Anda di halaman 1dari 18

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Peran Anjak Piutang Ada beberapa definisi anjak piutang (factoring) yang telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi. Berikut merupakan definisi anjak piutang menurut Kepmen dan pakar ekonomi. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KM013/1988 tanggal 20 Desember 1988, definisi anjak piuatang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Sedangkan menurut Siamat (2005:597), Anjak piutang dapat didefinisikan sebagai transaksi pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan factoring, yang kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang kepada pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan factoring (factor). Dari definisi di atas, Siamat (2005:597) menyimpulkan kegiatan pokok anjak piutang meliputi: a. Pembelian dana atau pengalihan piutang jangka pendek dari transaksi perdagangan. b. Mengurus administasi penjualan kredit. c. Penagian piutang perusahaan klien. Supplier (Penjual) 1) Penyerahan barang 2) Pengiriman faktur 3) Pembayaran setelah jatuh Tempo (30-90 hari)
Gambar 2.1 Siklus penjualan tradisional (Sumber: Dahlan Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. hal 598)

Debitur (Pembeli)

Penggunaan jasa anjak piutang sangat membantu perusahaan dalam kondisi antara lain sebagai berikut (Siamat, 2005: 598) a. Perusahaan yang sedang melakukan ekspansi pemasaran.

Perusahaan anjak piutang dapat memberikan informasi mengenai keadaan pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan yang

bersangkutan. b. Perusahaan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya kurang mampu mengimbangi ekspansi perusahaan. Dengan jasa factoring pihak klien diharapkan dapat menyusun rencana ekspansi secara lebih leluasa dan berfungsi pengelolaan kredit diambil alih oleh perusahaan anjak piutang. c. Perusahaan klien dapat beroperasi lebih efektif dengan menyerahkan pengelolaan kreditnya kepada perusahaan anjak piutang karena tidak perlu lagi membentuk unit organisasi yang berfungsi sebagai bagian kredit yang tentunya akan menambah biaya operasi. d. Perusahaan dapat memperoleh pembiayaan siap pakai yang disediakan oleh perusahaan anjak piutang. Beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh perusahaan anjak piutang dalam rangka peningkatkan kemampuan usaha menurut Siamat (2005: 597) adalah: a. Menurunkan biaya produksi perusahaan. b. Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran uang muka atau anvanced payment sehingga akan meningkatan kredit standing perusahaan klien. c. Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien. Karena klien dapat mengadakan transaksi dagang secara bebas atau dasar open account baik perdagangan dalam maupun luar negeri. d. Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melaui

peningkatan perputaran modal kerja. e. Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko kredit macet dapat diambil alih oleh perusahaan anjak piutang. f. Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi. Hal selanjutnya yaitu mekanisme anjak piutang. Dari mekanisme tersbut, maka terdapat beberapa istilah yang perlu dipahami, yaitu fasilitas disclosed.

Fasilitas disclosed adalah penjualan atau penyerahan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak debitur atau consumer. Pada saat utang tersebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang yang disebut factor yang memiliki hak tangguh. Oleh karena itu biasanya di atas faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang yang timbul dari faktor ini telah diserahkan atau dijual kepada perusahaan anjak piutang. Perusahaan Factoring Transaksi Factoring (Pengalihan Piutang)

Klien Transaksi Jual Beli Supplier (penjual)

Pembayaran

Gambar 2.2 Pihak-pihak yang terkait anjak piutang (Sumber: Dahlan Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan 599)

2.2 Jenis-jenis Anjak Piutang Menurut Siamat (2005: 602), fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut: 1. Berdasarkan Pemberitahuan Disclosed factoring atau biasa disebut dengan notification factoring adalah pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan

sepengetahuan pihak debitor (customer). 2. Berdasarkan Penanggungan Risiko Recuse factoring. Anjak piutang dengan cara resource atau disebut juga with resource factoring berkaitan dengan risiko debitor yang tidak mampu memenuhi kewajibannya. 3. Berdasarkan Pelayanan

