Anda di halaman 1dari 15

Rangkuman Konsep dan Teori Perkembangan Manusia

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sartini N. dan Dr. Maria Goretti A., M.S.

Disusun Oleh : Nefertiti Yunizare (11/317528/PS/06182)

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada 2012


1

A. Psikologi Perkembangan Psikologi perkembangan adalah suatu studi atau kajian ilmiah tentang dinamika tumbuh kembang seseorang mulai dari masa konsepsi sampai dengan lanjut usia. Konsepsi adalah masa bertemunya sperma dan ovum hingga menjadi janin. Manfaat mempelajari psikologi perkembangan yaitu : Describing menjelaskan mengenai psikologi perkembangan yang membahas tumbuh kembangnya seorang manusia mulai dari konsepsi hingga masa tua atau lanjut usia, hal ini juga mencakup bagaimana proses terjadinya perkembangan, apa saja faktor yang mempengaruhi, serta bagaimana dinamika psikologinya secara akurat berdasarkan teori tertentu. Predicting adalah memperkirakan. Maksudnya, psikologi perkembangan mampu memperkirakan fenomena yang terjadi dalam masyarakat dan apa yang seharusnya terjadi berdasarkan kaidah life span development. Prediksi ini biasanya dilakukan setalah adanya pengukuran melalui tes dengan skala. Explaining berarti menjelaskan. Setelah dapat menjelaskan dan

memperkirakan, psikologi perkembangan mampu menyampaikannya kepada masyarakat.

B. Periodisasi Perkembangan Perodisasi perkembangan manusia terdiri dari beberapa masa yaitu : 1. Masa prenatal merupakan suatu masa dari pembuahan hingga kelahiran 2. Masa perinatal adalah proses kelahiran bayi. 3. Masa neonatal terjadi persis setelah bayi dilahirkan. 4. Masa bayi merupakan masa perkembangan yang dimulai dari kelahiran hingga usia 18 24 bulan. Pada masa ini ketergantungan pada orang tua sangat tinggi. 5. Masa anak usia dini merupakan masa perkembangan dari akhir masa bayi hingga usia 5 6 tahun atau disebut juga usia pra-sekolah.

6. Masa anak sekolah mulai dari usia 6 tahun hingga 11 tahun atau selama anak-anak berada pada masa sekolah dasar. 7. Masa remaja masa transisi dari anak-anak menuju dewasa dimulai dari usia 10 atau 12 tahun hingga usia 18 hingga 22 tahun. Pada masa ini yang paling menonjol adalah terjadi pencarian jati diri 8. Masa dewasa merupakan periode di usia akhir 18-an atau 22-an dan berakhir pada usia 30-an 9. Masa pertengahan dewasa bermula pada usia kira kira 35 atau 45 tahun dan berakhir pada usia 60-an 10. Masa tua (lanjut usia) periode perkembangan yang bermula pada usia 60-an atau 70-an dan berakhir pada saat kematian

C. Prinsip Psikologi Perkembangan 1. Stability - Changes Stability berarti bahwa kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang sudah semakin tua saat ini adalah pribadi yang sama dengan kita yang sebelumnya meskipun ada perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupannya. . Changes berarti peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kehidupan seseorang akan mengubah kepribadian seseorang menjadi berubah dengan pribadinya sebelumnya. Pandangan perubahan bersifat lebih optimis dimana pengalaman selanjutnya akan menghasilkan perubahan . 2. Continuity - Discontinuity Continuity adalah perkembangan meliputi perubahan yang berangsur -angsur sedikit demi sedikit dari masa konsepsi hingga kematian . Discontinuity merupakan pandangan bahwa perkembangan meliputi tahap tahap yang khas dan berbeda dalam masa hidup, perubahan lebih bersifat kualitatif dibandingkan kuantitatif . 3. Nature - Nurture Nature adalah warisan biologi organisme yang diturunkan dari orang tuanya kepada anak . Nurture adalah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

perkembangan spengasuhan yang mengacu ke pengalaman lingkungan seseorang . 4. Maturation - Learning Maturation merupakan satu masa terjadinya puncak kesiapan untuk munculnya satu kemampuan tertentu(Adiyanti&Nuryoto,2012). Maturation sudah secara genetis telah memprogram proses biologi kita yang memerintah pertumbuhan kita(Passer&Smith,2008). Learning merupakan upaya secara sadar dan sistematik untuk mengubah perilaku(Adiyanti&Nuryoto, 2012).

