memiliki tempat sampah di Kelurahan Panambungan RW 005 adalah Semi Permanen, dimana jumlahnya mencapai 59 rumah (95,2%). Tabel 9 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tempat Membuang Sampah RW 005 Kelurahan Panambungan Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Tempat Membuang Sampah TPU Pekarangan/ Lapangan Got Total N 8 0 0 8 1 % N 2 % n 3 % N RT 4 % n 5 % n 6 % 3 0 0 3 Total N 64 1 1 % 97 1,5 1,5

12,1 11 16,7 12 18,2 17 25,8 14 21,2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1,5 1 0 0 0 0 0

12,1 11 16,7 12 18,2 18 27,3 15 22,7 2

66 100

Sumber : Data Primer 2011

12

Berdasarkan Tabel 9 di atas, dapat kita ketahui bahwa tempat pembuangan sampah bagi warga yang tidak memiliki tempat sampah di Kelurahan Panambungan RW 005 adalah di Tempat sampah umum, dimana jumlahnya mencapai 64 rumah (97%). b. Pemilikan Jamban Tabel 10 Distribusi frekuensi kepemilikan jamban RW 005 Kel.Panambungan Kec.Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Jamban 1 n Tidak Ya Total 1 23 24 % 0,8 18,4 19,2 n 0 16 16 2 % 0 12,8 12,8 n 2 28 30 3 % 1,6 n 7 RT 4 % 5,6 20 N 2 16 5 % 1,6 12,8 14,4 n 0 5 5 6 % 0 4 4 N 12 % 9,6 Total

22,4 25 24 32

113 90,4 125 100

25,6 18

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan Tabel 10 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar rumah warga Kelurahan Panambungan memiliki jamban, dimana jumlahnya 113 rumah (90.4%). Namun ternyata masih ada 12 rumah yang tidak memiliki jamban yaitu sebesar 9,6%.

13

Tabel 11 Distribusi Jenis Jamban yang Dimiliki RW 005 Kel.Panambungan Kec.Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Jenis Jamban n Cemplung Leher Angsa Total 1 23 24 1 % 0,8 18,4 19,2 n 0 16 16 2 % 0 12,8 12,8 n 2 28 30 3 % 1,6 n 7 RT 4 % 5,6 20 25,6 n 2 16 18 5 % 1,6 12,8 14,4 n 0 5 5 6 % 0 4 4 N 12 % 9,6 Total

22,4 25 24 32

113 90,4 125 100

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan Tabel 11 di atas, dapat kita ketahui bahwa mayoritas jenis jamban di Kelurahan Panambungan adalah jenis jumlahnya mencapai 113 rumah (90,4%). c. Penggunaan Air bersih Tabel 12 Distribusi Sumber Utama Air Bersih Kelurahan Panambungan RW 0005 Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Sumber Utama Air Bersih N PDAM Sumur Bor/Gali Total 14 10 24 1 % 11,2 8 19,2 N 7 9 16 2 % 5,6 7,2 12,8 n 17 13 30 3 % 13,6 10,4 24 n 20 12 32 RT 4 % 16 9,6 25,6 n 11 7 18 5 % 8,8 5,6 14,4 n 4 1 5 6 % 3,2 0,8 4 N 73 52 125 % 58,4 41,6 100 Total leher angsa, dimana

Sumber : Data primer tahun 2011

14

Berdasarkan Tabel 12 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar sumber utama air bersih di rumah warga Kelurahan Panambungan RW 005 adalah air ledeng/PDAM, yang mana jumlahnya 73 rumah (58,4%). Tabel 13 Distribusi Sumber Utama Air Minum RW 005 Kelurahan Panambungan Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Sumber Utama Air Minum n PDAM Sumur Bor/Gali Isi Ulang/gallon Air Kemasan Total 18 1 5 0 24 1 % 14,4 0,8 4 0 19,2 N 13 0 2 1 16 2 % 10,4 0 1,6 0,8 12,8 n 24 1 5 0 30 3 % 19,2 0,8 4 0 24 n 18 2 11 1 32 RT 4 % 14,4 1,6 8,8 0,8 25,6 n 14 0 2 2 18 5 % 11,2 0 1,6 1,6 14,4 n 4 0 1 0 5 6 % 3,2 0 0,8 0 4 N 91 4 26 4 125 % 72,8 3,2 20,8 3,2 100 Total

Sumber : Data primer tahun 2011 Berdasarkan Tabel 13 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar sumber air minum utama warga Kelurahan Panambungan RW 005 adalah air PDAM, yang mana jumlahnya 91 rumah (72,8%). 2.2.2. Perilaku Masyarakat Ditinjau dari sisi aktivitas fisik dan olahraga, masyarakat umumnya telah rutin melaksanakan aktivitas fisik dan olahraga secara rutin. Hal ini dibuktikan melalui hasil pendataan kami sebesar 85,6% masyarakat RW 005 Kelurahan Panambungan yang melakukan aktivitas fisik dan 54,5% diantaranya melakukan olahraga secara rutin. Dalam hal merokok, sebagian besar penduduk RW 005 Kelurahan Panambungan tidak merokok yakni sebanyak 76,6% dan yang merokok sebanyak 23,4%. Meskipun masyarakat di RW 005 Kel Panambungan lebih 15

sedikit yang merokok, namum pengetahuan dan kesadaran penduduk tentang bahaya rokok masih harus ditingkatkan karena dari masyarakat RW 005 yang merokok ada sebesar 37% yang merokok dalam rumah. Berdasarkan hasil pendataan, 71% rumah tangga di RW 005

Kelurahan Panambungan tidak melaksanakan 3M. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat akan bahaya dari jentik-jentik nyamuk yang dapat membawa berbagai macam penyakit, hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan, sebagian besar hanya menggunakan kantong plastik untuk membuang sampah Rumah Tangga mereka, bak-bak penampungan air tidak tertutup, serta di got-got depan rumah mereka terdapat sangat bnyak jentik-jentik nyamuk. Selain itu, sempitnya pekarangan juga menjadi alasan mereka tidak mengubur barang-barang bekas. Kemudian jika dilihat dari perilaku ibu dalam memberikan ASI pertama (kolostrum) terhadap bayinya juga sudah cukup baik. Berikut perilaku masyarakat dapat ditampilkan dalam tabel : a. Perilaku Merokok Tabel 14 Distribusi penduduk berdasarkan perilaku merokok RW 005 Kel.Panambungan Kec.Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Reponden yang Merokok Tidak Ya Total N 92 40 132 1 % 14 6,1 20 n 63 14 77 2 % 9,6 2,1 n 3 % N RT 4 % n 5 % 11,4 3,2 14,6 n 20 4 24 6 % 3 0,6 3,6 N % Total

127 19,3 128 19,4 75 36 5,5 39 5,9 21

5005 76,6 154 659 23,4 100

11,7 163 24,7 167 25,3 96

Sumber : Data Primer 2011 16

Berdasarkan tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa penduduk RW 005 Kelurahan Panambungan yang merokok hanya sebanyak 23,4% (154 orang). Dan dari ke empat RT, yang paling banyak merokok berada pada RT 1 sebesar 6,1% (40 orang) dan paling sedikit pada RT 6 sebesar 0,6% (4 orang). Tabel 15 Distribusi penduduk berdasarkan perilaku merokok dalam rumah RW 005 kel.Panambungan Kec.Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Merokok dalam rumah Tidak Ya Total N 7 1 % 5,6 n 9 7 2 % 7,2 5,6 n 10 3 % 8 n RT 4 % n 6 5 % 4,8 9,6 n 6 % N 47 78 125 % 37,6 62,4 100 Total

13 10,4

2 1,6 3 2,4 4

17 13,6

20 16 19 15,2 12

24 19,2 16 12,8 30 24 32 25,6 18 14,4 5

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan tabel 15 di atas dapat diketahui bahwa warga RW 005 Kelurahan Panambungan terdapat 47 orang (37,6%) yang merokok dalam rumah dan yang tertinggi terdapat pada RT 3 sebanyak 20 orang (16%). b. Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat dikatakan bahwa sebagian masyarakat RW 005 Kel.Panambungan memberi ASI Eksklusif kepada balitanya sampai usia 6 bulan, dimana jumahnya 30 balita (58,8%) dari 51 responden.

