Anda di halaman 1dari 130

BAB I PENDAHULUAN

A.

Deskripsi Modul Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video ini disusun untuk membantu siswa Mata Diklat kejuruan Audio Video semester 4. Isi modul ini terdiri atas teori singkat, praktek lab. elektronika, soal-soal beserta penyelesaiannya Hasil belajar yang akan dicapai setelah menguasai modul ini adalah memiliki pengetahuan penerimaan transimisi sinyal video dalam pembentukan proses sinyal gambar penerima TV baik system PAL maupun NTSC pada tabung gambar CRT yang akhirnya diharapkan terampil dalam menganalisis sinyal video .

Prasyarat Untuk mempelajari modul ini, siswa dipersyaratkan telah menguasai peralatan oskiloskop,pattern generator , dan juga amplitudo, peroide frekuensi, dan modulasi dan demodulasi. Petunjuk Penggunaan Modul 1. 2. 3. 4. Pelajari daftar isi Pelajari tiap kegiatan belajar ini dengan membaca secara berulang-ulang sehingga kamu benar-benar paham dan mengerti. Jawablah tes formatif dengan jawaban yang singkat dan jelas, kemudian cocokkanlah hasil latihanmu dengan kunci jawaban dari instruktur. Apabila jawabanmu sudah benar lanjutkanlah ke kegiatan belajar selanjutnya.

5. 6.

Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan jika perlu konsultasikan hasil tersebut pada instruktur. Catatlah kesulitan yang kamu dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada instruktur saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi modul agar kamu mendapatkan pengetahuan tambahan.

7.

Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan modul ini terdiri dari enam bagian, yaitu

D. Alokasi Waktu Kegiatan Belajar 1: Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya = 10 jam tatap muka dan 2 jam praktikum. Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya = 8 jam tatap muka dan 4 jam praktikum. Kegiatan Belajar 3: Menjelaskan perbedaan sistem PAL dan NTSC = 8 jam tatap muka 4 terstruktur. Kegiatan Belajar 4: Menjelaskan sistem pembentukan gambar = 8 jam tatap muka 8 jam praktikum. Kegiatan Belajar 5: Melakukan pengujian Sinyal Video = 11 jam tatap muka 7 jam terstruktur. Kegiatan Belajar 6: Menjelaskan Prinsip tabung gambar = 6 jam tatap muka 6 jam terstruktur.

Kompetensi dan Indikator Setelah mempelajari modul ini diharapkan Saudara memiliki kompetensi sebagai berikut. 1. Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar yang meliputi delapan indikator berikut ini: a. Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar b. Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya c. Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC d. Menjelaskan system pembentukan gambar e. Memahami pengujian sinyal Video f. Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar g. Mengitung bandwidth sinyal video sistem-B h. Menganalisis hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar pada sinyal video sistem- B 2. Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya yang meliputi sepuluh indikator sebagai berikut. a. Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya b. Memahami Konstruksi sinyal video komposit c. Memahami Informasi gambar dan amplutido sinyal video d. Memahami Bentuk gelombang osiloskop e. Memahami Informasi gambar dan Amplutido sinyal Video f. Memahami Informasi gambar dan frekuensi sinyal Video

g. Memahami Komponen arus searah sinyal Video h. Memahami Gamma dan kontras dalam gambar Informasi warna sinyal Video i. Menganalisis jumlah maksimum pada elemen gambar j. 3. Menganalisis hubungannya dengan frekuensi dan fase gelombang TV sub pembawa warna Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC yang meliputi tujuh belas indikator sebagai berikut: a. Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC b. Menjelaskan Garis setiap kerangka c. Menjelaskan Kerangka setiap detik d. Menjelaskan Frekuensi medan, Hz e. Menjelaskan Frekuensi garis, Hz f. Menjelaskan Lebar bidang Video, MHz g. Menjelaskan Lebar saluran, MHz h. Menjelaskan Modulasi Video i. Menjelaskan Sinyal Suara j. Menjelaskan Sistem berwarna k. Menjelaskan Pembawa tambahan warna, MHz l. Menjelaskan Saklar PAL m. Menjelaskan Sinyal luminan dan sinyal perbedaan warna n. Menjelaskan Sinyal sub pembawa warna o. Menjelaskan Burs Warna p. Menjelaskan Frekuensi sub pembawa warna q. Mengitung perbedaan bandwith setiap chanel 4. Menjelaskan system pembentukan gambar yang meliputi tujuh indikator sebagai berikut:

a. Menjelaskan system pembentukan gambar b. Menjelaskan bentuk gelombang gigi gergaji untuk pemayaran linier c. Menjelaskan pola pemayaran yang saling terjalin d. Menjelaskan kerangka sampel dari pemayaran saling terjalin (sample frame of interlaced scanning) e. Menganalisis kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning f. Menjelaskan pembentukan gelombang gergaji untuk pemayaran linier g. Menjelaskan pemayaran yang saling terjalin 5. Melakukan pengujian sinyal video yang meliputi sepuluh indikator sebagai berikut: a. Menjelaskan Uji EIA b. Menjelaskan Resolusi c. Menjelaskan Strealing dan swear d. Menjelaskan Ringing e. Memahami Sinyal monoskop f. Memahami Uji kuadrat sinus g. Memahami Pengosongan interval h. Memahami VITS i. Memahami VIRS vertical 6. Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar yang meliputi lima sebagai berikut:. a. Menjelaskan proses penguraian gambar pada kamera video b. c. d. e. Menjelaskan sistem penyusunan kembali gambar pada tabung Menjelaskan konstruksi dan bagian-bagian tabung gambar Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar Menjelaskan mekanisme penyetelan tabung gambar gambar penerima TV indikator

MODUL I I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar D. Indikator 1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar b. Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya c. Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC d. Menjelaskan system pembentukan gambar e. Memahami pengujian sinyal Video

f.

Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar

2. Keterampilan Psikomotor a. b. Mengitung bandwidth sinyal video sistem-B Menganalisis hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar pada sinyal video sistem- B 3. Keterampilan Proses a. Mencari sumber informasi diinternet hubungan pixel dengan kualitas resolusi pada video sistem B 4. Keterampilan Afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat E. Tujuan 1. Keterampilan Pengetahuan a. Tanpa membuka Modul Siswa dapat menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar paling sedikit dapat membuat hipotesis dengan benar b. Tanpa membuka Modul Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya paling sedikit 75 persen dengan benar c. Tanpa membuka Modul Siswa dapat Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya paling sedikit 75 persen dengan benar

d. Tanpa membuka Modul Siswa dapat Memahami pengujian sinyal Video paling sedikit 75 persen dengan benar e. Tanpa membuka Modul Siswa dapat menjelaskan system pembentukan gambar paling sedikit 75 persen dengan benar f. Tanpa membuka Modul Siswa dapat Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar paling sedikit 75 persen dengan benar 2. Keterampilan Psikomotor a. b. Diberikan LP2 siswa dapat Mengitung bandwidth sinyal video sistem-B dengan rincian tugas keterampilan psikomotor Diberikan LP2 siswa dapat Menganalisis hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar pada sinyal video sistem- B 3. Keterampilan Proses a. Diberikan LP2 siswa dapat membuat kesimpulan terkait sumber informasi diinternet hubungan pixel dengan kualitas resolusi pada video sistem B 4. Keterampilan Afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat

II. Uraian Materi 1.1 Sistem televisi Sistem Televisi atau lengkapnya sistem penyiaran televisi, adalah juga termasuk telekomunikasi, yang bekerja dengan satu system modulasi, yaitu AM dan FM. Sinyal gambar (vision) dikirimkan dengan modulasi AM vestigial sideband, sedang sinyal suara (sound) dipancarkan dengan modulasi FM. Kedua sinyal tersebut akhirnya dipancarkan ke udara dengan bandwidth RF (radio frequency) sebesar 7 MHz (sistem-B, 625 garis) seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 Ilustrasi di samping ini menunjukkan satu sistem antena DTV (digital TV, yang di ujung menara dengan radome berwarna putih-merah) salah satu stasiun televisi di Korea.

Antena TV diinstal bersama dengan antena alternatif 14 panel yang diinstal keliling menara (dengan radome berwarna putih).

Gambar 1.1 Spektrum frekuensi sinyal TV selebar 7 MHz,(sistem-B, 625 garis) Dalam hal sistem penyiaran televisi yang sampai saat ini masih dalam versi analog, kedua sinyal informasi tersebut dikirim, baik melalui media udara (offair) maupun melalui media kabel (televisi kabel). Pada sisi penerima, sinyal televisi yang dikirimkan tersebut diterima dengan pesawat penerima televisi yang mempunyai ukuran layar kaca dengan perbandingan 4:3 untuk panjang dan tingginya. Ukuran itu disebut dengan aspect ratio. Dalam perkembangan teknologinya, ukuran layar tersebut dirancang lebih lebar, yaitu 16:9 atau 5,33 : 3, yang dikenal dengan nama sistem televisi layar lebar atau high definition television (HDTV). Sistem layar lebar inilah yang merupakan system televisi abad 21 yang sebetulnya telah mulai dikembangkan sejak tahun 1980-an untuk versi analognya. Seperti halnya sistem televisi konvensional (aspect ratio 4:3) dalam perkembangannya, tidak berhasil tercipta sistem yang worldwide, maka sistem televisi layar lebar inipun dalam perkembangannya tidak terwujud satu sistem yang satu untuk seluruh dunia, melainkan terdapat tiga kubu yang masing-masing menciptakan sistemnya sendirisendiri. Lingkup tegangan sawtooth tersebut pada proses scanning ditunjukkan pada Gambar 1. Pada gambar nampak, bahwa waktu scanning aktif dinyatakan dengan TH' untuk scanning horizontal, sedang untuk scanning vertikal, perioda aktifnya dinyatakan dengan TV'. Dengan kombinasi tegangan sawtooth tersebut, maka gerak beam mengikuti garis lurus miring dari kiri ke kanan yang makin lama posisinya makin kebawah untuk menghasilkan sinyal gambar garis berikutnya. Setelah menyelesaikan satu frame penuh, maka beam kembali di sudut kiri atas untuk memulai satu frame gambar selanjutnya. Perlu diketahui disini, bahwa arah dari kiri ke kanan adalah arah yang dilihat dari sisi pengamat (observer) layar monitor, sehingga bila dilihat dari sisi cathode ray gun, maka beam melakukan scanning dari

10

arah kanan ke kiri dengan kemiringan lintasannya ke arah kiri seperti ditunjukkan pada Gambar 1.3.

Gambar 1.2 Lingkup tegangan sawtooth pada proses scanning.

Gambar 1.3 sistem scanning yang berlangsung didalam tabung pengambil gambar (picup tube) Pada sistem scanning ini terdapat dua metoda, yaitu scanning dilakukan langsung satu frame gambar dari sudut kiri atas sampai berakhir pada sudut kanan bawah. Scanning metoda ini dinamakan sebagai progressive scanning. Metoda scanning yang kedua dilakukan dengan membagi satu frame gambar ini menjadi dua field, yaitu field garis-garis ganjil (odd field) dan field garis-garis genap (even field), sehingga satu frame penuh disusun dari kedua field tersebut secara berurutan. Metoda kedua ini dinamakan interlaced scanning. Gambar 1.3 di atas, menunjukkan proses progressive scanning.

11

Gambar 1.4 Sistem scanning metoda kedua, interlaced sacnning. Pada sistem interlaced scanning, satu frame gambar dibagi menjadi dua field seperti ditunjukkan pada Gambar 1.4 , yaitu field ganjil dan field genap. Sehingga bila jumlah garis total adalah 625 garis, maka pada field ganjil maupun field genap masing-masing dilakukan scanning sebanyak 312,5 garis = 625/2. Scanning pada field ganjil diawali pada sudut kiri atas dan berakhir pada tengah-tengah batas frame yang paling bawah. Sedang untuk field genap, scanning diawali pada titik tengah batas frame yang paling atas dan berakhir pada sudut kanan bawah seperti nampak pada gambar. Pada Gambar 1.4 dicontohkan jumlah garis yang tidak 625 garis sebagai ilustrasi.Pada gambar 1.4 tidak dilukiskan jalur-jalur retrace garis (horizontal) untuk menyederhanakan gambar. Jalur retrace vertikal pada field ganjil, lurus keatas sehingga sampai ditengah- tengah batas frame yang paling atas untuk memulai proses scanning field genap. Sementara retrace vertikal pada field genap mulai dari sudut kanan bawah langsung ke sudut kiri atas frame untuk memulai proses scanning field ganjil. Kemudian sinyal gambar kedua field tersebut diurutkan secara waktu dan dipisahkan oleh perioda vertical blanking, yaitu perioda pada saat retrace vertikal. Pada saat reproduksi pada layar kaca monitor video (TV receiver), garis-garis field ganjil dan genap tersebut saling mengisi celah-celah masing-masing garis pada framenya yang disebut interlace seperti kita memadukan jari-jari kedua tangan kita satu diantara yang lain. 1.2 Menentukan pixel per-garis Telah diuraikan bahwa gambar tersusun dari garis-garis seperti diuraikan diatas. Tetapi lebih dari itu sebetulnya gambar tersebut tersusun dari elemen gambar atau biasa disebut dengan pixel (picture element) yang mempunyai ukuran tergantung dari luasan bidang gambar. Misalnya pickup tube ukuran 1 inci akan mempunyai pixel sebesar kurang lebih 0,00086 mm2, sementara layar pesawat televisi ukuran 21 inci

12

akan mempunyai pixel berukuran 0,24 mm2. Ukuran-ukuran luas tersebut diambil dengan anggapan bahwa, pixel berbentuk lingkaran dan ditentukan dari formulasi r2, dimana r adalah jari-jari pixel serta jumlah garis aktif sebanyak 575 karena diambil sebagai contoh bahasan adalah sistem-B, 625 garis. Jumlah garis sebanyak 575 tersebut, adalah yang nampak pada layar. Untuk menentukan jumlah pixel pada setiap garis aktif, nilai 575 tersebut dikalikandengan nilai aspect ratio 4/3. Hasilnya adalah 766,67 pixel. Dengan jumlah itu, Disamping ukuran pixel dinyatakan dalam ukuran luasannya, pixel (pe = picture element) juga dapat dinyatakan dalam ukuran waktu, yaitu dalam ns ( nanosekon =10-9 sekon). Nilai ini tidak berubah besarnya seperti dalam ukuran luasnya terhadap ukuran layar pickup tube maupun layar CRT (cathode ray tube) TV receiver. Ukuran dalam waktu tersebut berkisar 67,76 ns yang tertentu dari, Ukuran pe = (waktu perioda aktif garis)/(jumlah pixel per garis)= (64 12) s / 766,67 sekon= 0,0678 ns 70 ns Berkaitan erat dengan jumlah pixel/garis, terdapat satu pengertian, yaitu resolusi (resolution) yang didefinisikan sebagai kemampuan tayangan detil (detail) satu pickup device untuk satu frame gambar. Atau dengan kata lain kemampuan pickup device menunjukkan ketajaman gambar. Resolusi dinyatakan dengan satuan sejumlah garis televisi, misalnya 600 TV lines, 750 TV lines, dsb. Ternyata resolusi sebanding dengan jumlah pixel/garis. Makin tinggi jumlah pixel/garis, makin tinggi juga tingkat resolusinya. 1.3 Beberapa Sistem Garis Terdapat beberapa sistem garis yang pernah dirancang di dunia ini, tetapi beberapa darinya kemudian tidak dioperasikan lagi untuk sistem televisi negara bersangkutan yang merancangnya. Jumlah garis ternyata akan mempengarugi lebar bidang sinyal video yang dihasilkan, yaitu berbanding lurus. Makin banyak jumlah garis yang digunakan, makin lebar spektrum sinyal videonya. Beberapa sistem garis tersebut ditabulasikan pada Tabel-1. Dari sistem garis yang disebutkan dalam Tabel1, system garis 400 dan 819 yang sekarang tidak dioperasikan lagi. Sistem yang dioperasikan adalah sistem 525 garis yang disebut sebagai Sistem-M, sedang sistem 625 garis dinamakan Sistem-B. Bila sistem warnanya menggunakan PAL seperti di Indonesia, maka secara lengkap sistem televisinya adalah, Sistem PAL-B. Demikian juga karena di Perancis menggunakan sistem warna SECAM dan 625 garis, maka system di sama disebut sebagai Sistem SECAM-B.