D. Karakteristik rentang perkembangan Development is lifelong Artinya, perkembangan akan selalu terjadi tanpa terhenti oleh usia dan waktu. Development Is Multidimensional Berapapun usia kita, tubuh, pikiran, dan emosi terus berubah dan mempengaruhi satu sama lain. Development Is Multidirectional Dalam hidup, beberapa dimensi akan berkembang, dan yang lainnya menyusut. Seperti pada anak remaja yang berpacaran, hubungan dengan temannya mungkin akan berkurang. Lalu saat dewasa, kebijaksanaannya berkembang, namun kecepatan bertindaknya berkurang. Development Is Plastic (Perkembangan mudah dibentuk) Dapatkah kita meningkatkan kemampuan intelektual saat sudah berusia 80 tahun? Atau perkembangan kemampuan itu sudah terhenti di usia 30 tahun? Para ahli telah menemukan fakta bahwa kemampuan dari orang lanjut usia dapat ditinggkatkan dengan latihan dan strategi baru. Developmental Science Is Multidisciplinary Ilmu psikologi berhubungan dengan ilmu-ilmu lain. Development Is Contextual Semua perkembangan terjadi di dalam konteks atau setting. Konteks di sini ialah keluarga, teman bermain, lingkungan keagamaan, tetangga, dan lainnya.

Development Involves Growth, Maintenance, and Regulation of Loss Perkembangan melibatkan, pertumbuhan, maintenance, dan kehilangan. Maintenance di sini ialah kemampuan otak untuk bekerja dan mengolah informasi. Manusia pasti mengalami loss atau kehilangan, entah itu kemampuan atau kinerja otak.

Development Is a Co-Construction of Biology, Culture, and the Individual Sebagai contoh, otak membentuk culture atau budaya, tetapi juga dibentuk oleh budaya dan pengalaman yang dimiliki, namun setiap individu memiliki kesempatan untuk melebihi apa yang menjadi sifat hereditas.

E. Pendekatan Tradisional VS Penedekatan Masa Hidup Pendekatan traditional menekankan perubahan yang ekstrim dari lahir hingga masa remaja, kecil atu perubahan dalam masa dewasa dan menurun pada usia lanjut. Pendekatan masa hidup menekankan bahwa perubahan perjadi selama masa dewasa dan juga selama masa anak anak . Pada pendekatan tradisional tidak terdapat tahap masa awal dan pertengahan dewasa, dari masa remaja langsung menuju masa akhir dewasa.Terjadinya perbedaan pendekatan ini karena adanya perbedaan konteks budaya dalam rentang perkembangan manusia. F. Teori Teori Psikologi Perkembangan 1. Teori Psikoanalisis Teori psikoanalisis mendeskripsikan perkembangan sebagai sesuatu di luar kesadaran dan sangat diwarnai oleh emosi. Teori psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku adalah karakter yang ditunjukkan, dan untuk mempelajari perkembangan, alam bawah sadar manusia perlu dikaji lebih dalam. Teori ini juga menekankan bahwa pengalaman masa kecil dengan orang tua membentuk perkembangan. Sigmund Freud

a. Kepribadian menurut Freud dalam Santrock (2002) memiliki tiga struktur yaitu : Id : struktur kepribadian yang terdiri atas naluri(instinct) yang merupakan gudang psikologi individu. Tidak ada kontak dengan dunia luar. Ego : ego berhubungan langsung dengan realita dan ego menbuat keputusan keputusan tidak rasional. ID dan ego tidak memiliki moralitas Superego : struktur kepribadian yang merupakan badan moral kepribadian dan benar-benar memperhitungkan apakah sesuatu benar atau sebagai hati nurani kita. b. Mekanisme membelokkan pertahanan realita bersifat sehingga tidak sadar yang mebuat ego untuk

melindungi

kecemasan

mempertahankan haraga diri. Mekanisme pertahanan ini terdiri dari repression, projection, displacement, denial, sublimation, regression, rationalization, dan reaction formula. c. Tahap Perkembangan dalam Santrock (2002) : Tahap mulut/oral (0 18 bulan) Kepuasan anak berpusat pada mulutnya. Tahap anal (1 3 tahun) Kepuasan seksual anak terletak pada anus. Tahap Phallic (3 6 tahun) Kenikmatan anak berfokus pada alat kelaminnya. Pada tahap inilah Freud menyatakan bahwa Oedipus Complex dan Electra Complex bisa saja muncul. Tahap Laten (6 tahun pubertas) Anak menekan segala keinginan seksualnya dengan kesibukan yang lain, seperti sekolah, atau bermain. Tahap Kemaluan (pubertas sampai seterusnya) Sumber kenikmatan seksual adalah orang di luar keluarganya.
6

