Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN MONITORING TUTUPAN VEGETASI HUTAN PANTAI DAN SEBARAN SATWA DI RESORT TANJUNGPASIR I. 1. Luaran langsung a.

Sub output KERANGKA KERJA : Data dan Informasi Flora-Fauna :

(1) Informasi tipologi tutupan vegetasi hutan pantai di Tanjung Bantenan (2) Data jenis-jenis satwa di Pecelengan 2. Waktu Pelaksanaan 3. Metodologi 4. Alat & Bahan a. Peta kerja b. Buku catatan c. Alat tulis d. GPS receiver e. Kamera 5. Peta Lokasi Kegiatan : Pebruari 2012 : Quadrat Method, Consentration Count :

Gambar 1. Lokasi pengamatan

II. 2.1. Latar Belakang

LATAR BELAKANG, TUJUAN DAN MANFAAT

Kawasan Resort Tanjungpasir terletak di tenggara kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). Bagian utara dan barat berbatasan langsung dengan Resort Sembulungan dan Pancur. Sedangkan bagian timur dan selatan berbatasan langsung dengan perairan Muncar (Selat Bali) dan Samudera Indonesia. Sebagian besar kawasannya yang dibatasi oleh laut membuat Resort Tanjungpasir memiliki kekhasan vegetasi hutan pantai dan sebaran satwa di dalamnya; termasuk Tanjung Bantenan dan Pecelengan. Tutupan vegetasi hutan pantai di Tanjung Bantenan relatif masih utuh dengan intensitas penyinaran matahari cukup tinggi. Sedangkan Pecelengan merupakan salah satu titik konsentrasi jenis-jenis burung raptor, pantai, mamalia dan primata. Data dan informasi tentang tutupan vegetasi hutan pantai dan sebaran satwa di kedua lokasi tersebut penting untuk direkam untuk menyediakan data dinamika kawasan Resort Tanjungpasir secara kontinyu. 2.2. Tujuan 1. Mengetahui tipologi tutupan vegetasi hutan pantai di Tanjung Bantenan 2. Mengetahui jenis-jenis satwa di Pecelengan 2.3. Manfaat 1. 2. 3. Input basis data pengelolaan wilayah kerja Resort Tanjungpasir Sebagai rintisan kegiatan monitoring serupa lainnya pada lokasi yang berbeda-beda Pendekatan metodologis dalam koleksi data potensi kawasan

III. 3.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.1. Tipologi Tutupan Vegetasi Hutan Pantai di Tanjung Bantenan

Pengamatan tipologi tutupan hutan pantai di Tanjung Bantenan dilakukan melalui sistem kuadrat (quadrat method) menggunakan 2 petak pengamatan ukuran 20 m2 , seperti tergambar sebagai berikut:

20

10

1
Semai Pancang Pohon

Gambar 2. Petak pengamatan

Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:


Tabel 1. Data pengamatan vegetasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Lokal Brogondolo Legaran Gebang Waru laut Keben Ketapang Laban laut Malaman Nama Ilmiah Hernandia peltata Alstonia spectabilis Corypha utans Tephesia populnea Barringtonia asiatica Terminalia cattapa Alophyllus cobe Drypetes serrata Max Kecenderungan data (max indv) Pohon Pancang Semai 2 5 12 4 2 2 1 0 0 5 2 2 1 0 5 1 0 2 2 1 4 1 4 6 5 5 12

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 2 petak pengamatan ditemukan 8 jenis tumbuhan dengan kecenderungan jumlah yang berbeda-beda. Tingkat pohon dikuasai oleh Waru laut dengan penguasaan 5 individu. Untuk tingkat pancang (5 indv.) dan semai (12 indv.) dikuasai oleh Brogondolo.

3.1.2. Identifikasi Jenis Jenis Satwa di Pecelengan Pecelengan merupakan salah satu lokasi penyebaran satwa kelas mamalia, aves dan primata. Bentang lahannya yang meliputi tipe ekosistem pantai dan daratan menyediakan sumber pakan satwa dan titik-titik kubangan air. Dari kegiatan identifikasi jenis-jenis satwa menggunakan metode consentration count dihasilkan informasi sebagai berikut: 1. Jenis Burung
Tabel 2. Jenis Burung
No 1 Nama Daerah Bangau Tongtong Nama Ilmiah Leptoptilos javanicus (ekor) 6 Aktivitas Mencari makan Dok

Elang Laut Perut Putih

Haliaetus leucogaster

Terbang

Kutilang

Pycnonotus aurigaster

Berkicau

2. Jenis Mamalia
Tabel 3. Jenis mamalia
No 1 1 Rusa Nama Daerah 2 Nama Ilmiah 3 Cervus timorensis (ekor) 4 6 Aktivitas 5 Mencari makan, istirahat (dijumpai pagi dan sore hari) Dok 6

1 2

2 Babi Hutan

3 Sus scrofa

4 5

5 Mencari makan

3. Jenis Primata
Tabel 4. Jenis primata
No 1 Nama Daerah Lutung Nama Ilmiah Trachypithecus auratus (ekor) 7 Aktivitas Mencari makan Dok

3.2. Pembahasan 3.2.1. Indikasi Dominasi Jenis Di Tanjung Bantenan, Gebang merupakan jenis yang tidak dominan dan tidak memiliki permudaan alami. Kemungkinan besar kondisi ini terjadi karena semakin naiknya permukaan air laut (proses abrasi) yang mendesak keberadaan jenis tersebut. Kondisi ini juga ditunjukkan dengan dominannya Waru Laut sebagai jenis yang dapat hidup pada substrat berpasir. 3.2.2. Pecelengan Sebagai Daerah Konsentrasi Satwa Identifikasi jenis-jenis satwa di Pecelengan melalui metode consentration count bertujuan untuk mengoleksi data perjumpaan langsung, akan tetapi terdapat indikasi kehadiran satwa lainnya berupa suara dan jejak. Pecelengan secara alamiah mampu melokalisir kehadiran satwa, khususnya jenis mamalia karena ketersediaan rumput dan kantong-kantong air (kubangan). Jenis-jenis burung pantai-pun dapat dijumpai secara mudah karena keterseiaan pakan berupa ikan-ikan laut kecil diantara padang lamun yang terhampar.
Gambar 2. Rumput dan kubangan air di Pecelengan

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan 1. Dari 2 petak pengamatan di Tanjung Bantenan ditemukan 8 jenis vegetasi penutup pantai yang didominasi oleh Waru Laut. Gebang adalah jenis yang tidak dominan dan tidak ditemukan permudaannya yang kemungkinan besar kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan tumbuh bersubstrat pasir. 2. Tiga jenis burung, 2 mamalia dan 1 primata teridentifikasi secara langsung di Pecelengan. Sebagai daerah konsentrasi satwa, Pecelengan memiliki sumber pakan dan kubangan air yang menarik kehadiran satwa. 4.2. Saran 1. Perlu dilakukan kegiatan pengamatan terhadap tutupan vegetasi pada blok-blok lain untuk mengetahui tipologinya masing-masing secara bertahap. 2. Perlu dilakukan monitoring kehadiran satwa secara periodis di Pecelengan untuk mengetahui dinamika populasinya.

Anda mungkin juga menyukai