17

Tabel 16 distribusi frekuensi responden mengenai pemberian ASI Eksklusif pada Bayi RW 005 kel.Panambungan Kec.Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Pemberian ASI eksklusif Tidak Ya Total n 4 2 1 % 7.8 3.9 n 0 2 % 0 n 6 6 3 % 11.8 N 6 RT 4 % n 5 % 5.9 n 6 % N % 41.2 58.8 100 Total

11.8 3

2 3.9 21

4 7.8

11.8 10 19.6 6 11.8 2 3.9 30

6 11.8 4 7.8 12 23.5 16 31.4 9 17.6 4 7.8 51

Sumber : Data Primer 2011 Tabel 17 Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Pemberian Kolostrum Pada Bayi Kelurahan Panambungan RW 005 Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011 RT Pemberian kolostrum Tidak Ya Total n 0 6 6 1 % 0 11.8 11.8 2 n % 0 0 n 2 10 12 3 % 3.9 19.6 23.5 N 3 13 16 4 % 5.9 25.5 31.4 n 2 5 % 3.9 n 0 6 % 0 Total N 7 44 51 % 13.7 83.6 100

4 7.8 4 7.8

7 13.7 4 7.8 9 17.6 4 7.8

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan Tabel 17 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu di Kelurahan Panambungan RW 005 memberi kolostrum setelah melahirkan kepada balitanya , dimana jumlahnya yaitu 44 responden (86,3%) c. Aktivitas Fisik Berdasarkan tabel 18 , dapat dilihat bahwa hanya sebagian besar penduduk RW 005 Kelurahan Panambungan melakukan aktivitas fisik yaitu sebesar 85,6% (107 orang), yang paling banyak tidak melakukan aktivitas

18

fisik terdapat pada RT 4 yaitu sebesar 24 % (30 orang) dan yang paling sedikit adalah RT 6 yaitu sebesar 2,4% (3 orang) Tabel 18 Distribusi Keseringan Aktivitas Fisik Masyarakat RW 005 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Aktivitas Fisik n Tidak Ya Total 2 22 24 1 % 1,6 17,6 19,2 n 2 14 16 2 % 1,6 11,2 12,8 n 7 23 30 3 % 5,6 18,4 24 N 2 30 32 RT 4 % 1,6 24 25,6 n 3 15 18 5 % 2,4 12 14,4 n 2 3 5 6 % 1,6 2,4 4 N 18 % 14,4 Total

107 85,6 125 100

Sumber : Data Primer 2011 Tabel 19 Distribusi Keseringan Aktivitas Olahraga Masyarakat RW 005 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Olahraga Rutin n Tidak Ya Total 12 12 24 1 % 9,6 9,6 19,2 n 9 7 16 2 % 7,2 5,6 12,8 n 15 15 30 3 % 12 12 24 N 12 20 32 RT 4 % 9,6 16 25,6 n 9 9 18 5 % 7,2 7,2 14,5 n 3 2 5 6 % 2,4 1,6 4 N 60 65 125 % 48 52 100 Total

Sumber : Data Primer 2011 Berdasarkan Tabel 19 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat Kelurahan Panambungan RW 0005 melakukan olahraga secara rutin, dimana jumlahnya 66 orang (54.5%).

19

d. Kegiatan 3M Tabel 20 Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Melakukan Kegiatan 3M Kelurahan Panambungan RW 005 Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011 Kegiatan RT 3M n Tidak Ya Total 17 7 24 1 % 13,6 5,6 19,2 n 8 8 16 2 % 6,4 6,4 12,8 n 23 7 30 3 % N 4 % 20 5,6 24 n 14 4 18 5 % 11,2 3,2 14,4 n 2 3 5 6 % 1,6 2,4 4 N 89 36 125 % 71,2 28,8 100

Total

18,4 25 5,6 24 7 32

Sumber : Data Primer tahun 2011 Berdasarkan tabel 20 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat di Kelurahan Panambungan RW 005 tidak melakukan kegiatan 3M, dimana jumlahnya 89 Rumah tangga (71,2%). Dan tertinggi pada RT 4 sebesar 20% (25 rumah).

2.2.3. Pelayanan Kesehatan Di RW 005 Kelurahan Panambungan sudah terdapat fasilitas

pelayanan kesehatan. Masyarakat berobat ke Puskesmas Panambungan yang lokasinya dapat dijangkau oleh masyarakat. Di Puskesmas Panambungan juga tidak dipunggut biaya karena pelayanan kesehatan telah gratis. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang terdapat dalam wilayah kerja Puskesmas Panambungan dapat dijabarkan sebagai berikut:

20

Tabel 21 Distribusi frekuensi penduduk Berdasarkan fasilitas pelayanan puskesmas Kelurahan Panambungan Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2008 Fasilitas Pelayanan N % Kesehatan Apotek Dokter praktek swasta Laboratorium Poliklinik Rumah sakit bersalin Jumlah 8 21 2 4 1 36 22.2 58.3 5.5 11.1 2.8 100

Sumber : Data Sekunder 2011 2.2.3.1.Keadaan Sarana Puskesmas Panambungan sebagai Puskesmas induk, tanpa Puskesmas pembantu dengan ruangan yang terbatas Mengenai sarana angkutan khususnya ruangan laboratorium sudah ada laboratorium sederhana.adanya kendaraan roda empat satu buah juga tersedianya kendaraan roda dua sebanyak 2 buah,memudahkan segala urusan. Mengenai sarana peralatan kesehatan yang ada di Puskesmas Panambungan saat ini adalah antara lain: Sarana peralatan medik umum Sarana peralatan KIA Sarana peralatan gigi dan mulut Sarana laboratorium sederhana Keadaan sarana air minum dan jamban keluarga dalam wilayah kerja puskesmas panambungan pada umumnya menggunakan air PDAM. 2.2.3.2. Tenaga Kesehatan

21

Mengenai tenaga di Puskesmas Panambungan dalam tahun 2005 dapat dilaporkan sebagai berikut: Tabel 22 Distribusi frekuensi penduduk Berdasarkan tenaga kesehatan Puskesmas Panambungan Kelurahan Panambungan Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2008 Tenaga di Puskesmas Dokter gigi (Ka Puskesmas) Dokter Umum Dokter PTT Bidan Perawat Bidan Perawat gigi Pelaksana Gizi Ass.Apoteker Sanitarian Tata Usaha (perawat) Pekarya Kesehatan Perawat Laboran Jumlah N 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 5 1 18 % 5.5 5.5 5.5 5.5 11.1 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5 11.1 27.8 5.5 100

Sumber: Data Sekunder Tahun 2008

22

2.2.3.3.Kegiatan Pokok Puskesmas 2.2.3.3.1. Cakupan Pelayanan KIA Tabel 23 Distribusi frekuensi penduduk Berdasarkan cakupan pelayanan KIA Kelurahan Panambungan Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2008 KIA Kunjungan Baru 603 530 557 894 Jumlah 2.584 Cakupan Total Frekwensi

Ibu Hamil Ibu Meneteki Bayi Anak

0,998 0,522 1,096 0,189 2,805

1.511 2.553 2.073 894 7031

2,506 4,817 3,722 1,000 12,045

Sumber: Data Sekunder tahun Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 412 persalinan, dari jumlah total persalinan 498 persalinan. Dan Jumlah Ibu yang mendapat TT lengkap sebanyak 291 ibu, dimana Wus (Wanita Usia Subur) yang mendapat TT lengkap sebanyak 5 ibu. 2.2.3.3.2. Pelayanan Penyakit Ditinjau dari aspek epidemiologi, pola penyakit yang diderita oleh masyarakat Kelurahan Panambungan cukup bervariasi, hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