13

Pada Tabel-1 disebutkan bahwa, modulasi vision posisf atau negatif. Maksudnya adalah polaritas sinyal video tersebut. Bila polaritas negatif, maka level puncak sinyal sinkronisasi berada pada level atau prosentasi modulasi yang rendah. Sementara pada puncak sinyal gambar, prosentasi modulasi pada nilai yang terbesar. Tabel 1.2. Representasion visual

14

1.4 Bandwidth Sinyal Video Bandwidth spektrum sinyal video dapat ditentukan dari frekuensi horizontal ( = fH ) dan frekuensi frame ( = fV ) sistem garis yang dioperasikan, yang umumnya bekerja dengan sistem interlaced scanning. Nilai bandwidth tersebut tertentu dari hubungan, Bv = fH x fV ................................................................ (1-1) Sehingga untuk Sistem-B, yaitu dengan, fH = 15.625 Hz, fV = 50 Hz, interlaced scanning, maka bandwidth sinyal video yang dihasilkan adalah, 5 MHz. Tetapi nilai bandwidth tersebut dapat juga dihitung secara pendekatan dari ukuran pixel layar pickup tube yang bersangkutan. Data yang diperlukan juga spesifikasi sistem garis yang digunakan dan ukuran aspect ratio yang dioperasikan, yaitu: a. Jumlah garis scanning b. Jumlah garis aktif c. Format scanning d. Aspect ratio Perhitungan pertama adalah, menentukan ukuran pixel dalam satuan waktu ( = TPE ). Kemudian, akibat dari variasi sinyal yang terjadi, maka frekuensi sinyal akan mencapai nilai yang paling tinggi bila terjadi perubahan dari sinyal hitam (level paling rendah) ke sinyal putih (level paling tinggi) atau sebaliknya. Pada saat itu perioda sinyal nilainya mencapai: TP = 2 TPE .................................................................................. (1-2) Dan kemudian, frekuensi sinyal video yang paling tinggi adalah, 1 fmax = .................................................................................... (1-3) TP Karena ukuran diameter beam yang melakukan scanning tidak sebesar ukuran pixel ( > pixel ), maka terjadilah penurunan resolusi vertikal dibandingkan hasil perhitungan di atas. Penurunan itu ditunjukkan oleh satu faktor, yaitu factor Kell yang besarnya sekitar , sehingga bandwidth yang sebenarnya adalah, 1 B=x ... (1-4) Tp Misalnya untuk sistem-B, maka jumlah pixel total pada layar adalah, 766,67 x 575 440.833 pixel ( = pe) Pixel total tersebut dikirimkan dalam waktu, = waktu 1 garis aktif x jumlah garis aktif = (64 12) s x 575 = 29.900 s 15

Jadi waktu 1 pe ( = per TPE), = waktu total / jumlah total pe = 29.900 / 440.833= 0,067826138 s Sesuai rumus (1-1), (1-2), dan (1-3), maka bandwidth sinyal video sistem-B sebesar, 1 B=x = 4,9145 MHz 5 MHz TP Film yaitu : 1.Media visual film bioskop/cinema yang mempunyai aspect ratio V/H = 1:2, 2.Mata manusia peka melihat bidang horisontal dibanding vertical 3.Kelemahan-kelemahan Mata Manusia Mata manusia tidak dapat mengikuti perubahan sumber gambar dengan kecepatan cukup tinggi 4.Mata manusia tidak dapat mengikuti perubahan gambar dengan pergantian gambar lebih dari 16 gambar per detik 1.5 Resolusi Gambar Adalah suatu ukuran suatu elemen gambar terkecil yang dapat dibedakan atau kemampuan mata untuk dapat membedakan dua buah titik hitam dan putih yang berdampingan baik secara vertikal maupun horisontal. Dari gambar diberikan suatu contoh hasil satu garis scanning oleh electron gambar pagar, dimana pada setiap pergantian gambar hitam putih akan membentuk sinyal segi empat (sinyal gelombang segi empat atau square wave) dalam sinyal gambar yang harus dipancarkan seperti berikut: 1. Maka elemen horisontal terdapat titik-titik elemen gambar = 4/3 x 625 garis atau 833 elemen gambar. 2. Dalam satu frame layar tv terdapat jumlah titik elemen gambar sebanyak = jumlah titik elemen gambar arah vertikal x jumlah titik elemen gambar arah horizontal = 625x(4/3x625) = 520.625 titik elemen gambar

Gambar 1.5 pixel yang menunjukan sinyal luminansi warna putih dan hitam dalam suatu scanning interlace berbentuk persegi

16

1.6 Frekuensi maksimum dari suatu sistem pengiriman gambar TV Frekuensi maksimum dari suatu sistem pengiriman gambar TV: a. Jumlah titik elemen gambar berjumlah 833 titik hitam dan putih. b. Gambar yang paling halus dilihat kearah horisontal adalah 416 garis vertikal putih dan 416 gris vertikal hitam/selang-seling c. Setiap satu garis vertikal putih dan satu garis scanning akan terdapat 416,5 periode, karena satu detik terdapat 25 frame, sedang satu frame diperlukan 625 garis. d. Maka dalam 1s terdapat:(25x625)x416,5=6.507.812,5 periode frekuensi Untuk gambar televisi yang berupa 416,5 garis hitam putih berselang-seling dengan arah vertikal mempunyai frekuensi gambar 6.507.812,5 Hertz atau 6,5 MHz (gambar TV paling halus) dan jarang digunakan . Maka untuk pemancaran siaran TV biasa, frekuensi gambar yang dipancarkan dibatasi hingga 5 MHZ.Padansetiap langkah balik (horisontal/vertikal) berkas elektron tidak boleh membekas di layar shg hrs dilakukan pemadaman (blanking) 1.7 Teknologi pertelevisian Teknologi terdiri dari system: a.) NTSC (National Television System Committee) a. 525 baris, 60 Hz refresh rate. b. Digunakan di Amerika, Korea, Jepang, dan Canada. c. Frame rate 30 fps d. Menggunakan format YIQ b.) PAL (Phase Alternating Line) a. 625 baris, 50 Hz refresh rate b. Digunakan di sebagian besar Eropa Barat. c. Frame rate25 fps d. Menggunakan format YUV 1.8 Teknologi grafis Teknologi grafis terdiri : a. CGA (Color Graphics Array): Menampung 4 colors dengan resolusi 320 pixels x 200 pixels. b. EGA (Enhanced Graphics Array) a) Menampung 16 colors dengan resolusi 640 pixels x 350 pixels. c. VGA (Video Graphics Array) a) Menampung 256 colors dengan resolusi 640 pixels x 480 pixels. d. XGA (Extended Graphics Array) a) Menampung 65000 colors dengan resolusi 640 x 480 b) Menampung 256 colors dengan resolusi 1024 x 768

17

e. SVGA (Super VGA) a) Menampung 16 juta warna dengan resolusi 1024 x 768 1.9 Resolusi Megapixel Resolusi Megapixel terdiri dari: a. 1,3 Megapixels (1280 x 1024) b. 2.0 Megapixels (1600 x 1200) c. 5,0 Megapixels (2560 x 1920) d. 11 Megapixels (4008 x 2672) e. 16 Megapixels (4872 x 3248) Nama (siswa): __________________________ (____) Kelas: _______ Tgl: ____

LP1 : Kinerja Keterampilan Pengetahuan Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan pengertian berikut ini: a.) Pixel b.) Aspek ratio c.) Resolusi d.) Frekuensi field e.) Frekuensi garis f.) Frekuensi frame 2. Pada system PALUntuk menentukan jumlah pixel pada setiap garis aktif, nilai 575 yang Nampak pada layar dikalikan dengan nilai aspect ratio 4/3. Hasilnya adalah 766,67 pixel. Dengan jumlah itu, maka tentukan a. Jumlah pixel untuk satu frame gambar b. Ukuran pe dan TPE c. Waktu 1 pe d. Bandwith video negara manakah manakah yang dipakai 3. Berapakah jumlah pixel pada suatu layar 17 inci? 4. Setiap satu garis vertikal putih dan satu garis scanning akan terdapat 416,5 periode, karena satu detik terdapat 25 frame, sedang satu frame diperlukan 625 garis.Maka dalam satu detik terdapat? 5. Jelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya 6. Jelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC ditinjau dari pembentukan frame , system garis ,pixel, field,frame,interlaced,horizontal resolution,garis aktif

18

7. Jelaskan system pembentukan gambar berikut ini 8. Pada pengujian sinyal video sinyal modulasi apakah yang di transimisikan ke penerima TV ? 9. Jelaskan prinsip kerja tabung gambar ? 10. Pada penerima TV terdapat resolusi 1024 x 678 dengan 32 bit berapakah jumlah warna?

2. Petunjuk : a. Beri siswa LP2.

Keterampilan psikomotor

b. Tugas untuk siswa : Carilah sumber informasi bandwith system B di internet terkait dengan jumlah pixel untuk 1 frame, ukuran pixel, bandwith ? c. Penilaian (100) Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur Resolusi gambar Rincian Tugas Kinerja (Skor Maksimum) Penilaian Siswa Dapat Tidak Penilaian Guru Mengacu Skor Maksimum

19

1. memperoleh data informasi dari internet bandwith system B di internet terkait dengan jumlah pixel untuk 1 frame, ukuran pixel, bandwith (20) 2. Menghitung sesuai rumusan pe:Vx4/3XH(garis aktif) (20) 3. menganalisis resolusi gambar (20) 4. Mengukur resolusi gambar(20)

3. Keterampilan proses 20

Petunjuk : a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : Tentukan hipotesis dari permasalahan bagaimanakah hubungan pixel dengan resolusi? c. Penilaian (100)

Nama (Kelompok): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl: _______

21

LP2 : Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur Resolusi gambar Soal ! Diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil laporan makalah kelompok
1. Carilah sumber informasi bandwith system B di internet terkait dengan

jumlah pixel untuk 1 frame, ukuran pixel, bandwith. 2. Tentukan hipotesis dari permasalahan bagaimanakah hubungan pixel dengan resolusi?
3. Buatlah analisis data hasil perhitungan dengan data di Internet/ sumber buku

lainnya?
4. Kesimpulan apakah yang bisa di generalisasikan?

Format Penilaian Keterampilan Proses tentang resolusi gambar. 22

No.

Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja

Penilaian Siswa Dapat Tidak

Penilaian GuruSiswa Mengacu skor Maksimum

1. 2.

Merumuskan hipotesis (20) Merencanakan hipotesis (40) a. Mengidentihikasi variabel manipulasi (5) b. Mengidentifikasi variabel respon (5) c. Mengidentifikasi variabel control (5) d.Merumuskan e.Merumuskan respon (10) f. Membuat tabel data (5) definisi definisi operasional operasional variabel variabel manipulasi (10) komponen untuk menguji

3.

Melaksanakan eksperimen a. Melaksanakan eksperimen sesuai rencana(20) b. Mengisikan data yang diperoleh ke tabel data (10)

4.

Menarik kesimpulan berdasarkan data (10)

LP3 : Kinerja Keterampilan afektif Petunjuk : Keterampilan afektif

23

1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. 2. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2,LP3 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri Format Penilaian Keterampilan afektif tentang resolusi gambar No. Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Dapat 1. a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai aturan yang ditetapkan. (30) 2. 3 b. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan ko-munikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat (40) ketentuan dan Tidak Penilaian Siswa Penilaian Guru Siswa Mengacu skor Maksimum

Siswa yang Dinilai LP3 : Kinerja Keterampilan afektif Guru yang menilai Petunjuk :Keterampilan afektif ( 1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan ) ( ) dan aturan yang ditetapkan. 24

2. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2,LP3 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri Format Penilaian Keterampilan afektif tentang resolusi gambar No. Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Dapat 1. a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai 2. 3 ketentuan dan aturan yang ditetapkan. (30) b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat (40) Tidak Penilaian Siswa Penilaian Guru Siswa Mengacu skor Maksimum

Siswa yang Dinilai MODUL II ( )

Guru yang menilai

I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran

25

A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya D. Indikator 1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya b. Memahami Konstruksi sinyal video komposit c. Memahami Informasi gambar dan amplutido sinyal video d. Memahami Bentuk gelombang osiloskop e. g. Memahami Informasi gambar dan Amplutido sinyal Video f. Memahami Informasi gambar dan frekuensi sinyal Video Memahami Komponen arus searah sinyal Video h.Memahami Gamma dan kontras dalam gambar Informasi warna sinyal Video i. Menganalisis jumlah maksimum pada elemen gambar 2. Keterampilan Psikomotor a. Mencari informasi sinyal burs di internet terkait hubungannya dengan frekuensi dan fase gelombang TV sub pembawa warna

3. Keterampilan afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja ketentuan

26

c.

Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat

E. Tujuan Pembelajaran 1. Keterampilan Pengetahuan a. Tanpa membuka modul Siswa dapat Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya sesuai dengan yang tertulis dimodul. b. Tanpa Membuka Modul Memahami Konstruksi sinyal video komposit c. Tanpa Membuka Modul Memahami Informasi gambar dan amplutido sinyal video d. Tanpa Membuka Modul Memahami Bentuk gelombang osiloskop e. Tanpa Membuka Modul Memahami Informasi gambar dan Amplutido sinyal Video f. Tanpa Membuka Modul Memahami Informasi gambar dan frekuensi sinyal Video g. Tanpa Membuka Modul Memahami Komponen arus searah sinyal Video h. Tanpa Membuka Modul Memahami Gamma dan kontras dalam gambar Informasi warna dalam sinyal Video i. Dengan membuka modul siswa dapat menganalisis jumlah maksimum pada elemen gambar paling sedikit 75 persen benar

2. Keterampilan psikomotor a. Diberikan LP2 siswa mencari informasi sinyal burs di internet terkait hubungannya dengan frekuensi dan fase gelombang TV sub pembawa warna paling sedikit hipotesis benar

27

3. Keterampilan afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat ketentuan

II. Uraian Materi 2.1 Sinyal Video Komposit Gambar yang dilihat pada televisi warna sebenarnya dibentuk oleh tiga berkas elektron, warna merah, hijau dan biru dan gambar dibangkitkan dengan membaca sepintas berkas elektron yang bergerak secara horisontal dan vertikal

28

pada layar. Sebagaimana berkas dibaca sepintas, arus diubah untuk membuat daerah terang dan gelap pada permukaan tabung gambar yang berbentuk sebagaimana yang tampak. Pertama apakah sinyal warna? sinyal warna disusun dari sinyal video composite hitam putih. Sinyal video monokrom sebenarnya merupakan kombinasi dari dua komponen sinyal yang diperlukan untuk membentuk gambar hitam putih lengkap. Dua komponen sinyal dibaca pengendali informasi yang dinamakan pulsa sinkronisasi atau disingkat syn, dan intensitas informasi gambar hitam putih dinamakan sinyal luminansi. Gelombang Video komposit mengandung semua informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi gambar CRT, garis ke garis dan field ke field . sinyal yang telah dipakai dalam gambar tabung kemudian di pancarkan kembali kegambar yaitu proses scaning raster . video komposit terdiri dari sinyal luminan (sinyal hitam / putih) , sinyal sub pembawa warana (sinyal informasi) , burs sinkronisasi ,blanking dan sinyal sinkronisasi yang dibutuhkan untuk mereproduksi proses sinkronisasi. Dalam pembuatan sebuah gambar di CRT , raster mengulas nya dua kali sehingga diperoleh 262 garis pada bagian interlace field . total 525 garis per frame untuk gambar penuh. Tidak semua 525 garis memuat gambar information , bagaimanapun, beberapa garis horizontal untuk video diantara bagian atas dan bawah dalam layar adalah blanked out, dan beberapa yang dipakai dalam vertical menggarisi kembali (retrace). Dua aspek penting untuk sinyal video komposit yaitu polar dan amplitude. Sinyal video memiliki dua polaritas: 1. Polaritas sinkronisasi positif, dengan sinyal sync atas, seperti gambar 2.1.a 2. Polaritas sinkronisasi negative, dengan sinyal sync bawah, seperti gambar2.1.b sinyal dalam gambar 2.1.a dan 2.2.b diantaranya memuat beberapa informasi gambar. Hanya terdapat perbedaan polaritas. Polaritas sinkronisasi negatif yang merupakan standart input atau output sinyal video untuk berbagai peralatan kamera,TV video control dan port video dalam monitor dan VCRs. Untuk polaritas lainnya, bagian putih untuk sinyal video opposite dalam sinyal sync. Bagian hitam sinyal video adalah penutup blanking dan tip sync tiap level, yang benar benar paling hitam bukan warna hitam. Standart input/output amplitude untuk peralatan sinyal video menyebutkan 1 VPP kedalam 75 ohms. Peralatan untuk sinyal video komposit pada inputan yang berbeda CRTs, bagaimanpun beraneka ragam untuk 30 ke 150 VPP atau lebih untuk tabung besar. Dalam relasi kurun waktu, sinyal video composite biasa dibagi kedalam dibagi kedalam 2 perbedaan per bagian yaitu interval horizontal dan interval vertical. 2.1.1 Horizontal interval

29

Sinyal video komposit, pada rate horizontal digambar 2.2 terdiri rangkaian kompleks yang membentuk gelombang dengan menggambarkan 1 garis gambar dalam waktu 63,5detik (15,750 Hz). Di sebelah kiri level tinggi adalah sinyal horizontal blanking dengan cut off beam pada tabung gambar selama periode retrace horizontal. Setelah satu garis ditampilkan video, CRT melakukan scan beam yang tak kelihatan saat kembali ke sebelah kiri CRT. Sinyal horizontal blanking alas nya ialah 75% level yang akurat, terbentuk hitam untuk video level hitam. Menumpu diatas alasnya sebuah sinyal sync horizontal. Ayunan oscillator horizontal direset ditepi sinyal sync. Sinyal Vpeak to peak untuk sinyal sync horizontal memiliki 25% total bentuk gelombang back porch (kembali keasal) untuk blanking alasnya menyediakan waktu blanked beam kembali ke sebelah kiri pada layar. amplutido sinyal video system NTSC dalam bentuk gelombang osiloskop

Gambar . 2.1 a.) 2 garis horizontal untuk video composite dengan sync positif . b.) sama dengan sinyal video a.), tapi memiliki polaritas sync negative.Polaritas sinkronisasi negatif untuk mendapatkan pembeda warna (EG-EY)

30

Gambar . 2.2 secara detail untuk 1 horisontal baik dan sync (positive sync). Selama transimisi warna yaitu 3,58 MHz warna gelombang sinus sync sinyal burst adalah penambahan ke back porch (kembali keasal) pada frekuensi dan fase kunci warna informasi gambar. Amplitude nampak lebih sedikit dibandingkan sinyal sinkronisasi. penempatan bagaimanapun antara sync horizontal dan warna burst harus diperoleh 25% bentuk amplitude gelombang. interval mengikuti horizontal blanking alas dalam satu garis video. Area video mengandung frekuensi tinggi dengan variasi amplitude, yang memberikan level relatif hitam ke putih, pada penglihatan terbentuk gambar. Video terus menerus mengubah level tegangan sedikit sinyal yang telah ditransmisikan akurat dengan obyek alami (sebagai pattern batang) .level variabel video untuk warna hitam ke putih baru nampak seperti gambar 2.2. Putih pada level 12,5% sisanya untuk hitam dengan level blanking 75%. Beberapa tegangan antara 2 points akan membentuk kelabu, pada tingkat level tegangan. Blanking dan sinyal sync berulang ulang , namun video selalu mengubah menurut gambar yang discan. Untuk warna televisi, video komposit sekitar 3,58 MHz sinyal chrominance. Sebagai perbandingan , gambar 2.3 menampakkan sinkronisasi video negative sinyal dengan dan tanpa warna. Level relatifnya pada gambar 2.3a menampakkan relative brightness, atau luminance, nilai untuk informasi mochrome. Pada gambar 2.3b. 3,58 MHz chrominance sinyal ditambah ke sinyal video untuk informasi warna. Warna yang specific dalam sinyal warna adalah tidak jelas karena sudut phase relative tidak ditampakkan. 31

Poin terpenting disini berbeda diantara monochrome dan warna televisi sekitar 3,58 MHz chominance sinyal. Tecatat bahwa level luminansi dalam gambar 2.3a adalah pada level sama rata untuk sinyal yang bervariasi pada gambar 2.3b. ini mengartikan bahwa tanpa sinyal informasi warna, warna batang dalam gambar 2.3b akan digandakan dalam monochrome sebagai putih,kelabu, dan hitam bars seperti gambar 2.3a.

Gambar . 2.3 sinyal video dengan dan tanpa warna. a.) sinyal monokrom sendiri, dengan putih,kelabu dan hitam gambar informasi . b.) beberapa sinyal campuran dengan 3,58 MHz krominansi sinyal pada warna informasi. 2.2 Sinyal Pengetesan 2.2.1 Komponen Sinkronisasi Penyesuaian ulasan pengirim dan penerima disebut sinkronisasi .pada sinkronisasi burs dari sinyal video komposit TV berwarna yang dating dari penguat dari penguat band-pass, dengan patokan 4,43 MHz agar terjadi sinkronisasi frekuensi dan switch modulator. Pada televisi hitam putih hanya memiliki satu senapan electron (elektron gun). Berkas electron tunggal dibaca sepintas oleh tabung gambar diperagakan secara berjalinan, berkas electron bergerak dari kiri kekanan dan dari puncak ke dasar, untuk pembacaan 312 dinamakan bidang gambar kemudian proses diulangi berjalinan ke garis berikutnya dimulai dari 312 hingga 625. Dua bidang gambar ini membentuk satu frame gambar dari garis 1 sampai 625.

