Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN IV

AKTIVA TETAP BERWUJUD (Penarikan) DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (FIXED ASSETS AND INTANGIBLE ASSETS)

Penjualan
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan (retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aktiva lain atau dibuang begitu saja (dihapuskan). Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga macam transaksi tersebut sedikit berbeda, namun yang pasti, nilai buku aktiva yang bersangkutan harus dikeluarkan dari pembukuan. Hal ini dengan mengkredit harga perolehan dan mendebit akumulasi penyusutannya. Perlu dicatat bahwa suatu aktiva tetap tidak boleh

dikeluarkan dari pembukuan hanya karena telah habis disusutkan. Harga perolehan maupun akumulasi penyusutan aktiva tetap yang telah habis disusutkan tetap disajikan, walaupun kalau dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol.

Apabila suatu aktiva tetap dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan tanggal penjualan. Nilai buku ini, kemudian, dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva tetap. Sebagai contoh anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari 199A, dijual pada tanggal 1 Juli 199D dengan harga Rp, 5.000.000. Harga peroleh mobil adalah Rp. 10.000.000. penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus atas dasar masa manfaat 5 tahun. Nilai sisa dianggap dengan nol. Nilai buku pada saat penjualan dihitung sbb :

Harga Perolehan Akumulasi penyusutan : Penyusutan tahun 199A Penyusutan tahun 199B Penyusutan tahun 199C Penyusutan tahun 199D

Rp. 10.000.000

Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Rp 2.000.000 Rp. 1.000.000 7.000.000

Nilai buku 1 Juli 199D

Rp.

3.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

Perhatikan bahwa penyusutan untuk tahun 199D hanya berjumlah Rp. 1.000.000. Jumlah ini merupakan penyusutan selama 6 bulan yaitu dari tanggal 1 Januari 199D s/d saat penjualan 1 Juli 199D belum dicatat.

Mobil yang nilai bukunya Rp. 3.000.000 dijual dengan harga Rp. 5.000.000. ini berarti terdapat keuntungan sebesar Rp. 2.000.000. ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah sbb: (1) (D) Biaya penyusutan (K) Akumulasi penyusutan (2) 1.000.000 1.000.000

(D) Bank (D) Akumulasi penyusutan (K) (K) Kendaraan

5.000.000 7.000.000 10.000.000 2.000.000

Keuntungan dari penjualan aktiva tetap

Ayat jurnal (1) mencatat penyusutan yang harus dibebankan dari tanggal 1 Januari s/d 1 Juli 199D, saat penjualan dilakukan. Ayat jurnal ini harus dibuat lebih dahulu, karena jurnal penyusutan reguler baru akan dibuat akhir tahun. Setelah ayat jurnal ini dibuat, akumulasi penyusutan untuk aktiva yang bersangkutan menjadi Rp. 7.000.000 Dalam contoh di atas, dianggap bahwa mobil dijual dengan harga diatas nilai bukunya. Apabila mobil itu dijual dengan harga di bawah nilai buku, katakanlah Rp. 2.500.000, maka akan diderita kerugian sebesar Rp. 500.000. ayat jurnal yang dibuat adalah sbb: (1) (D) Biaya penyusutan (K) Akumulasi penyusutan (2) (D) Bank (D) Akumulasi penyusutan (D) (K) 2.500.000 7.000.000 1.000.000 1.000.000

Kerugian karena penjualan aktiva tetap 500.000 Kendaraan 10.000.000

Ada kemungkinan harga jual sama dengan nilai bukunya. Dalam hal demikian, tidak terdapat keuntungan maupun kerugian karena penjualan aktiva tetap. Keuntungan atau

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

kerugian yang berasal dari penjualan aktiva tetap, disajikan sebagai pendapatan atau biaya lain-lain dalam perhitungan rugi laba. Penukaran Suatu aktiva yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain. Penukaran aktiva tetap dapat dilakukan dengan aktiva tetap yang tidak sejenis (misalnya mobil dengan mesin). Dalam penukaran (trade in) aktiva tetap, terlebih dahulu hanya ditentukan hanya nilai tukarnya (trade-in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama dengan harga aktiva baru merupakan jumlah yang harus dibayarkan. Selisih antara nilai tukar dengan nilai buku merupakan keuntungan atau kerugian dari penukaran. Apabila nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, apabila nilai tukar lebih kecil daripada nilai buku, penukaran tersebut mendatangkan kerugian. Ada 2 cara pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva tetap yakni: (a) Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, keuntungan atau kerugian dibebankan dalam tahun berjalan (b) Untuk penukaran aktiva sejenis keuntungan dikurangkan aktiva baru, sedang kerugian dibebankan Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juli 199D suatu Mesin A ditukar dengan Mesin B. Mesin A dibeli pada tanggal 2 Januari 199A dengan harga Rp. 100.000.000. Metode penyusutan yang digunakan garis lurus