Full service factoring, yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua jasa anjak piutang baik dalam jasa pembiayaan, maupun jasa non pembiayaan. Finance factoring, yaitu perusahaan anjak piutang yang hanya

menyediakan fasilitas pembiayaan saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang yang tertagih. Bulk factoring, jasa factoring ini juga disebut dengan agency factoring yaitu transaksi yang mengaitkan perusahaan factoring sebagai agen dari klien. Maturity factoring, berbeda dengan jenis factoring yang telah dijelaskan diatas, dimana perusahaan factoring memberikan pembiayaan dengan pembayaran muka.

Debitur/ Pelanggan A B C D E Jumlah

Nilai Faktur 2.000.000 2.500.000 1.500.000 3.500.000 500.000 10.000.000

Jatuh Tempo (hari) 60 40 50 30 20 200

Tabel 2.1 Pembayaran Rata-rata Jatuh Tempo Faktor (dalam ribuan rupiah) (Sumber: Manajemen Lembaga Keuangan; Anjak Piutang hal 602)

Tanggal pembayaran Rata-rata = 4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan

= 40 hari

Domestic factoring, yaitu kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan anjak piutang, klien dan debitur yang semuannya berdomisili di dalam negeri. International factoring, anjak piutang ini sering disebut export factoring, yaitu adalah kegiatan anjak piutang untuk transaksi eksport import barang

yang melibatkan 2 perusahaan factoring di masing-masing negara sebagai export factor dan import factor. 5. Berdasarkan Pembayaran kepada Klien Advanced payment, yaitu transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran di muka oleh perusahaan anjak piutang kepada klien berdasarkan penyerahan faktur yang besarnya berkisar 80% dari faktur. Maturity, transaksi pegalihan piutang yang pembayaranya dilakukan perusahaan anjak piutang pada saat piutang disebut jatuh tempo. Collection, yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya akan dilakukan apabila perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan terhadap debitor. Pada umumnya kegiatan anjak piutang sering dilakukan dalam bentuk tagihan milik (suplier). Anjak piutang lebih banyak mengarah kepada kegiatan pembiayaan konsumen (Consumer financing). 1. Proses anjak piutang untuk tagihan Kegiatan anjak piutang untuk tagihan ini disebut account receivable factoring didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka pendek dan menengah, tagihan tersebut selanjutnya dijual kepada perusahaan anjak piutang dengan kontrak

pengambilalihan tagihan dari penjual kepada perusahaan anjak piutang. Pengalihan tagihan tersebut atas persetujuan atau

pengetahuan pembeli dimana pada saat tagihan jatuh tempo pembeli membayar utangnya langsung kepada perusahaan anjak piutang. 2. Proses anjak piutang untuk promes Transaksi anjak piutang dengan menggunakan promes berbeda dengan proses anjak piutang tagihan. Proses anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain misalnya bank dalam mekanisme pembayaran. Transaksi jual beli dilakukan dengan penerbitan promes oleh pembeli sebagai bukti surat utang kepada penjual yang selanjutnya dapat didiskontokan kepada perusahaan anjak piutang.

Jasa-jasa anjak piutang dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu jasa pembiayaan ( financing services) dan jasa non-pembiayaan (non financing services) 1. Jasa jasa pembiayaan Perusahaan anjak piutang memberikan pembiayaan yang besarnya berkisar antara 60%-80% dari total piutang dan penyerahan buktibukti penjualan barang. Kontrak atau transaksi ini dapat dilakukan atas dasar with recourses atau without recourse. Dalam hal with recourse factoring, maka resiko terjadinya kemacetan atas piutang ditanggung oleh klien atau supplier. Sebaliknya without supplier perusahaan anjak piutang akan mengambil resiko kemacetan piutang. Dalam pengambilan keputusan mengenai dasar transaksi anjak piutang yang mana yang akan dilakukan, perusahaan anjak piutang akan memperhatikan dan mempertimbangkan besarnya resiko terjadinya kemacetan yang mungkin dihadapi oleh pihak nasabah. Apabila kemungkinannya akan terjadi risiko piutang macet maka perusahaan anjak piutang hanya akan bersedia melakukan kontrak atas dasar with recourse factoring. 2. Jasa non pembiayaan Menurut Siamat (2005:607) Produk-produk jasa non pembiayaan yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang antara lain: a. Investasi kredit atau analisis kredit. b. Sales ledger administration atau sales accounting. c. Pengawasan kredit dan penagihannya. Perusahaan anjak piutang dapat memberikan jasa pengawasan atau