32

Gambar 2.4 penjejakan bingkai gambar Informasi sinkronisasi berupa sederetan pulsa yang mengendalikan bagian pembelok horisontal saat kembali ke sisi kiri layar untuk memulai sapuan garis baru, dan pembelok vertikal saatnya kembali ke puncak layar untuk memuliai frame baru. Ini dikerjakan dengan kecapatan baca sekitar 15625 garis perdetik dan vertikal 25 frame perdetik (kecepatan baca vertikal sebanarnya 50Hz, ini digunakan untuk dua kali perjalanan turun layar melengkapi satu frame. Proses ini diulangi untuk untuk memuliai baca yang baru disebut kembali baca (retrace) atau melayang kembali (flyback). 2.3 Ukuran IRE Beberapa definisi istilah terminology televisi. Satuan ini digunakan untuk menguraikan karakteristik amplitudo sinyal video. Ahli televisi menemukan spesifikasi level sinyal yang lebih meyakinkan dalam IRE lebih baik dari pada milli volt. Warna putih murni didefinisikan sebagai 100 IRE dan level sinyal blanking 0 IRE. Video sistem NTSC memiliki 714 mV berada diantara blanking dan sinyal puncak putih sehingga 1 IRE sama dengan 7.14 mV.berikut ini akan dijelaskan pola pengujian. 2.3.1 Cross Hatch Dengan Titik Pola ini membangkitkan sebuah garis matrix horisontal dan vertical sangat membantu dalam pengaturan konvergensi monitor. Karena garis putih pada layar terbuat dari komponen warna merah, hiau dan biru, masing -masing senapan elektron dalam tabung gambar h arus memiliki berkas masing-masing secara sempurna saling melapisi satu sama lain di daerah pembentukan gambar.

Gambar 2.6 pengaturan konvergensi 33

2.3.2 Area aman pusat perpotongan Sinyal ini serupa dengan Cross Hatch namun digunakan untuk menegaskan bahwa gambar aman. Sinyal video diproduksi tidak akan berisi banyak informasi gambar di luar dari area aman atau diluar kemampuan melihat. Monitor televisi akan menunjukkan area aman ataukah perlu pengaturan.

Gambar 2.7 pengetesan area gambar aman 2.3.3. Pola Pergantian Perdetik Tes Sinyal ini sebagian besar untuk menguji respon frekuensi rendah dan sistem clamp. Sinyal video akan bervariasi dari 0 IRE sampai 100 IRE pada kecepatan per satu detik. Sinyal video tidak akan terdistorsi atau terpotong didan sinyal sinkronisasi tetap konstan pada level tertentu, jika rangkaian pengklem berfungsi secara tepat. Monitor televisi tidak akan berubah tingkat kecerahannya atau lebar rerata dari variasi level kuat sinyal gambar. 2.3.4 Matrik Sinyal Penguji Pola matrix merupakan suatu kombinasi dari Pola yang telah didiskusikan sebelumnya. Setiap Pola memiliki 48 garis untuk membuat satu gambar yang terdiri atas 5 pola yang berbeda. Lima pola membuat matrix dengan batang warna merah, hijau, biru dan sinyal datar 50 IRE. 2.3.5. Sinyal Tes TV Sinyal pengetesan video sangat berguna untuk membantu mengevaluasi sistem pemrosesan sinyal video. Beberapa penggunaan untuk mengatur monitor televisi, Pola tes direkam diproduksi pada head pita video sehingga dapat di playback diatur secara akurat untuk disesuaikan dengan yang direkam atau digunakan sebagai sinyal tetap pada jaringan transmisi sinyal video. Ini diperlukan ketika tidak ada sinyal video yang dipancarkan. Cara terbaik dan termudah untuk mengevaluasi peralatan video dengan uji kestabilan arakteristik system video yang telah diketahui. Semua sinyal video di uji didasarkan pada prinsip input sederhana berupa penerapan tes sinyal yang telah diketahui pada sistem video atau peralatan input dan pengamatan pada sinyal outputnya. Terdapat beberapa cacat (distorsi) 34

yang disebabkan oleh sistem yang diamati dan diukur pada sinyal keluaran atau tampak di monitor. jika terdapat distorsi, peralatan diatur untuk mengeliminasi atau meminimkannya dengan mengganti atau memperbaiki komponen yang cacat. Hasil akhir jika sistem dapat melewatkan sinyal secara tepat dapat melewatkan sinyal gambar dengan jelas baik. Sinyal diperlukan untuk pengujian demikian dapat dipenuhi dari generator tes sinyal. Instrumen ini menghasilkan sinyal video yang akurat dengan baik karakteristik ditegaskan dan dikontrol. Masing-masing sinyal ideal membuktikan satu atau lebih perlengkapan spesifik dari sinyal video yang diuji. Dalam setiap pola pengetesan memiliki tugas yang dikerjakan dengan baik. Terdapat beberapa aplikasi dan penggunaan pola yang disediakan pada generator video 2.3.4 Jumlah elemen gambar Keseluruhan kualitas gambar Semisalnya : jika diketahui pada layar adalah 1024 x 768 dengan 16 warna dan 10 redraw rate berapakah bandwith bus dalam satuan Mbps. Jawab : Bandwith bus= 1024 x 768 x 16 x 10 =125.829.120 bit/s = 15 MB/s (diperoleh dari 1MB= 1024576 , 1byte = 8 bit) Frame Rate (Jumlah gambar per detik). Representasi sinyal video meliputi 3 aspek Representasi Visual Tujuan utamanya adalah agar orang yang melihat merasa berada di scene (lokasi) atau ikut berpartisipasi dalam kejadian yang ditampilkan. Oleh sebab itu, suatu gambar harus dapat menyampaikan informasi spatial dan temporal dari suatu scene. 1. Vertical Detail dan Viewing Distance a. Aspek rasio adalah perbandingan lebar dan tinggi, yaitu 4:3. b. Tinggi gambar digunakan untuk menentukan jarak pandang dengan menghitung rasio viewing distance (D) dengan tinggi gambar (H) -> D/H. c. Setiap detail image pada video ditampilkan dalam pixel-pixel. 2. Horizontal Detail dan Picture Width Lebar gambar pada TV konvensional = 4/3 x tinggi gambar 3. Total Detail Content Resolusi vertikal = jumlah elemen pada tinggi gambar Resolusi horizontal = jumlah elemen pada lebar gambar x aspek rasio.

35

2.4 Gamma dan kontras Prinsip kerja kamera video

1.

2.

3. 4. 5. 6.

Gambar 2.8 Blok diagram kamera Prinsip kerja : Kamera dilengkapi dengan dilengkapi camera control unit (CCU), Waveform monitor Picture monitor, pada monitor telah terdapat komponen Ic dan demodulasi IF sinyal video terutama sinyal sub pembawa warna yang akan didemodulasi. Sinyal video output dikuatkan oleh penguat buffer yang melewatkan sinyal sinkronisasi , sinyal krominan dan luminansi didelay (diperlambat) . sinyal luminan dan krominan yang masih harus di pisahkan. Penguat luminan merespon warna 0 sampai 5 MHz dan krominan hanya mampu dilewatkan 4,43 1 MHz melalui band pass yang harus diperlambat dari sinyal luminan agar gambar lebih baik sinyal luminan dan sinyal krominan dikembalikan saat ditabung gambar berwarna. sinyal warna dikuatkan dan diatur penyetel mutu gambar (gamma) dan kontras sinyal komponen krominan sub pembawa gambar dihilangkan. Penguat akhir terdapat penyetel kuat cahaya, ABL, rangkaian penghilang garis melayang kembali (flyback), dan matrik yang digunakan sebagai sinyal perbedaan warna U,V,Y di grid tabung CCVS adalah sinyal yang sudah lengkap mengandung informasi gambar, blanking dan sinyal Sync Gambar primer (ER,EG,EB) diberikan ketiap gambar tabung warna 2.4.1 Warna Combined Gambar berwarna dihasilkan dengan mencampur 3 warna primer RGB (merah, hijau, biru). Properti warna pada sistem broadcast: a. LUMINANCE Brightness = jumlah energi yang menstimulasi mata (kadar terang dan gelap) 36

b. CHROMINANCE adalah informasi warna. a) Hue (warna) = warna yang ditangkap mata (frekuensi) b) Saturation = color strength (vividness) / intensitas warna c) Cb = komponen U dan Cr = komponen V pada sistem YUV

Dalam sistem PAL, digunakan parameter U (Cb) dan V (Cr) Y = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B (luminance) U = 0.492 (B Y) (chrominance) V = 0.877 (R Y) (chrominance) Dalam sistem NTSC, digunakan parameter I, singkatan dari in-phase (Cb) dan Q, singkatan dari quadrature (Cr) Y = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B I = 0.74 (R Y) 0.27 (B Y) Q = 0.48 (R Y) + 0.41 (B Y) Suatu siaran Televisi hitam putih harus dapat diterima oleh pesawat TV berwarna Tabel 2. Enconding

1 R R GAMMA CORECTOR G GAMMA CORECTOR 3 2 59 % 30 %

Y MATRIK 4

Y AMP DELAYED LINE 7

CV S

9 ADDER STAGE CCV S

PULSA-2 PHASE SINKRON INVERTOR

Syarat-Syarat : B GAMMA 11 a.) harus ada luminan signal dan chroma signal CORECTOR RANGKAIAN PEMBAGI % b.) Y signal harus 100% (R+G+B) = 30%+59%+11% TEGANGAN c.) Chroma signal warna jenuh yang dihilangkan nilai luminannya
R+(R-Y')=(R-Y') (R'-Y') BLOK DIAGRAM NTSC ENCODING -Y' B' -Y' MATRIK 6 (B-Y') MATRIK MODULAT OR R 5 MODULAT OR 8

+
CHROMA SIGNAL

TEST POINT MATRIK : SUATU SUSUNAN RESISTOR

37

B'+(B'-Y') =(B'-Y)

Gambar 2.9 Blok diagram encoding system NTSC

Nama (siswa): _________________ (____) Kelas: _______ Tgl: __________ LP1 : Kinerja Keterampilan Pengetahuan

38

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan peranan penting dari: a.Sinyal luminansi : b.Sinyal krominansi : c.Sinyal sinkronisasi: d.Sinyal burst: 2. Apa yang dimaksud dengan sinyal video komposit dan jelaskan bagian bagian fungsinya? 3. Pada gambar video komposite berikut ini tentukan a,b,c,d,e D. E.

C . A . B.

4. Pada bentuk gelombang tersebut berapakah Standart input/output amplitude untuk peralatan sinyal video? 5. Berapakah frekuensi sinyal Video tersebut untuk periode 63,5S? 6. Gelombang arus apakah pada gambar tersebut? 7. Sinyal luminansi apakah yang digunakan pada penembak electron katode pik up tube ? 8. Jika diketahui pada layar TV LG 14 inci adalah 640 pixel x 480 pixel dengan 32 warna dan 10 redraw ? 9. Apakah fungsi dari Gamma dan kontras dalam output gambar Informasi penguat warna sinyal Video ? 10. Fasa sudut berapakah sinyal burs disisipkan agar frekuensi sinkron? 2. Keterampilan psikomotor Petunjuk :

39

a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : 1. Carilah sumber informasi sinyal burs di internet terkait frekuensi dan fase gelombang TV sub pembawa warna. c. Penilaian (50) 3. Keterampilan proses Petunjuk : a. b. 1. Beri siswa LP2. Tugas untuk siswa : Tentukan hipotesis dari permasalahan bagaimanakah hubungan

sinyal burs terhadap sinyal gelombang TV? c. Penilaian (50)

Nama (Kelompok): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl:________

40

LP2 : Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur sinyal sub pembawa warna Soal ! diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil rancangan kelompok
1.

Carilah sumber informasi sinyal burs di internet terkait frekuensi dan fase gelombang TV sub pembawa warna. Tentukan hipotesis dari permasalahan bagaimanakah hubungan sinyal burs terhadap sinyal gelombang TV? Buatlah analisis data hasil perhitungan dengan data di Internet atau sumber buku lainnya? Kesimpulan apakah yang bisa di generalisasikan?

2. 3. 4.

LP3 : Kinerja Keterampilan afektif Petunjuk :

41

Keterampilan afektif 1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. 2. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri. Format Penilaian Keterampilan afektif tentang sinyal sub pembawa warna No. Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Dapat 1. a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. (30) 2. 3 b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan ko-munikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat (40) Tidak Penilaian Siswa Penilaian Guru Siswa Mengacu skor Maksimum

Siswa yang Dinilai MODUL III

Guru yang menilai

(I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran ) ( )

42

A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC D. Indikator 1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC a.Menjelaskan Garis setiap kerangka b.Menjelaskan Kerangka setiap detik c.Menjelaskan Frekuensi medan, Hz d.Menjelaskan Frekuensi garis, Hz e.Menjelaskan Lebar bidang Video, MHz f. Menjelaskan Lebar saluran, MHz g.Menjelaskan Modulasi Video h.Menjelaskan Sinyal Suara i. Menjelaskan Sistem berwarna j. Menjelaskan Pembawa tambahan warna, MHz k.Menjelaskan Saklar PAL l. Menjelaskan Sinyal luminan dan sinyal perbedaan warna m. Menjelaskan Sinyal sub pembawa warna n.Menjelaskan Burs Warna o.Menjelaskan Frekuensi sub pembawa warna 2. Keterampilan Psikomotor a. Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur perbedaan bandwith setiap chanel sistem PAL

43

3. Keterampilan Proses a.Mengitung perbedaan bandwith setiap chanel 4. Keterampilan Afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat E. Tujuan Pembelajaran 1. Keterampilan Pengetahuan a. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC sesuai dengan yang tertulis dimodul. b. Tanpa membuka modul miswa dapat menjelaskan Garis setiap kerangka sesuai dengan yang tertulis dimodul sesuai dengan yang tertulis dimodul. c. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Kerangka setiap detik sesuai dengan yang tertulis dimodul. d. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Frekuensi medan, Hz sesuai dengan yang tertulis dimodul. e. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Frekuensi garis, Hz sesuai dengan yang tertulis dimodul. f. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Lebar bidang Video, MHz sesuai dengan yang tertulis dimodul. g. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Lebar saluran, MHz sesuai dengan yang tertulis dimodul. h. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Modulasi Video sesuai dengan yang tertulis dimodul. 44 ketentuan

i. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Sinyal Suara sesuai dengan yang tertulis dimodul. j. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Sistem berwarna sesuai dengan yang tertulis dimodul. k. Tanpa membuka modul Siswa dapat Menjelaskan Pembawa tambahan warna, MHz sesuai dengan yang tertulis dimodul. l. Tanpa membuka modul Siswa dapat menjelaskan Saklar PAL sesuai dengan yang tertulis dimodul. m. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Sinyal luminan dan sinyal perbedaan warna sesuai dengan yang tertulis dimodul. n. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Sinyal sub pembawa warna sesuai dengan yang tertulis dimodul. o. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Burs Warna sesuai dengan yang tertulis dimodul. p. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan Frekuensi sub pembawa warna sesuai dengan yang tertulis dimodul. 2. Keterampilan psikomotor a. Diberikan LP2 Siswa menghitung, menganalisis, dan mengukur perbedaan setiap chanel sistem PAL menghitung lebar bidang sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan.

3. keterampilan Proses a. Diberikan LP2 Siswa menghitung siswa perbedaan bandwith setiap chanel sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan.

45

4. Keterampilan Afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat ketentuan

II. Uraian Materi 3.1 Garsi kerangka 3.1.1. Sinkronisasi Pengiriman Gambar

46

Setelah sinyal gambar diperoleh melalui proses scanning seperti diuraikan di atas, proses selanjutnya adalah pengiriman atau penyalurannya ke peralatan reproduksi, yaitu system monitor atau pesawat penerima televisi, disamping untuk keperluan perekaman. Di sisi penerima sinyal gambar ditayangkan oleh CRT (cathode ray tube) dengan cara yang sama saat diambil oleh pickup device, yaitu juga garis demi garis. Dengan demikian harus terdapat sinkronisasi antara sisi kirim dan sisi terima. Sinkronisasi diperlukan oleh sistem scanning di sisi penerima, yaitu CRT-nya. Jadi sinkronisasi yang diperlukan adalah kearah horizontal (sapuan garis dari kiri ke kanan) maupun ke arah vertikal (penggeseran sapuan garis dari atas ke bawah). Dalam hal ini, sinyal sinkronisasi juga harus dikirimkan bersama-sama sinyal gambarnya. Kemungkinan yang ada, yaitu menempatkan sinyal sinkronisasi tersebut pada perioda sinyal blanking gambar, yaitu pada saat beam menjalani waktu retrace. Hubungan sinyal video, sinyal sinkronisasi, dan tegangan sawtooth untuk proses scanning, ditunjukkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Hubungan antara sinyal video dengan sinyal sawtooth. Terlihat pada gambar 3.1, bahwa sinyal sinkronisasi atau disebut dengan synch signal berbentuk pulsa mengarah kebawah yang mempunyai level sebesar 0,3 volt, sehingga level sinyal video keseluruhan distandarkan sebesar 1 volt peak-peak. Sinyal sinkronisasi yang ditujukkan pada gambar 3.1, adalah sinyal sinkronisasi horizontal. Sementara untuk sinyal sinkronisasi vertikal, diletakkan pada saat perioda blanking vertikal seperti ditunjukkan pada gambar 3.2. Sinyal sinkronisasi vertikal juga berbentuk pulsa dengan lebar 2,5 x lebar pulsa horizontal sync atau 2,5H. 47

Terlihat pada gambar 3.2, bahwa pulsa sinkronisasi vertikal terletak pada garis ke-1 sampai garis ke-2,5 untuk field pertama atau ganjil, dan pada garis ke312,5 sampai garis ke- 315 untuk field kedua atau genap. Terlihat bahwa, pulsa sinkronisasi vertikal dipotong (serrated) menjadi lima pulsa. Tujuan membuat menjadi lima pulsa tersebut adalah agar generator pulsa sinkronisasi horizontal di sisi terima tetap mendapatkan trigger sinkronisasi pada saat pulsa sinkronisasi vertikal tersebut. Disamping itu, pada saat sebelum dan sesudah pulsa sinkronisasi vertikal, terdapat lima pulsa yang disebut sebagai equalizing pulse yang keseluruhannya mempunyai waktu 2,5H juga. Fungsi dari pulsa ini adalah untuk menyamakan saat sinkronisasi horizontal field pertama dengan field kedua atau membuat tetap kontinyu urutannya, sehingga tidak terjadi saat diskontinyu pergantiannya. Dengan proses sinkronisasi ini, maka proses scanning satu gambar pada sisi pengirim akan diikuti tepat oleh proses scanning di sisi penerima seperti ditunjukkan pada gambar 3.3. Disamping itu bila terjadi kerusakan sinyal sinkronisasi, maka proses reproduksi gambar juga akan terganggu. Rusaknya sinkronisasi horizontal, akan menyebabkan gambar nampak tercabik-cabik, sedang rusaknya sinkronisasi vertikal, maka gambar akan turun kebawah frame demi frame yang disebut dengan rolling. Akibat rusaknya sinkronisasi horizontal, yaitu gambar tercabik-cabik ke arah kanan tepat pada garis yang mengalami kerusakan sinkronisasi (tidak keseluruhan frame). Kerusakan sinkronisasi horizontal adalah termasuk disebabkan karena bila pulsa sinkronisasi vertikal tidak dipotong-potong menjadi lima pulsa. Kerusakan frame gambar yang terjadi ditunjukkan pada ilustrasi gambar 3.4. Pengulasan vertikal Garis pengulasan

Pengulasan horisontal Gambar 3.3 Proses sinkronisasi yang terjadi antara pengirim dan penerima

48

Gambar 3.4 Kerusakan tayangan frame gambar karena pulsa sinkronisasi vertikal tidak dipotong-potong (serrated). Nampak pada gambar 3.3, bahwa antara sisi kirim dan sisi terima terdapat media transmisi yang menghubungkannya. Media ini dapat berbentuk kabel koaksial maupun udara. Melalui kabel koaksial, sinyal video dapat berbentuk sinyal baseband (misalnya dari kamera ke video monitor), ataupun gelombang RF (misalnya pada sistem televisi kabel). Kalau media udara biasa digunakan untuk penyiaran. gambar 3.5 menunjukkan satu kamera tipe ENG (electronic news gathering) dimana proses scanning terjadi. Kamera tipe ini sudah menggunakan CCD block sebagai pengganti pickup tube seperti diuraikan di atas. gambar 3.6 menunjukkan diagram peletakan CCD chip dalam kamera.