dengan masa manfaat 10 tahun. Untuk penukaran ini, Mesin A sepakat untuk dinilai sebesar Rp. 90.000.000. Jadi nilai tukar Mesin A adalah sejumlah ini. Perhitungan nilai buku, jumlah yang harus dibayar dan keuntungan dari penukaran adalah sbb:

Harga peroleh Mesin A Akumulasi penyusutan : S/d 31 Desember 199C Tahun 199D (s.d Juli) Nilai buku pada saat penukaran Harga Mesin B Nilai tukar Mesin A Jumlah yang harus dibayar Nilai tukar mesin A Nilai buku mesin A Keuntungan dari penukaran Rp. 30.000.000 5.000.000

Rp. 100.000.000

35.000.000 65.000.000 Rp. 150.000.000 90.000.000 60.000.000 90.000.000 65.000.000 25.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

Ayat jurnal yang harus dibuat untuk transaksi tersebut di atas adalah sbb: (1) (D) Biaya penyusutan (K) Akumulasi Penyusutan (2) (D) Mesin B (D) Akumulasi penyusutan (K) (K) (K) Mesin A Bank Keuntungan dari penukaran aktiva tetap 150.000.000 35.000.000 100.000.000 60.000.000 25.000.000 5.000.000 5.000.000

Apabila dalam contoh diatas, penukaran dilakukan untuk aktiva yang sejenis (katakanlah Mesin A dengan Mesin A yang baru), maka ayat jurnal yang harus dibuat sbb: (1) (D)Biaya penyusutan (K) Akumulasi penyusutan 5.000.000 5.000.000

(2) (D) Mesin A (baru) (D) Akumulasi penyusutan (K) (K) Mesin A (lama) Bank 125.000.000 35.000.000 100.000.000 60.000.000

Perhatikan bahwa nilai Mesin A yang baru adalah Rp. 125.000.000. jumlah ini merupakan harga mesin baru dikurangi dengan keuntungan yang ditangguhkan.

Anggaplah sekarang bahwa dalam penukaran Mesin A dengan Mesin B tersebut di atas, nilai tukar Mesin A yang disepakati bukan Rp 90.000.000 tetapi hanya Rp. 50.000.000. dalam keadaan demikian, penukaran tadi akan mendatangkan kerugian. Penghitungan jumlah yang harus dibayar dan kerugian karena penukaran adalah sbb (nilai buku = yang telah dihitung terdahulu):

Harga Mesin B Nilai tukar Mesin A Jumlah yang harus dibayar Nilai tukar Mesin A

Rp. 150.000.000 50.000.000 Rp. 100.000.000 Rp. 50.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

Nilai buku Mesin A

65.000.000

Kerugian karena penukaran Rp. 15.000.000

Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sbb: (1) (D) Biaya penyusutan (K) Akumulasi penyusutan 5.000.000 5.000.000

(2) (D) Mesin B (D) Akumulasi penyusutan (D) Kerugian karena penukaran aktiva tetap (K) (K) Mesin A Bank 150.000.000 35.000.000 15.000.000 100.000.000 100.000.000

Ayat jurnal tersebut diatas juga berlaku apabila penukaran dilakukan untuk aktiva yang sejenis. Keuntungan (kerugian) karena penukaran aktiva tetap dilaporkan sebagai pendapatan (biaya) lain-lain.

Penghapusan Kemungkinan lain bagi aktiva tetap yang sudah tidak bermanfaat adalah dihapuskan. Ini terjadi kalau aktiva tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aktiva tetap belum disusutkan penuh, maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya kerugian sebesar nilai buku. Apabila mesin, seperti yang disebutkan pertama dalam contoh penukaran di atas dihapuskan, maka ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sbb: (1) (D) Biaya penyusutan (K) Akumulasi penyusutan (2) (D) Akumulasi penyusutan (D) Kerugian karena penghaousan aktiva tetap (K) Mesin A 35.000.000 65.000.000 100.000.000 5.000.000 5.000.000

Sepertinya halnya kerugian dari penjualan aktiva tetap, kerugian karena penghapusan aktiva juga dilaporkan sebagai biaya lain-lain.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