Erikson Dalam teori Erikson, delapan tahap perkembangan terbuka satu demi satu seiring dengan perjalanan kita dalam hidup. Dalam setiap tahap, ada masalah yang harus bisa diselesaikan oleh individu. Menurut Erikson, masalah tersebut bukan sebagai penghalang, namun sebagai titik balik dari kelemahan dan potensial. Semakin sukses individu menyelesaikan masalah, semakin baik perkembangannya. Delapan tahap perkembangan Erikson adalah : Trust versus mistrust Autonomy versus shame and doubt Initiative versus guilt Industry versus inferiority Identity versus identity confusion Intimacy versus isolation Generativity versus stagnation Integrity versus despair

2. .Teori Kognitif a) Teori Piaget Anak-anak membangun secara aktif dunia kognisi mereka sendiri. Ada dua Proses yang mendasari konstruksi pikiran tentang Dunia : Organisasi & Adaptasi Adaptasi terbagi menjadi : Asimilasi & Akomodasi Piaget juga menyebutkan skema. Skema adalah unit pengetahuan yang saling berkesinambungan sehingga membentuk suatu konsep Saat skema seseorang dapat menjelaskan apa yang ada di sekitarnya, maka ia sedang dalam dalam keadaan equilibrium, sebaliknya, apabila skemanya tidak dapat menjelaskan sesuatu, ia mengalami disequilibrium Piaget sendiri membentuk 4 tahap perkembangan anak yakni : i. Tahap sensorimotor (0 2 tahun)

Bayi menanggapi sensasi yang masuk dengan gerakan motorik. ii. Tahap praoperasional (2 7 tahun) Anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambargambar, namun belum dapat memindahkan pengalaman mereka ke dalam bentuk gambar. iii. Tahap Operasional Konkret (7 11 tahun) Anak mampu berpikir logis. Belum bisa mengerjakan soal aljabar karena terlalu abstrak. iv. Tahap operasional Formal (11 tahun dewasa) individu dapat membayangkan gambaran ideal dan dapat

membangun mimpi untuk mencapai gambaran idela tersebut.

Teori Sosio-Kultural Dikembangkan oleh kebudayaan dan Lev Vygotsky. Menekankan pada pentingnya sosial dalam perkembangan kognitif.

interaksi

Perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh interaksi anak kepada orang dewasa, Anak dapat menyelesaikan tugas yang lebih kompleks dan menantang ketika dibantu oleh orang dewasa yang kompeten. Actual developmental level merupakan batas atas tugas yang dapat diselesaikan anak secara mandiri. Level of potential development adalah batas atas tugas yang dapat dilakukan oleh anak dengan bantuan orang yang lebih kompeten . Zone of proximal development adalah area di mana anak dapat belajar secara optimal melalui scaffolding. Scaffolding merupakan dukungan oleh orang yang lebih kompeten yang membantu anak menyelesaikan tugas dalam zone of proximal

developmentnya.

*Pendekatan Pemrosesan Informasi Teori ini berkaitan dengan bagaimana individu memproses informasi tentang dunia mereka, bagaimana informasi disimpan, diolah dan diambil kembali untuk melaksanaan kegiatan yang kompleks Robert Siegler berpendapat bahwa berpikir adalah pengolahan informasi & aspek penting dalam perkembangan adalah belajar mengatur strategi dalam mengolah informasi.

3. Teori Behavior Menekankan studi ilmiah mengenai respons perilaku yang dapat diamati dan determinan lingkungannya. Perkembangan dipelajari dan berubah sesuai dengan pengalaman-pengalaman lingkungan, sehingga pengalaman yang disusun ulang dapat mengubah perkembangan . a) Teori Operant Conditioning (Skinner) Dalam pandangan Skinner, reward dan punishment menbentuk

perkembangan perilaku, bukan pikiran dan perasaan. Ia menekankan bahwa perkembangan terdiri dari pola perilaku yang berubah, disebabkan oleh reward dan punishment. Anak berperilaku lalu ia mendapatkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut meliputi : reinforcement (Respon yang dikuatkan diikuti dengan keluarnya hasil yang negatif, terdiri dari positive dan negative reinforcement) dan punishment(terjadi ketika respon dilemahkan oleh hasil yang mengikutinya terdiri dari aversive cost dan response cost). b) Teori Classical conditioning (Ivan Pavlov) Classical conditioning terdiri dari empat aspek penting, yaitu conditional response (CR), unconditional response (UCR), conditional stimulus (CS), dan unconditional stimulus (UCS). c) Teori Watson Watson percaya bahwa pemberian proses kondisioning tertentu dalam proses pendidikan bisa membuat anak mempunyai sifat-sifat

tertentu(Sarwono, 2008).