Gambar 3.5 Kamera ENG yang sudah menggunakan CCD chip.

49

Gambar 3.6 Diagram peletakan CCD chip di kamera 3.3. 2 Beberapa Sistem Garis Terdapat beberapa sistem garis yang pernah dirancang di dunia ini, tetapi beberapa darinya kemudian tidak dioperasikan lagi untuk sistem televisi negara bersangkutan yang merancangnya. Jumlah garis ternyata akan mempengarugi lebar bidang sinyal video yang dihasilkan, yaitu berbanding lurus. Makin banyak jumlah garis yang digunakan, makin lebar spektrum sinyal videonya. Beberapa sistem garis tersebut ditabulasikan pada Tabel-1. Dari sistem garis yang disebutkan dalam Tabel-1, system garis 400 dan 819 yang sekarang tidak dioperasikan lagi. Sistem yang dioperasikan adalah sistem 525 garis yang disebut sebagai Sistem-M, sedang sistem 625 garis dinamakan Sistem-B. Bila sistem warnanya menggunakan PAL seperti di Indonesia, maka secara lengkap sistem televisinya adalah, Sistem PAL-B. Demikian juga karena di Perancis menggunakan sistem warna SECAM dan 625 garis, maka sistem di sama disebut sebagai Sistem SECAM-B. Pada Tabel-1 disebutkan bahwa, modulasi vision posisf atau negatif. Maksudnya adalah polaritas sinyal video tersebut. Bila polaritas negatif, maka level puncak sinyal sinkronisasi berada pada level atau prosentasi modulasi yang rendah. Sementara pada puncak sinyal gambar, prosentasi modulasi pada nilai yang terbesar.

Tabel 2.1 Perbedaan PAL dan NTSC

50

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

standar Fields per detik Frame per detik Frekuensi subcarrier warna Garis per field Garis per frame Frekuensi pengulasan Horizontal Frekuensi pengulasan Vertikal Resolusi Horisontal dan Vertikal Format pixel Sinyal video Sinyal audio Modulasi video bandwith

PAL 50 field per detik 25 fps 4,43 MHz 312,5 garis 625 garis 15.625 Hz 50Hz 425: 290 YUV(U:Cb&V:Cr) 165.000 AM FM negatif 7

NTSC 60 field perdetik 30 fps 3,58 MHz 265,5 garis 525 garis 15.734,624 Hz 59,94 Hz 330:242 YIQ(Infase:Cb& Quadrature:Cr) 106.000 AM FM negatif 6

3.3.6 Lebar saluran 3.3.6.1 Vestigial Sideband (VSB) Penapisan salah satu komponen bidang sisi (LSB atau USB) pada transmisi SSB dapat menghemat lebar bidang dan daya pancar. Penapisan semacam ini membutuhkan cara khusus dan proses konversi. Terdapat suatu teknik intermediet antara SSB dan DSBFC yang disebut vestigial sideband (VSB), yang digunakan dalam industri televisi komersial untuk transmisi dan penerimaan sinyal video. Dalam VSB, sebagian (vestige) komponen bidang sisi bawah (LSB) ikut ditransmisikan bersama komponen bidang sisi atas (USB) dan komponen pembawa. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa komponen USB termasuk pembawa video benar-benar ditransmisikan secara keseluruhan. Disamping itu juga didapatkan penghematan daya dan lebar bidang jika dibandingkan dengan transmisi DSBFC. Perhatikan gambar 3.6

51

Gambar 3.7 format kanal standart FCC untuk transmisi gambar warna dan monokrom di US 3.3.6.2 Modulator Gambar Untuk siaran TV di Indonesia, sinyal gambar dipancarkan menggunakan modulasi AM. Untuk itu perlu diketahui lebih dulu tentang bagaimana cara membuat gelombang bermodulasi AM. Salah satu cara yang paling umum dilakukan adalah dengan memanfaatkan transkonduktansi transistor. Dalam sebuah transistor Penguat Tegangan besarnya faktor penguatan tegangan adalah: Av = - gm . ZL ................................................................ (2-1) Diketahui : Av = Faktor penguatan tegangan gm = Transkonduktansi ZL = Impedansi beban output penguat 52

Besarnya nilai transkonduktansi (gm) adalah berbanding lurus dengan arus bias di kolektor (Ic), dan nilai transkonduktansi (gm) ini juga dipengaruhi oleh suhu dimana pada suhu kamar (300 K) nilai gm = Ic / 0.026, sehingga persamaan Penguat Tegangan di atas bisa diubah menjadi : Av = (Ic / 0.026) . ZL ................................................................ (2-2) Dari persamaan ini terlihat bahwa faktor penguatan tegangan berbanding lurus dengan arus bias yang mengalir pada kolektornya (Ic). Dengan demikian bila dengan suatu cara kita bisa mengubah Ic ini maka faktor penguatan tegangan akan berubah secara linier terhadap perubahan Ic itu. Bila penguatan ini berubah-ubah berarti tegangan atau amplitudo sinyal output yang dihasilkan akan berubah-ubah pula. Nah dari sinilah sinyal bermodulasi AM kemudian dihasilkan. Sekarang kita lihat cara kerja rangkaian Penguat Arus. Sesuai namanya, Penguat Arus tidak memperkuat amplitudo tegangan, tetapi memperkuat arus. Jadi bila kita masukkan sinyal input ke dalam Penguat Arus maka tegangan di output akan sama dengan tegangan di input, sedangkan arus yang mengalir di output yang membesar. Selanjutnya Penguat Tegangan dan Penguat Arus itu kita rangkai secara seri sehingga kita akan mendapatkan rangkaian modulator AM yang sangat populer yang disebut Two Transistor Transconductance Modulator (T3M). Rangkaian ini dinilai sangat cocok digunakan sebagai modulator gambar karena: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Hasil modulasinya sangat linier Mampu dimodulasi oleh sinyal video yang memiliki bandwitdh sangat lebar Mampu menghasilkan indeks modulasi yang tinggi (lebih dari 90%). Daya RF output yang dihasilkan relatif besar Rangkaiannya sederhana / tidak rumit Komponennya mudah diperoleh dan harganya relatif murah

T3M adalah rangkaian penguat dua transistor yang dirangkai secara seri sebagaimana terlihat pada gambar (1). Transistor pertama (TR1) adalah Penguat Tegangan dengan input berupa sinyal carrier (Vc), sedangkan Transistor kedua (TR2) adalah Penguat Arus dengan input berupa sinyal video (Vm) . Secara garis besar cara kerja rangkain ini adalah sbb.:

53

Gambar 3.8 Rangkaian Two Transistor Transconductance Modulator (T3M) Besarnya faktor penguatan TR1 tergantung dari arus yang mengalir pada arus bias di kolektornya (IC1) dimana besarnya IC1 ini kira-kira akan sama dengan arus yang mengalir di emitor (IE1), dengan asumsi arus yang mengalir di Base sangat kecil sehingga bisa diabaikan. Demikian juga besarnya IE1 kira-kira akan sama dengan IE2, yaitu arus yang mengalir pada emitor TR2, mengingat TR1 dan TR2 ini dirangkai secara seri. Besarnya IE2 adalah sama dengan Tegangan VE2 dibagi dengan resitor R4. Dan berhubung R4 berharga tetap, maka IE2 akan sebanding dengan VE2. Nah berhubung TR2 adalah penguat arus (bukan penguat tegangan) maka VE2 akan selalu sebanding dengan sinyal inputnya (Vm). Jadi faktor penguatan TR1 akan menjadi sebanding dengan sinyal yang dimasukkan ke input TR2, yaitu Vm. Lalu mengingat input TR1 adalah sinyal carrier yang amplitudonya tetap tetap maka output dari TR1 (Vo) akan berupa sinyal AM dimana amplitudonya akan berubah-ubah sebanding dengan sinyal Vm. Gambar (3.8) adalah sebuah contoh rangkaian T3M dimana TR1 diberi input sinyal pembawa [Vc(t)] sedangkan TR2 diberi input berupa sinyal video dengan polarisasi yang sudah terbalik [Vm(t)]. Dari rangkaian inilah kemudian dihasilkan sinyal gambar bermudulasi AM [Vo(t)]. Dalam gambar (3.8) terlihat adanya rangkaian clamping yang befungsi mengembalikan komponen DC sinyal video akibat kopling kapasitor.

54

Gambar 3.9 Salah satu contoh rangkaian modulator gambar Indeks modulasi (dinyatakan dalam persen) adalah sebuah angka yang menyatakan seberapa besar sinyal pembawa menyimpang akibat dari sinyal pemodulasi. Indeks modulasi 100 % berarti seluruh sinyal pembawa termodulasi total, dan hal ini harus di hindari. Menurut standar yang berlaku, indeks modulasi maksimum untuk sinyal gambar adalah 90%. Angka ini akan dicapai pada saat sinyal video berada pada putih puncak (peak white) atau gambar yang paling terang. Bila indeks modulasi melebihi 90% akan menyebabkan terjadinya Incidental Carrier Phase Modulation (ICPM) di pesawat penerima. Efeknya adalah berupa suara berisik yang sangat mengganggu pada saat di layar terdapat gambar yang sangat terang atau putih puncak. Untuk itu indeks modulasi harus dibatasi agar tidak melampaui 90%. Rangkaian "White Clip" biasanya dipasang untuk membatasi indeks modulasi ini. Sinyal pemodulasi yang dimasukkan ke dalam rangkaian ini adalah sinyal video, maka besarnya indeks modulasi dapat diatur dengan cara mengatur besarnya level video input. Dalam contoh pada gambar (3.9) besarnya indeks modulasi diatur melalui resistor variabel 100 ohm yang terletak di input penguat video. Gambar (3.10) adalah sebuah contoh rangkaian modulator gambar lengkap dengan

55

osilator sinyal pembawa gambar (33,9 MHz), penguat video dan pembalik fasa, rangkaian clamping dan modulator AM.

Gambar 3.10 Sebuah contoh rangkaian modulator gambar


3.3.7 Sinyal Luminansi (Video Monokrom)

Level tegangan sinyal luminansi menentukan kecerahan gambar pada layar. Tegangan Sinyal negatip ekstrim berkaitan dengan daerah gelap dari gambar dan sinyal positip ekstrem berkaitan dengan daerah terang dari gambar. Level tegangan sinyal luminanasi menentukan kecerahan gambar pada layar sesaat. Sinyal ekstrim negative berhubungan dengan gambar area gelap dan sinyal positip ekstrim berhubungan dengan kecerahan area gambar. Sekarang dilihat perubahan sinyal hitam putih dan pembuatan video warna. NTSC mengenalkan suatu cara genius untuk menjaga kompatibilitas dengan keberadaan sistem televise hitam putih dan menambahkan warna. Sinyal sub pembawa warna ditambahkan untuk sinyal luminansi.

56

3.3.8 Informasi Warna (Krominansi) Sebuah tabung gambar warna memiliki tiga buah senapan elektron merah, hijau dan biru. Secara virtual banyak warna dapat dibuat sebaik hitam dan putih, dengan pengaturan yang tepat intensitas dari masing-masing warna primer. Sub pembawa warna digunakan untuk mengkodekan informasi warna merah, hijau dan biru pada kamera dan dikodekan kembali pada penerima televisi ke dalam warnawarna primer. Sinyal merah, hijau dan biru digunakan untuk memodulasi sub pembawa warna (dalam televisi hitam putih ini diabaikan) untuk menghasilkan sinyal perbedaan warna, didesain R-Y, B-Y dan G-Y, pada system NTSC memiliki frekuensi 3,58 MHz. Sedangkan pada system PAL seperti yang digunakan di Indonesia frekuensi sinyal pembawa warna adalah 4,43 MHz Meskipun jenis modulasi yang digunakan pada sub pembawa merupakan kompleks alami namun dapat diturunkan hasil yang sederhana : 1. Pasa dari sinyal 4,43 MHz menentukan warna apakah yang akan diperagakan (dinamakan hue atau tint). 2. Amplitudo sinyal 4,43 MHz menentukan seberapa banyak warna yang akan diperagakan (dianamakan sa turasi). 3 .3 .9 Sinyal sub pembawa warna Sinyal sub pembawa warna terbagi dua di sub pembawa warna dan sebagian sub pembawa warna disisipkan diserambi belakang sinyal sync . Sub pembawa warna terdiri dari komponen (B-Y) sinyal U, komponen (R-Y) sinyal V, polaritas sinyal V berubah setiap garis pengulasan horisontal. Pada tabung gambar RGB diperoleh dari sinyal U,V didemodulator kecuali (G-Y) dengan proses matrik. Pada sinyal sub pebawa warna dipisahkan dari sinyal TV komposit dengan transformator band-pass (band frekuensi 4,43 0,5 MHz) dan diperkuat bandpass. Demodulator Sinyal penguat Output B B-Y U Sinyal penguat U Sub pembawa baku 4,43 MHz Rangkaian matrik Demodulator R-Y Output G Output R

Gambar 2.5 rangkaian demodulasi UV dan matriknya 57

3.3.10 Burs warna

Pesan (informasi) warna dipancarkan oleh sinyal sub pembawa warna, tetapi gelombang pembawanya sendiri tidak ikut serta. Jadi yang dipancarkan hanya jalur samping (side-band) yang diisi pesan warna saja sedangkan pembawanya tidak. Pada penerima TV berwarna perlu membangkitkan getaran sub pembawa warna yang digunakan sub-pembawa yang digunakan untuk mendemodulasi sinyal sinyal warna itu. Getaran itu disebut sub pembawa warna supres yang dipancarkan. Agar pada penerima TV berwarna dapat membangkitkan sub pembawa warna dengan frekuensi dan fasa yang benar , pada pengirim ( pemancar) sebagian dari sub pembawa warna disisipkan pada serambi belakang sinyal sinkronisasi horizontal seperti pada gambar 2.2 getaran ini disebut burs warna. Didalam penerima TV berwarna burs warna itu mensinkronkan frekuensi serta fasa osilator 4,43 MHz yang ada, sehingga dengan getaran dari osilator itu sinyal warna dapat didemodulasi. Fasa burs ini dipilih besarnya 135 dari sumbumbu (EB-EY) sesuai dengan polaritas (fase180) switching sinyal (ER EY).

58

Nama (siswa): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl: __________

LP1 : Kinerja Keterampilan Pengetahuan Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Apa perbedaan dari ulasan berurutan dengan ulasan bersisipan? 2. Dalam satu frame layar tv tentukan jumlah titik elemen gambar jika diketahui 625 garis rasio 4/3? 3. Setiap satu garis vertikal putih dan satu garis scanning akan terdapat 312,5 periode, karena satu detik terdapat 30 frame, sedang satu frame diperlukan 525 garis maka dalam satu detik terdapat ? 4. Jelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC ? 5. Jika diketahui pemakaian resolusi monitor LG 17inc adalah 640x480, 24 warna, 30 frame/s berapakah bandwith bus ?

6. Gambarkan karakteristik respon frekuensi penguat gambar IF pada system TV Pal dengan frekuensi dengan frekuensi penyiaran TVRI 210 217?

59

2. Keterampilan psikomotor Petunjuk : a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : 1. Degan menggunakan TV sony tentukan masing masing canel ? c. Penilaian (50) Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur Resolusi gambar Rincian Tugas Kinerja (Skor Maksimum) 1. mengecek TV Sony yang terdapat penggantian channel (20) 2. Menghitung sesuai lebar band chanel VHF dari yang terendah sampai tinggi (30) 3. menganalisis chanel masingmasing (30) 4. Mengukur bandwith chanel (20) Penilaian Siswa Dapat Tidak Penilaian Guru Mengacu Skor Maksimum

3. Keterampilan proses 60

Petunjuk : a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : 1. Tentukan hipotesis dari permasalahan adakah perbedaan lebar bandwith masing-masing chanel? c. Penilaian (100) Format Penilaian Keterampilan Proses tentang perbedaan setiap chanel sistem PAL. No . Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Dapat Tidak Penilaian Siswa Penilaian GuruSiswa Mengacu skor Maksimum 1. 2. Merumuskan hipotesis (20) Merencanakan komponen untuk menguji hipotesis (40) a. mengidentihikasi variabel manipulasi (5) b. mengidentifikasi variabel respon (5) c. Mengidentifikasi variabel control (5) d. merumuskan definisi operasional variabel manipulasi (10) e. merumuskan definisi operasional variabel respon (10) f. membuat tabel data (5) 3. 4. 5. Melaksanakan eksperimen Melaksanakan eksperimen sesuai rencana(20) Mengisikan data yang diperoleh ke tabel data (10) Menarik kesimpulan berdasarkan data (10)

61

Nama (Kelompok): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl: _______

LP2 : Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur perbedaan setiap chanel sistem PAL Soal ! diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil rancangan kelompok B. Keterampilan psikomotor

1. Degan menggunakan TV sony tentukan masing masing canel ? 2. Tentukan hipotesis dari permasalahan adakah perbedaan lebar bandwith masing-masing chanel? 3. Buatlah analisis data hasil perhitungan dengan data di TVsony tersebut catatlah? 4. Kesimpulan apakah yang bisa di generalisasikan?