Adakalanya penghapusan aktiva tetap dilakukan karena kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, misalnya kebakaran. Apabila aktiva tetap diasuransikan terhadap kerugiankerugian diatas, maka kerugian akan diganti oleh perusahaan asuransi. Besarnya ganti rugi tergantung pada nilai dan jenis asuransi. Besarnya ganti rugi tergantung pada nilai dan jenis asuransi yang diambil. Apabila tidak diasuransikan, maka perusahaan menanggung seluruh kerugian yang terjadi. Untuk menggambarkan kejadian ini, anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari 199A dengan harga Rp. 10.000.000, pada tanggal 1 Juli 199D mengalami tabrakan berat sehingga tidak dapat dipakai lagi. Ganti rugi yang diterima dari perusahaan asuransi adalah Rp. 8.000.000. ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat kejadian ini adalah sebagai berikut:: (1) (D) Biaya penyusutan (K) Akumulasi penyusutan (2) (D) Akumulasi penyusutan (D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap (K) Kendaraan (3) (D) Piutang klaim asuransi (K) Pendapatan klaim asuransi 8.000.000 8.000.000 7.000.000 3.000.000 10.000.000 1.000.000 1.000.000

Ayat jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari 199D sd 1 Juli 199D, yang belum dicatat. Nilai buku pada tanggal 1 juli 199D, saat terjadi tabrakan, adalah Rp. 3.000.000. ayat jurnal (2) mencatat penghapusan aktiva tetap, sedang ayat jurnal (3) mencatat klaim asuransi yang akan diterima. Perhatikan bahwa kalim asuransi dicatat sebagai pendapatan. Pendapatan klaim asuransi digolongkan ke dalam pendapatan lain-lain. Apabila mobil tadi tidak diasuransikan, ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sbb: (1) (D) Biaya penyusutan (D) Akumulasi penyusutan (2) (D) Akumulasi penyusutan (D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap (K) Kendaraan 7.000.000 3.000.000 10.000.000 1.000.000 1.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

Aktiva Tetap Bernilai Kecil Salah satu kriteria untuk dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap adalah nilainya yang besar. Aktiva tetap yang nilai perunitnya kecil dapat langsung dibebankan sebagai baiaya pada saat perolehan. Manajemen perusahaan perlu menetapkan batas untuk pengeluaran yang harus dikapitalisir sebagai aktiva tetap dan pengeluaran yang harus dibebankan sebagai biaya.

Apabila pengeluaran untuk aktiva-aktiva tetap yang dinilainya kecil, misalnya suku cadang, dikapitalisir, maka pencatatannya dapat dikelompokkan menjadi satu. Penyusutan secara reguler tidak dihitung. Pembebanan ke biaya dilakukan dengan menghitung secara phisik aktiva tetap yang masih tersisa. Harga perolehan aktiva yang masih ada ditaksi, kemudian selisih antara saldo menurut perkiraan dengan nilai taksiran dibebankan ke perkiraan biaya.

Pengeluaran Modal Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya yang muncul selama penggunaan aktiva tetap. Misalnya, biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions), penggantian (replecement) atau perbaikan (repairs). Pada dasrnya, pengeluaranpengeluaran untuk aktiva tetap, setelah perolehan, dapat dikategorikan menjadi pengeluaran modal (capital expenditures) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditures). Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aktiva (dikapitalisir). Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntasi termasuk dalam kategori ini. Misalnya, penambahan satu unit AC dalam sebuah mobil atau penambahan teras pada gedung yang telah dimiliki, merupakan pengeluaran modal. Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran yang akan menambah efisiensi, memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Pengeluaran untuk mengganti generator yang terdapat dalam sebuah mesin,misalnya, akan menambah efesiensi mesin yang bersangkutan. Dalam hal ini, harga perolehan dan akumulasi penyusutan generator lama dikeluarkan dari perkiraan mesin, sedang harga perolehan generator baru dimasukkan ke dalamnya. Pengeluaran untuk generator baru disusutkan selama sisa umur mesin yang bersangkutan. Contoh mengenai pengeluaran-pengeluaran yang akan memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas produksi adalah pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai debit pada perkiraan: (a). Aktiva (b). Akumulasi penyusutan. Pengeluaran-pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya, dicatat dalam perkiraan aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran yang akan memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debit pada perkiraan akumulasi penyusutan. Untuk menggambarkan pencatatan pengeluaran modal dalam perkiraan aktiva, anggaplah bahwa penambahan teras terhadap gedung yang telah dimiliki oleh suatu perusahaan menghabiskan biaya sebesar Rp. 25.000.000. ayat jurnal yang perlu dibuat untuk penambahan ini adalah sbb (D) Gedung/bangunan (K) Bank 25.000.000 25.000.000

Penyusutan tersebut di atas disusutkan selama sisa masa manfaat dari bangunan yang bersangkutan.

