Artikel Maryam - Doc 03
Artikel Maryam - Doc 03
KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PKK KONSENTRASI TATA BUSANA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN LAPANGAN KERJA WIRAUSAHA BUSANA Sitti Maryam B Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Konsep link & match antara perguruan tinggi dengan dunia usaha khususnya usaha busana, semacam irisan yang menjembatani antara program perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia usaha. Namun pada prakteknya, terutama di Indonesia masih sering jauh dengan kenyataan, sebagai contoh, kebijakan di dunia pendidikan tinggi Indonesia membuat pihak perguruan tinggi mempertahankan bahwa jenjang pendidikan akademis haruslah melewati jenjang seperti D2, D3, S1, S2 dan S3 dan tidak ada kredit apapun yang bisa diperoleh tanpa melewati suatu ujian atau kuliah secara formal, termasuk juga pengalaman bertahun-tahun di dunia kerja atau lapangan. Hal ini juga dikarenakan sifat perguruan tinggi yang lebih lecture center oriented dibandingkan student center oriented, sehingga bila terjadi argumentasi mahasiswa dengan dosen, maka sulit memperoleh nilai grade yang baik atau bahkan sulit lulus. Perilaku tersebut di atas menumbuhkan budaya apatis di kebanyakan kalangan mahasiswa, meskipun tidak semua dosen berperilaku demikian (Tshahindra 2009 dalam Ana Rahmi (2010). Sedangkan dunia usaha busana sendiri juga sering beranggapan bahwa lulusan Sarjana itu masih belum bisa langsung on the fly pada praktek di lapangan. Alias masih dianggap nol, belum tahu apa-apa, paling hanya 20% ilmu yang diserap selama kuliah yang dapat dipergunakan di dunia kerja. Akibatnya, sering ada pelatihan berkesinambungan bagi para fresh graduate seperti program: graduate trainee, management trainee dan lain lain, untuk memberikan kesiapan bagi para lulusan baru bekerja di dunia usaha busana. Ke dua pihak ini tentunya memberi iklim yang tidak baik, dimana dunia usaha memerlukan tenaga kerja yang memang handal dan aplikatif di bidangnya, sedangkan lulusan perguruan tinggi yang melimpah justru belum mendapatkan pekerjaan dengan bidang yang sesuai jurusannya. Hal yang perlu dilakukan merupakan salah satu upaya membentuk jembatan yang lebih erat antara pihak perguruan tinggi dan dunia usaha. Melalui pendidikan usaha dibidang ilmu tertentu misalnya sandang (busana), maka bisa diketahui harapan pihak dunia usaha khususnya usaha busana mengenai program usaha yang selama ini dijalankan oleh mahasiswa, sebagai salah satu kesiapan mahasiswa bila sudah lulus nanti, tidak mengalami kesenjangan dengan kebutuhan dunia usaha. Key Words: Kompetensi mahasiswa, Jurusan PKK Tata Busana, wirausaha busana PENDAHULUAN Perguruan Tinggi, seperti juga dari arus perubahan, baik perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar lingkungan Perguruan Tinggi. Semakin maju suatu
negara maka akan semakin banyak orang yang berpendidikan, dan semakin banyak pula orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan. Maka semakin dirasakan
akan dilaksanakan; Lakukan setiap hari selama 10 menit sebelum anda tidur; (3) Kembangkan rasa humor; (4) Pusatkan pikiran untuk menyelesaikan berbagai
pentingya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih mantap bila ditunjang oleh wirausahawan, karena kemampuan
masalah; (5) Bergaulah dengan orang-orang yang berpikir positif dan berprofesi sebagai wirausaha; (6) Menjauhi pikiran dan ide-ide negatif. Ketahuilah bahwa berpikir negatif terhadap sesuatu hal, akan menghalangi anda untuk meraih peluang yang ada; (7) Harus selalu awas terhadap peluangpeluang untuk memperbaiki keadaan baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat;
pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan, memerlukan kerena anggaran sangat belanja, banyak Sumber
Daya Manusia (SDM) dan pengawasannya. Banyak cara bisa dilakukan untuk mengembangkan kewirausahaan. sifat Beberapa dan saran sikap berikut
(8) Jangan takut meninggalkan suatu ide, jika tidak menghasilkan sesuatu yang benar; (9) Percayalah pada diri dan bakat yang dimiliki. Sukses akan datang pada diri sendiri dan bakat yang dimiliki. Sukses akan datang pada orang yang percaya pada kemampuannya kemampuan itu dan menggunakan (10)
dapat digunakan untuk mengembangkan sikap dan mental apabila anda ingin menjadi wirausaha sukses: (1) Bersikap positif terhadap pekerjaan; Sikap positif terhadap pekerjaan tersebut akan menjadikan pekerjaan dan
menggairahkan,
menarik
memberi kepuasan; (2) Menyempatkan diri untuk merenungkan kegiatan yang telah dan
sepenuhnya;
prestasinya.