62

LP3 : Kinerja Keterampilan afektif Petunjuk : Keterampilan afektif 1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. 2. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2,LP3 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri. Format Penilaian Keterampilan afektif tentang perbedaan setiap chanel sistem PAL No. Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Penilaian Siswa Dapa Tidak t 1. a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan 2. 3 dan aturan yang ditetapkan. (30) b. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan ko-munikasi meliputi presentasi, Guru yang menilai bertanya dan berpendapat (40) Siswa yang Dinilai Penilaian Guru Siswa Mengacu skor Maksimum

63

MODUL IV I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Menjelaskan system pembentukan gambar D. Indikator 1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan system pembentukan gambar b. Menjelaskan bentuk gelombang gigi gergaji untuk pemayaran linier c. Menjelaskan pola pemayaran yang saling terjalin d. Menjelaskan kerangka sampel dari pemayaran saling terjalin (sample frame of interlaced scanning) 2. Keterampilan Psikomotor a. Menganalisis kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning 3. Keterampilan Proses a. Menjelaskan pembentukan gelombang gergaji untuk pemayaran linier b. Menjelaskan pemayaran yang saling terjalin 4. Keterampilan Afektif

64

a. b. kinerja c. bertanya dan berpendapat E. Tujuan Pembelajaran 1. Keterampilan Pengetahuan

Siswa disiplin tepat waktu Bekerja sama dan aktif

pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. dalam kelompok berdiskusi dalam menyelesaikan tugas LKS2 sesuai tugas Terlibat dalam KBM yang

berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan ko-munikasi meliputi presentasi,

a. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan system pembentukan gambar sesuai dengan yang tertulis dimodul. b. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan bentuk gelombang gigi gergaji untuk pemayaran linier sesuai dengan yang tertulis dimodul. c. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan pola pemayaran yang saling terjalin sesuai dengan yang tertulis dimodul. d. Tanpa membuka modul siswa dapat menjelaskan kerangka sampel dari pemayaran saling terjalin (sample frame of interlaced scanning) sesuai dengan yang tertulis dimodul. 2. Keterampilan Psikomotor a. Diberikan LP2 Siswa menganalisis kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan. 3. Keterampilan proses a. Diberikan LP2 Siswa Menjelaskan pembentukan gelombang gergaji untuk pemayaran linier

65

b. Diberikan LP2 Siswa Menjelaskan pemayaran yang saling terjalin

4. Keterampilan afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Bekerja sama dan aktif dalam kelompok berdiskusi dalam menyelesaikan tugas LKS2 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat ketentuan

66

II.

Uraian Materi 4.1 Gelombang gergaji untuk pemayaran linier

Lingkup tegangan sawtooth tersebut pada proses scanning ditunjukkan pada Gamabr 4.1. Pada gambar nampak, bahwa waktu scanning aktif dinyatakan dengan TH' untuk scanning horizontal, sedang untuk scanning vertikal, perioda aktifnya dinyatakan dengan TV'. Dengan kombinasi tegangan sawtooth tersebut, maka gerak beam mengikuti garis lurus miring dari kiri ke kanan yang makin lama posisinya makin kebawah untuk menghasilkan sinyal gambar garis berikutnya. Setelah menyelesaikan satu frame penuh, maka beam kembali di sudut kiri atas untuk memulai satu frame gambar selanjutnya. Perlu diketahui disini, bahwa arah dari kiri ke kanan adalah arah yang dilihat dari sisi pengamat (observer) layar monitor, sehingga bila dilihat dari sisi cathode ray gun, maka beam melakukan scanning dari arah kanan ke kiri dengan kemiringan lintasannya ke arah kiri seperti ditunjukkan pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Lingkup tegangan sawtooth pada proses scanning.

67

Biasanya gambar discan sepanjang tampilan garis sampai penuh menscan gambar yang disebut sebagai progressive scanning. Namun mengurangi efek flickering pada keberadaan frame tentang penyimpangan dalam 2 field dan field lainnya yang dipakai gambar berurutan . odd field menampilkan gambar pertama dan even field dipakai untuk menampilkan mengikuti gambar. Tipe scanning ini dinamai dengan interlaced scanning tipe scanning reduces memberikan efek flicker yang patut dipertimbangkan,

horizontal

Gambar 4.2 Scanning pattern pada field Bahwa pada scaning horizontal terdapat 262,5 garis tiap field atau 525 garis tiap frame dan scaning vertical 1 garis tiap frame

68

Gambar 4.3 a) bentuk gelombang gigi gergaji horizontal sweep b) sinyal sync horizontal pada level warna hitam dan putih 4.3 Pola pemayaran Bayangan listrik pada permukaan tabung pengambil diuraikan menjadi banyak elemen gambar, dan pesan tiap elemen gambar (pesan bayangan gelap dan kroma) berubah dari waktu ke waktu karena objek kamera berubah. Untuk mengirimkan pesan keseluruh objek secara simultan dibutuhkan sangat banyak saluran. Maka untuk mengatasi kesulitan dengan banyak saluran sinyal dikirimkan secara berurutan, yaitu sinyal listrik yang menyatakan kuat cahaya dan warna elemen gambar diambil satu per satu dari tabung pengambil dan dikirimkan / dipancarkan Pada pengiriman, sinyal yang sesuai dengan kuat cahaya dan warna dari tiap elemen gambar itu datang secara berurutan satu per satu dan dirubah kembali menjadi elemen gambar yang menyala pada tabung gambar itu. Maka dengan jalan ini dapat direproduksi gambar aslinya. Metoda penguraian dan penyusunan gambar secara itu disebut pengulasan (scanning). Garis horizontal yang timbul dengan pengulasan itu disebut garis ulasan. Pengulasan dapat disamakan dengan mata yang sedang membaca tulisan horizontal seperti pada gambar 4.10 . pada waktu membaca, mata bergeser dari arah kiri kekanan, baris demi baris sampai pada bagian bawah halaman buku dan beralih kehalaman berikutnya. Pengulasan pada TV mempunyai gerakan yang serupa dengan itu. Pada TV pengulasan berkas electron digunakan pada permukaan tabung pengambil yang menghasilkan bayangan gambar listrik pada permukaan tabung gambar. Berkas listrik yang bergerak secara horizontal disebut pengulasan horizontal dan berkas listrik yang bergerak vertical disebut pengulasan vertical.pada TV pengulasan berkas electron 69

digunakan pada permukaan tabung pengambil yang menghasilkan bayangan gambar listrik pada permukaan tabung gambar. Bidang yang dihasilkan oleh pengulasan horizontal dan pengulasan vertical bersama sama disebut raster. pada kenyataan digunakan pengulasan secara bersisipan (interlace scanning) agar mengurangi kedipan (flickering) gambar. Pada metode pengulasan gambar ini , pertama berkas listrik menjadi garis garis 1,2,3,4 dengan jarak antara seperti pada gambar 10.4 pengulasan berikutnya menjejaki 5,6,7 yang berada di antara garis garis ulasan pertama kali. Setelah duakali mengulas maka dipenuhi jumlah ulasan untuk satu gambar. Di sistrm TV Indonesia terdapat 625 ulasan.

4.4 Interlaced scanning

Pada sistem scanning ini terdapat dua metoda, yaitu scanning dilakukan langsung satu frame gambar dari sudut kiri atas sampai berakhir pada sudut kanan bawah. Scanning metoda ini dinamakan sebagai progressive scanning. Metoda scanning yang kedua dilakukan dengan membagi satu frame gambar ini menjadi dua field, yaitu field garis-garis ganjil (odd field) dan field garis-garis genap (even field), sehingga satu frame penuh disusun dari kedua field tersebut secara berurutan. Metoda kedua ini dinamakan interlaced scanning.

Pada sistem interlaced scanning, satu frame gambar dibagi menjadi dua field seperti ditunjukkan pada gambar 4.10, yaitu field ganjil dan field genap. Sehingga bila jumlah garis total adalah 625 garis, maka pada field ganjil maupun field genap masing-masing dilakukan scanning sebanyak 312,5 garis = 625/2. Scanning pada field ganjil diawali pada sudut kiri atas dan berakhir pada tengahtengah batas frame yang paling bawah. Sedang untuk field genap, scanning diawali pada titik tengah batas frame yang paling atas dan berakhir pada sudut kanan bawah seperti nampak pada gambar. Pada Gambar 4.9 dicontohkan jumlah garis yang tidak 625 garis sebagai ilustrasi.Pada gambar 4.9 tidak dilukiskan jalurjalur retrace garis (horizontal) untuk menyederhanakan gambar. Jalur retrace vertikal pada field ganjil, lurus keatas sehingga sampai ditengah- tengah batas frame yang paling atas untuk memulai proses scanning field genap. Sementara retrace vertikal pada field genap mulai dari sudut kanan bawah langsung ke sudut kiri atas frame untuk memulai proses scanning field ganjil. Kemudian sinyal 70

gambar kedua field tersebut diurutkan secara waktu dan dipisahkan oleh perioda vertical blanking, yaitu perioda pada saat retrace vertikal. Pada saat reproduksi pada layar kaca monitor video (TV receiver), garis-garis field ganjil dan genap tersebut saling mengisi celah-celah masing-masing garis pada framenya yang disebut interlace seperti kita memadukan jari-jari kedua tangan kita satu diantara yang lain TV PAL

Gambar 4.9 Interlaced Scanning TV PAL Pada proses interlaced scanning terdapat dua field yaitu field ganjil (odd field) dan field genap (even field) untuk membentuk 1 frame = 1/25 s ,dalam 1 detik menghasilkan 25 frame TV NTSC 525 Horizontal scan paths per frame. 262.5 Horizontal scan paths per field. 30 frames (complete pictures per second). 60 fields (half pictures) per second. So the horizontal scan frequency = 525 x 30= 15,750 . Therefore Time for each scan = 63.5 x 10 6 s

71

Gambar 4.10 Sistem scanning metoda kedua, interlaced sacnning.

Gambar 4.11 Interlaced scaning pada frame yang terdapat even field ,field field ganjil dan odd field, field genap

72

Nama (siswa): ________________ (____) Kelas: _______ Tgl: __________

LP1 : Kinerja Keterampilan Pengetahuan Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan pengertian berikut ini: a. Scanning d. garis ulasan b. Scanning berurutan e. pengulasan horizontal c. Scanning bersisipan f. pengulasan vertical 1. Pada gambar berikut ini tentukan a,b,c :

g. raster h. gambar field

a b c

2. Dalam system tv NTSC diketahui 525 Horizontal scan paths terdapat 30 frames (complete pictures per second).60 fields (half pictures) per second. Berapakah frekuensi dan peride waktunya? 3. Berapakah garis ulasan field horizontal pada system TV NTSC pada gambar berikut

4. Pada scaning horizontal berapakah frekuensi sinyal perbedaan warna,sinyal sinkronisasi,blanking horisontal? 73

5. 6.

Gambarkan progressive scanning (ulasan berurutan) dan interlaced scanning(ulasan bersisipan) pada TV PAL Pada sinyal gelom bang gigi gergaji yang terjadi pada field system TV PAL berikut ini berapkah nilai waktu masing-masing TH dan Tv

(a)

(b)

74

2.Keterampilan psikomotor Petunjuk : a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : 1. Tentukan hipotesis dari permasalahan adakah perbedaan dari vertical dan horizontal pada proses interlacing scanning? Ada perbedaan bahwa pada scaning horizontal terdapat 262,5 garis tiap field atau 525 garis tiap frame dan scaning vertical 1 garis tiap frame Retrace harus berlangsung sesingkat mungkin. Namun retrace vertikal membutuhkan waktu 20 garis. Maka 2 X 20 = 40 garis hilang setiap frame. Jadi jumlah garis tiap frame yg efektif dinikmati pemirsa sekitar 625 40 = 585 garis c. Penilaian (50)

Nama (Kelompok): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl: ______

75

LP2 : Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning Soal ! diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil rancangan kelompok

1. Tentukan hipotesis dari permasalahan adakah perbedaan dari vertical dan horizontal pada proses interlacing scanning? 2. Analisislah kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning berikut ini tersebut catatlah? 3. Kesimpulan apakah yang bisa di generalisasikan?

LP3 : Kinerja Keterampilan afektif 76

Petunjuk Keterampilan afektif: 1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai aturan yang ditetapkan. 2. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2,LP3 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri. Format Penilaian Keterampilan afektif kerangka sampel dari pemayaran interlaced scanning No. Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja Dapat 1. a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai aturan yang ditetapkan. (30) 2. 3 b. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat (40) ketentuan dan Tidak Penilaian Siswa Penilaian Siswa Mengacu Maksimum Guru skor ketentuan dan

Siswa yang Dinilai

MODUL V

Guru yang menilai

77

I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Melakukan pengujian sinyal video D. Indikator 1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan Uji EIA b.Menjelaskan Resolusi c. Menjelaskan Strealing dan swear d. Menjelaskan Ringing e. Memahami Sinyal monoskop f. Memahami Uji kuadrat sinus g. Memahami Pengosongan interval h. Memahami VITS a. Memahami VIRS vertical 2. Keterampilan psikomotor a. Menganalisis uji EIA b. Menganalisis resolusi dalam pola uji c. Menganalisis pengujian strealing dan swear d. Menganalisis kart bola untuk kelinieritasan kamera e. Menganalisis sinyal batang berwarna IEA f. Menganalisis sinyal jendela g. Menganalisis sinyal uji kuadrat sinus h. Menganalisis sinyal uji VITS dan VIRS 3. Keterampilan afektif

78

a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan.

ketentuan

b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat E. Tujuan Pembelajaran 1. Keterampilan Pengetahuan a. Tanpa Membuka Modul Siswa dapat Menjelaskan Uii EIA sesuai dimodul b. Tanpa Membuka Modul Siswa Menjelaskan Resolusi sesuai dimodul c. Tanpa Membuka Modul Siswa Menjelaskan Strealing dan swear sesuai dimodul d. Tanpa Membuka Modul Siswa Menjelaskan Ringing sesuai dimodul e. Tanpa Membuka Modul Siswa Memahami Sinyal monoskop sesuai dimodul f. Tanpa Membuka Modul Siswa Memahami Uji kuadrat sinus sesuai dimodul g. h. Tanpa Membuka Modul Siswa Memahami Pengosongan interval sesuai Tanpa Membuka Modul Siswa Memahami VITS sesuai dimodul dimodul i. Tanpa Membuka Modul Siswa Memahami VIRS vertical sesuai dimodul 2. Keterampilan psikomotor a. b. c. d. kinerja Diberikan LP2 siswa Menganalisis pengujian strealing dan swear Diberikan LP2 siswa Menganalisis kart bola untuk kelinieritasan sesuai tugas kinerja kamera sesuai tugas kinerja Diberikan LP2 siswa Menganalisis uji EIA sesuai tugas kinerja Diberikan LP2 siswa Menganalisis resolusi di pola uji sesuai tugas

79

e. f. g. h.

Diberikan LP2 siswa Menganalisis sinyal batang berwarna IEA sesuai Diberikan LP2 siswa Diberikan LP2 siswa Menganalisisi sinyal Diberikan LP2 siswa Menganalisisi sinyal uji kuadrat sinus sesuai tugas Diberikan LP2 siswa Menganalisis sinyal uji VITS dan VIRS sesuai

tugas kinerja jendela sesuai tugas kinerja kinerja tugas kinerja 3. Keterampilan afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat ketentuan

II. Uraian Materi

80

5.1 UJI EIA Kualitas penerimaan suatu pesawat televisi meliputi kualitas gambar dan suara. Kualitas gambar suatu penerimaan dapat diukur dengan pola gambar standar yang dikembangkan oleh EIA (Electronic Industries Association) (lihat gambar 1.). Pola ini digunakan untuk menguji beberapa aspek kualitas gambar sebagaimana dijelaskan oleh Grob (1984, 196): This standard pattern providesa reference for checking resolution, scanninglinearity, interlacing, additional characteristics of the reproduced picture. Aspek-aspek kualitas gambar yang bisa diuji melalui pola gambar standar EIA adalah: 1. Linieritas horisontal Linieritas horisontal diuji dengan melihat tiga bujur sangkar melintasi bagian tengah pola yakni di kiri,tengah, dan kanan. Bujur sangkar tersebut berisi garisgaris vertikal dengan jumlah dan ukuran yang sama. Apabila linieritas horisontal sempurna, berarti lebar ketiga bujur sangkar terlihat sama. 2. Linieritas vertikal Linieritas vertikal diuji dengan melihat enam buah segi empat, masing-masing dua terletak di atas, dua di tengah, dan dua di bawah. Semua segi empat tersebut harus mempunyai tinggi yang sama, apabila linieritas vertical sempurna. 3. Perbandingan aspek (aspect ratio) Perbandingan aspek suatu layar adalah 3:4. Apabila hal ini benar berarti bujur sangkar yang dibentuk oleh empat balok skala kelabu yang berada di dalam lingkaran besar merupakan bujur sangkar sempurna. 4. Jangkah kontras Sepuluh tingkatan yang diberi nomor 0 s/d 9 dariskala kelabu menunjukkan suatu jangkah dari maksimum putih sampai 1/30 harga tersebut. Jika pemrosesan sinyal video sempurna, berarti harus dapat dibedakan kesepuluh bayangan tersebut. 5. Penyisipan Garis-garis diagonal 450 di dalam lingkaran besar digunakan untuk menguji penyisipan garis-garis skaning dari raster. Apabila garis-garis genap dan ganjil berjarak sama berarti penyisipannya benar, maka garis diagonal kelihatan halus dan tidak patah. 6. Resolusi horisontal

81

Resolusi atau disebut dengan kualitas detail gambar diuji dengan melihat jumlah garis-garis yang ketebalan dan jaraknya bervariasi. Angka resolusi horizontal menunjukkan jumlah garis yang bisa menempati 3/4 lebar layar atau sama dengan tinggi layar. Angka-angka dari 200 hingga 800 disebelah garisgaris vertikal menunjukkan resolusi horisontal. 7. Resolusi vertikal Seperti halnya pada resolusi horisontal, maka resolusi vertikal ditentukan dengan melihat susunan garis-garis horisontal yang disebelahnya juga terdapat angka-angka dari 200 hingga 800. Dengan mengamati garis-garis mana yang masih dapat dibedakan, maka angka resolusi dapat ditentukan. 8. Resolusi pojok Resolusi pojok dapat dilihat dari empat buah lingkaran yang berada di sudut pola yang masing-masing terdapat garis-garis dan angka-angka dari 150 hingga 600. Dari kajian teori di atas dapat diajukan sebuah pertanyaan penelitian yang berbunyi: Sejak dikembangkan siaran televisi, pola pengetesan khusus dan pengetesan sinyal telah ditingkatkan pada operasi standar televisi untuk perfomansi terbaik. Standarisasi pola pengetesan penting untuk memberikan acuan dalam pengecekan resolusi, linieritas scanning, interlacing dan karakteristik lain dari reproduksi gambar. Pola pengetesan sinyal video standar EIA ditunjukkan pada gambar 5.1.