Penggantian juga dicatat dalam perkiraan ativa (dengan ayat jurnal seperti penambahan). Nilai buku aktiva yang diganti dikeluarkan dari catatan. Kerugain yang timbul dibebankan dalam tahun berjalan. Untuk menggambarkan maslah penggantian aktiva, anggaplah bahwa suatu generator yang nilai bukunya tinggal Rp. 600.000 (harga perolehan Rp. 3.000.000; akumulasi penyusutan Rp., 2.400.000) diganti dengan generator baru yang dibeli dengan harga Rp. 5.000.000. ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat kejadian ini adalah sbb: (1) (D) Mesin-mesin (K) Bank (2) (D) Akumulasi penyusutan (D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap (K) Mesin-mesin 2.400.000 600.000 3.000.000 5.000.000 5.000.000

Ayat jurnal (2) sebetulnya merupakan ayat jurnal untuk penghapusan aktiva seperti yang telah dijelaskan dimuka. Apabila generator lama dijual, maka penerimaan dari penjualan tadi akan mengurangi kerugian (bahkan mungkin menghasilkan keuntungan). Ayat jurnal yang harus dibuat adalah seperti kalau terjadi penjualan aktiva tetap, yang pernah dibahas sebelumnya. Ayat jurnal (1) untuk mencatat pembelian generator baru. Perbaikan besar-besaran (betterments and improvements) mungkin sebagian, akan menyangkut penggantian. Istilah perbaikan besar-besaran perlu dibedakan dengan perbaikan rutin, walaupun kata perbaikan itu sendiri dapat diterjemahkan ke dalam

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

bahaasa Inggris sebagai repairs. Untuk selanjutnya istilah repairs digunakan untuk perbaikan rutin. Perbaikan besar-besaran dapat memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Oleh karena itu pengeluaran ini harus dikapitalisir.

Untuk menggambarkan hal ini, anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juli 199E, setelah dipakai selama 4,5 tahun, terhadap kendaraan yang diperoleh pada tanggal 2 Januari 199A (harga perolehan Rp. 10.000.000) telah dilakukan turun mesin dengan biaya Rp. 2.500.000. Dengan adanya turun mesin ini, masa manfaat kendaraan dapat diperpanjang, dari semula 5 tahun menjadi 8 tahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk perbaikan besar-besaran ini adalah sbb: (D) Akumulasi penyusutan (K) Bank 2.500.000 2.500.000

Akibat dari ayyat jurnal diatas, nilai buku aktiva tetap akan bertambah besar. Nilai buku sebelum perbaikan besar-besaran adalah Rp. 1.000.000 (harga perolehan Rp. 10.000.000 dikurangi akumulasi penyusutan Rp. 9.000.000). setelah perbaikan besarbesaran nilai bukunya menjadi 3.500.000. penyusutan periode berikutnya dihitung berdasarkan nilai buku ini serta masa manfaat yang baru. Dalam contoh diatas adalah 3,5 tahun. Penyusutan per tahun jika digunakan metode garis lurus adalah Rp. 1.000.000. Pengeluaran Pendapatan Pengeluaran pendapatan adalah pengleuaran-pengeluaran yang hanya

mendatangkan manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran pendapatan akan dibebankan sebagai biaya. Biaya

pemeliharaan dan perbaikan rutin merupakan contoh daei jenis pengeluaran ini. Biaya pemeliharaan adalah biaya-biaya yang terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik. Biaya perbaikan adalah biaya-biaya untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik Biaya perbaikan rutin, seperti mengganti sekrup dan baut serta suku cadang yang tidak penting, dianggap sebagai pengeluaran pendapatan dan oleh karena itu dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya. Perbaikan besar-besaran dianggap sebagai pengeluaran modal. Contoh biaya pemeliharaan adalah pengecatan, olie, dll. Aktiva Tak Berwujud Aktiva tidak berwujud adalah ativa tetap perusahaan yang secara phisik tidak dapat dinyatakan. Contoh aktiva tak berwujud adalah hak paten, hak cipta, hak merek, biaya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

riset dan pengembangan, biaya ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. Aktiva tak berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan.

