Anda di halaman 1dari 42

PEMANFAATAN MIKROBA TANAH

Irfan D. Prijambada Lab. Mikrobiologi Tanah dan Lingkungan Jurusan Mikrobiologi Perrtanian Fakultas Pertanian UGM

Tujuan Pertanian
Memenuhi kebutuhan pangan Menghasilkan komoditas ekspor Menyediakan bahan baku industri Mengurangi kemiskinan dan kondisi lingkungan tak sehat di pedesaan

Masalah dalam Pertanian Konvensional

Monocropping, spesialisasi dan intensifikasi berlebihan Ketergantungan berlebihan kepada masukan luar Deforestasi dalam skala besar Salinisasi, erosi, kompaksi, dan kehilangan kesuburan tanah Sistem peternakan tak berkelanjutan yang menyerupai pabrik Migrasi besar-besarn dari desa ke kota

Pengaruh Krisis Multidimensi (tahun 1997)

Subsidi negara dikurangi Daya beli menurun (hingga 40 %) Harga bahan bakar naik (mencapai dua kali lipat) Penggunaan pupuk menurun hingga tinggal 25 % Penggunaan pestisida menurun hingga tinggal 40 % Penggunaan konsentrat pakan ternak turun tinggal 30 %

**Semua sektor pertanian terpengaruh

Strategi untuk Bertahan Hidup


Beralih ke bentuk pertanian bermasukan luar rendah, akan tetapi dengan kemampuan produksi yang tidak berubah bahkan meningkat

Pertanian Organik
Alternatif terhadap pertanian bermasukan tinggi Memanfaatkan kearifan lokal Pertanian agroekologis pertanian yang menerapkan konsep-konsep agroekologi yang mempertimbangkan sistem produksi berkelanjutan

Pelaksanaan Pertanian Organik


Konservasi tanah, dan pemupukan organik dan hayati Pengendalian organisme pengganggu tanaman secara ekologis Pergiliran tanaman dan polyculture Sistem pertanian terintegrasi

Peranan Mikroba dalam Pertanian Organik

Mikroba menyediakan nitrogen yang dibutuhkan tanaman melalui penambatan nitrogen biologis Bakteri fosfat menyediakan fosfor yang diperlukan tanaman dengan mengubah ketersediaan fosfat Serapan fosfor ditingkatkan oleh jamur mikoriza Mikroba menyediakan senyawa pemacu pertumbuhan tanaman Mikroba berperan penting dalam pengendalian penyakit tanaman

Menyediakan Mikroba
Sebagai: Pupuk Hayati , Pestisida Hayati

Pupuk Hayati
Masukan yang mengandung galur mikroba yang mampu menyediakan dan memobilisasi hara yang dibutuhkan tanaman atau memberikan senyawa yang dapat memacu pertumbuhan tanaman Masukan yang sama sekali tidak berbahaya, bebas senyawa yang dapat mencemari lingkungan, terbarukan dan berbeaya rendah

Pestisida Mikroba
Agensia Mikroba yang dimaksudkan untuk mencegah, menghancurkan, menolak, atau mengurangi jumlah organisme pengganggu tanaman, atau menjadi pengendali pertumbuhan tanaman, defoliant, atau dessicant. Mikroba tersebut adalah: (1) Eukaryotik meliputi dan tak terbatas kepada protozoa, algae, dan jamur; (2) Prokaryotik mikroba; or (3) Elemen parasit mikroskopis yang bereplikasi (termasuk tetapi tidak terbatas pada virus)

Langkah Pemanfaatan Mikroba Tanah


Isolasi Identifikasi Uji kemampuan pada tanaman (untuk pupuk hayati) atau organisme pengganggu tanaman sasaran (untuk pestisida hayati) Uji dalam pot: Uji pot pasir, uji tanah steril, dan uji tanah tidak steril (didahului penyiapan inokulum) Percobaan lapangan