23

Tabel 24 Distribusi Rekapitulasi Penyakit di Puskesmas panambungan Kelurahan panambungan Kecamatan Mariso Kota Makassar Desember Tahun 2010 Jumlah Kasus No. Penyakit n % 1 2 3 4 5 6 7 DHF Cacing Campak Kelamin (Go;Non Go + lainnya) TBC+ Kusta Diare Jumlah Sumber: Data Sekunder tahun 2008 2.2.3.3.3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan Penyuluhan Tabel 25 Distribusi frekuensi penduduk Berdasarkan cakupan pelayanan masyarakat Kelurahan Panambungan Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2008 No. Pelayanan masyarakat n % 1 2 3 4 5 Penyuluhan RW yang dibina Rapat koordinasi Kader yang dibina Pembina terpadu Jumlah Sumber : Data Sekunder Tahun2008 2.2.4. Keturunan Penduduk RW 005 Kelurahan Panambungan bersuku Bugis Makassar. Hal tersebut dapat dilihat dari bahasa yang mereka gunakan sehari-hari. 24 228 17 6 57 4 312 73.0 5.4 1.9 18.3 1.3 100 18 615 42 436 47 29 1035 2222 0.8 27.7 1.9 19.6 2.1 1.3 46.6 100

Namun tidak berarti tak ada suku lain yang bermukim di sana. Sebagian besar penduduk beragama Islam. Yang mana dalam Suku Bugis Makassar masih ada yang mempercayai penyakit yang disebabkan oleh hal-hal mistik, seperti pengetahuan bahwa penyakit HIV dan AIDS merupakan penyakit kutukan dari Tuhan.

2.3. PRIORITAS MASALAH DAN JENIS KEGIATAN Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin yang berlokasi di RW 005 Kelurahan Panambungan belangsung selama dua minggu (14 hari) yaitu mulai dari tanggal 2 sampai 15 Januari 2012. PBL ini merupakan tindak lanjut dari PBL I sebelumnya. Kegiatan dari PBL II ini merupakan intervensi dari prioritas masalah yang ditetapkan pada PBL I. Adapun 4 prioritas masalah utama vyang dijadikan sebagai acuan kegiatan PBL kali ini diantaranya: a. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Mengenai Masalah Sampah Yang menjadi prioritas pertama dalam intervensi PBL II ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat mengenai masalah sampah di lingkungan mereka. Sekitar 47,2% masyarakat telah memiliki tempat pembuangan sampah. Namun, pada beberapa RT di RW 005 Kelurahan Panambungan masih terlihat sampah yang berserakan. Hal tersebut karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampahnya ke TPU (Kontainer sampah) yang telah disediakan di dekat perbatasan antara RW 01 Kelurahan Lette dengan RW 05 Kelurahan Panambungan. b. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Mengenai HIV/AIDS Adapun prioritas masalah yang kedua yaitu masih kurangnya pengetahuan masyarakat RW 05 Kelurahan Panambungan mengenai HIV/AIDS. Sebagian besar warga pernah mendengar istilah HIV/AIDS, tetapi tidak semua mengetahui mengenai cara penularan penyakit HIV/AIDS. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara penularan penyakit HIV/AIDS

25

menyebabkan mereka menghindari ODHA bahkan ada yang beranggapan bahwa ODHA harus diisolasi dan dijauhkan dari masyarakat agar masyarakat tidak terinfeksi. Adapun pengetahuan masyarakat dalam hal pencegahan HIV/AIDS masih rendah. c. Kurangnya Ibu Yang Memberikan Asi Eksklusif Kepada Bayinya. Prioritas masalah yang ketiga yaitu kurangnya masyarakat RW 05 Kelurahan Panambungan yang memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Dari kegiatan PBL I sebelumnya diperoleh bahwa 41,2 % balita tidak diberikan ASi Eksklusif. Hal ini akan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan saluran pencernaan. Sebagian masyarakat memiliki alasan yang hampir sama tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu karena sibuk bekerja. Ini mungkin karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya dan kegunaan pemberian ASI Eksklusif bagi bayi. d. Banyaknya Masyarakat Yang Berumur Diatas 40 tahun Yang Berisiko Tinggi Kanker. Prioritas masalah yang ke empat yaitu banyaknya masyarakat RW 05 Kelurahan Panambungan yang berumur di atas 40 tahun dan berisiko tinggi terkena kanker. Sebagian dari masyarakat yang berumur 40 tahun tersebut selain karena perilaku merokok dan pola makan, faktor riwayat keluarga juga membuat mereka berisiko tinggi terkena kanker, dengan persentase yang berisiko tinggi yaitu 69,0%.

26

BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 HASIL KEGIATAN Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) ini merupakan kegiatan intervensi atau tindak lanjut dari masalah yang didapatkan saat PBL I yang lalu. PBL II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin yang berlokasi di Kecamatan Mariso ini berlangsung selama dua minggu (14 hari) yaitu mulai dari tanggal 2 sampai 15 Januari 2012. Pada PBL I didapatkan 4 prioritas utama masalah kesehatan di RW 05 Kelurahan Panambungan dari 125 KK yang didata yaitu kepemilikan tempat sampah sebesar 52,8% dan sebanyak 47,2% yang tidak memiliki tempat sampah masyarakat. Untuk masalah pengetahuan mengenai HIV/AIDS masyarakat dengan tingkat pengetahuan baik sebesar 2,4% dan sebesar 96,7% yang tingkat pengetahuan kurang mengenai HIV/AIDS. Adapun masalah pemberian ASI Eksklusif, terdapat beberapa ibu di RW 05 Kelurahan Panambungan memberikan ASI Eksklusif pada bayinya yaitu sebesar 41,2%. Kemudian masalah mengenai Masyarakat yang berisiko tinggi kanker ditemukan bahwa sebagian besar masyarakat RW 05 Kelurahan Panambungan yang berisiko tinggi terkena kanker dan berusia di atas 40 tahun yaitu sebesar 69%. Pada PBL II ini dilakukan berbagai macam kegitan intervensi terhadap berbagai masalah yang didapatkan pada PBL I yang lalu. Secara terinci kegiatan yang dilakukan yaitu seminar awal, intervensi fisik, intervensi non fisik, dan seminar akhir. 3.1.1. Seminar Awal Tingkat Kelurahan Seminar awal yang dilakukan pada tanggal 04 Januari 2012 ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam PBL II ini. Seminar ini dilakukan atas dasar kerja sama antara seluruh peserta PBL II FKM UNHAS Kelurahan Panambungan dengan 8 Posko yang mewakili masing-masing Rukun Warga (RW) dari 8 RW yang ada di Kelurahan

27

Panambungan yaitu RW 1, RW 2, RW 3, RW 4, RW 5, RW 6, RW 7, dan RW 8. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendiskusikan sekaligus mensosialisasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama PBL II di tiap RW di wilayah Kelurahan Panambungan. Selain itu juga sebagai wadah dalam mempererat silahturahmi dengan masyarakat Kelurahan Panambungan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam seminar awal ini adalah tawaran intervensi fisik dan non fisik (penyuluhanpenyuluhan). 3.1.2. Intervensi Fisik Intervensi ini merupakan suatu bentuk kegiatan yang menekankan pada kinerja fisik yang merupakan wujud atau realisasi dari proses upaya pemecahan masalah kesehatan misalnya pembuatan jamban percontohan, pembuatan penyaringan air sederhana, pembuatan tempat sampah, dll. Khusus untuk PBL II ini, intervensi fisik yang dilakukan yaitu pengadaan papan wicara mengenai sampah, penyebaran leaflet ASI Eksklusif (disertai kuesioner pre test), stiker mengenai HIV-AIDS, penempelan poster tentang kanker, kerja bakti dengan warga sekitar RW 05. Intervensi fisik yang dilakukan bertujuan untuk mensosialisasikan secara visual mengenai pentingnya menjaga kebersihan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai ASI Eksklusif, Kanker serta HIV dan AIDS. Pelaksanaan intervensi fisik pada PBL II dilaksanakan berdasarkan swadaya dari mahasiswa dan kontribusi dana dari peserta PBL II serta bantuan penyediaan alat dan bahan dari warga sekitar RW 05 Kelurahan Panambungan. Karena intervensi fisik yang dilakukan membutuhkan biaya yang lumayan besar. A. Kegiatan Kerja Bakti Kegiatan kerja bakti ini dilaksanakan pada pada pagi hari, minggu tanggal 8 Januari 2012di RW 05 Kelurahan Panambungan