monitoring terhadap penjualan yang dilakukan klien termasuk pula menetapkan prosedur penagihannya, d. Perlindungan terhadap risiko kredit. Perusahaan anjak piutang dapat mengusahakan cara-cara pengamanan

terhadap risiko piutang khususnya dalam hal export financing. Untuk tujuan ini perusahaan dapat pula

memberikan jasa perlindungan terhadap resiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing. Selain jasa anjak piutang, ada biaya anjak piutang. Biaya-biaya dibebankan oleh perusahaan anjak piutang antara lain terisi atas lain terisi atas service charge dan initial payment charge atau juga disebut discount charge (biaya bunga) 2.3 Struktur Organisasi Perusahaan Anjak piutang Menurut Siamat (2005: 611), stuktur organisasi anjak piutang memberikan gambaran fungsi dan tanggung jawab masing-masing unit dalam perusahaan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan fungsi pemberian jasa-jasa pembiayaan atau nonpembiayaan perusahaan anjak piutang harus didukung oleh professional yang memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing untuk mendukung

pelaksanaan tugas sesuai dengan fungsi unit-unit dalam perusahaan. 1. Struktur organisasi anjak piutang kecil a. Bagian kredit yaitu bagian yang spesialisasinya sesuai dengan diversifikasi kegiatan perusahaan anjak piutang yang akan dilakukan, b. Bagian penerimaan faktur memiliki fungsi pengadministrasian

pengiriman dan penyimpanan faktur-faktur dan dokumen-dokumen secara tertib dan teratur sehingga memungkinkan dilaksanakan perhitungan mengenai discount dan rata-rata jatuh tempo tagihan secara tepat c. Bagian penyesuaian ( collection department) berfungsi melakukan penyesuaian pencatatan dalam hal perubahan-perubahan baik dalam jumlah faktur maupun dalam persyaratan atas tagihan secara tepat. d. Bagihan penagihan bertugas melakukan penagihan terhadap piutang yang tidak dibayar pada saant jatuh tempo. Bagian ini dalam menjalankan tugasnya tersebut dengan koordinasi dan kerjasama dengan bagian pengkreditan yang sebelumnya memberikan persetujuan melakukan transaksi anjak piutang e. Bagian pembukuan atau administrasi memiliki tanggung jawab dalam menentukan apakah advanced payment yang diminta pihak klien seimbang dengan saldo tagihan atau kredit klien yang bersangkutan

10

2. Struktur organisasi anjak piutang besar a. Divisi administrasi Bagian umum, fungsi unit ini adalah 1) Resepsionis, efisiensi dan keramah tamahandalam menagani

permintaan sangat penting dalam memberikan kepuasan pelayanan kepada semua pihak dengan perusahaan. 2) Kurir atau messengers, keakuratan dalam pengambilan dan