maka
semakin
banyak
orang
yang
Ingat, sekecil apapun usaha itu, lakukanlah dengan bangga. Perguruan Tinggi, seperti juga
berpendidikan, dan semakin banyak pula orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan. Maka semakin dirasakan pentingya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih mantap bila ditunjang oleh wirausahawan, karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan, kerena sangat banyak memerlukan anggaran belanja, SDM dan pengawasanya. Oleh sebab itu pem-
organisasi lainnya, tidak dapat menghindar dari arus perubahan,baik perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar lingkungan Perguruan Tinggi. Pada Tataran makro International, perubahan dapat dilihat dari semakin terbukanya peluang bagi
wirausaha
merupakann
potensi
perdagangan bebas (GATT, AFTA, APEC, dan lain lain). Hal ini dapat dilihat dari fenomena gencarnya serbuan Perguruan Tinggi asing dalam menawarkan berbagai layanan program di Negara kita. Kondisi tersebut memunculkan peluang sekaligus tantangan bagi perguruan tinggi di tanah air. Peluang sekaligus tantangan tersebut
wirausahawan yang tangguh, andal dan unggul perlu beberapa hal yang harus dimiliki dan di kuasai, antara lain : mampu sebagai pencipta perubahan dan mampu menguasai peluang perubahan; dibandingkan dengan dapat melihat mau
kesulitan;
menuntut fleksibilitas dan daya respon yang tinggi dari setiap perguruan tinggi di Indonesia. Semakin maju suatu Negara
bereksperiman
pembaruan,
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebagai alat untuk memacu kreativitas;
berani
beresiko
tetapi
reasonable;
akan tetapi mampu membuat lapangan kerja untuk dirinya dan orang lain. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi tahun 2006 yang dilaksanakan Biro Pusat Statistik, jumlah pelaku usaha di Indonesia tercatat sebanyak 22.737.314. Dari angka tersebut, hanya 44.038 merupakan usaha berskala besar, sedangkan 152.789 unit adalah usaha skala menengah. Sisanya didominasi usaha skala mikro sebesar 18.933.701 dan usaha skala kecil sejumlah 3.594.254 unit usaha. Hingga tahun 2007, dari sisi penyerapan tenaga kerja, usaha besar menyerap 5.074.934 orang (tumbuh 0,23 % dibandingkan usaha Usaha tahun 2005), sebanyak
percaya diri; pekerja keras; inovatif; dan goal setters (dapat merancang tujuan). Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya dalam berwirausaha untuk menghindari kegagalan dalam berwirausaha yaitu
rancangan yang sudah ada dibenak kita harus dituangkan dalam bentuk tulisan. Walaupun sangat sederhana, sehingga usaha yang kita jalankan tidak sekedar kegiatan Trial -Error , dimana merupakan awal dari kegagalan sebuah usaha, karena tidak ada perangkat untuk memegang kendali perusahaan dan menjaga agar fokus usaha tidak menyimpang. Yang akan menjadi pertanyaan, persaingan menumbuhkan dimana yang jiwa ditengah-tengah ada, Bagaimana pada
sedangkan 4.720.005.
menengah mikro
berwirausaha
menyediakan
mahasiswa Tata Busana yang kedepannya akan dapat dimanfaatkan mahasiswa sebagai aspek yang dapat dikembangkan sehingga tidak akan bergantung kepada orang lain
lapangan pekerjaan bagi 77.061.669 orang dan usaha kecil sebanyak 7.416.417 tenaga kerja. Fakta demikian tentu bangsa sangat ini,
membantu
perekonomian
pengangguran yang hingga tahun 2007 tercatat sebesar 9,7 persen. UMKM juga menjadi dilihat roda penggerak perekonomian outputnya
meningkatkan
dan
memperkuat
dasar
kehidupan perekonomian pada sebagian besar rakyat Indonesia. Khususnya, melalui penyediaan lapangan kerja dan pengurangan kesenjangan tingkat kemiskinan. Dengan demikian, upaya untuk memberdayakan UMKM harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro, meso dan mikro yang meliputi (1) penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka
terhadap Product Domestic Bruto (PDB) pada 2003 sebesar 56,44%. Pertambahan penduduk yang banyak setiap tahun menjadi permasalah tersendiri bagi penyediaan
lapangan pekerjaan. Usaha besar tidak sanggup menyerap semua pencari pekerjaan. Ketidaksanggupan usaha besar dalam
kesempatan berusaha seluas-luasnya, serta menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi; (2) pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM untuk
kelompok usaha tersebut relatif padat modal, sedangkan UMKM relatif padat karya. Sementara itu, usaha besar umumnya membutuhkan pekerja dengan pendidikan formal yang tinggi dan pengalaman kerja yang cukup, sedangkan UMKM sebagian pekerjanya berpendidikan rendah.