28

dengan melibatkan masyarakat sekitar. Walaupun masyarakat tidak seantusias pada kegiatan kerja bakti saat PBL I, namun tetap ada beberapa warga dari RT 1, RT 3 dan RT 4 yang turut ambil bagian dalam kegiatan kerja bakti ini. B. Pembuatan Dan Pemasangan Papan Wicara Mengenai Sampah Serta Poster Mengenai Kanker Berdasarkan hasil diskusi dengan warga pada hari minggu, 8 Januari 2012 diputuskan untuk membuat papan wicara mengenai sampah. Pembuatan Poapan Wicara dilakukan selama 3 hari yaitu tanggal 10 12 Januari 2012 jumlah papan wicara yang dibuat yaitu sebanyak 4 buah.. Sementara itu pebuatan poster dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Januari 2012. Adapun pemasangan papan wicara mengenai sampah dan poster kanker dilaksanakan pada hari jumat tanggal 13 Januari 2012. Papan wicara dan poster ini dipasang di beberapa titik di RW 05 Kelurahan Panambungan, yaitu di depan RW 05 Kelurahan Panambungan, di tikungan jalan di wilayah RW 05, dan tempat-tempat yang banyak digunakan warga untuk membuang sampahnya, termasuk di posyandu dan pos ronda. C. Pembagian Leaflet, Kuesioner Pre test dan Stiker ASI Eksklusif. Pembagian leaflet dilakukan pada hari senin tanggal 9 Januari 2012. Pembagian dilakukan secara door to door, dimana dalam rumah tangga tersebut terdapat ibu menyusui dan ibu hamil. Tujuan pembagian leaflet ini yaitu sebagai bahan bacaan atau sumber informasi ibu-ibu warga RW 05 Kelurahan Panambungan tentang ASI Eksklusif. Pembagian dilakukan di daerah RT 2, RT 3, RT 4, dan RT 5 dengan jumlah keseluruhan leaflet yang dibagikan yaitu 17 buah. Sebelum diberikan leaflet, pemilik rumah terlebih dulu diberikan kuesioner pre test untuk mengukur tingkat pengetahuannya mengenai kegunaan dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif. Kuesioner

29

tersebut diisi langsung oleh pemilik rumah dan dikembalikan saat itu juga. Jumlah kuesioner pre test yang tersebar yaitu sebanyak 17 buah Kegiatan penempelan stiker dilakukan pada hari dan tanggal yang sama dengan pemberian leaflet. Penempelan stiker dilakukan setelah pemilik rumah mengisi kuesioner ASI Eksklusif dan diberikan laeflet tentang ASI Eksklusif. Stiker ASI Eksklusif ini ditempelkan di pintu ataupun di jendela depan rumah warga yang diberikan leaflet. Tujuannya yaitu sebagai tanda bahwa rumah tangga tersebut merupakan sasaran pemberian leaflet ASI Eksklusif, agar

memudahkan saat mengevaluasi di PBL III nanti. Dengan jumlah stiker yang dibagikan sama dengan jumlah leaflet dan kuesioner ASI Eksklusif yaitu sebanyak 17 buah Berikut ini hasil analisis kuesioner pre test ASI Eksklusif yang diperoleh : 1. Identitas Responden a) Jumlah Responden Berdasarkan RT Tabel 26 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan RT RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Mariso Kota Makassar Tahun 2012 RT N % RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 Total 3 7 6 1 17 17,6 41,2 35,3 5,9 100

Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 26 terlihat bahwa responden dari pre test ASI Eksklusif yang paling banyak terdapat di wilayah RT 3 yaitu sebanyak 41,2%.

30

2. Kuesioner Pre test ASI Eksklusif a) Keuntungan Menyusui Bayi Tabel 27 Distribusi Jumlah Responden Tahu Keuntungan Menyusui Bagi Ibu RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Frekuensi Total Keuntungan Menyusui Bagi Ibu n Menjalin Hubungan Kasih Sayang ibu dan Bayi Memulihkan kesehatan ibu setelah melahirkan Mencegah kanker payudara Praktis dan hemat biaya Manunda kehamilan Sumber : Data Primer 2012 Dari tabel 27 didapatkan bahwa pengetahuan responden tentang keuntungan menyusui bagi ibu paling banyak adalah dapat menjalin hubungan kasih sayang ibu dan bayi yaitu sebanyak 82,4%. b) Keunggulan ASI Tabel 28 Dsitribusi Jumlah Responden yang Tahu Keunggulan ASI RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Frekuensi Total Keunggulan ASI n Mengandung gizi yang lengkap untuk bayi Melindungi bayi dari alergi Aman dan terjamin kebersihannya Tidak akan pernah basi Melatih kemampuan bayi menghisap,dan menelan
Sumber : Data Primer 2012

Ya % 82,4 47,1 52,9 52,9 29,4

Tidak n 3 9 8 8 12 % 17,6 52,9 47,1 47,1 70,6 n 17 17 17 17 17 % 100 100 100 100 100

14 8 9 9 5

Ya % 88,2 35,3 52,9 52,9 41,2

Tidak n 2 11 8 8 10 % 11,8 64,7 47,1 47,1 58,8 N 17 17 17 17 17 % 100 100 100 100 100

15 6 9 9 7

31

Berdasarkan tabel 28 dapat diketahui pengetahuan reesponden mengenai keunggulan ASI sebagian besar adalah ASI mengandung gizi yang lengkap untuk kecerdasan bayi yaitu sebanyak 88,2%. c) Cara Menyusui Dengan Benar Tabel 29 Distribusi Jumlah Responden Tahu Cara Menyusui yang Benar RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Frekuensi Total Cara Menyusui Dengan benar n Langsung menyusui setelah melahrkan Cuci tangan dan bersihkan puting sebelum menyusui Menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian Tubuh bayi menghadap ibu Sambil berbaring Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 29 diperoleh informasi bahwa pengetahuan responden yang paling banyak mengenai cara menyusui dengan benar adalah langsung menyusui bayi segera setelah lahir yaitu sebanyak 64,7% dari 17 responden. 9 5 52,9 29,4 8 12 47,1 70,6 17 17 100 100 11 9 13 Ya % 64,7 52,9 76,5 Tidak n 6 8 4 % 35,3 47,1 23,5 N 17 17 17 % 100 100 100

32

d) Kerugian Tidak Menyusui Tabel 30 Distribusi Jumlah Responden Tahu Kerugian Tidak Menyusui RW 05 Kel. panambunganKec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Frekuensi Total Kerugian tidak Menyusui n Ibu dapat terkena kanker payudara Bayi kekurangan gizi Bayi sakit sakitan Bayi alergi Boros dan repot ,membuat susu formula Sumber : Data Primer 2012 Dari tabel 30 diketahui bahwa sebagian besar ibu beranggapan bahwa karugian yang ditimbulkan akibat tidak menyusui bayi adalah bayi akan kekurangan gizi. Adapun persentase dari responden yang mengetahui hal tersebut yaitu sebanyak 70,6% dari 17 responden. e) Tingkat Pengetahuan Mengenai ASI Eksklusif Tabel 31 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Tingkat Pengetahuan N % Kurang Sedang Tinggi Total 6 5 6 17 35,3 29,4 35,3 100 6 12 11 5 8 Ya % 35,3 70,6 64,7 29,4 47,1 Tidak n 11 5 6 12 9 % 64,7 29,4 35,3 70,6 52,9 N 17 17 17 17 17 % 100 100 100 100 100

Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan data tabel 31 didapatkan terlihat bahwa tingkat pengetahuan masyarakat RW 05 Kelurahan Panambungan tentang ASI

33

Eksklusif antara yang tinggi dan rendah tidak ada perbedaan yang signifikan yaitu 35,3%. D. Pembagian Stiker HIV-AIDS Pembagian stiker HIV/AIDS sebagai salah satu bentuk intervensi non fisik, dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2012 setelah penyuluhan, selain diberikan kepada warga yang hadir penyuluhan, juga dibagikan kepada warga masyawakat yang lain di RW 05 Kelurahan Panambungan. Stiker ini di bagikan di RW 05 Kelurahan Panambungan berjumlah 52 buah. Metode penyuluhan tiga prioritas utama : 1. Pemilihan Responden Pemilihan responden dilakukan secara acak dengan metode door to door di rumah warga yang mewakili tiap Rukun Tangga (RT) nya masing-masing secara langsung. Setiap responden yang dibagikan leaflet, diberikan lembaran pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuannya tentang materi yang akan diberikan. 2. Instrument Intervensi Instrument intervensi yang digunakan berupa kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan dan perilaku sehari-hari. Materi intervensi yang diberikan ada yang dibuat sendiri dalam bentuk poster sebagai media untuk menyampaikan materi kepada masyarakat serta leaflet yang dibuat sendiri mengenai ASI Eksklusif. Selai itu juga ada papan wicara mengenai sampah. 3. Teknik Intervensi Untuk intervensi melalui leaflet, dilakukan dengan cara door to door di setiap rumah yang mencakup 4 RT yang berada di lingkup RW 05 Panambungan, yaitu sebanyak empat RT. Sebelum pemberian leaflet, diberikan terlebih dahulu lembar pre-test unntuk mengukur pengetahuan masyarakat mengenai materi leaflet yang akan dibagikan.

34

Sedangkan untuk poster dan papan wicara, dipasang di tempat-tempat yang dianggap strategis yang bisa dijangkau oleh warga sekitar. 4. Indikator dan Teknik Skoring Pre Test Penilaian dilakukan berdasarkan jawaban pada pre-test yang diberikan sebelum pembagian leaflet. Setiap jawaban yang benar diberikan poin sebanyak 1 dan yang salah diberikan poin 0. Berdasarkan hasil briefing dan kesepakatan dengan anggota kelompok dan peserta PBL II se-kelurahan Panambungan, jumlah poin tersebut dikategorikan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk pre-test ASI Eksklusif: a) Pengetahuannya kurang bila mencapai kurang dari 6,66 point yang diperoleh. b) Pengetahuannya sedang bila berada di antara 6,66 13,32 point yang diperoleh c) Pengetahuannya tinggi bila mencapai lebih dari 13,32 point yang diperoleh. Sedangkan untuk intervensi melalui poster, dan papan wicara, tidak diadakan pre-test. Indikatornya tetap terpasang dan terpelihara atau tidak. 3.1.3. Intervensi Non Fisik Intervensi non fisik yang dimaksud di sini adalah suatu kegiatan yang hasil akhir atau dalam prosesnya tidak menghasilkan sesuatu yang nyata dalam jangka waktu yang cukup pendek tetapi akan terlihat dalam jangka waktu yang panjang seperti perubahan pengetahuan, tindakan dan perilaku. Adapun interfensi non fisik yang dilakukan pada PBL II ini adalah penyuluhan terhadap salah satu prioritas utama masalah kesehatan di RW 05 Kelurahan Panambungan yaitu penyuluhan mengenai HIV/AIDS, dan ditambah dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS),

35

khususnya cara mencuci tangan. Secara rinci intervensi ini dapat diuraikan sebagai berikut: A. Penyuluhan Tentang HIV/AIDS Penyuluhan tentang HIV/AIDS dilaksanakan di Ruang Kelas SDN Rajawali RW 05 Kelurahan Panambungan pada hari sabtu tanggal 7 Januari 2012 dengan jumlah peserta hadir sebanyak 28 orang. Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS. Penyuluhan ini dirangkaikan pula dengan pembagian stiker kepada masyarakat yang berisikan informasi tentang cara mencegah terinfeksi HIV dan terkena AIDS.. Dari 28 peserta yang hadir hanya 23 kuesioner pre test yang dibagikan. Karena 5 orang peserta yang lain hadir saat penyuluhan telah dimulai. pre test dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta penyuluhan tantang HIV dan AIDS sebelum mengikuti penyuluhan. Berikut ini data kuesioner pre test HIV AIDS RW 05 Kelurahan Panambungan : 1. Identitas Responden a) Jumlah Responden Berdasarkan Kelompok Umur Tabel 32 Distribusi Jumlah Responden Menurut Kelompok Umur RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Kelompok Umur N % 25-51 Tahun 52-78 Tahun Total Sumber : Data Primer 2011 Dari tabel 32 didapatkan bahwa kelompok umur terbanyak yang hadir saat penyuluhan HIV AIDS adalah kelompok ummur 25-51 tahun yakni sebanyak 65,2%. 15 8 23 65,2 34,8 100

36

b) Jumlah Responden Berdasrkan Jenis Kelamin Tabel 33 Distribusi Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Jenis Kelamin N % Laki-laki Perempuan Total Sumber : Data Primer 2012 Dari tabel 33 terihat bahwa peserta penyuluhan HIV AIDS di RW 05 Kelurahan Panambungan yaitu lebih banyak dihadiri oleh peserta perempuan yaitu sebanyak 60,9 %. c) Jumlah Responden Berdasarkan Status Pernikahan Tabel 34 Distribusi Jumlah Responden Menurut Status Pernikahan RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Status Pernikahan N % Nikah Belum Nikah Total Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 34 diketahui bahwa jumlah responden dari pre test penyuluha HIV-AIDS lebih banyak yang telah menikah yaitu sebanyak 91,3%. 21 2 23 91,3 8,7 100 9 14 23 39,1 60,9 100

37

2. Kuesioner Pre test HIV dan AIDS a) Pengertian HIV dan AIDS Tabel 35 Distribusi Jumlah Responden Tahu Pengertian HIV- AIDS RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Frekuensi Definisi n % Penyakit menular yang dapat merusak kekebalan tubuh Penyakit yang tidak menular namun dapat merusak sistem kekebalan tubuh Suatu Penyakit Turunan Suatu Penyakit Kutukan Total Sumber : Data Primer 2012 Dari tabel 35 diperoleh informasi bahwa warga RW 05 telah tahu tentang pengertian HIV dan AIDS karena sebagian besar mengetahui bahwa HIV dan AIDS merupakan Penyakit menular yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yaitu sebanyak 65,2% responden. b) Mengetahui Penyebab HIV/AIDS Tabel 36 Distribusi Jumlah Responden Tahu Penyebab HIV-AIDS RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Frekuensi Tahu Penyebab HIV dan AIDS Ya Tidak Total Sumber : Data Primer 2012 Dari tabel 36 didapatkan bahwa dari 23 responden lebih banyak yang tidak mengetahui tentang penyebab HIV/AIDS yaitu sebanyak 52,2%. N 11 12 23 % 47,8 52,2 100 15 5 1 2 23 65,2 21,7 4,3 8,7 100

38

c) Cara Penularan HIV/AIDS Tabel 37 Distribusi Jumlah Responden Tahu Penularan HIV/AIDS RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Frekuensi Cara Penularan n Transfusi Darah Hubungan Seks Jarum Suntik Berjabat tangan Dari Ibu hamil Berpelukan Berbagi makanan Gigitan serangga Sumber : Data Primer 2012 Dari tabel 37 didapatkan bahwa cara penularan HIV/AIDS yang paling banyak diketahui oleh warga RW 05 adalah penularan melalui hubungan seks yaitu sebanyak 52,2% dan yang tidak menjawab atau tidak mengetahui penularannya sama sekali yaitu sebanyak 39,1% dari 23 responden. 11 12 11 0 7 1 2 1 Ya Tidak Tidak jawab % 47,8 52,2 47,8 0 30,4 4,3 8,7 4,3 n 3 2 3 14 7 13 12 13 % 13,0 8,7 13,0 60,9 30,4 56,5 52,2 56,5 N 9 9 9 9 9 9 9 9 % 39,1 39,1 39,1 39,1 39,1 39,1 39,1 39,1 N 23 23 23 23 23 23 23 23 % 100 100 100 100 100 100 100 100 Total