pengiriman surat serta dokumen dokumen lainnya sangat penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan secara keseluruhan 3) Arsip atau microfilming . Kegiatan factoring membutuhkan data yang akurat dalam jumlah banyak dan keamanan perusahaan anjak piutang sering tergantung pada kemampuan mendapatkan informasi atau data secara cepat misalnya menemukan faktur klien yang menghentikan kegiatan usaha dagangnya. Untuk itu dokumen tersebut perlu diarsipkan agar keamanan dokumen tersebut terjamin. 4) Computer atau input. Peran komputerisasi sangat mutlak dalam memproses data dalam jumlah banyak. b. Divisi Keuangan Divisi keuangan minimal terdiri atas tiga bagian 1) Bagian treasury. Berfungsi mengatur arus dana secara harian yang sering sulit dilakukan dalam artian fungsi unit ini adalah mengelola kebutuhan dana perusahaan. 2) Bagian akutansi. Menyusun laporan yang berisi kalkulasi faktur baik mengenai biaya-biaya anjak piutang maupun pembayaran bunga, pencatatan semua transaksi klien, pembelian piutang, pembayaran yang diterima dari customer, tingkat discount yang diberikan, pembukuan, dan pembayaran dimuka kepada klien. 3) Bagian biaya dan statistik. Semakin banyak jasa yang diberikan kepada klien semakin besar pula pembebanan biaya yang harus dikenakan sebagai komponen biaya. Sistem statistik yang diperlukan untuk menetapkan biaya dan pengawasan atau perusahaan harus

11

dilakukan komputerisasi dengan melaporkan secara harian kepada manajemen. c. Divisi Operasional Bagian relasi, bagian ini bertanggungjawab langsung terhadap pelayanan yang diberikan kepada klien sesuai dengan standart pelayanan. Disamping itu bagian ini bertugas memonitor terhadap investasi perusahaan pada perusahaan klien. Fungsi pokok unit ini adalah 1) Untuk menjamin bahwa perusahaan anjak piutang memahami benar kebutuhan kebutuhan klien, melakukan negosiasi dengan pihak klien terutama pada tahap awal kontrak anjak piutang sehingga system kebutuhan dan posisi hukum masing-masing pihak saling mengerti antara mereka. 2) Otorisasi pembayaran klien merupakan tanggung jawab utama unit ini yaitu meliputi perlindungan terhadap melemahnya status piutang. Melemahnya keamanan piutang umumnya terjadi akibat berhentinya operasi perusahaan klien dan saat perusahaan anjak pitang kehilangan hak recourse. Kegiatan atau praktek yang dapat ditakuti klien yang dapat memperlemah posisi piutang. 1. Stoge payment, yaitu berkaitan dengan tidak selesainya suatu pekerjaan yang telah ditetapkan dalam suatu kontrak. Jika klien berhenti beroperasi kemungkinan customer akan menolak pembayaran atas dasar bahwa biaya penyelesaian pekerjaan tersebut akan melebihi jumlah pembayaran. 2. Contra trading, klien melakukan perdagangan dengan customer yang tidak termasuk dalam persetujuan pemberian kredit. 3. Credit notes yang tidak diteruskan kepada customer atau diteruskan tetapi tidak dengan pengesahan perusahaan anjak piutang. 4. Pre invoicing yaitu mengeluakan faktur dan memperoleh pembayaran sebelum penyerahan barang atau jasa-jasa.

12

5. Klien melakukan penagihan dan penyetoran ke bank yang seharusnya dibayarkan kepada perusahaan anjak piutang. 6. Faktur fiktif digunakan untuk memperoleh pembayaran dari perusahaan anjak piutang. 3) Kunjungan kepada klien perlu dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali setahun dan bagi undisclosed factoring dilakukan sesering mungkin karena: 1. Mempererat hubungan dan memperlancar komunikasi antara perusahaan anjak piutang dengan klien dan untuk menyakinkan bahwa klien mendapatkan pelayanan yang baik sebagaimana yang mereka harapkan. 2. Memastikan perubahan-perubahan dalam hubungan klien dengan yang memberi pembiay Untuk memperoleh informasi langsung mengenai tigkat aktivitas usaha klien. 3. Untuk memeriksa catatan-catatan klien antara lain: laporan bank, buku-buku kas, dan untuk mengetahui apakah semua penjualan klien dianjak piutangkan, apakah pernah dilakukan perubahanperubahan system penjualan dan sebagainya. Bagian Pengelolaan Kredit Bagian ini bertanggungjawab terhadap penagihan piutang yang belum jatuh tempo. Jika tidak dapat memenuhi tagihan maka proses penagihannya adalah 1. Peringatan pertama, pada saat peringatan pertama ini isi surat masih relatif lemah dengan memperingatkan dan memohon perhatian atas utang yang telah jatuh tempo tersebut. 2. Peringatan kedua, peringatannya sudah cukup keras meminta untuk segera melunasi kewajiban nasabah atau customer. 3. Melalui telepon, meminta pembayaran segera dan menanyakan alasan tidak dilunasinya kewajiban tersebut yang telah jatuh tempo. Dalam tahap ini diberikan toleransi tambahan waktu kepada klien dengan membuat jadwal ulang pembayaran bila klien tidak dapat melunasi semua kewajibannya.