Produksi Inokulum
Inokulum

Sejumlah bahan yang mengandung organisme hidup (bakteri atau mikroba lain) yang ditambahkan untuk memulai atau mempercepat proses biologis

Kriteria

Sehat, dalam kondisi aktif - meminimalkan fase lag Tersedia dalam jumlah yang cukup Dalam bentuk yang mudah digunakan Bebas kontaminasi Stabil terjaga kemampuannya dalam menghasilkan produk

Pemilihan Mikroba
Sifat terhadap kebutuhan hara media murah Sesuai dengan kondisi lingkungan Produktivitas pengubahan substrat, hasil Mudah ditangani dan aman

Pengembangan Inokulum
Mikroba tunggal Mikroba campuran

Inokulum Mikroba Tunggal


Produk/Proses yang Membutuhkan
Biological Control Agents Biofertilizers

Kelebihan:
mudah memperolehnya (isolasi sendiri atau membeli); Pengendalian mutu produk lebih mudah; Dapat dipatenkan

Kekurangan:
Peka kontaminasi Peka perubahan genetik

Inokulum Mikroba Campuran


Produk/Proses yang Membutuhkan
Pengomposan Anaerobic digester Remediasi tanah dan air tanah Bioleaching Penambangan minyak sekunder dengan bantuan mikroba Penambangan logam dengan bantuan mikroba Pengolahan limbah

Inokulum Mikroba Campuran


Kelebihan:
Dapat diperoleh dari kultur pengayaan atau dibeli; Tidak perlu mengkhawatirkan kontaminasi

Kekurangan:
Pengendalian mutu produk sulit dilakukan; Tidak dapat dipatenkan

Sumber Inokulum Mikroba Tunggal


Isolasi sendiri Memperoleh dari sumber lain secara komersial

Koleksi Biakan yang Menyediakan Mikroba untuk Keperluan


Abbrev.
ATCC CBS CDDA CMI

Name
American Type Culture Collection Centraalbureau voor Schimmenlculturen Canadian Department of Agriculture Commonwealth Mycological Institute

Location
Rockville, MD, U.S Baarn, The Netherlands Ottawa, Canada Kew, United Kingdom

FAT
IAM

Faculty of Agriculture, Tokyo University


Institute of Applied Microbiology University of Tokyo National Collection of Type Cultures

Tokyo, Japan
Tokyo, Japan

NCIB
NCTC NRRL

National Collection of Industrial Bacteria Aberdeen, Scotland


London, United Kingdom Northern Regional Research Laboratory Peoria, IL, United States

PCC

Pasteur Culture Collection

Paris, France

Penyimpanan Biakan Mikroba


Isolat/biakan mikroba harus mampu mempertahankan sifat yang diharapkan darinya untuk waktu yang lama Metoda
Penyimpanan

pada suhu rendah

Agar miring pendingin (4 oC), freezer (-20 oC), deep freezer (-80 oC) Spora jamur dalam air (5 oC) Nitrogen cair (-150 sampai -196 oC)
Penyimpanan

dalam bentuk kering

Tanah + biakan dikeringkan. Digunakan untuk jamur Lyophilization\freeze drying. Pembekuan biakan diikuti dengan pengeringan menggunakan vacuum mengakibatkan pengembunan air sel

Pengendalian Mutu dari Biakan yang Disimpan


Setiap batch harus diuji secara rutin Metode apapun yang digunakan untuk penyimpanan, mutu simpanan harus selalu diikuti Pengujian dilakukan untuk meyakinkan bahwa galur yang diperbanyak memiliki sifat tumbuh, morfologi, dan kemampuan menghasilkan produk yang sama

Stabilitas dan Kemampuan Biakan


Dipengaruhi oleh Cara pemberian substrat Nutrien Suhu Tekanan osmose Oksigen Akumulasi produk intraseluler

Inokulum Jamur
spora digunakan di tahap awal, selanjutnya digunakan pelet yang merupakan campuran miselia dan spora Inokulum dipengaruhi morfologi jamur dan akan mempengaruhi ukuran pelet atau floc
Suspensi