39

d) Gejala Penyakit HIV/AIDS Tabel 38 Diatribusi Jumlah Responden Tahu Gejala Penyakit HIV/AIDS RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Frekuensi Total Gejala n Berat badan turun drastis Diare berkelanjutan Pembengkakan leher dan ketiak Batuk terus menerus Sesak Nafas Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 38 diperoleh bahwa gejala penyakit AIDS yang telah diketahui oleh warga adalah berat badan turun drastis yaitu sebanyak 78,3% yang mengetahuinya. e) Cara Pencegahan HIV dan AIDS Tabel 39 Distribusi Jumlah Responden Tahu Cara Pencegahan HIV-AIDS RW 05 Ke. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Frekuensi Total Cara Pencegahan HIV AIDS n Menjauhi seks bebas Menjauhi Jarum suntik tidak steril Pemeriksaan darah bagi calon donor Sumber: Data Primer 2012 Dari tabel 39 dapat diketahui bahwa menurut warga RW 05 cara penularan penyakit HIV/AIDS adalah dengan menjauhi seks bebas. Ini karena 18 14 8 Ya % 78,3 60,9 34,8 N 5 9 15 Tidak % 21,7 39,1 65,2 N 23 23 23 % 100 100 100 18 3 2 7 9 Ya % 78,3 13,0 8,7 30,4 39,1 N 5 20 21 16 14 Tidak % 21,7 87,0 91,3 69,6 60,9 N 23 23 23 23 23 % 100 100 100 100 100

40

sangat banyak masyarakat yang memilih jawaban itu saat pre test yaitu sebanyak 78,3%. f) Obat Untuk Penyakit HIV-AIDS Tabel 40 Distribusi Jumlah Responden Tahu Ada Obat HIV-AIDS RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Frekuensi Obat Untuk Penyakit HIV/AIDS Sudah Ada Belum Ada Dapat Sembuh Sendiri Total Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 40 ditemukan bahwa warga RW 05 beranggapan bahwa obat HIV-AIDS telah ada dan belum ada yaitu sebanyak 47,8%, dan ada pula yang beranggapan bahwa penyakit AIDS dapat sembuh sendiri yaitu sebanyak 4,3%. g) Tingkat Pengetahuan HIV-AIDS Tabel 41 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan HIV AIDS Peserta Penyuluhan RW 05 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar Tahun 2012 Tingkat Pengetahuan N % Rendah Sedang Tinggi Total Sumber : Data Primer 2011 Dari tabel 41 terlihat bahwa hasil pre test membuktikan bahwa memang tingkat pengetahuan warga RW 05 Kelurahan Panambungan 9 7 7 23 39,1 30,4 30,4 100 N 11 11 1 23 % 47,8 47,8 4,3 100

41

masih rendah, dengan jumlah peserta yang pengetahuannya rendah yaitu sebanyak 9 responden (39,1%). B. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Penyuluhan ini merupakan intervansi tambahan yang dilkuan dengan bekerja sama dengan peserta PBL II dari posko 11 dan posko 12. Penyuluhan menngenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya cara mencuci tangan dilakukan di sekolah dasar yang ada disekitar RW 05 Kelurahan Panambungan. Penyuluhan tambahan di luar prioritas masalah ini dilaksanakan atas pertimbangan sebagai berikut: a. Waktu yang diberikan yaitu 2 minggu sangat panjang sehingga masih banyak waktu yang tersisa. Oleh karena itu, waktu yang kosong dimanfaatkan untuk melakukan intervensi dari masalah kesehatan lain di RW 05 Kelurahan Panambungan. b. Ingin meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) anak-anak sejak dini. 3.2. PEMBAHASAN 3.2.1. Seminar Awal Tingkat Kelurahan Seminar awal ini diselenggarakan pada tanggal 04 Januari 2012 bertempat di Kantor Kelurahan Panambungan dengan maksud sosialisasi kepada warga se-kelurahan Panambungan akan keberadaan peserta PBL II FKM Unhas selama dua pekan di wilayahnya. Kegiatan seminar ini dilaksanakan dengan susunan kepanitiaan yang berasal dari seluruh peserta PBL II FKM Unhas se- kelurahan Panambungan yang terdiri atas 8 Posko sesuai jumlah Rukun Warga (RW) di Kelurahan Panambungan yaitu RW 1, RW 2, RW 3, RW 4, RW 5, RW 6, RW 7, dan RW 8. Selain sosialisasi kepada warga, dalam kegiatan ini juga dilaksanakan diskusi mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama PBL II di Kelurahan Panambungan selama dua pekan serta membangun kembali tali silaturrahmi yang pernah terjalin selama PBL I

42

sebelumnya sehingga komunikasi kepada warga tetap terjaga dengan baik. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam seminar awal ini adalah rencana intervensi fisik dan non fisik (penyuluhan-penyuluhan). Rencana intervensi fisik yaitu pemasangan poster, stiker, dan papan wicara, penyebaran leaflet dan brosur. Sedangkan intervensi non fisik yang rencana dilakukan adalah penyuluhan mengenai HIV & AIDS, bahaya rokok, pentingnya drainase, Kanker, juga ada kerja bakti dalam penanganan sampah serta sosialisasi PHBS di sekolah dasar sebagai intervensi tambahan. 3.2.2. Penyuluhan Empat Prioritas Utama 3.2.2.1.Kerja Bakti dan Pengadaan Papan Wicara Mengenai Sampah Dari hasil survei pada PBL I masalah sampah yang ditemukan yaitu tidak tersedianya pengangkut (gerobak) sampah untuk membawa sampah-sampah warga ke kontainer sampah di depan RW 05 Kelurahan Panambungan. Sehingga diputuskan untuk mengupayakan pengadaan gerobak sampah di RW 05 Kelurahan Panambungan. Namun saat dilakukan observasi di awal PBL II, ternyata kegiatan tersebut telah diterapkan oleh sebagian warga khususnya warga RT 4. Mereka memilih seseorang yang akan rutin membawa sampah mereka ke kontainer dan diberi upah dari masing-masing rumah tangga. Ini karena menurut ketua RT yang lain, warga mereka tidak bersedia mengeluarkan uang untuk mengangkut sampah mereka dan mereka merasa mampu membawa sendiri sampahnya ke kontainer. Sehingga diputuskan untuk membuat papan wicara yang diharapkan mampu meningkatkan kesadaran tiap individu terhadap kebersihan lingkungan. Sebelum membuat papan wicara kami memutuskan untuk melakukan kerja bakti agar ketua RW 05 dan semua ketua RT-nya bisa berkumpul untuk memwicarakan kegiatan papan wicara.