meningkatkan akses kepada sumber daya produktif sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi
sumber daya, terutama sumber daya lokal yang tersedia; (3) pengembangan
kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan menengah (UKM); dan (4) pemberdayaan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang
bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor informal yang berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga miskin. Selain itu, diperlukan peningkatan kualitas koperasi sehingga dapat
(a) mengutamakan peluang usaha, dan (b) mengutamakan tanggapan orang atas peluang tersebut. Pada teori yang
mengutamakan peluang usaha lebih banyak dianut oleh para ahli ekonomi, sedangkan pada teori yang mengutamakan perbedaan pola tanggapan atas peluang tersebut banyak dianut oleh ahli sosiologi dan psikologi. Adanya perbedaan pandangan tentang teori kevarausahaan kebijakan akan dan berakibat tindakan pada dalam
berkembang secara sehat sesuai dengan jati dirinya dan membangun efisiensi kolektif terutama bagi pengusaha. Dalam konteks kewirausahaan, terdapat dua terminologi yang berbeda secara konsep namun
memiliki kesamaan dalam praktik. Kedua terminologi entrepreneurship tersebut dan adalah
intrapreneurship,
kuliahnya yang akan dihadapkan kepada situasi dimana mahasiswa harus menentukan pilihan antara bekerja sebagai karyawan di perusahaan/instansi berwirausaha. Kompetensi mahasiswa di industri busana pada kenyataannya sudah dianggap memadai sesuai tuntuntuan Senada Standar dengan pemerintah, atau
sebagai kemampuan menerapkan konsep wirausaha dalam mengelola usaha milik orang lain (memiliki bos/ atasan yang bukan dirinya sendiri). Teori digolongkan kewirausahaan menjadi 2 dapat yaitu;
Kompetensi
Nasional.
ini, tuntutan terhadap kompetensi tenaga kerja sangat tinggi, karena tenaga kerja yang kompeten di bidangnya akan mampu
mesin jahit, menangani apabila terjadi benang sering putus, jahitan mengkerut atau setik jahitan loncat-loncat. Ketiga,
menyelesaikan pekerjaan sesuai standar perusahaan. Dalam konsep pelatihan yang berbasis kompetensi menurut Indra Djati Siti (2000:123) menjelaskan bahwa
mahasiswa memiliki kemampuan menjahit dengan hasil produksi sesuai standar yang telah ditentukan, baik standar jahitan atau standar waktu penjahitan. 4. Mahasiswa memiliki keselamatan kemampuan dan menerapkan kerja.
kesehatan
dengan demikian kompetensi kerja yang harus dimiliki mahasiswa sesuai tuntutan tenaga kerja di industri busana meliputi: Pertama, mahasiswa memiliki kemampuan menjahit sesuai alur proses penjahitan dan sesuai model. Menjahit setiap komponen busana sesuai alur proses penjahitan, jahitan tidak melenceng dari tanda pola, jahitan tidak kendur dan setik jahitan tidak loncatloncat. Kedua,mahasiswa memiliki
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah pengawasan material dan terhadap metode operator, yang mesin,
mencakup
lingkungan kerja agar operator atau penjahit tidak mengalami cedera. Sebagai mana yang tertulis dalam undang-undang No. 14 Th. 1969 pasal 9 bahwa Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atau
keselamatan,
kesehatan,
kesusilaan,
pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Adapun sikap yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa terhadap keselamatan
kemampuan memelihara mesin jahit dan menangani masalah secara sederhana yang timbul pada proses penjahitan di antaranya membersihkan bagian dalam dan bagian luar
dan
kesehatan
kerja
yaitu:
Pertama,
Peran dosen yang sudah dijelaskan di atas, bahwa dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator mampu memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis. Agar apa yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh mahasiswa.