Gambar 5.1 Pola pengetesan standart uji EIA Pengetesan yang sama digunakan untuk mengecek kamera dan monitor selama set-up. Kebutuhan penting untuk penyesuaian perbedaan kamera yang digunakan pada beberapa program. Pengetesan lain berupa penggunaan tetap untuk memeriksa performance sambungan jarak jauh dalam jaringan stasiun

82

pemancar televisi. Pengetesan untuk hitam putih dan warna, teruratama amplitudo dan pasa dari sinyal kroma 3,58 MHz. Akhirnya beberapa pengetesan sinyal siaran selama interval pemadaman vertikal diperlukan, dalam kasus ini disediakan pada penerima. 5.1.1 Pola Pengetesan EIA Pola standar yang telah dikembangkan oleh Elektronic Industries Association (EIA) ditunjukkan pada gambar 5.1.Pola cukup rumit karena terdapat banyak bagian-bagian terpisah dari pola, masing-masing mempunyai fungsi. 5.1.2 Penyusunan Bingkai Pertama kamera harus ditujukan pada pola dan diatur sehingga pola mengisi area layar aktif. Enam tanda mata panah putih yang mengelilingi ujung pola bertujuan untuk kesempurnaan penyusunan bingkai. Terdapat dua mata panah melintasi puncak dan pada setiap sisi. Penyusunan bingkai perlu diatur guna memantau penjejakan sinyal untuk melihat ujung raster.

Gambar 5.2 Pengetesan penyusunan bingkai 5.1.3 Pemusatan Tanda garis berpotongan putih dipuncak dan dasar menunjukkan pemusatan Pembelokan vertical dan horisontal. Pringan hitam disisi menunjukkan sumbu horisontal memotong senter. 83

Gambar 5.3 Pengujian pemusatan dan sumbu horizontal


5.1.4. Linieritas Pembelokan

Mendekati indikator sebelumnya,untuk kedua kamera dan monitor,diberikan dengan lingkaran putih besar. Kesalahan linieritas dengan mudah dapat dilihat jika lingkaran muncul dalam bentuk elip atau berbentuk bulat telur. Dalam televisi lingkaran berbentuk sederhana susah untuk direproduksi karena memerlukan pembacaan linier. Bentuk dasar kotak juga menguji linieritas pembacaan. Untuk pengecekan yang lebih teliti, linieritas horisontal dan vertikal di cek secara terpisah. Pembacaan horizontal didahulukan. Ketiga kotak yang terdapat satu ditengah, satu disisi kanan dan satu disisi kiri. Setiap kotak berisi garis vertikal yang sama jumlahnya untuk lebar yang sama. Bila linieritas horizontal sempurna, ketiga kotak mempunyai lebar yang sama. Dengan kata lain kotak dapat menjadi tertekan atau melebar sampai empat persegi panjang.

84

Gambar 5.4 Pengetesan V,H dan resolusi gambar

Gambar 5.5. pengetesan linearitas vertikal horisontal Pengecekan linieritas vertikal, pola mempunyai enam segi empat panjang sempit. Dua baris puncak sampai dasar. Perlu diperhatikan bahwa dua segi empat tengah tepat pada bagian tengah dari gambar. Ukuran segi empat adalah pengetesan linieritas vertikal, semua memiliki tinggi dari puncak sampai dasar pola sama. Terdapat 200 tanda ditunjukkan pada segiempat ini untuk resolusi, bukan linieritas. Juga terdapat empat pola penguji pada sudut digunakan untuk mengecek resolusi dan distorsi ruang. Pola sudut ini digunakan untuk mengecek performansi kamera.
5.1.5 Aspek Perbandingan

Segi empat dibentuk oleh empat batang dari chip skala abu-abu yang ditempatkan didalam piringan putih di bagian tengah.Setiap batang memiliki 10

85

tingkatan s kala abu-abu. Jika aspek perbandingan tepat 4 : 3,perbatasan skala abuabu berupa segiempat sempurna 5.1.6 Cakupan Kontras Jumlah 10 tingkatan skala abuabu mempunyai faktor refleksi dengan cakupan dari maksimum untuk puncak putih sampai kirakira 1/3 nilai maksimumnya. Bila sinyal video yang sedang diproses linier, ini akan memungkinkan terdapat 10 perbedaan warna secara bertingkat dari putih, abuabu sampai hitam.

Gambar 5.6 Pengetesan aspek perbandigan dan kontras 5.1.7 Penjalinan Gambar (Interlacing) Batang diagonal pada 45dalam piringan putih digunakan untuk mengecek penjalinan pengambilan gambar dalam raster. Bila garis ganjil dan genap dari pengambilan raster menempati ruang yang sama, garis diagonal muncul dengan halus dan tidak pecah. Bila penjalinan gambar kurang baik , garis pengambilan menjadi berpasangan. Bila garis terlalu dekat satu sama lain, ruang berikutnya terlalu besar. Mengakibatkan garis diagonal muncul berbentuk anak tangga.

Gambar 5.7 Pengetesan Interlacing 5.2 Resolusi

86

5.2.1 Resolusi Wedge Dalam Pola Pengetesan Dalam gambar 5.2, terdapat empat pasang wedges dengan garis-garis memusat untuk menambah jumlah resolusi. Pada bagian atas dan bawah wedges memiliki panjang yang sama dengan linieritas vertikal yang baik . Juga sisi wedges harus sama dengan linieritas horizontal yang baik. Bagaimanapun tujuan utama dari wedge adalah mengecek resolusi.

5.2.2 Resolusi horisontal Harga ini ditandai pada atas dan bawah wedges. Dari bagian terlebar wedge ditandai 200, garis memusat sampai 400 garis resolusi dimana wedge bertemu segi empat di pusat. Pengaturan Pengetesan interlacing jarak wedge secara terus menerus dari 400 sampai 800. Resolusi dapat dicek secara visual dengan meniadakan titik pada wedge dimana garis secara individual tidak dapat dilihat lebih lama namun muncul bersama sama buram. Ini dapat terjadi pada sekitar 250 garis resolusi untuk penerima warna pada umumnya.

Gambar 5.8 Pengetesan Resolusi Horizontal

87

Pendekatan konversi garis resolusi horisontal sampai MHz dari lebar band sinyal video dapat dibuat dengan membagi garis dengan 80. Jawaban MHz untuk frekuensi video, misal konversi 250 garis adalah (250 garis/80) =3,125 MHz. Harga frekuensi sinyal video tertinggi penerima warna kebanyakan, karena tingkatan penyaring penguat video luminansi 3,58 MHz untuk meminimkan interferensi dari sinyal warna. Faktor konversi 80 diturunkan sebagai berikut. Dengan resolusi N garis, N/2 merupakan jumlah siklus lengkap untuk variasi sinyal melintasi hitam dalam setiap garis wedge dan spasi antar garis putih. Penjejajakan tampak mengambil waktu 53,3 s untuk pengambilan horisontal, namun hanya waktu digunakan karena resolusi yang diberikan dalam hal ini nilai tinggi gambar, yaitu lebar. Waktu ini adalah 53,3 s X 0,75 = mendekati 40 s. Sehingga N/2 siklus sinyal video yang dihasilkan dalam 40 s, untuk satu siklus T =40s / (N/2). Dengan mengambil hubungan timbal balik frekuensi diperoleh : f = {1/(40X10-6 s)} X (N/2)= (N/80) X 106 Hz = (N/80) MHz.
5.2.3 Resolusi Vertikal

Resolusi vertikal ditandai pada sisi wedge. Harga tipikal untuk penerima adalah 330 garis. Resolusi vertikal yang baik merupakan jawaban ukuran bintik berkas, pemfokusan dan penyisipan garis pengambilan. 5.2.4 Resolusi Sudut Serupa dengan wedge digunakan dalam empat sudut dari polapen getesan biasanya mempunyai resoluasi kurang dari tengah, khususnya untuk tabung gambar bersudut lebar. Harga resolusi yang khas untuk tabung kamera biasanya diberikan di tengah dan sudut 5.3 Strealing dan swear 5.3.1 Pola Pengetesan Batang Untuk Pengecekan Lapisan Dalam pola pengetesan EIA gambar 5.2 dua batang hitam besar pada bagian atas dari piringan putih dan dua batang di bagian bawah. Frekuensi distorsi pasa dan smearing dapat dicek dikaitkan dengan lebar batang. Misal distorsi pasa pada 100 kHz menunjukkan sebagai lapisan dari batang terpendek pada bagian bawah piringan putih. Batang terpanjang yang ke dua dari atas, dapat menunjukkan pelapisan untuk 30 kHz. Batang ini sekitar 31/3 kali lebih lebar dari pada batang terpendek untuk frekuensi 0,3 kali lebih redah dibandingkan dengan batang terpendek. Harga tengah adalah 0 kHz untuk batang atas dan 60 kHz untuk batang kedua dari bawah.

88

5.4 Ringing 5.4.1. Pengetesan Ringing Dalam Gambar Bentuk distorsi frekuensi relatip banyak diperoleh pada sinyal video frekuensi tinggi yang mengakibatkan timbulnya ringing atau overshoot. Pada umumnya, keuntungan diperoleh dalam cakupan frekuensi 2 sampai 4 MHz. Penguat menghubung singkat osilator, namun dapat di lepaskan beberapa siklus osilasi dengan variasi transien kasar dalam sinyal video. Ringing dapat dilihat dalam pola pengetesan sebagai penambahan kontras pada beberapa titik dalam wedge vertikal. Jumlah garis resolusi frekuensi terjadinya ringing. Misal ringing gambar ditunjukkan dalam

Gambar 5.9 Pengetesan Ringing Jumlah kasar transisi scaning horisontal yang diberikan oleh dashes hitam vertikal alam piringan putih pola EIA gambar 5.2 terdapat dua kelompok dashes satu di kanan atas kuadran dan yang lain di bawah sebelah kiri. Ketebalan setiap garis vertical mempresentasikan setiap dash vertikal berupa garis tunggal untuk resolusi horisontal cakupan dari 100 sampai 300 dan 350 sampai 550. Garis lebih tipis berkaitan dengan resolusi lebih tinggi. Dalam kuadran kanan bawah, 300 di bawah dari kelompok lima dash ini untuk dash bawah. Kemudian dash mengambil yang lebih tebal, meningkat pada 100 garis resolusi untuk dash terlebar pada puncak kelompok.Pada kuadran kanan atas, 350 dipuncak kelompok lima dash untuk puncak dash. Kemudian dash mengambil garis yang lebih tipis, meningkat pada 550 garis resolusi untuk dash paling tipis pada kelompok bagian bawah. Ringing dalam gambar menunjukkan kontras yang lebih besar, dengan beberapa kali garis pada bagian kanan untuk setiap siklus ringing. Karena setiap dash secara individual menunjukkan frekuensi khusus. Kondisi bunyi paling buruk muncul dimana energy sesuai dengan frekuensi ringing dalam rangkaian penguat video. Sekalagi mengubah jumlah garis resolusi pengujian pola, frekuensi video dibagi dengan 80. Misal ringing terjadi pada 300 garis resolusi. Ini sesuai dengan frekuensi video 300/80 = 3,75 MHz. Harga ini adalah frekuensi rangkaian penguat video yang mengeluarkan ringing. Sebenarnya, sebagian kecil ringing yang dapat diijinkan untuk meningkatkan kontras untuk detail frekuensi tinggi pada ujung 89

vertical dari scan obyek. Bila hasil garis keluar seret, bagaimanapun, yang ditimbulkan bila berlebihan tak dapat disetujui. Pada umumnya ringing diakibatkan oleh kebocoran resonansi yang mempengaruhi rangkaian penguat video. 5.4.2 Batang SMPTE Batang SMPTE disisipkan dikomposisikan dengan standar EIA batang amplitudo putih 75% untuk 2/3 puncak bidang,sebaliknya batang biru untuk 1/12 dari bidang berikutnya, dan IYQB atau plug sinyal untuk bidang tetap. Bidang sisipan disusun memungkinkan pengaturan saturasi warna atau intensitas warna dan hue atau tint pada monitor warna yang hanya memiliki senapan biru. Monitor diatur hanya untuk warna biru dan batang hue atau pasa diatur sampai monitor terlihat tidak ada perbedaan intensitas antara batang biru reverse dan pengaturan batang warna. Bagian IYQB dari Pola dasar terdiri dari level hitam 7,5 IRE pedestal dengan 40 IRE +Q dan 40 IRE -I modulasi pasaBatang , 100 IRE pulsa putih, 7,5 IRE level hitam pedestal dengan 40 IRE +Q modulasi pasa dan 7,5 IRE pedestal dengan 3,5 IRE, 7,5 IRE dan 11,5 IRE pedestal. I dan +Q sinyal modulasi pasa yang membantu menjamin pemrosesan sub pembawa benar. PLUG adalah (Picture Line-UP Generating Equipment). Pola ini ada pada dasar dan sisi kanan batang SMPTE digunakan untuk mengatur kecerahan monitor. Monitor diatur sehingga hitam berwarna lebih hitam dari pada daerah hitam dapat dibedakan dari yang lain dan sedikit lebih cerah(contrast dapat diatur pada pengaturan normal).

Gambar 5.10 Pola Batang warna

90

Gambar 5.10 Bentuk Gelombang Tangga

Gambar 5.11 Level Sinkonisasi 5.4.3 Batang Bidang Putih Penuh 100% Batang bidang putih 100% sama seperti EIA batang warna kecuali level putih menggunakan 100 IRE. Sinyal tes ini mengatur penguatan kroma secara tepat batang bar kuning dan cianida dapat menjadi 100% pada tingkatan sesuai dengan puncak amplitude batang putih

91

Gambar 5.12. Pengetasan Bidang Putih Penuh Gambar berwarna pada televisi dihasilkan oleh pancaran/emisi cahaya yang dibangkitkan oleh lapisan posfor yang ada pada bagian dalam layar kaca karena adanya benturan elektron, yang kemudian menghasilkan warna-warna utama/warna dasar; Merah, Hijau, Biru (Red, Green, Blue/ RGB).Warna-warna dasar di atas jika saling dicampur akan menghasilkan warna yang lain. Perhatikan gambar 5.13

92

Gambar 5.13 warna dasar Mencermati gambar 5.13, kita dapat melihat adanya kondisi dimana jika warna biru, merah, dan hijau dicampur dengan komposisi yang dipersyaratkan (disimbolkan dengan angka 1,1,1) akan menghasilkan warna putih. Warna merah dicampur hijau (1,1) menghasilkan warna kuning.Pada siaran televisi, pola warna dapat dilihat manakala stasiun pemancar akan memulai siaran. Gambar 5.14 memperlihatkan pola warna dari stasiun pemancar televisi.

Gambar 5.14 pola warna stasiun pemancar TVRI Pola warna ini digunakan untuk memberikan indikator apakah; 1 )V Sync , V Bias, dan V High bekerja dengan baik, 2) gambar berada pada posisi di tengah layar, 3) interlace scaning yang berfungsi untuk sinkronisasi warna bekerja dengan baik, 4) frekuensi tengah untuk gambar dan suara bekerja dengan baik. 93

5.4.4 Batang Warna Putih EIA 75% Batang warna merupakan bagian dari standarisasi EIA-189-A Terdapat 7 batang (abu-abu,kuning, cianida, hijau, magenta, merah dan biru) pada amplitude 75%, saturasi 100%. Setiap batang warna menggunakan 1/7 dari area gambar. Pola jendela terdiri dari area persegi warna putih ditengahnya dikelilingi oleh warna hitam. Pola ini baik untuk menguji respon frekuensi rendah dan ujung sinyal video sebaik performansi dari penjepit video dalam sistem pemroses sinyal video. Bidang warna merah, hijau, biru dan hitam, Pola ini dipenuhi warna layar merah, hijau dan biru. Ini sangat membantu dalam dalam pengujian monitor TV untuk dilihat jika terdapat masalah dengan puritas. Akan tampak tidak ada warna lebih baik dari pada saturasi penuh warna vivid pada layar.

Gambar 5.15. pengetesan bidang warna putih 75% 5.4.5. Jendela Pola ini digunakan untuk pengecekan frekuensi rendah dari sistem video. Sinyal yang terbaik dapat dilihat pada osliloskop dari keluaran sistem video. Untuk meyakinkan bahwa bentuk gelombang jendela datar, pada peragaan osiloskop kecepatan sapuan horisontal dan vertical perlu diatur sedemikian rupa.

Gambar 5.16. pola jendela pengecekan frekuensi rendah 5.4.6 Pola Pengetesan Puritas Warna

94

Bidang penuh warna merah, hijau,biru dan hitam dengan raster bidang penuh warna untuk memverifikasi kemurnian (puritas) dan pengaturan monitor. Jika warna saturasi atau hue perlu pengaturan puritas.

Gambar 5.17 Pengetasan Puritas 5.5 Pengembangan Pola 5.5.1 Multiburst Sinyal multi burs sangat berguna untuk pengukuran frekuensi respon sistem. Pada umunya sinyal meliputi 6 paket frekuensi diskrit yang turun dalam TV passband . Setiap paket frekuensi biasanya dalam cakupan 0,5 MHz sampai 4,2 MHz dengan penambahan frekuensi mengarah sisi kanan dari setiap garis. 5.5.2 Cable Sweep Kabel sapuan merupakan pengukuran frekuensi respon lain. Lebih baik dari pada paket diskrit seperti sinyal multiburst yang memiliki frekuensi sapuan kontinyu dari 1 sampai 4,5 MHz . Terdapat frekuensi marker padagaris yang menuju dasar layar. Ini sangat membantu untuk menentukan dimana rolloff terjadi. 5.5.3 Tujuh Kombinasi NTC Network Transmision Committee (NTC) Amerika yaitu suatu bentuk ikatan jaringan transmisi diAmerika mengembangkan tes sinyal dengan mengkombinasikan sinyal sehingga memungkinkan digunakan untuk beberapa keperluan pengetesan. Tes sinyal ini sangat cerdas dinamakan kombinasi NTC-7. Kombinasi tes terdiri bendera putih, multiburst dan sinyal pedestal yang dimodulasi. Bendera putih memiliki puncak amplitude 100 IRE dan lebar 4 s. Multi burst memiliki 50 IRE pedestal dengan amplitude puncak ke puncak 50 IRE. Titik awal dari setiap paket frekuensi adalah pasa nol. Lebar paket 0,5 MHz adalah 5 lebar 4 s. Multi burst memiliki 50 RE pedestal dengan amplitude puncak ke puncak 50 IRE. Titik awal dari setiap paket frekuensi adalah pasa nol. Lebar paket 0,5 MHz adalah 5 s, yang tetap tingggal dalam paket 3 s. Tiga langkah memodulasi pedestal yaitu campuran dari pedestal luminansi 50 IRE dengan tiga amplitude krominansi (20, 40 dan 80 IRE ). Waktu naik dari setiap paket modulasi 400 ns.