43

Kegiatan kerja bakti diaksanankan pada hari minggu tanggal 8 Januari 2012. Dalam kegiatan kerja bakti ini kami berkeliling di tiap RT untuk memantau kegiatan warga. Dan hanya warga di sekitar RT 1, RT 3 dan RT 4 yang ikut melakukan kerja bakti, setidaknya mereka membersihkan pekarangan rumah dan jalan depan rumah mereka masing-masing. Setelah melakukan kerja bakti, diadakan diskusi dengan ketua RT 3, Ketua RW 05, dan beberapa warga untuk membahas bagaimana sebaiknya menangani masalah kesadaran masyarakat akan sampah di wilayah ini. Dan akhirnya diputuskan untuk membuat papan wicara yang akan dipasang di beberapa tempat di wilayah RW 05 Kelurahan Panambungan. Kebetulan juga ada warga yang bersedia menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat papan wicara mengenai sampah tersebut. Kemudian pada tanggal 10 Januari 2012 dilakukan persiapan untuk membuat papan wicara. Kami menyiapkan kayu dan tripleks yang diberikan oleh warga dan mengecatnya. Di hari berikutnya kami mulai membuat desain dan slogan-slogan tentang pentingnya kebersihan lingkungan sekitar rumah. Sampai pada tanggal 13 Januari 2012 dilakukan pemasangan papan wicara di depan RW 05 Kelurahan Panambungan, dan di beberapa tempat yang sering dilalui orang seperti di tikungan-tikungan jalan RW 05 Kelurahan Panambungan. Dengan jumlah papan wicara yang akan dipasang adalah 4 buah. Adapun bentuk evaluasi yang nanti akan dilakukan adalah memantau apakah papan wicara tersebut dipelihara oleh masyarakat dan mampu meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya kebersihan lingkungan sehingga mampu mengubah sikap dan perilaku warga RW 05 Kelurahan Panambungan.

44

3.2.2.2.Penyuluhan HIV dan AIDS Dalam penyuluhan HIV dan AIDS ini jumlah peserta yang hadir yaitu 28 orang namun yang menjadi responden kuesioner pre test HIV dan AIDS hanya 23 orang. Hal ini terjadi karena beberapa peserta datang saat penyuluhan sedang berlangsung sehingga diputuskan untuk tidak memberikan kuesioner pre test. Berikut metode penyuluhan HIV dan AIDS : 1. Pemilihan Responden Pemilihan responden dilakukan secara acak dengan meminta bantuan Ketua RW 05 kelurahan Panambungan dan Ketua-Ketua RT serta kader-kader untuk membantu mengumpulkan warga untuk mengikuti penyuluhan yang dilakukan. Peserta yang hadir di penyuluhan diberikan lembaran pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuannya tentang materi yang akan diberikan. 2. Instrument Penyuluhan Instrument penyuluhan yang digunakan berupa kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan dan perilaku sehari-hari. Materi penyuluhan yang dipresentasikan dibuat sendiri dalam bentuk powerpoint sebagai media untuk menyampaikan materi kepada masyarakat. Serta stiker yang akan dibagikan kepada paserta penyuluhan dan masyarakat yang tidak sempat hadir. 3. Teknik Penyuluhan Semua penyuluhan yang dilakukan menggunakan Teknik penyuluhan kelompok diskusi karena teknik seperti itu lebih efektif. Peserta diundang di sebuah ruangan untuk mendengarkan materi yang disiapkan yang diawali dengan pembagian kuesioner yang berisi berbagai pertanyaan mengenai pengetahuan dan perilaku.

45

4. Indikator dan Teknik Skoring Pre Test Penilaian dilakukan berdasarkan jawaban pada kuesioner yang dibagikan sebelum penyuluhan. Setiap jawaban yang benar diberikan poin sebanyak 1 dan yang salah diberikan poin 0. Berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan dengan anggota kelompok, jumlah poin tersebut di ubah ke dalam bentuk persentase dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk Pre test HIV-AIDS a. Pengetahuannya kurang bila mencapai kurang dari 6 point yang diperoleh. b. Pengetahuannya sedang bila berada di antara 6 12 point yang diperoleh. c. Pengetahuannya tinggi bila mencapai sama dengan atau lebih dari 12 point yang diperoleh. Berdasarkan data kuesioner pre test di peroleh bahwa warga yang datang paling banyak yang berumur 25-51 tahun yaitu 65,2% dimana perempuan lebih mendominasi dari pada laki-laki yaitu sebanyak 60,9%. Dan berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden sebelum penyuluhan adalah masih banyak rendah yaitu sebesar 39,1% dari 23 responden. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan warga RW 05 Kelurahan Panambungan terhadap HIV/AIDS masih rendah.

Akibatnya masih banyak warga yang tidak tahu apa saja cara mencegah dan penyebab HIV/AIDS. Dalam pertanyaan pre test, untuk pertayaan mengenai definisi HIV/AIDS sebagian besar warga menjawab benar yaitu penyakit menular yang dapat merusak kekebalan tubuh, yaitu sebanyak 65,2%. Kemudian pengetahuan warga tentang penyebab HIV/AIDS tidak ada

46

perbedaan secara signifikan karena yang tidak tahu sebanyak 52,2% dean yang mengetahui penyebab HIV/AIDS sebanyak 47,8%. Sementara itu dalam hal pengetahuan mengenai cara penularan HIV AIDS yang banyak diketahui warga adalah melalui hubungan seks dan yang kurang diketahui oleh warga adalah penularan melalui ibu hamil kepada janinnya melalui placenta. Jika pre test dikaitkan dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS, dapat dilihat bahwa warga kurang tahu tentang HIV/AIDS. Dengan kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan warga tentang HIV/AIDS, dan dapat merealisasikan di kehidupan nyata dan membagi informasi yang didapatkan pada warga lainnya yang tidak datang di penyuluhan tentang HIV/AIDS. Adapun kegiatan evaluasi yang bisa dilakukan saat PBL III nanti berupa pemberian post test secara door to door, untuk mengetahui sejauh mana kegiatan penyuluhan kami dapat

meningkatkan pengetahuan warga RW 05 Kelurahan Panambungan. 3.2.2.3.Pembagian leaflet ASI Ekslusif Dalam pembagian leaflet ASI Eksklusif ini jumlah peserta yang diberikan leaflet yaitu 17 Kepala Keluarga. Pembagian dilakukan secara door to door dengan sasaran yaitu rumah tangga yang terdapat ibu hamil dan menyusui di dalamnya. Berdasarkan data kuesioner pre test di peroleh bahwa pembagian leaflet paling banyak dilakukan di wilayah RT 3 yaitu sebanyak 41,2% rumah tangga yang mendapatkan leaflet. Dan berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan leaflet mengenai ASI Eksklusif tergolong masih rendah karena responden yang masuk dalam tingkat pengetahuan yang rendah yaitu sebanyak 35,3% dan yag sedang sebanyak 29,4% dari 17 responden. Dari data ini dapat

47

disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan warga RW 05 Kelurahan Panambungan terhadap ASI Eksklusif masih rendah. Akibatnya masih banyak warga yang tidak tahu keuntungan dan pentingnya ASI Eksklusif baik bagi bayi maupun bagi bayi. Kemungkinan hal tersebut yang menyebabkan kurangnya ibu yang memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Dalam pertanyaan pre test, untuk pertayaan mengenai keuntungan menyusui bagi ibu sebagian besar warga menjawab, menyusui dapat menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yaitu sebanyak 82,4%. Kemudian pengetahuan warga tentang keunggulan ASI lebih banyak responden yang menjawab, ASI mengandung gizi yang lengkap untuk kecerdasan bayi yaitu sebanyak 88,2%. Sedangkan untuk cara menyusui dengan benar responden lebih banyak memilih jawaban, menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian yaitu sebanyak 76,5%. Sementara itu dalam hal pengetahuan mengenai kerugian bila tidak menyusui yang banyak diketahui oleh warga adalah bayi akan kekurangan gizi yaitu sebanyak 64,7%. Jika pre test dikaitkan dengan pengetahuan tentang ASI Eksklusif, dapat dilihat bahwa warga kurang tahu tentang ASI Eksklusif. Dengan kegiatan pembagian leaflet ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan warga tentang kegunaan dan pentingnya menyusui terlebih ASI Eksklusif hingga saat evaluasi pada PBL III nanti, dan dapat merealisasikan di kehidupan nyata dan membagi informasi yang didapatkan pada warga lainnya. 3.2.2.4.Penempelan Poster Kanker Berdasarkan pada penentuan solusi dari prioritas masalah tentang risiko tinggi kanker di PBL I yang lalu kami berencana melakuka penyuluhan tentang faktor risiko dan pencegahan kanker dengansasaran seluruh warga yang berumur lebih dari 40 tahun.