menyiapkan
untuk mempelajari dan melatih diri dengan cara kerja yang aman. Kedua, mempelajari peraturan/instruksi kerja yang mencakup keselamatan kerja. Ketiga, memberi contoh cara kerja yang lebih aman. Keempat, melaporkan dan menghentikan pekerjaan secepatnya apabila terdapat kelainan yang mungkin menimbulkan bahaya. Sebagai siswa yang kompeten seperti tersebut di atas harus memiliki potensi untuk menjadi tenaga kerja yang produktif, karena bagian penjahitan merupakan sumber daya yang utama dan aset terbesar yang sangat menentukan bagi lancarnya proses produksi dan langgengnya perusahaan busana.
Sebagai contoh dalam mendemontrasikan salah satu cara kerja yang dilakukan di industri busana pada pembuatan kemeja pria, pada pelaksanaan menjahit kerah dengan sistem ban berjalan. Selanjutnya, dosen sebagai manager yang baik, artinya guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru, sehingga guru mampu membimbing kegiatannya sendiri. Siswa harus belajar melakukan self control dan self activity melalui proses bertahap. Sebagai contoh menjelaskan alur proses menjahit manset dengan cara kerja di industri, mulai dari proses menjahit tekuk manset, menjahit manset, proses menjahit
Dengan demikian operator atau bagian jahit yang kompeten dapat memberikan
pasang manset pada bagian lengan dan menyambung pada bagian badan. Lebih jauh, dosen sebagai mediator menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Artinya guru harus terampil tentang dan
(2010) bahwa Evaluasi merupakan bagian penting dalam suatu sistem instruksional. Proses evaluasi umumnya berpusat pada siswa. Ini artinya evaluasi dimaksudkan untuk mengamati hasil belajar siswa dan berupaya menentukan bagaimana
mempergunakan bagaimana
pengetahuan berinteraksi
orang
menciptakan kesempatan belajar. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati peranan guru, strategi pengajaran, materi dan
lingkungan yang interaktif. Sebagai contoh kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran untuk menyiapkan
prinsip-prinsip belajar untuk diterapkan pada pengajaran. Sebagai contoh guru menilai seluruh kegiatan siswa dalam belajar
kompetensi kerja siswa di industri busana. Memberikan wawasan cara kerja di industri yang optimal dan pada akhirnya akan menjamin produktivitas kerja yang semakin meningkat, dengan hasil mutu berkualitas sesuai dengan standar mutu dan standar waktu perusahaan yang dapat mendorong perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Dosen sebagai evaluator,
menjahit sistem di industri, termasuk proses kerja dan hasil yang dicapai oleh siswa, baik secara teori maupun praktek. Dosen yang Kompeten Akan Mampu Menciptakan Lingkungan Belajar Wirausaha yang Efektif Bagi Mahasiswa Dosen merupakan jabatan atau
profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai pendidik dan pengajar. Bagi dosen sendiri keberhasilan tersebut akan
menimbulkan kepuasan, rasa percaya diri, serta semangat mengajar yang tinggi.
Artinya telah menunjukkan sebagian sikap guru profesional yang dibutuhkan pada era globalisasi dengan berbagai kemajuannya, khususnya kemajuan ilmu dan teknologi yang berpengaruh terhadap pendidikan. Dosen agar dapat mengajar efektif perlu meningkatkan kesempatan belajar bagi
mampu memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis. Agar apa yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh mahasiswa. Dosen sebagai manager yang baik, artinya guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru, sehingga dosen mampu membimbing kegiatannya sendiri. Mahasiswa harus belajar melakukan self control dan self activity melalui proses bertahap. Dosen sebagai evaluator, bahwa proses evaluasi umumnya berpusat pada mahasiswa. Ini artinya evaluasi
mahasiswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Dosen yang kompeten akan mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Peran dosen dalam proses belajar-mengajar yang dianggap dominan menurut Adams dan Dewey diklasifikasikan yaitu dosen sebagai demonstrator, dosen sebagai pengelola kelas, dosen sebagai mediator, dan dosen sebagai evaluator. Peran dosen dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator
bagaimana menciptakan kesempatan belajar. Evaluasi mengamati pengajaran, juga dimaksudkan dosen, dan untuk strategi
peranan materi
prinsip-prinsip
belajar untuk diterapkan pada pengajaran Upaya untuk mengembangkan sikap dan mental sebagai seorang wirausaha, beberapa saran berikut dapat digunakan
untuk mengembangkan sikap dan mental apabila anda ingin menjadi wirausaha sukses: (a) Bersikap positif terhadap
menghasilkan
sesuatu
yang
benar;
(i) Percayalah pada diri dan bakat yang dimiliki. Sukses akan datang pada diri sendiri dan bakat yang dimiliki. Sukses akan datang pada orang yang percaya pada kemampuannya dan menggunakan kemampuan itu sepenuhnya; (j) Mengetahui cara menemukan kepuasan dan bangga akan pekerjaan serta prestasinya. Ingat, sekecil apapun bangga. KESIMPULAN Pentingnya berwirausaha menciptakan jiwa jumlah usaha itu, lakukanlah dengan
pekerjaan; Sikap positif terhadap pekerjaan akan menjadikan pekerjaan dan tersebut memberi
menggairahkan,
menarik
kepuasan; (b) Menyempatkan diri untuk merenungkan kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan; Lakukan setiap hari selama 10 menit sebelum anda tidur; (c) Kembangkan rasa humor; (d) Pusatkan pikiran untuk menyelesaikan berbagai masalah;
(e) Bergaulah dengan orang-orang yang berpikir positif dan berprofesi sebagai wirausaha; (f) Menjauhi pikiran dan ide-ide negatif. Ketahuilah bahwa berpikir negatif terhadap sesuatu hal, akan menghalangi anda untuk meraih peluang yang ada; (g) Harus selalu awas terhadap peluang-peluang untuk memperbaiki keadaan baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat; (h) Jangan takut meninggalkan suatu ide, jika tidak
ditengah-tengah
penduduk Indonesia yang semakin padat, lapangan semakin pekerjaan terbatas yang dan disediakan
persainganpun
semakin ketat. Oleh sebab itu, diharapkan pada mahasiswa Program Studi Tata Boga dapat mengaplikasikan dengan sendiri. ilmu membuka Pendidikan
memiliki keterkaitan yang tinggi dengan dunia usaha. Hal ini karena para lulusannya memang diharapkan bisa langsung mengisi kesempatan kerja yang ada di dunia usaha dan dunia industri. Perkembangan kebutuhan ma-
karena memiliki keterampilan atau keahlian yang dibutuhkan dunia industri, pendidikan mesti juga melatih lulusan untuk mampu mandiri menjadi wirausaha yang membuka lapangan kerja bagi dirinya maupun orang lain yang dapat mengembangkan usaha dalam bidang pangan, baik berupa produk mentah, bahan setengah jadi maupun produk jadi merupakan kegiatan yang memiliki prospek sangat baik. Hal ini disebabkan oleh karena selama manusia hidup akan selalu memerlukan sandang pangan untuk
syarakat atas SDM yang berkualitas secara perlahan tetapi pasti semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya membutuhkan SDM yang berorientasi untuk kebutuhan dunia industri. SDM yang dibutuhkan saat ini adalah SDM yang memiliki kompetensi unggulan
kebutuhan fisiknya. Jadi usaha dalam bidang sandang atau busana orientasinya bisa seumur hidup. DAFTAR PUSTAKA
terutama dalam hal kemampuan untuk perpikir dan kesiapan para lulusan baru bekerja di dunia usaha/industri. yang diperoleh
Pengalaman-pengalaman
dari dunia usaha, ternyata menunjukkan bahwa suatu kompetensi yang dimiliki angkatan kerja dibutuhkan oleh dunia kerja. Pendidikan dan dunia kerja bukan hanya untuk menyiapkan lulusan yang siap kerja
Ana Rahmi, (Makalah Dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan, Universitas Negeri Medan. 2010. Pendidikan Tinggi Dan Pengembangan Dunia Usaha Di Bidang Pangan. Denpasar: Seminar Internasional, ISSN 1907-2066, tanggal 29 April s/d 2 Mei 2010 Nur Riska, Mahdiyah, Sachriani, (Makalah Dosen dari Universitas Negeri Jakarta). 2010. Potensi Mahasiswa Program Studi Tata Boga Dalam
Rangka Menumbuhkembangkan Kemampuan Berwirausaha. Denpasar: Seminar Internasional, ISSN 1907-2066, tanggal 29 April s/d 2 Mei 2010 Mally Maeliah (Makalah Dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung). 2010. Peran Guru Dalam Menyiapkan Kompetensi Kerja Siswa Sesuai Tuntutan Dunia Kerja Di Industri Busana. Denpasar: Seminar Internasional, ISSN 1907-2066, tanggal 29 April s/d 2 Mei 2010