Produksi Spora
Media dipadatkan ( media yang mengandung agar) Media padat, misalnya butir serealia, bekatul, kecambah, keripik serealia (kandungan air, kelembaban relatif udara, suhu merupakan faktor penting) Pembiakan dalam media cair

Masalah dalam Memproduksi Mikoriza


Sering menggunakan miselium sebagai inokulan Sulit ditumbuhkan dalam biakan

Formulasi Inokula

Kemampuan ekologis (kemampuan sel mikroba/inokula untuk berkompetisi dan bertahan hidup di lingkungan tempatnya digunakan) dari inokula yang disiapkan di laboratorium/bioreaktor sangat penting bagi komersialisasi proses bioteknologi yang dimuali dengan penambahan biakan mikroba ke lingkungan alami Disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengendalikan proses di lingkungan alami

Formulasi Inokula

Sebagai tahap awal, inokula membutuhkan formulasi dan cara pemakaian yang efisien, yang mendasarkan pada pengendalian lingkungan mikro untuk meminimalkan fase lag dan memaksimalkan keunggulan kompetitif mikroba yang digunakan Penggunaan gel polimer, seperti alginat, untuk mengimobilisasi sel memungkinkan pemberian nutrien dalam formulasinya, pengaturan pelepasannya, serta pengendalian lingkungan mikro yang dapat melindungi sel mikroba yang digunakan

Tipe Inokulan

Perbandingan antara Inokulan Gambut dan Alginate

Perbandingan antara Inokulan Gambut dan Alginate

Bahan Lain yang Dapat Digunakan sebagai Pembawa pada Inokulan Bakteri

Perbandingan Inokulan Berbasis Gambut

Metode Inokulasi pada Inokulan Berbasis Gambut

Metode Inokulasi pada Inokulan Berbasis Gambut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Bakteri Bertahan Hidup dalam Tanah

Kolonisasi Akar Rumput oleh Empat Spesies Bakteri

(B. cepacia P2, Flavobacterium sp. strain F4, P. fluorescens, and Alcaligenes sp.

Persentase Keberadaan Genera Aktinobakteri di Akar Tanaman Gandum yang Ditumbuhkan dari Benih yang Diinokulasi Endofit

(Microbispora sp. [EN2], Streptomyces sp.[EN27], N. albus [EN46])

Persentase Keberadaan Genera Aktinobakteri di Akar Tanaman Gandum yang Ditumbuhkan dari Benih yang Diinokulasi Bakteri (Nutrilife)

Uji Lapangan
Pupuk Hayati
Rhizobium , Azotobacter , Azospirillium dan organisme pelarut fosfat
Foto lahan yang ditanami kacang tanpa perlakuan

Pestisida Hayati
Jamur antagonis (terhadap
jamur busuk putih)
Foto lahan yang ditanami kacang dengan pemberian pupuk dan pestisida hayati

Hal yang Harus Diingat dengan Pupuk dan Pestisida Hayati


Organisme hidup Organisme hidup memiliki kesukaan (Berikan inokulan yang tepat untuk tanaman atau organisme pengganggu tanaman tertentu) Organisme dapat mati selama dalam pengepakan (Harus digunakan sebelum masa kedaluarsa, lebih baru lebih baik) Kondisi penyimpanan menentukan masa simpan (penyimpanan di tempat dingin dan gelap sebelum digunakan) Digunakan sesegera mungkin setelah inokulasi

Contoh Masalah
Nodulasi yang Rendah

Penyimpanan yang tidak tepat (terlalu panas, terlalu kering) Penggunaan bersama pupuk pada pembibitan (Pupuk membunuh mikroba karena menyerap air) Penggunaan bersama herbisida (glyphosate yang menghambat pertumbuhan rambut akar mengurangi jumlah bintil akar Cekaman pada tanaman (Kegaraman, ketidakcukupan kesuburan tanah, pH rendah)

Anda mungkin juga menyukai