4. Teori Sosial Kognisi (Albert Bandura) Dalam teori Bandura, tingkah laku dipelajari dari lingkungan dengan proses observasi. Anak-anak melihat bagaimana reaksi orang di sekitarnya saat ia berperilaku tertentu. Mereka juga mengobservasi cara orang lain berperilaku, hal ini diilustrasikan dengan eksperimen boneka bobo. 5. Teori Etologi Mempelajari perilaku sosial binatang yang diterapkan atau dihubungkan dengan perilaku manusia. Etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi sebagai dasar perkembangan dan ditandai oleh periode yang penting atau peka serta penggunaan observasi perilaku yang teliti dalam lingkungan alaminya bukan di laboratorium. Tokoh Etologi ini adalah Konrad Lorenz dan Jhon Bowlby. Imprinting : konsep etologi untuk belajar dengan cepat dan alamiah dalam suatu periode waktu yang kritis yang melibatkan kedekatan dengan objek yang dilihat bergerak pertama kali Jika dikorelasikan dengan perkembangan manusia imprint terjadi saat bayi. Bowlby menambahkan kelekatan terjadi untuk mengoptimalkan perkembangan dari sebuah hubungan sosial.

6. Teori Ekologi Menurut Bronfenbenner, perkembangan manusia dipengaruhi oleh perubahan sistem lingkungan. System lingkungan tersebut ialah : Mikrosistem : setting dimana individu hidup. Interaksi paling langsung dengan agen-agen sosial Mesosistem : hubungan antara beberapa mikrosistem

10

Eksosistem : dilibatkan dalam pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain dimana individu tidak memiliki peran yang aktifmempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat.

Makrosistem : meliputi kebudayaan dimana individu hidup. Kronosistem : permulaan peristiwa peristiwa lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan-keadaan sosiohistoris.

G. Developmental Psychophatology Dalam perkembangan manusia ada 4 poin penting yang saling berinteraksi yakni : a. intrapersonal(perilaku, kognitif, kepribadian),interpersonal (hubungan orang tuaanak, hubungan antar saudara, hubungan antar anggota kelompok) b. Superordinate (keluarga, sosioekonomi, status, masyarakat) c. Organik(proses fisiologi, gen). Interaksi ini terus berlanjut seiring bertambahnya waktu guna mencapai sebuah tahap dimana individu menyelesaikan tugas perkembangannya. *Ketika individu tidak mampu menyelesaikan tugas perkembangan tersebut berarti terjadi gangguan yang harus segera diselesaikan dengan bantuan psikolog, neurolog, atau ahli ahli terkait.

H. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi naturalistik adalah sejenis obsevasi yang dilakukan dalam latar kehidupan nyata dan tidak melakukan usaha untuk memanipulasi atau mengontrol faktor tertentu . Observasi laboratoris adalah observasi dengan situasi laboratorium sehingga situasinya dapat dikendalikan sepenuhnya oleh observator. Observasi ini mempunyai kekurangan yaitu : sangat mustahil melakukan penelitian tanpa subjek tidak mengetahui jika mereka sedang diteliti; situasi laboratorium yang tidak natural memungkinkan perilaku yang
11

muncul tidak natural; Sampel yang mengajukan diri belum tentu merupakan wakil dari kelompok yang beragam; Subjek yang awam dengan dunia penelitian mungkin akan merasa terintimidasi oleh setting laboratorium . 2. Survei dilakukan jika membutuhkan data dalam jumlah besar. Survei sering diasosiasikan dengan kuesioner yang mirip dengan wawancara . Wawancara sangat terstruktur kecuali responden menjawab pertanyaan dan menandai jawaban mereka di atas kertas dan bukan menjawab verbal seperti wawancara. Wawancara sendiri biasanya dilakukan secara tatap muka . Kelemahan metode ini adalah responden sering memberi jawaban yang bisa diterima oleh lingkungan sosial bukan dari perasaan yang mendalam . 3. Tes terstandar memiliki bentuk yang sama dalam manajemen maupun penilaiannya . Tes ini mensyaratkan seseorang untuk menjawab serangkaian tes tertulis atau lesan(Santrock,2010 4. Studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Biasanya berfokus pada satu individu . 5. Physiological measures sering digunakan peneliti ketika mempelajari