48

Namun karena keterbatasan dana, kami memutuskan untuk membuat poster yang berisi informasi tentang faktor risiko, jenis, dan pencegahan kanker. Selain itu juga karena sulitnya mengumpulkan masyarakat yang berusia diatas 40 tahun yang memiliki faktor risiko yang dapat berisiko tinggi, mengingat cuaca pada saat kegiatan PBL II sangat tidak mendukung. Dimana setiap hari diguyur hujan. Jumlah poster yang ditempelkan sebanyak 4 buah dan ditempelkan di posyandu dan diberbagai tempat-tempat yang sering dilalui orang-orang. Salah satu poster yang disebarkan diperoleh dari Pusat Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun betuk evaluasi yang nanti bisa dilakukan, yaitu memantau apakah keberadaan poster tersebut dijaga dengan baik oleh warga sekitar RW 05 Keluraha Panambungan atau tidak. 3.2.3. Penyuluhan Diluar Prioritas Masalah Penyuluhan tambahan diluar empat prioritas utama masalah kesehatan yang dilakukan adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya cara mencuci tangan dan menyikat gigi. 3.2.3.1.Penyuluhan Mencuci Tangan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan atas kerja sama dengan peserta PBL II posko 11, dan posko 12 (RW 07 dan RW 08). Kegiatan ini dilakukan di SDN Rajawali yang bertempat di RW 05 Keluraha Panambungan. Dalam penyuluhan tambahan ini kami memutuskan tidak memberikan pre test karena sasaran penyuluhan PHBS ini adalah siswa-siswi kelas 6 yang kemungkinan pada PBL III nanti sulit untuk diadakan post test. Sebenarnya kami ingin mengambil sasaran siswa-siswi kelas 3 namun kepala sekolah dari SDN Rajawali hanya memberikan ijin untuk memberikan penyuluhan pada siswa-siswi kelas 6.

49

Saat

penyuluhan,

tampak

siswa-siswi

sangat

antusias

mengikuti materi yang dibawakan, walaupun mereka tampak malumalu saat diminta ke depan kelas untuk mencoba mempraktekan cara mencuci tangan dengan baik. Namun saat prakrek mencuci tangn dilakukan di luar ruangan kelas dengan menggunakan air dan sabun semua siswa-siswi tampak sangat antusias ingin mencoba tidak terkecuali siswa-siswi dari kelas lain seperti kelas 5 dan kelas 2. 3.2.3.2.Penyuluhan Menyikat Gigi Penyuluhan menyikat gigi ini dilakukan hanya dalam bentuk penyuluhan tidak langsung dengan memberikan poster mengenai pentingnya menyikat gigi yang mana diharapkan dapat mengajarkan cara menyikat gigi yang baik dan benar sejak dini agar anak-anak dapat membiasakan dirinya untuk berperilaku hidup sehat.

3.3. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT Pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II ini dilaksanakan di RW 05 Kelurahan Panambungan, Kecamatan Mariso, Kota Makassar yang berlangsung selama dua pekan, yaitu pada tanggal 2 Januari 2011 sampai 15 Januari 2012. Secara umum kegiatan ini berlangsung dengan lancar meskipun tidak dapat dipungkiri adanya kendala-kendala yang cukup menghambat selama melakukan kegiatan. Berikut adalah faktor pendukung dan penghambat dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama PBL II : a. Faktor Pendukung Faktor pendukungnya adalah : 1. Kesediaan Pemerintah Kota Makassar, Pemerintah Kecamatan Mariso, Pemerintah Kelurahan Panambungan dan khususnya RW 05 beserta jajarannya yang bersedia memfasilitasi dalam wilayahnya yang dijadikan tempat pelaksanaan PBL II.

50

2. Bapak Ketua RW 05 Kelurahan Panambungan dan para ketua RT yang senantiasa memberikan keterangan yang dibutuhkan dan sikap baik berupa penerimaan dan bantuan selama kegiatan. 3. Segenap masyarakat RW 05 dan para Ketua RT Kelurahan Panambungan dan pihak sekolah tempat penyuluhan yang setiap saat bersedia menjadi tempat berkonsultasi bila menemukan kesulitan. 4. Kerja sama yang baik dari teman-teman posko 9 yang membantu melancarkan setiap kegiatan intervensi yang dilakukan di RW 05 Kelurahan Panambungan. 5. Arahan dan bimbingan dari pembimbing lapangan serta Pihak

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin dalam membekali kegiatan PBL II sehingga kegiatan-kegiatan selama PBL II dapat terselesaikan dengan baik. b. Faktor Penghambat Faktor penghambat adalah : 1. Kondisi cuaca yang kurang mendukung (musim Hujan) saat kegiatan intervensi sehingga menyulitkan untuk mengumpulkan warga saat pelaksanaan intervensi. 2. Sulitnya mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan Intervensi yang ingin kami lakukan, sehingga ada beberapa intervensi yang kegiatannya berbeda dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. 3. Kurangnya Sumber Daya Manusia mengingat ada 4 kegiatan intervensi yang ingin dilakukan sedangkan peserta posko hanya 5 orang. 4. Kebanyakan dari masyarakat RW 05 Kelurahan Panambungan berumur di atas 40 tahun yang mengalami gangguan penglihatan sehingga dalam setiap proses penyuluhan yang menggunakan Pre Test memakai waktu yang cukup lama. 5. Sulit mengumpulkan masyarakat untuk penyuluhan Karena masyarakat memiliki kesibukan sendiri.

51

BAB IV PENUTUP 4.1.KESIMPULAN Kegiatan intervensi yang dilakukan selama PBL II ini merupakan realisasi dan prioritas masalah yang ditetapkan pada PBL I yang lalu. Ini berlokasi di RW 05 Kelurahan Panambungan dan berlangsung selama dua minggu (14 hari) yaitu mulai dari tanggal 2 Januari 2011 sampai 15 Januari 2012. Program intervensi yang telah dilaksanakan meliputi dua bentuk kegiatan yaitu intervensi fisik dan non fisik. 1. Program Intervensi Fisik Intervensi fisik yang dilakukan adalah pembagian stiker tentang materi penyuluhan yaitu sampah, HIV/AIDS, pembagian leaflet tentang ASI Eksklusif, Pengadaan papan wicara tentang kebersihan lingkungan dan sampah, serta penyebaran poster mengenai kanker. Saat penyuluhan PHBS dilakukan pembagain sikat gigi untuk beberapa siswa dan brosur pentingnya menyikat gigi secara rutin sejak dini. 2. Program Intervensi Non Fisik Intervensi non fisik seperti melakukan penyuluhan-penyuluhan, yaitu tentang HIV dan AIDS. Diadakan pula penyuluhan PHBS di SD tentang mencuci tangan, menyikat gigi, yang baik dan benar.

4.2 SARAN Saran yang diberikan adalah : 1. Internal a. Pengelola PBL agar mengetahui lebih mendalam mengenai seluk-beluk kegiatan PBL. Dan semoga ke depannya dapat mengusahakan penyediaan dana untuk kegiatan PBL II mengingat di PBL II ini membutuhkan dana yang lumayan besar.

52

b. Pembimbing lapangan dan supervisor agar lebih sering hadir untuk memantau dan memberi arahan untuk pelaksanaan kegiatan intervensi di lapangan. 2. Eksternal a. Masyarakat RW 05 Kelurahan Panambungan khususnya, diharapkan dapat memanfaatkan serta mengaplikasikan secara meluas informasi yang didapatkan pada penyuluhan. b. Pemerintah Kelurahan Panambungan bekerjasama dengan Tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat untuk memonitoring penggunaan serta pengaplikasian sarana-sarana yang telah di bangun selama kegiatan PBL II oleh masyarakat setempat. c. Petugas kesehatan setempat agar lebih intensif dalam melakukan pendekatan-pendekatan ke masyarakat dalam membantu pelaksanaan program-program kesehatan.

53

Anda mungkin juga menyukai