95

5.5.4 Gelombang Tangga 5 Langkah Sinyal tangga 5 langkah digambarkan di bawah ini, terdiri dari 5 tingkat luminansi. Krominansi termodulasi puncak ke puncak 40 IRE. Krominansi termodulasi memiliki pasa 0 terhadap sinyal burst. Sinyal tes ini dapat digunakan untuk mengukur variasi luminansi nonlinier dalam sistem. s, yang tetap tingggal dalam paket 3 s. Tiga langkah memodulasi pedestal yaitu campuran dari pedestal luminansi 50 IRE dengan tiga amplitude krominansi (20, 40 dan 80 IRE ). Waktu naik dari setiap paket modulasi 400 ns.

Gambar 5.18 pengetesan linieritas sistem 5.5.6 Ramp Termodulasi Sinyal pengetesan ramp termodulasi merupakan campuran dari ramp luminansi 0 IRE sampai 80 atau 100 IRE. Ramp 80 IRE memberikan pengujian range operasi normal sedangkan ramp 100 IRE dapat digunakan untuk pemilihan range operasi. Puncak ke puncak sinyal chrominansi termodulasi adalah 40 IRE. Sinyal chrominansi termodulasi memiliki phase 0 relatif terhadap sinyal burst.

Gambar 5.19 Pengetesan Ramp Termodulasi

96

Waktu naik (rise time ) dan waktu turun (fall time) merupakan awal dan akhir dari selubung selama 400ns. Sinyal pengujian ini dapat juga digunakan untuk mengukur penguat beda dan baik pula untuk mengukur kesalahan dari rangkaian pengubah analog ke digital dalam sistem video digital. Sinyal test ramp dimodulasi merupakan campuran ramp luminansi dari 0 IRE sampai 80 atau 100 IRE. Ramp 80 IRE digunakan unuk pengujian system dalam range operasi normal, ramp 100 IRE mungkin dapat digunakan untuk pemilihan range operasi pengtesan. Puncak ke puncak krominansi termodulasi adalah 40 IRE. Sinyal krominansi dimodulasi mempunyai beda pasa 0 relatif terhadap burst. Pengaturan 0 IRE digunakan rise time dan fall time digunakan pada saat mulai dan sinyal penyelubung (envelope) berakhir yaitu selama 400 ns. Sinyal test ini dapat juga digunakan untuk mengukur penguatan differensial dan baik untuk mengukur kealahan bit pada pengubah analog ke digital dalam sistem video digital. 5.6 Sinyal monoskop

5.6.1 Sinyal Monoscope Monoscope merupakan tabung kamera khusus dengan gambar tetap berupa pola pengetesan. Pola dicetak pada pelat sasaran. Pola pengetesan dipancarkan selama siang hari setiap awal siaran televise. Pola monoscope serupa dengan pola pengetesan EIA. Meliputi lingkaran untuk pengecekan linieritas, resolusi wedge yang ditandai dalam garis atau frekuensi (atau keduanya) dan lingkaran konsentris abu-abu di tengah. Sekarang mungkin masih kelihatan pola pengetesan monoscope pada beberapa kanal untuk waktu yang pendek setiap mengawali jam pagi pada saat awal atau akhir hari siaran. Pola monoscope dapat memberikan pengecekan yang baik dari operasi penerima.Sinyal monoscope tidak dihasikan oleh kamera dicetak dalam pola pengetesan. Mengganti, tabung kamera khusus serupa yang digunakan vidicon. Pelat sasaran diukir secara potografi dengan alur konduksi dan isolasi dalam bentuk pola area hitam putih. Monoscope membutuhkan ketelitian sinkronisasi defleksi dan linieritas sehingga pola dapat digunakan untuk mengatur penerima dan monitor. 5.7 Interval Vertikal Setelah CRT mengisi garis video, scanning beam dikembalikan ke atas layar dan dimulai semua kembali ke akhir. Tempat pengisian waktu itu, disebut vertical blangking interval, yang mengubah 21 garis horisontal yang tidak ditampilkan seperti gambar 4. Bagian bentuk gelombang video komposit lebih kuat karena untuk pengisian sinyal waktu, FCC pengisian test sinyal, sumber diidentifikasikan kode, referensi sinyal, dan informasi mengenai gambar yang terdapat deaf selama penyiaran broadcast. Sinyal pertama 6, dikenal sinyal

97

equalizing , sinkronisasi informasi video dalam fields 1 dan 2. Kemudian sinyal vertical sinkronisasi sinyal 3 lebar garis melakukan scaning rangkain untuk mulai akhir lagi di atas untuk CRT. Pengosongan pinggir bergigi tajam di garis tengah interval juga sinyal vertical sync berturut turut field pada waktu untuk odd-line interlaced scanning. Mengikuti sinyal vertical adalah sebuah group untuk 6 lebih sinyal equalizing. Dalam waktu kedua memastikan field frekuensi sifat beraturan

Gambar 5. 20 vertikal blangking interval Scanning beam tidak mereset ke atas layar dimulai dari vertical sync karena sinyal sync harus dibangun untuk mengisi dalam kapasitor yang ditrigger oleh rangkaian scync, vertical flyback dimulai utama dari tepi pinggir bergigi tajam . dalam waktu satu garis dilewatkan selama vertical sync sebelum vertical flyback dimulai . juga, tiga garis (sinyal equalizing) + 1garis (vertical sync twaktu pengisian ) sama 4 garis blanked dibawah gambar. Juga scanning beam retraces dari bawah ke atas pada raster, 4 komp lit tak Nampak horizontal garis dihasilkan . dengan 5 garis blanked di bawah sebelum flyback dan 4 garis blanked selama flyback, 12 membekas selama total 21 selama vertical blanking. 12 blanked garis diatas dari raster dimulai dari vertikal trace menuju kebawah. FCC mengatur garis selama titik sinyal reference dan sinyal komunikasi. 5.7.1 Tes sinyal dalam interval vertical blanking Lebih dari stasiun TV memancarkan sinyal referensi yang istimewa pada waktu interval vertical blanking. lebih sinyal terground untuk VITS(Vertikal interval tes signal) dan VIRS (Vertikal interval sinyal referensi) dan dijabarkan sebagai berikut: a.VITS VITS dipakai untuk membantu bermacam parameter pelaksanaan system brodcatcast .VITS dipancarkan pada waktu operasinya aktif dan pada warna dan

98

distorsi terus menerus dan ketelitian dalam waktu yang ditentukan. Mengenai system pelaksanaan transimisi, kualitas VITS jarak frekuensi yaitu masalah pemancaran ke tempat transmitter. VITS secara khas di tempatkan dalam garis 17 dan 18 selama vertical blanking (seperti gambar 4). Tipe untuk test sinyal merupakan fabrikan individual networks atau FCC dan keandalan dalam operasi transmisi , area server,dll. a. VIRS dipakai untuk membuat membenarkan nilai chroma amplitude dan phase, luminansi dan susunan level hitam.

99

Gambar 5.21 VIRS terdiri dari sebuah referensi chroma, referensi luminansi dan referensi hitam VIRS, ditransmisikan dalam garis 19 untuk interval vertical blanking (seperti gambar 5.20), termasuk referensi khususnya nilai dalam parameter ini. Sejak bagian sinyal ditransmisi, VIRS tersedia di Penerima TV. Rangkaiannya dalam perkembangan baru untuk mendeteksi VIRS referensi, dan secara otomatis level penerima memberikan nilai yang akurat.

Gambar 5.22 Standar National Television System Commite(NTSC)

100

21 garis dalam pengosongan vertical, pertama mitte (NTSC) standar. 9 dalam vertical sync dan sinyal equalizing. Garis 17,18 dan 19 adalah dipesan normal oleh VITS dan VIRS, meskipun 1 telah ditambah ke vertikal individual network dihubungkan ke interval blanking setelah ditutup gambar berbeda sinyal garis. Sisanya informasi yang merusak , garis ini mendatangkan puncak pemakaian untuk sinyal digital encoded pada special system komunikasi . mmendulikasi gambar yang bisa di tampilkan oleh gambar TV. Keistimewaan sebuah decoder di TV sort out garis yang dipakai untuk data carry pada gambar. Kemudian data diproses ke alpha-numerical symbol, yang termasuk nomor dan tulisan. Yang lainnya sama halnya gambar transmisi yang besar kuantitas seperti data kata untuk diizinkan reproduksi pada halaman full alpha-numerical character dalam bentuk teks. Grafik dengan contoh gambar atau grafik bisa dimasukkan.

Bentuk gelombang sinyal video dan audio

101

Gambar 5.23 Bentuk gelombang sinyal oskiloskop pada penerima TV Nama (siswa): _________________________ (____) Kelas: _______ Tgl:________

LP1 : Kinerja Keterampilan Pengetahuan Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan singkat aspek-aspek kualitas gambar yang bisa diuji melalui 5pola 9 gambar standar EIA? 4 2. Pada gambar pola pengetesan standar Uji EIA Resolusi 8 7 3 6 1 102 2

3. Tentukan frekuensi video, misal konversi 300 garis? 4. Jelaskan peranan ringing yang diakibatkan kebocoran resonansi dalam rangkaian penguat video? 5. Apa itu Sinyal monoskop? 6. Apakah fungsi pola pengetesan batang dan ringing ? 7. Tes sinyal apa sajakah yang dapat dilakukan? 8. Apakah fungsi dari VITS dan VIRS? 1. Jelaskan singkat aspek-aspek kualitas gambar yang bisa diuji melalui pola gambar standar EIA? 2. Pada gambar pola pengetesan standar Uji EIA Resolusi

5 9 8 7 3 6 1 4

103

3. tentukan frekuensi video, misal konversi 300 garis? 4. Jelaskan peranan ringing yang diakibatkan kebocoran resonansi dalam rangkaian penguat video? 5. Apa itu Sinyal monoskop? 6. Apakah fungsi pola pengetesan batang dan ringing ? 7. Tes sinyal apa sajakah yang dapat dilakukan? 8. Apakah fungsi dari VITS dan VIRS?

(Kelompok): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl: _______

LKS1 : Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur Soal ! diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil rancangan kelompok 1. Menganalisis uji EIA 2. Menganalisis resolusi dalam pola uji 3. Menganalisis pengujian strealing dan swear 4. Menganalisis kart bola untuk kelinieritasan kamera 5. Menganalisis sinyal batang berwarna IEA 6. Menganalisis sinyal jendela 7. Menganalisis sinyal uji kuadrat sinus 8. Menganalisis sinyal uji VITS dan VIRS

Tugas tiap kelompok dibagi dalam tiap nomor tersebut cari sumbernya diinternet ,buat makalah yang terdapat sinyal video system PAL.

104

Nama (Kelompok): __________________ (____) Kelas: _______ Tgl: _______

LP2 : Kinerja Menghitung, Menganalisis, dan Mengukur perbedaan dengan standar UJI EIA Soal ! diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil rancangan kelompok 1. buatlah rancanglah penelitian sebelum menguji standar UJI EIA? 2. Tentukan hipotesis dari permasalahan adakah perbedaan switching guided transmisi sisi pemancar dan penerima ? 3. Buatlah analisis data hasil perhitungan dengan data UJI EIA tersebut catatlah? 4. Kesimpulan apakah yang bisa di generalisasikan?

105

LP3 : Kinerja Keterampilan afektif Petunjuk : Keterampilan afektif 1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. 2. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2,LP3 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri. Format Penilaian Keterampilan afektif tentang analisis uji EIA

106

No.

Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja

Penilaian Siswa Dapat Tidak

Penilaian Guru Siswa Mengacu skor Maksimum

1.

a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai aturan yang ditetapkan. (30) ketentuan dan

2. 3

b. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan ko-munikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat (40)

Siswa yang Dinilai

Guru yang menilai

MODUL VI

I. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran A. Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan / Teknik Audio Video B. Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video C. Kompetensi Dasar Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar D. Indikator

107

1. Keterampilan Pengetahuan a. Menjelaskan proses penguraian gambar pada kamera video b. Menjelaskan sistem penyusunan kembali gambar pada tabung gambar penerima TV a. Menjelaskan konstruksi dan bagian-bagian tabung gambar b. Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar c. Menjelaskan mekanisme penyetelan tabung gambar 2. Keterampilan psikomotor a. Menggambarkan berbagai type tabung gambar 3. Keterampilan afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat ketentuan

E. Tujuan Pembelajaran 1. Keterampilan Pengetahuan a. Tanpa Membuka Modul Siswa dapat Menjelaskan proses penguraian gambar pada kamera video b. Tanpa Membuka Modul siswa dapat menjelaskan sistem penyusunan kembali gambar pada tabung gambar penerima TV b. Tanpa Membuka Modul siswa Menjelaskan konstruksi dan bagian-bagian tabung gambar c.Tanpa Membuka Modul siswa Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar d. Tanpa Membuka Modul siswa Menjelaskan mekanisme penyetelan tabung gambar

108

2. Keterampilan psikomotor a. Diberikan LP2 Siswa dapat Menggambarkan berbagai type tabung gambar sesuai tugas kinerja 3. Keterampilan Afektif a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. b. Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat

II. Uraian Materi 6. 1 Penguraian gambar pada video Teknik penguraian video ada 2 yaitu: 1. Interlaced Interlaced adalah metode untuk menampilkan image/gambar dalam rasterscanned display device seperti CRT televisi analog, yang ditampilkan bergantian antara garis ganjil dan genap secara cepat untuk setiap frame. Refresh rate yang disarankan untuk metode interlaced adalah antara 50-80Hz. Interlace digunakan di sistem televisi analog: a. PAL (50 fields per second, 625 lines, even field drawn first) b. SECAM (50 fields per second, 625 lines) c. NTSC (59.94 fields per second, 525 lines, even field drawn first)

109

gambar 6.1 odd field ganjil dan even field genap


2.

Progressive scan Adalah metode untuk menampilkan, menyimpan, dan memancarkan gambar dimana setiap baris untuk setiap frame digambar secara berurutan Biasa digunakan pada CRT monitor komputer.

Gambar 6.2 Progressive Scan

Gambar 6.3 Penguraian Gambar Representasi Visual Tujuan utamanya adalah agar orang yang melihat merasa berada di scene (lokasi) atau ikut berpartisipasi dalam kejadian yang ditampilkan. Oleh sebab itu, suatu gambar harus dapat menyampaikan informasi spatial dan temporal dari suatu scene. 1. Vertical Detail dan Viewing Distance a. Aspek rasio adalah perbandingan lebar dan tinggi, yaitu 4:3. 110

b. Tinggi gambar digunakan untuk menentukan jarak pandang dengan menghitung rasio viewing distance (D) dengan tinggi gambar (H) -> D/H. c. Setiap detail image pada video ditampilkan dalam pixel-pixel. 2. Horizontal Detail dan Picture Width Lebar gambar pada TV konvensional = 4/3 x tinggi gambar 3. Total Detail Content Resolusi vertikal = jumlah elemen pada tinggi gambar Resolusi horizontal = jumlah elemen pada lebar gambar x aspek rasio. 6. 2 Rescanning 6.2.1 Scanning Di dalam proses menghasilkan sinyal video, satu frame gambar dibagi menjadi struktur garis, sehingga satu frame tersebut seolah dipotong-potong dengan arah dari kiri ke kanan menjadi beberapa garis. Proses pemotongan itu dimulai dari ujung kiri atas gambar ke kanan dan kemudian untuk garis berikutnya dimulai dari sebelah kiri lagi. Demikan seterusnya sampai keseluruhan frame terpotong. Jadi garis pemotongan itu dari kiri ke kanan mengikuti garis lurus yang miring ke kanan seperti ditunjukkan pada Gbr-4. Proses menjadikan struktur garis itu dinamakan scanning yang pada prakteknya dilakukan dengan menggunakan berkas sinar (beam) yang berasal dari sistem penembak sinar katoda (cathode ray gun), sementara bayangan gambar satu frame dilukiskan pada layer peka cahaya (bahan oksida timah hitam). Keseluruhan proses scanning itu terjadi di dalam unit tabung pengambil gambar (pickup tube) yang ditempatkan dibelakang lensa kamera.

Gambar 6.4 Sistem scanning yang berlangsung di dalam tabung pengambil gambar (pickup tube).

111

Terlihat pada Gambar 6.4, bahwa garis penuh scanning menunjukkan perioda aktif garis scanning yang berarti pada perioda tersebut dihasilkan sinyal gambar. Sedang garis putus yang arahnya dari kanan ke kiri menunjukkan perioda blanking sinyal gambar, yaitu saat beam kembali (retrace) ke sebelah kiri untuk mulai menghasilkan sinyal satu garis berikutnya. Pada saat retrace ini, beam dimatikan oleh sistem gun, sehingga pada layer tidak menghasilkan sinyal video. Proses ini dimungkinkan karena terjadinya simpangan beam oleh sinyal sawtooth dari sistem deflection coil, ke arah horizontal maupun vertikal. Selanjutnya, persoalan yang lebih banyak dibahas dalam teknik televisi adalah masalah videonya, karena teknik audio pada umumnya sama dengan pengolahan sinyal analog yang telah banyak dibahas sebelumnya. Berkaitan dengan teknik video itu, masalah utama adalah proses scanning yang menghasilkan struktur sinyal video dalam besaran listrik. Dalam proses menghasilkan sinyal video tersebut terjadi transfer besaran daya, yaitu dari besaran optis ke besaran elektris yang menggunakan satu device (transducer). 6.2.2 Cacat scanning Mengapa karena proses scanning pada pickup device kemudian dapat dihasilkan sinyal elektris, yaitu sinyal video ?. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut. Sistem cathode gun seperti dilukiskan pada gambar 6.4 diilustrasikan kembali pada gambar 6.5 dengan model rangkaian listrik untuk lebih memudahkan uraian.