13

4. Peringatan terakhir, yaitu memberitahukan klien bahwa tindakan hukum akan dilakukan segera tanpa pemberitahuan lebih lanjut kepada klien apabila tidak dapat melunasi semua kewajibannya. Untuk peringatan tersebut diatas, rentang waktu dalam setiap tahapan peringatan biasanya ditetapkan dalam perjanjian kontrak dengan klien. d. Divisi Penjualan atau Pemasaran 1. Bagian pemasaran, berfungsi untuk melakukan promosi atas perusahaan anjak piutang dan produknya serta mengidentifikasi terjadinya suatu peralihan atau pengembangan produk baru atau produk yang telah ada. Sasaran pokok bagian pemasaran menciptakan citra atau image perusahaan. 2. Bagian penjualan, petugas penjualan memiliki dua tugas yaitu pertama menjual produk kepada calon klien setelah meyakinkan bahwa kebutuhan calon klien dapat dipenuhi dan keamanan piutang tersebut memenuhi persyaratan tingkat resiko. Kedua, petugas penjualan harus dapat meyakinkan manajemennya baik dalam hal pemenuhan kebutuhan klien dan keamanan perusahaan anjak piutang yang dinilai dari kualitas piutang tersebut. 3. Bagian pengembangan produk, bertugas melakukan evaluasi atas konsep-konsep baru kemudian menciptakan produk- produk baru yang dapat ditawarkan kepada calon klien. Dilihat dari ruang lingkup operasi, kegiatan transaksi anjak piutang dapat dibedakan menjadi 2 menurut Siamat (2005: 617-623) 1. Transaksi dalam negeri (domestic factoring) Pada dasarnya baik transaksi dalam negeri maupun internasional dapat dilakukan dengan fasilitas disclose (with recourse) atau without recourse. Akan tetapi mekanisme transaksi dalam negeri dengan menggunakan jasa anjak piutang tersebut biasanya dilakukan dengan fasilitas disclosed factoring. a. Tansaksi jual beli barang diikuti dengan penyerahan barang dan faktur 1 dan 2.

14

b. Kemudian klien juga menyerahkan copy faktur kepada perusahaan anjak piutang. c. Berdasarkan kopi faktur tersebut dan sesuai dengan persetujuan perusahaan anjak piutang segera membayar klien maksimal 80% dari nilai faktur. d. Perusahaan anjak piutang secara aktif melakukan penagihan sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disetujui. e. Pihak customer selanjutnya membayar kepada perusahaan anjak piutang sesuai dengan besarnya kontrak. f. Setelah selesai seluruh pembayaran perusahaan anjak piutang melunasi sisa pembayaran kepada klien sebesar 20% dari nilai faktur dikurangi biaya anjak piutang yang besarnya telah disepakati dalam kontrak. 2. Transaksi internasional (international factoring) Anjak piutang international sering disebut dengan export factoring. Yang berfungsi mempercepat proses pembayaran tunai atas transaksi atara penjual di suatu negara dengan pembeli dari negara lain. Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan ekspor impor memungkinkan eksportir dapat segera menerima tunai hasil penjualannya. Dalam anjak piutang internasional yang terlibat adalah empat pihak yaitu eksportir, importir, perusahaan anjak piutang eksportir dan perusahaan anjak piutang importir. Dalam transaksi factoring international biasanya perusahaan anjak piutang menjamin 100 % atas kemungkinan tidak terbayarnya utang pihak importir. Mekanisme anjak piutang internasional a. Setelah barang dikapalkan eksportir menyampaikan copy faktur dan dokumen-dokumen pengapalan kepada exsport factor. b. Selanjutnya ekspor factor membayar sampai maksimum 80% dari nilai faktur sesuai kontrak kepada eksportir. c. Oleh export factor copy faktur dan dokumen pangapalan dikirimkan kepada import factor. d. Import factor menyiapkan sales ledger dan melakukan penagihan kepada importir berdasarkan faktur dan dokumen pengapalan yang