Apabila suatu aktiva tak berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak luar, maka di samping harga beli, yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biayabiaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada Pemerintah dan notaris serta biaya administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva tak berwujud diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri, maka termasuk dalam harga perolehan adalah biaya-biaya bahan, peralatan dan fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya tidak langsung seperti misalanya alokasi biaya administrasi dan umum.

Hak paten adalah hak yang diberikan oleh Pemerintah (Direktorat Paten) kepada perusahaan atau seseorang atas suatu penemuan baru. Hak ini diberikan dalam jangka waktu 17 tahun. Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh Pemerintah (Direktorat Paten) kepada perusahaan atau seseorang atas karya-karya tulisan danseni yang dihasilkan. Hak ini diberikan untuk selama penciptanya masih hidup ditambah 50 tahun setelah meninggal dunia. Hak merek juga dikeluarkan oleh Direktorat Paten. Ketentuan mengenai merk diatur melalui Undang-undang No. 21 tahun 1961. Merek menurut ketentuan undang-undang ini adalah tanda yang digunakan untuk membedakan barangbarang produksi atau barang-barang perniagaan seseorang atau perusahaan dengan barang orang atau perusahaan lain. Banyak perusahaan yang mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk riset dan pengembangan (research and development). Maksud kegiatan ini adalah untuk menghasilkan produk baru sesuai perkembangan yang keadaan dan permintaan. Biaya riset dan pengembangan yang dilakukan secara rutin pada umumnya langsung

dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya. Biaya riset dan pengembangan yang dapat diidentifikasikan secara spesifik, dapat dikapitalisir terlebih dahulu. Apabila hasil riset sudah dapat dipastikan gagal, baru dibebankan sebagai biaya. Apabila berhasil biaya riset ini diamortisasikan. Biaya ditangguhkan adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan dalamperiode terjadinya karena memberikan manfaat masa datang. Pos-pos yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya operasi, biaya emisi saham dan biaya pendirian. Biaya pendirian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan usaha mendirikan perusahaa. Termasuk biaya ini, misalnya adalah biaya yang harus dibayarkan kepada notaris pada waktu membuat akte pendirian sampai pendirian ini disetujui oleh yang berwenang, biaya untuk memperoleh izin-izin, seperti izin usaha, izin penanamn modal

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

10

dll. Biaya emisi saham adalah biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penjualan saham kepada masyarakat. Biaya pra operasi (preoperating cost) adalah biaya-biaya yang terjadi mulai dari saat didirikan sampai dengan saat perusahaan menghasilkan pendapatan. Dalam sebuah perusahaan industri ada tenggang waktu antara saat pabrik dapat berproduksi sampai dengan saat produk dapat dijual. Periode ini biasanya disebut produk percobaan, di mana barang yang dihasilkan belum dapat dipasarkan. Biaya-biaya yang timbul pada periode ini, termasuk biaya administrasi, umum, penjualan dan produksi, dikapitalisir sebagai biaya pra operasi.

Amortisasi Seperti halnya aktiva tetap berwujud, nilai aktiva tetap tak berwujud juga harus disusutkan, yang dalam hal ini disebut amortisasi (amortization). Dipandang dari sudut kemungkinan amostisasinya, aktiva tak berwujud dapat digolongkan sebagai: (a) aktiva tak berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang, peraturan atau persetujuan, misalnya hak paten, hak cipta dan hak merek (b) aktiva tak berwujud yang tidak terbatas waktunya dan yang pada waktunya perolehannya tidak ada petunjukan mengenai usianya yang terbatas, seperti misalnya, biaya pendirian dan biaya pra operasi.

Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.

Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori: (a) Diamortisasikan selama jangka waktu yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata jangka waktu kegunanya lebih lama atau lebih singkat dari yang diperkirakan semula, maka dapat dilakukan koreksi seperlunya. (b) Diamortisasikan sesuai pertimbanan perusahaan, asalkan amortisasi tersebut layak dan masuk akal.