Gambar 6.5 Sistem scanning pada pickup tube

112

Beam yang melakukan scanning bermuatan negatif, keluar dari sistem katoda dengan mendapat percepatan dari sistem anoda yang bertegangan positif tinggi untuk sampai pada layar pickup tube. Sementara layar pickup tube sendiri yang bersifat pendar (fluorecent) mempunyai potensial positif sebesar +45 volt. Dengan sampainya beam pada layar, maka akan terbentuk lingkaran tertutup (close loop) rangkaian listrik dc, sehingga mengalir arus. Untuk setiap pixel yang terkena bayangan gambar,adalah sebuah resistor dengan nilai resistansi tertentu yang tergantung besarnya pada nilai intensitas sinar gambar yang jatuh padanya. Dengan demikian, pada lingkaran tertutup yang terbentuk itu, setiap saat akan mengalir arus yang berubah-ubah sesuai pada nilai resistansi saat itu. Dengan kata lain, arus yang mengalir sebanding dengan bayangan yang jatuh pada pickup tube tersebut, sehingga sinyal video dapat dihasilkan. Output pickup tube diambil dari metal yang meling-kari layar di bagian depan pickup tube (perhatikan Gambar 6.5) Selanjutnya, mengenai cacat yang timbul dari proses scanning, adalah disebabkan karena ukuran beam yang relatif lebih besar dari ukuran pixel. Karena kondisi itu, maka ketika beam bergerak melewati batas bayangan yang tajam perubahannya (dari gelap ke terang), maka beam akan berada diatas dua bayangan itu pada perbatasannya seperti ditunjukkan pada Gambar 6.6). (a). Hasilnya adalah gambar yang tidak tajam atau terdapat warna abu-abu yang berubah gradasinya. Ini terjadi pada perubahan hitam ke warna putih dan sebaliknya, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.6 (d). Cacat scanning yang diuraikan diatas adalah cacat scanning ke arah horizontal. Demikian juga cacat ini akan terjadi pada arah scanning vertikal. Reproduksi video yang dihasilkannya ditunjukkan pada Gambar 6.7 dan Gambar 6.8

Gambar 6.6 Ukuran beam yang lebih besar

113

Gambar 6.7 Cacat scanning ke arah vertikal satu gambar balok condong : (a) asli; (b) reproduksi.

Gambar 6.8 Cacat scanning ke arah vertikal satu gambar balok mendatar : (a) asli; (b) reproduksi. Cacat atau distorsi karena scanning ini dapat dikompensasi, tetapi hanya distorsi yang ke arah horizontal, sementara distorsi scanning ke arah vertikal hampir tidak dapat dikompensasi. Kompensasi untuk distorsi horizontal dapat dilakukan dengan mengatur tanggapan frekuensi penguat video yang digunakan, yaitu dengan menaikkan response frekuensi tingginya. 6.3 Tabung gambar

Gambar 6.9 Tabung pengambil gambar (pickup tube) jenis plumbicon dari Philips ukuran 1 inci. Unit transducer itu dinamakan pickup device yang dapat berbentuk tabung pengambil gambar (pickup tube), perhatikan Gambar 6.9, atau CCD block (CCD = charge couple device) yang sekarang banyak digunakan menggantikan fungsi pickup tube. Pickup device tersebut digunakan atau merupakan unit di

114

dalam sistem kamera video yang berada tepat dibelakang lensa setelah satu sistem prisma. Sistem prisma yang dimaksud digunakan untuk mendapatkan sinyal merah, biru, dan hijau dari sinyal putih yang ditangkap lensa.Pemisahan sinar putih menjadi tiga komponen sinyal warna tersebut digunakan untuk mendapatkan sinyal televisi berwarna setelah melalui pengolahan ketiganya. Proses pemisahan sinar putih menjadi sinar red, green, dan blue, ditunjukkan pada Gambar 6.10.

Gambar 6.10 Diagram prisma yang memisahkan sinar putih menjadi sinar R, G,dan B. 6. 4 Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube /CRT) 6.4.1. Susunan Elektrode CRT dan Prinsip Kerja Tabung sinar katoda ( cathode ray tube atau CRT), ditemukan oleh Ferdinand K. Brain ahli fisika German pada tahun 1879, struktur bagian dalam sebuah tabung sinar katoda ditunjukkan gambar di bawah. Komponen utama CRT untuk pemakaian pada umumnya berisi: (a) Senapan elektron yang terdiri dari anoda pemercepat (b) Perlengkapan pelat defleksi horisontal dan vertikal (c) Layar flouresensi Anoda Kumparan Pembelok (d) Tabung Kisi pemusat dan gelas dasar tabung. Senapan elektron menghasilkan suatu berkas elektron sempit dan terfokus secara tajam pada saat meninggalkan senapan pada kecepatan yang Layar Flouresen 115 pemanas Berkas Katoda elektron Kumparan pemFokus katoda, filamen, kisi pengatur,

sangat tinggi dan bergerak akan dibelokkan ke fluorescent. Pada saat electron membentur layar energi kinetic dari electron electron berkecepatan tinggi diubah menjadi pancaran cahaya dan berkas menghasilkan suatu bintik cahaya kecil pada layar CRT. Dalam perjalanannya menuju layar, berkas electron melalui diantara dua pelat defleksi elektrostatik sehingga berkas resultante defeleksi horizontal dan vertical sehingga membentuk jejak gambar pada layar sesuai dengan masukkan

Gambar 6.11 skema CRT

Gambar 6.12 Cutaway Rendering of a Colour CRT Keterangan : 1. Senapan elektron 2 Berkas elektron 3. Kumparan pemfokus 4. Kumparan defleksi 5. Anoda 116

6. Lapisan pemisah berkas untuk merah, hijau dan biru bagian gambar yang diperagakan. 7. Lapisan pospor dengan zona merah, hijau dan biru. 8. Lapisan pospor sisi bagian dalam layar yang diperbesar. Sebuah senapan electron konvensional yang digunakan dalam

sebuah CRT pemakaian umum, ditunjukan pada gambar di bawah ini. Sebutan senapan elektron berasal dari kesamaan antara gerakan sebuah electron yang dikeluarkan dari senapan electron CRT mempunyai kesamaan lintasan peluru yang ditembakkan oleh senapan

Gambar 6.13 Senapan elektron (Electron Gun) Elektron-elektron diionisasikan secara thermonik dengan pemanasan tak langsung pada katoda yang secara keseluruhan dikelilingi dengan kisi pengatur yang terdiri dari silinder nilkel dengan lubang kecil ditengahnya satu sumbu dengan sumbu tabung. Electron electron menuju layar dilewatkan melalui lubang kecil membentuk arus berkas besarnya arus berkas dapat diatur dengan mengatur alat control yang berada pada panel depan yang diberi tanda INTENSITY . mengatur intensitas sebenarnya mengubah tegangan negative

117

terhadap katoda pada kisi pengatur. Penambahan pada kisi

pengatur

akan

menurunkan arus berkas, yang berarti menurunkan intensitas tabung atau tingkat terangnya bayangan pada layar CRT.Elektron-elektron yang dipancarkan oleh katoda dipusatkan pada lubang kecil di dalam kisi pengatur, dipercepat oleh adanya tegangan potensial tinggi yang diberikan pada kedua electrode anoda pemercepat (accelerating anode). Kedua anoda ini dipisahkan oleh sebuah anoda pemusat (focusing anode) melengkapi metode pemusatan electron kedalam berkas terbatas yang sempit dan tajam. Kedua anoda pemercepat dan anoda masing pemusat juga berbentuk silinder dengan lubang-lubang kecil ditengah-tengahnya masingsilinder satu sumbe dengan CRT. Lubang-lubang kecil di dalam ini memungkinkan berkas elektron dipercepat dan elektrode-elektrode

terpusat merambat melalui pelat defleksi vertikal dan horizontal menuju layar 6.4.2. Layar CRT Bila berkas elektron membentur layar CRT yang berlapiskan fosfor akan menghasikan bintik cahaya. Bahan dibagian dalam CRT berupa fosfor sehingga energy kinetik tumbukan elektron pada layar akan menyebabkan penpendaran cahaya . fosfor menyerap energy kinetic dari electron-elektron pembom bardir dan memancarkan kembali energy tersebut pada frekuensi yang lebih rendah dalam spectrum cahaya tampak. Bahan bahan bahan flourescen memiliki karakteristik fosforesensi yaitu memancarkan cahaya walaupun sumber eksitasi telah dihilangkan . lama waktu cahaya yang tinggal setelah bahan yang dibutuhkan oleh bayangan CRT agar berkurang kesuatu persistansi tertentu biasanya 10 persen dari keluaran cahaya semula intensitas cahaya yang dipancarkan CRT disebut lubang kecil di dalam elektrode-elektrode ini memungkinkan berkas elektron dipercepat dan terpusat merambat melalui pelat defleksi vertikal dan horizontal menuju layar. luminansi tergantung beberapa

118

faktor. Pertama intensitas cahaya dikontrol oleh jumlah electron pembombardir yang membentur layar setiap detik. Jika arus berkas diperbesar atau berkas dengan jumlah yang dengan mengurangi ukuran bintik Kedua luminansi arus sama dipusatkan pada daerah yang lebih kecil maka luminansi akan bertambah. pada energi benturan elektron

bergantung

pembombardir pada layar, energi benturan dapat ditingkatkan melalui penambahan tegangan pada anoda pemercepat. Ketiga luminansi merupakan fungsi waktu benturan berkas pada permukaan lapisan fosfor ini berarti kecepatan penyapuan akan mempengaruhi luminansi. Akhirnya luminansi merupakan fungsi karakteristik fisik dan fosfor itu sendiri. Oleh karena itu hampir semua pabrik melengkapi pembeli dengan pilihan bahan fosfor, tabel di bawah ini menyajikan karakteristik beberapa fosfor yang lazim digunakan Tabel 6.1 Karakteristik beberapa fosfor yang lazim digunakan(William Cooper)

Sejumlah factor perlu dipertimbangkan dalam memilih fosfor agar sesuai

119

kebutuhan contoh fosfor P11 memiliki ketahanan singkat , sangat baik untuk pemotretan bentuk gelombang tetapi sama sekali tidak sesuai untuk pengamatan visual fenomena kecepatan rendah. P31 luminasi tinggi, ketahanan sedang , merupakan kompromi yang paling baik untuk penglihatan gambar secara umum, banyak dijumpai dalam kebanyakan CRO standar tipe laboratorium. Ada kemungkinan kerusakan berat pada CRT yang dikarenakan penaganan yang tidak tepat pada pengaturan alat-alat control yang terdapat pada panel depan. Bila sebuah fosfor dieksitasi oleh berkas elektron pada rapat arus yang berlebihan, akan menyebabkan panas pada fosfor sehingga keluaran cahaya berkurang. Dua factor yang mengontrol terjadinya panas adalah kerapatan berkas dan lamanya eksitasi. Kerapatan berkas dikontrol oleh melalui tombol INTESITY, FOCUS dan ASTIGMATISM pada panel depan CRO. Waktu yang diperlukan oleh berkas untuk mengeksitasi suatu permukaan fosfor diatur dengan penyapu atau alat control TIME/DIV. Panas yang mungkin menyebabkan kerusakan fosfor, dicegah dengan mempertahan berkas pada intensitas yang rendah dan waktu pencahayaan yang singkat. 6.4.3. Gratikulasi Bentuk gelombang pada permukaan CRT secara visual dapat diukur pada sepasang tanda skala horizontal dan vertical yag disebut gratikul . tanda skala dapat ditempatkan dipermukaan luar tabung CRT dalam hal ini dikenal sebagai eksternal gratikul. Gratikul yang dipasang dipermukaan luar terdiri dari sebuah plat plastic bening atau berwarna dilengkapi dengan tanda pembagian skala. Gratikul di luar mempunyai keuntungan mudah diganti dengan suatu pola gambar khusus, sperti tanda derajat, untuk analisis vector TV warna selain itu posisi gratikular dapat dengan mudah diatur agar sejajar dengan jejak CRT. Kerugiannya adalah paralaksis sebab tanda skala tidak sebidang dengan bayangan

120

gelombang yang dihaslkan pada fosfor, sebagai akibat penjajaran jejak dan gratikul akan berubah terhadap posisi pengamatan.

Gambar 6.14. Tanda skala gratikul Gratikul internal pemasangan tidak menyebabkan kesalahan paralaksis karena bayangan CRT dan gratikul berada pada bidang yang sama. Dengan internal gratikul CRO lebih mahal karena tidak dapat diganti tanpa mengganti CRT . disampng itu CRT dengan gratikul dipermukaan dalam harus mempunyai suatu cara untuk mensejajarkan jejak, membawa akibat menambahkan harga keseluruhan CRO

121

III. Kegiatan 1. Keterampilan Pengetahuan Petunjuk a. Beri siswa LP1. b. Tugas untuk siswa :Siswa mengerjakan LP1 dengan ketuntasan 75 1. Jelaskan proses penguraian gambar pada kamera video?( 20) a. Interlaced scaning (bersisipan) adalah Pemayaran bersisipan (interlaced scanning) = scanning diawali dg garis-garis ganjil 1,3,5,.., dan dilanjutkan dg garis-garis bernomor genap 2,4,6,..., Proses ini diulang-ulang n kali . b. Progressive scanning (berurutan) Adalah metode untuk menampilkan, menyimpan, dan memancarkan gambar dimana setiap baris untuk setiap frame digambar secara berurutan Biasa digunakan pada CRT monitor komputer 2. Jelaskan sistem penyusunan kembali gambar pada tabung gambar penerima TV? (20) Komponen utama CRT untuk pemakaian pada umumnya berisi: (a) Senapan elektron yang terdiri dari anoda pemercepat (b) Perlengkapan pelat defleksi horisontal dan vertikal (c) Layar flouresensi katoda, filamen, kisi pengatur,

122

(d) Tabung

gelas dan

dasar tabung.

Senapan elektron menghasilkan suatu berkas elektron sempit dan terfokus secara tajam pada saat meninggalkan senapan pada kecepatan yang sangat tinggi dan bergerak akan dibelokkan ke fluorescent. Pada saat electron membentur layar energi kinetic dari electron electron berkecepatan tinggi diubah menjadi pancaran cahaya dan berkas menghasilkan suatu bintik cahaya kecil pada layar CRT. Dalam perjalanannya menuju layar, berkas electron melalui diantara dua pelat defleksi elektrostatik sehingga berkas resultante defeleksi horizontal dan vertical sehingga membentuk jejak gambar pada layar sesuai dengan masukkan 3.Jelaskan konstruksi dan bagian-bagian tabung gambar?(15) 1. Senapan elektron 2 Berkas elektron 3. Kumparan pemfokus 4. Kumparan defleksi 5. Anoda 6. Lapisan pemisah berkas untuk merah, hijau dan biru bagian gambar yang diperagakan. 7. Lapisan pospor dengan zona merah, hijau dan biru. 8. Lapisan pospor sisi bagian dalam layar yang diperbesar. 4. Jelaskan prinsip kerja tabung gambar?(20) Bila berkas elektron membentur layar CRT yang berlapiskan fosfor akan menghasikan bintik cahaya. Bahan dibagian dalam CRT berupa fosfor sehingga energy kinetik tumbukan elektron pada layar akan menyebabkan penpendaran cahaya .fosfor menyerap energy kinetic dari electron-elektron pembom bardir dan memancarkan kembali energy tersebut pada frekuensi yang lebih rendah dalam spectrum cahaya tampak. Bahan bahan bahan flourescen memiliki karakteristik fosforesensi yaitu memancarkan cahaya walaupun sumber eksitasi telah dihilangkan . lama waktu cahaya yang tinggal setelah bahan yang

123

dibutuhkan oleh bayangan CRT agar berkurang kesuatu persistansi tertentu biasanya 10 persen dari keluaran cahaya semula intensitas cahaya yang dipancarkan CRT disebut lubang kecil di dalam elektrode-elektrode ini memungkinkan berkas elektron dipercepat dan terpusat merambat melalui pelat defleksi vertikal dan horizontal menuju layar. luminansi tergantung beberapa faktor. 5.Jelaskan mekanisme penyetelan tabung gambar?(25) Pertama intensitas cahaya dikontrol oleh dengan jumlah yang jumlah electron pembombardir arus berkas

yang membentur layar setiap detik. Jika arus berkas diperbesaratau mengurangi ukuran bintik maka luminansi akan bertambah. Kedua luminansi pembombardir pada bergantung pada energi dapat benturan

sama dipusatkan pada daerah yang lebih kecil dengan elektron melalui

layar,energi

benturan

ditingkatkan

penambahan tegangan pada anoda pemercepat. Ketiga luminansi merupakan fungsi waktu benturan berkas pada permukaan lapisan fosfor ini berarti kecepatan penyapuan akan mempengaruhi luminansi. Akhirnya luminansi merupakan fungsi karakteristik fisik dan fosfor itu sendiri. Oleh karena itu hampir semua pabrik melengkapi pembeli dengan pilihan bahan fosfor, tabel di bawah ini menyajikan karakteristik beberapa fosfor yang lazim digunakan

124

Nama (siswa): __________________________ (____) Kelas: _______ Tgl: _______

LP1 : Kinerja Keterampilan Pengetahuan Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan proses penguraian gambar pada kamera video? 2. Jelaskan sistem penyusunan kembali gambar pada tabung gambar penerima TV? Komponen utama CRT untuk pemakaian pada umumnya berisi: 3. Jelaskan konstruksi dan bagian-bagian tabung gambar? 4. Jelaskan prinsip kerja tabung gambar? 5. Jelaskan mekanisme penyetelan tabung gambar?

125

2. Keterampilan psikomotor Petunjuk : a. Beri siswa LP2. b. Tugas untuk siswa : 1. Gambarkan berbagai type tabung gambar cari diinternet? Anoda Kisi pemusat Kumparan Pembelok

Layar Flouresen pemanas Berkas Katoda elektron

Kumparan pemFokus Gambar 6.11 skema CRT

c. Penilaian : mengacu pada tipe tabung CRT (100)

126

Nama (Kelompok): ______________________ (____) Kelas: _______ Tgl: _______

LP2 : Kinerja Menggambar berbagai type tabung gambar Soal ! diskusikanlah dan rumuskan jawaban dengan hasil rancangan kelompok 1. Gambarkan berbagai type tabung gambar cari diinternet?

127

LP3 : Kinerja Keterampilan afektif Petunjuk : Keterampilan afektif 1. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. 2. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas sesuai tugas kinerja 3. Siswa diberi nilai untuk tiap rincian tugas LP1,LP2,LP3 kinerja dengan mengacu pada skor maksimum tiap RTK. 4 Berikan format LP3 ini kepada siswa sebelum hari penilaian agar siswa dapat menilai dirinya sendiri. Format Penilaian Keterampilan afektif tentang gambar struktur tabung CRT

128

No.

Rincian tugas kinerja (Skor Maksimum)kinerja

Penilaian Siswa Dapat Tidak

Penilaian Guru Siswa Mengacu skor Maksimum

1.

a. Siswa disiplin tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas sesuai aturan yang ditetapkan. (30) ketentuan dan

2. 3

b. siswa aktif dalam menyelesaikan tugas LP1,LP2,LP3 sesuai tugas kinerja (30) c. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan ko-munikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat (40)

Siswa yang Dinilai REFERENSI DAFTAR PUSTAKA

Guru yang menilai

( ) ( ) Kennedy, George.1988. Electronic Communication Systems, McGraw-Hill Co., Singapore. Rekario, Yoshikatshu Sawamura. 2001. Teknik Reparasi Televisi Berwarna. Jakarta: Pradnya Paramitra. Rockis, Gary.1993. Solid state fundamental for electricians. New York: ATP Publication. Roddy, Dennis dan John Coolen.1986. Komunikasi Elektronika Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Roddy, Dennis & Coolen,John.1981. Electronic Communications, Prentice-Hall of

129

India Ltd, New Delhi,

130

Anda mungkin juga menyukai