perkembangan pada tingkat yang berbeda dalam rentang perkembangan manusia. Contohnya dengan menggunakan rekaman suara tangis bayi, reaksi-reaksi fisiologis bayi, dan refleks-refleks .

I. Desain Penelitian 1. Penelitian Deskriptif, menerangkan data yang ada seperti keadaan sebenarnya. Tujuan penelitian ini untuk mengobservasi dan merekap perilaku . 2. Penelitian Korelasional, tujuannya menggambarkan kekuatan hubungan antara dua atau lebih peristiwa atau karakteristik. Semakin kuat hubungannya, semakin efektif kita dapat meramalkan peristiwa atau karakteristik lain . 3. Penelitian Eksperimental, memungkinkan para peneliti mengetahui secara tepat sebab-sebab perilaku. Peneliti melakukan manipulasi pada satu faktor atau

12

lebih yang diyakini mempengaruhi perilaku seseorang sementara faktor yang lainnya dibiarkan tetap .

J. Rentang Waktu Penelitian 1. Pendekatan Lintas Seksional. Membandingkan individu yang berbeda usia dalam satu kesempatan, keuntungann : tidak harus menunggu subjek bertambah tua, secara serentak mendapat data yang banyak. Kerugian : kurang bisa menjelaskan proses perkembangan . 2. Pendekatan Longitudinal. Suatu strategi penelitian yang mempelajari individu yang sama selama suatu periode waktu. Kelemahan : mahal, lama, hasilnya tidak up to date, sangat tergantung pada subjek penelitian . 3. Pengaruh Kohort. Kohort adalah sekelompok orang yang lahir pada waktu yang hampir sama dan mempunyai pengalaman yang hampir sama. Kohort lebih menekankan pada generasi atau era tertentu. Membandingkan perkembangan/kondisi psikologis antar generasi untuk menyimpulkan

perubahan atau perkembangan yang terjadi . 4. Pendekatan Sekuensial. Gabungan antara metode krosseksional, longitudinal, dan cohort. Pendekatan ini sangat kompleks, mahal, dan lama, namun lebih cepat dari pendekatan longitudinal. Dengan metode ini kita mampu mengetahui proses perkembangan meski tidak dalam seluruh waktu penelitian .

K. Teori Life-Span yang Tepat untuk Saya Saya memiliki prinsip bahwa dalam teori psikologi tidak ada yang 100% benar dan 100% salah, karena setiap teori mengandung kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Saya secara pribadi menyukai teori psikoanalisis Erikson, karena beliau memandang krisis atau masalah sebagai suatu titik balik untuk menjadi lebih baik. Selain Erikson, saya juga mengagumi teori Lev Vygotsky, karena beliau mengeluarkan teori perkembangan kognitif yang ditekankan pada lingkungan dan budaya. Apalagi Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak suku, bangsa, dan budaya tentu lekat kaitannya dengan teori Vygotsky. Saya menyenangi teori-teori yang realistis dan

13

positif, karena teori--teori tersebut menunjukkan pada kita bahwa manusia selalu bisa menjadi lebih baik.

M.

Refleksi Pribadi

Proses belajar mengajar di kelas rentang perkembangan psikologi berjalan dengan lancer dan sesuai dengan review yang telah ditunjukkan pada awal pertemuan. Materi yang padat terkadang melelahkan, namun saya sadar itu sudah menjadi tugas saya sebagai seorang mahasiswi. Untuk ke depannya, saya berharap akan lebih banyak diskusi dan penyelesaian masalah di dalam kelas.

14

Daftar Pustaka

Passer, M. W., & Smith, R. E. (2008). Psychology : The Science of Mind and Behavior (4th edition ed.). New York: McGraw-Hill. Santrock, John W., ( 2010). Life Span Development (13th ed.). New York : McGraw-Hill McLeod, S. A. (2007) . Retrieved 28 February 2012, from http://www.simplypsychology.org

15

Anda mungkin juga menyukai