Anda di halaman 1dari 2

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan suatu metode pemisahan campuran analit dengan cara mengelusinya melalui fase

diam yang datar pada plat penyangga. KLTtermasuk dalam jenis kromatografi adsorbsi, walaupun sebenarnya mekanisme yang terjadiadalah kombinasi antara kromatografi adsorbsi dan partisi (Widjaja dkk., 2008). Suatucampuran zat dapat dipisahkan dengan teknik KLT berdasarkan perbedaan afinitas masingmasing komponen terhadap fase gerak dan fase diamnya. Komponen yang telah terpisah, besar serapannya dapat diukur dengan spektrofotodensitometer. Kadar dari sampel dapatditentukan dari perbandingan antara serapan sampel dan bakunya (Widjaja dan Laksmiani,2010). Dalam KLT fase gerak berupa cairan. Pemisahan akan terjadi jika salah s a t u komponen dari campuran diadsorpsi lebih kuat jika dibandingkan komponen yang lainnya.Karena adsorpsi merupakan fenomena permukaan, maka derajat pemisahan dipengaruhi oleh luas permukaan yang ada atau secara tidak langsung dipengaruhi oleh ukuran partikelfase diam (adsorben). Walaupun demikian koefisien distribusi/partisi senyawa antara k e d u a f a s e d a l a m s i s t e m m e r u p a k a n f a k t o r k u n c i s e t i a p b e n t u k k r o m a t o g r a m . D a l a m kromatografi adsorbsi koefisien distribusi dipengaruh i oleh suhu elusi dan konsentrasi senyawa. Pada suhu tertentu, hubungan antara jumlah senyawa (analit) dalam fase diam d a n f a s e g e r a k d i n a m a k a n d a l a m s u a t u g r a f i k i s o t e r e m d i s t r i b u s i . K o n d i s i u n t u k mendapatkan pemisahan yang optimum adalah kondisi di mana harga koefisien distribusisuatu analit adalah sama dengan satu. Empat parameter yang terpenting dalam KLT adalahv i s k o s i t a s , t e m p e r a t u r , l a j u l i n i e r d a r i f a s e g e r a k d a n u k u r a n d a r i f a s e d i a m (Widjaja dkk., 2008).Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengandiameter partikel antara 10-30m. Semakin kecil ukuran rata -rata partikel fase diam dan s e m a k i n s e m p i t k i s a r a n u k u r a n f a s e d i a m , m a k a s e m a k i n b a i k k i n e r j a K L T d a l a m h a l efisiensi dan resolusinya. Penjerap yang paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi yang utama pada KLT adalah partisi dan adsor psi. K e b a n y a k a n p e n j e r a p d i k o n t r o l k e a j e g a n u k u r a n p a r t i k e l d a n l u a s p e r m u k a a n n y a (Gandjar dan Rohman, 2007).Parameter migrasi analitik pada KLT dinyatakan dengan Rf (waktu tambat). Rf (waktu tambat) adalah waktu yang diperlukan untuk mengelusi maksimum suatu sampeldihitung dari titik awal penotolan. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1. Waktu tambat dapat dihitung dengan rumus : Rf = Pemisahan pada kromatografi lapis tip is yang optimal akan diperoleh hanya jikamenotolkan sampel dengan ukuran bercak sekecil dan sesempit mungkin. Sebagaimanadalam prosedur kromatografi yang lain, jika sampel yang digunakan terlalu banyak makanakan menurunkan resolusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penotolan sampel secaraotomatis lebih dipilih daripada secara manualnterutama sampel yang akan ditotolkan lebihdari 15 l. Penotolan sampel yang tidak tepat akan mengakibatkan bercak yang menyebar dan puncak ganda. Untuk memperoleh reprodusibilitas, volume sampel yang ditotolkan paling sedikit 0,5 l. Jika volume sampel yang akan ditotolkan lebih besar dari 2 -10lm a k a p e n o t o l a n h a r u s d i l a k u k a n s e c a r a b e r t a h a p d e n g a n d i l a k u k a n p e n g e r i n g a n a n t a r totolan. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fasediam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik (ascending), atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun (descending)(Gandjar dan Rohman, 2007). Persamaan Hukum Lambert-Beer

A = c bKeterangan : A = daya serap = daya serap molar (dalam mole cm -1 ) c = kadar (dalam mole liter -1 ) b = panjang jalur (dalam cm).Mengukur daya serap pada panjang gelombang tertentu dan menyubstitusikan A, dan dk e p e r s a m a a n d i a t a s u n t u k m e n d a p a t k a n c m e r u p a k a n s u a t u c a r a s e d e r h a n a u n t u k mengkuantitasi suatu bahan penyerap (Munson, 1991) Aisyah, 2009, Kromatografi Lapis TipisO p e n e d a t : M a y 1 6 th , 2010A v a i l a b l e a t : http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/10/10/kromatografi-lapis-tipis-thin-layerchromatography/Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2009. Kimia Farmasi Analisis . Yogyakarta:Pustaka Pelajar.Kusmardiyani, S. dan A. Nawawi. 1992. Kimia Bahan Alam . Jakarta: Universitas BidangIlmu Hayati.Munson, J.W. 1991. Analisis Farmasi Metode Modern . Surabaya: Airlangga UniversityPress.Roth, H. J. dan G. Blaschke. 1988. Analisis Farmasi . Yogyakarta: UGM Press.Rusdiana T., F. Sjuib, dan S. Asyarie, -, Interaksi ParacetamolOpened at : May 16 th , 2010Available at :http://www.chem-is-try.org/paracetamol.pdf Widjaja, I N.K., K.W. Astuti, N.M.P. Susanti, dan I M.A.G. Wirasuta. 2008. Buku Ajar Analisis Farmasi Fisiko Kimia . Jimbaran: Jurusan Farmasi FMIPA UNUD.

Anda mungkin juga menyukai