15

diterima dari axsport factor pada saat penjualan kredit tersebut jatuh tempo. e. Impotr factor kemudian melakukan pembayaran kepada eksport factor sebesar 100% dari total nilai faktur setelah dikurangi presentase tertentu yang telah disepakati selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal pengiriman barang f. Pembayaran tersebut dilakukan tanpa memperhatikan apakah import factor telah menerima pembayaran dari importir atau belum g. Selanjutnya export factor melunasi sisa pembayaran 20% kepada eksportir setelah dikurangi biaya biaya factoring Jasa-jasa anjak piutang international Pada dasarnya sama dengan yang ditawarkan pada anjak piutang domestic akan tetapi dalam hal ini pihak ekspotir dan pihak importir memperoleh manfaat, Pihak eksportir, manfaat yang dapat diperoleh pihak eksportir yang tidak disediakan oleh anjak piutang domestic adalah a. Export on open account. Klien dapat mengekspor tanpa perlu ada L/C atau kekhawatiran terhadap ketidakmampuan customer

membayar akibat kesulitan keuangan. Hal tersebut memungkinkan klien untuk melakukan kompetisi yang lebih efektif dengan penjualpenjual luar negeri. b. Penagihan diluar negeri yang lebih baik. Pihak importir a. Fasilitas kredit dari bank yaitu importir dapat menggunakan fasilitas kredit dari bank yang lebih bebas. b. Penghematan biaya, yaitu fasilitas L/C yang disediakan bank yang tidak digunakan akan dapat lebih menghemat biaya. Dari penilaian perusahaan anjak piutang kesimpulan akan dibuat mengenai informasi yang diperoleh dalam rangka membuat penilaian a. Riwayat piutang macet. Penilaian atas riwayat piutang macet minimal 3 tahun sebelumnya. Penilaian tersebut bukan hanya mengenai besarnya presentase tetapi juga menyangkut pola atau sebab-sebab timbulnya kerugian tersebut.