Seperti halnya penyusutan aktiva tetap berwujud, amortisasi aktiva tak berwujud dicatat dengan mendebit perkiraan biaya amortisasi dan mengkredit perkiraan akumulasi amortisasi atau langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

11

Pencatatan Anggaplah bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah mengeluarkan uang sebesar Rp. 25.000.000. perolehan ini dicatat sbb:

(D) Hak paten (K) Bank

25.000.000 25.000.000

Anggaplah juga bahwa masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi tahunan dari hak paten ini , dengan demikian, adalah: 10% x Rp. 25.000.000. ayat jurnal yang harus dibuat adalah:

(D) Biaya amortisasi (K) Hak Paten

2.500.000 2.500.000

Pencatatan perolehan dan amortisasi hak cipta, hak merek, biaya pendirian dan biaya pra operasi tidak berbeda dengan yang telah diuraikan di atas.

Untuk menggambarkan pencatatan biaya riset dan pengembangan, anggaplah bahwa suatu perusahaan telah mengeluarkan biaya riset dan pengembangan sebesar RP. 10.000.000 dalam tahun 199A dan Rp.12.000.000 selama tahun 199B. biaya riset dan pengembangan ini merupakan biaya rutin yang selalu dianggarkan oleh perusahaan. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi ini adlah sbb: 199A

(D) Biaya riset dan pengembangan (K) Bank

10.000.000 10.000.000

199B

(D) Biaya riset dan pengembangan (K) Bank

12.000.000 12.000.000

Apabila riset dan pengembangan tersebut di atas dilakukan untuk suatu produk tertentu yang dapat diindentifikasikan secar spesifik, maka sisi debit dari ayat-ayat jurnal di atas diganti denga pos aktiva: Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan. Apabila, kemudian dapat dipastikan bahwa riset dan pengembangan untuk produk spesifik tadi dinyatakan gagal, ayat jurnal beriktu perlu dibuat:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

12

(D) Biaya riset dan pengembangan (K) Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan

22.000.000 22.000.000

Hak Pengusahaan Sumber Alam Suatu perusahaan mungkin memperoleh hak untuk melakukan eksplorasi dan ekspoitasi sumber alam tertentu. Biasanya untuk memperoleh hak eksploitasi sumbersumber alam tersebut perusahaan harus membayar sejumlah uang. Biaya-biaya untuk memperoleh hak pengusahaan sumber-sumber alam dicatat sebagai aktiva tetap diamortisasikan. Seperti halnya aktiva tetap berwujud, biaya-biaya sehubungan dengan

pengusahaan sumber-sumber alam juga akan makin berkurang nilainya. Dalam hal ini terutama disebabkan oleh ditambangnya sumber-sumber tersebut. Pengurangan nilai itu secara berkala dibebankan dalam perhitungan rugi laba, yang dalam hal sumber-sumber alam disebut deplesi. Deplesi pada hakekatnya dapat disamakan dengan penyusutan pada aktiva tetap berwujud. Pada umumnya deplesi dihitung berdasarkan metode unit produksi. Sebagai contoh anggaplah bahwa sebuah perusahaan harus membayar Rp. 1.000.000.000 untuk mendapatkan hak eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi di suatu daerah. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk transaksi ini adalah sbb:

(D) Hak pengusahaan sumber alam (K) Bank

1.000.000.000 1.000.000.000

Anggaplah juga bahwa setelah mengadakan eksplorasi dan pengembangan cadangan minyak yang diperoleh adalah 500.000.000 barel. Selama tahun 199A perusahaan tersebut memproduksi 60.000.000 barel. Taerif deplesi dihitung sbb:

Rp. 60.000.000 Tarif deplesi = 500.000.000 = 12%

Biaya deplesi untuk tahun 199A adalah Rp. 120.000.000 (12% x Rp. 1.000.000.000). ayat jurnal yang dibuat adalah sbb: (D) Biaya deplesi (K) Hak pengusahaan sumber alam 120.000.000 120.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

13

Oleh karena cadangan minyak serta biaya-biaya eksplorasi dan pengembangan selalu berubah, maka biasa tarif deplesi ditetapkan tiap-tiap tahun. Aktiva Lain-lain Pos-pos yang dapt secara layak digolongkan dalam aktiva lancar,

investasi/penyertaan, aktiva tetap maupun aktiva tidak berwujud, seperti mesin-mesin yang tidak digunakan, disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain.

--o00o

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

14

Daftar Pustaka

Warren Reeve Fess, Pengantar Akuntansi Buku Dua, Edisi 21, Salemba Empat, Thomson Learning, 2006

Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar Revisi, Buku satu , Edisi 5, Salemba Empat , 2004

Soiemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar 2, Buku dua, Edisi keempat, PT. Rineka Cipta, Jakarta Maret 1996.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II

15

Anda mungkin juga menyukai