Geomorfologi 10
Geomorfologi 10
gelombang
arus pasang-surut
Angin
Kecepatan Besarnya daerah yang tertiup angin (fetch) Lamanya angin bertiup
Di laut dalam
gelombang osilasi (wave of oscillation)
GELOMBANG
pengikisan pantai dan pengendapan kembali fungsi gelombang translasi (wave of translation)
Di laut dangkal
Ilustrasi wash dan backwash akibat pergerakan air di pantai (Strahler & Strahler, 1984).
Gelombang dapat ditimbulkan pula oleh gempabumi yang terjadi di dasar laut Tsunami
Pada 26 Desember 2004 telah terjadi tsunami di lepas pantai NAD dan Sumatera Utara: Sumber gempabumi sekitar 149 selatan Meulaboh. Ketinggian gelombang tsunami mencapai 2-10 m. Kedalaman pusat gempa 20 km di bawah Samudera Hindia. Beberapa pusat pengukuran gempabumi menaksir kekuatan gempa mencapai 6,9 9,1 R. Wilayah yang terkena bencana meliputi Srilanka, India, dan Indonesia
Penyebaran pengaruh tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 di kawasan Asia Selatan (Sudradjat, 2005)
Kerusakan akibat tsunami di kawasan Penayung, Banda Aceh, NAD (PR, 2005).
Fenomena longshore current dan longshore drifting (Strahler & Strahler, 1984)
Gelombang yang menghempas ke arah pantai dapat merusak, akibatnya pantai sedikit demi sedikit menjadi mundur posisinya ke arah darat. Pantai yang mengalami pemunduran atau abrasi (abration). Di Indonesia pantai yang mengalami abrasi umpamanya pantai Sumatera Barat (sekitar Padang) dan pantai Teluk Jakarta
Muara sungai pada umumnya menumpahkan bahan-bahan yang dibawa sungai ke laut. Akibat perubahan kecepatan air sungai yang terjadi di muara maka bahan-bahan yang terangkut segera mengendap, membentuk pantai tumbuh atau mengalami akresi (accretion).
Di Indonesia pantai yang tumbuh terutama dikenal di pantai-pantai Selat Malaka dan Laut Jawa
pantai naik (emergence coast) pantai turun atau tenggelam (submergence coast)
PANTAI
Pantai turun di Pelabuhan Whangaroa, bagian timur laut Auckland, New Zealand (Thornburry, 1969)