16

b. Penilaian kredit oleh klien. Ketiadaannya pemeriksa kredit secara formal akan menyebabkan semakin tingginya kerugian. Perusahaan factoring harus meneliti prosedur atau tata cara yang digunakan oleh calon klien mengenai penilaian kredit kepada pelanggannya. Hal tersebut perlu untuk menilai pengaruhnya terhadap terjadinya kemancetan kredit di masa lalu. c. Manajemen kredit oleh klien. Semakin lama jangka waktu suatu kredit ssemakin sulit pula dilakukan penagihannya. Penilaian jangka waktu kredit mancet dan prosedur penagihan dari klien akan dapat memberikan informasi apakah kerugian tersebut dapat dihindari apabila digunakan suatu sistem dan prosedur penagihan serta sistem peringatan. d. Industri. Perusahaan factoring yang telah berpengalaman akan mengetahui tingkat resiko piutang macet atas suatu industri tertentu. e. Persyaratan kredit. Jangka waktu kredit yang diberikan oleh klien kepada beberapa customernya mungkin lebih panjang dari biasanya misalnya lebih dari 30 hari, hal ini akan menyebabkan outstanding credit akan semakin besar dibandingkan bila jangka waktu kredit lebih pendek, konsekuesinya kredit macet akan semakin besar pula. f. Sifat customer perusahaan factoring dapat memperoleh informasi mengenai pelanggan yang bersangkutan melalui pusat informasi kredit yang mungkin dibentuk oleh industri sejenis. g. Pola pembelian. Akan lebih mudah memonitor customer yang melakukan pembelian secara teratur setiap bulan daripada customer yang melakukan pembelian hanya setiap tiga bulan atau lebih. h. Pengembalian utang. Kecepatan pembayaran pihak customer sejalan dengan prosedur penagihan dapat menunjukkan apakah klien tersebut adalah supplier yang disenangi atau tidak. Pengembalian kredit relatif dalam jangka waktu pendek suatu industri akan mengurangi tingkat resiko atas customer yang bersangkutan. i. Prospek usaha. Penilaian terhadap prospek perusahaan factoring harus mampu menetukan jika pertumbuhan penjualan disebabkan oleh meningkatnya bisnis dengan customer lama atau adanya tambahan penjualan customer baru.

17

Penilaian klien terhadap perusahaan anjak piutang a. Apakah perusahaan factoring benar-benar berpengalaman praktik-praktik dagang dalam industri yang dibidangi pihak klien. b. Apakah tenaga manajemen perusahaan factoring memiliki keahlian dalam pengelolaan kredit yang efektif. c. Apakah sistem dan informasi yang dimiliki perusahaan factoring memadai untuk memberikan tingkat pelayanan yang diinginkan dan dibutuhkan klien misalnya kecepatan memberikan jawaban terhadap setiap

permohonan kredit. d. Kemampuan perusahaan anjak piutang menyediakan laporan-laporan akurat secara regular mengenai posisi dan status piutang sebagai standar untuk memungkinkan menilai kinerja perusahaan factoring. e. Kesanggupan perusahaan factoring menyediakan cadangan yang memadai untuk mengantisipasi suatu resiko kredit. Idealnya klien dapat mencari informasi mengenai perusahaan factoring tersebut dari supplier lain yang pernah atau sedang menggunakan jasa perusahaan factoring yang bersangkutan. Sekiranya klien tidak mengetahui salah satu diantara klien maka ia dapat meminta pada perusahaan factoring yang bersangkutan untuk memberikan daftar namanama klien untuk dapat meminta informasi. 2.4 Perjanjian anjak piutang Perjanjian pokok anjak piutang baik recourse maupun without recourse factoring selau dilakukan sebelum dimulainya kegiatan anjak piutang. Perjanjian factoring antara perusahaan factoring dengan klien minimal memuat hal-hal antara lain sebagai berikut: 1. Ketentuan umum a. Ketentuan mengenai penawaran penjualan piutang dari perusahaan klien kepada perusahaan factoring, termasuk cara dan persyaratannya. b. Ketentuan mengenai penawaran yang memuat hak perusahaan factoring untuk menerima atau menolak piutang-piutang yang ditawarkan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati. c. Ketentuan mengenai harga penjualan piutang termasuk kalkulasinya waktu pembayaran uang muka.

18

d. Ketentuan mengenai jaminan yang diberikan oleh perusahaan klien atas piutang-piutang yang ditawarkan untuk dijual kepada perusahaan factoring dan risiko-risiko akibat jaminan yang tidak benar. e. Ketentuan mengenai ruang lingkup administrasi piutang yang dilakukan oleh perusahaan factoring. Kewajiban pelaporan kepada klien, dan ketentuan biaya administrasi yang diperhitungkan. f. Ketentuan pembelian kembali piutang dalam hal terjadinya keadaan tertentu, dan penetapan harga penjualan kembali piutang tersebut. 2. Keabsahan piutang Perusahaan factoring akan meminta pihak klien untuk memberikan jaminan bahwa piutang yang dijual tersebut benar-benar ada dan barangnya telah diserahkan oleh klien kepada customer. Apabila piutang tersebut dalam bentuk pemberian jasa, maka klien harus menjamin bahwa pemberian jasa tersebut telah dilakukan klien. 3. Pengalihan resiko Perjanjian anjak piutang perlu menetapkan apakah dalam pengalihan resiko dilakukan dengan syarat a. Without recourse yaitu resiko yang tidak terbayarnya faktur atau piutang oleh pelanggan berada pada perusahaan factoring b. With recourse yaitu resiko tidak terbayarnya piutang berada pada klien 4. Pengalihan piutang Ketentuannya adalah: a. Pengalihan piutang harus dibuat dalam suatu akta dibawah tangan atau akta otentik dengan melampirkan dokumen-dokumen yang

mendukung. b. Setiap faktur yang dialihkan sebaiknya mencantumkan keterangan di dalamnya yang menerangkan bahwa faktur tersebut sudah dialihkan kepada pembeli (perusahaan factoring). 5. Notifikasi Pemberitahuan (notification) atas pengalihan piutang meliputi hal-hal sebagai berikut:

19

a. Pengalihan piutang oleh klien kepada perusahaan factoring harus diberitahukan kepada pelanggan dan disetujui atau diakui oleh pejabat yang berwenang dari pihak pelanggan. b. Pemberitahuan ini merupakan tanggung jawab dari klien. c. Pemberitahuan oleh klien ini hanya diperlukan sekali untuk setiap pelanggan pada waktu pengalihan pertama. d. Persetujuan atau pengakuan terhadap pemberitahuan ini oleh pelanggan dapat pula dilakukan dengan persetujuan terhadap instruksi pembayaran. e. Pemberitahuan ini tidak diharuskan untuk kegiatan anjak piutang semacam invoice discounting factoring maupun undisclosed factoring. 6. Syarat Pembayaran Klien diminta untuk menjamin bahwa setiap piutang yang dijual harus memiliki persyaratan pembayaran yang sama dengan persyaratan penjualan yang disetujui oleh perusahaan factoring sebelumnya.

Pembayaran oleh customer dilakukan langsung kepada perusahaan factoring dari waktu ke waktu. 7. Perubahan persyaratan Klien diwajibkan memberitahukan perusahaan factoring secara tertulis setiap ada rencana perubahan atas ketentuan-ketentuan dan persyaratan kredit yang diberikan kepada debitur sepanjang yang berkaitan dengan piutang atau tagihan yang dijual tersebut. 8. Tanggung jawab klien atas debitur Klien harus membayar kepada perusahaan factoring nilai piutang yang dijual klien apabila terdapat hal-hal berikut a. Debitur tidak mengakui kebenaran piutang atau jumlah piutang yang harus dibayar debitur. b. Debitur tidak membayar sebagian atau tidak sepenuhnya melunasi tagihan yang telah jatuh tempo. c. Debitur mengalami kebangkrutan. d. Klien melakukan wanprestasi atau melanggar ketentuan kontrak dengan debitur yang menimbulkan adanya tagihan tersebut.

20

9. Jaminan klien a. Klien harus menjamin bahwa hak perusahaan factoring atas piutang yang dibelinya tersebut tidak menjadi hapus. b. Klien tidak diperbolehkan membuat pernyataan lunas atas suatu piutang yang telah dijual tanpa peretujuan tertulis dari perusahaan factoring. c. Klien harus selalu memenuhi kesepakatan atau ketentuan-ketentuan perjanjian dengan debitor yang berkaitan dengan piutang yang dijual kepada perusahaan factoring. d. Perusahaan factoring dapat melakukan pemeriksaan dan mengopi dokumen yang ada di kantor klien yang berkaitan denagn tagihan tagihan yang dimaksud. e. Klien harus menyerahkan laporan keuangan tahunan atau pertengahan tahun
buku kepada perusahaan factoring.

Anda mungkin juga menyukai