Anda di halaman 1dari 12

PELUANG DAN TANTANGAN PEMERINTAH PROPINSI SULAWESI TENGAH MEMBANGUN DAERAH SULAWESI TENGAH MELALUI INVESTASI ASING Oleh:

Taufik1

Abstrak Perkembangan zaman menuntut adanya suatu gebrakan baru bagi daerah-daerah tertinggal di Indonesia. Apalagi di era yang sangat modern dan banyaknya pelaku pasar yang terus melebarkan sayapnya ke belahan dunia lain. Terbukti dengan adanya kerjasama kawasan berupa Free Trade Area (FTA). Tak tertinggalan para pelaku bisnis yang terus melebarkan sayapnya untuk mempertahankan eksistensinya. Dimana bisnis Internasional ini cepat berkembang seiring banyaknya Negara-negara yang baru merdeka pasca Perang Dunia II dan sangat memerlukan kesejahteraan bagi rakyatnya dan ingin membangun negaranya. Termasuk di Indonesia sendiri sangat memerlukan investasi asing untuk mengembangkan perekonomian Negara. Indonesia salah satu Negara yang menjadi tujuan investasi asing karena potensi yang besar tersimpan didalamnya dan merupakan Negara ekonomi urutan ke17 terbesar di dunia. Dan saat tujuan utama investasi asing saat ini tertuju pada Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Karena dianggap lebih berpeluang dan menarik mengingat daerah tersebut banyak yang harus di bangun. Di era yang serba bebas ini, seakan Indonesia memiliki tantangan tersendiri untuk memajukan perekonomian berbasis kerakyatan yang mampu bersain dengan Negara-negara lain. Terbukti dengan adanya program pemerintah dengan Masterplan Perceptan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia di enam koridor di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya ada wilayah enam termasuk didalamnya adalah Sulawesi Tengah. Sangat menarik, sebab pembangun infrakstruktur perbaikan sistem birokraksi menjadikan program ini sebagai langkah awal untuk mengundang investor asing yang nantinya Sulawesi Tengah akan menjadi tujuan wisata dan daerah maju, minimal akan sejajar dengan daerah-daerah maju lainnya di Indonesia. Namun, tantangan utama bagi propinsi terluas di Pulau Sulawesi ini adalah bagaimana membangun infrastruktur yang memadai serta bangga dan cinta akan budayanya sendiri. Kata kunci: Sulawesi Tengah, Investasi, Potensi Daerah.

Mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2008 Universitas Pasundan, Bandung.

Pendahuluan Sulawesi tengah merupakan daerah dengan potensi yang sangat besar, dari segi wilayah, Sulawesi tengah merupakan propinsi terbesar di pulau Sulawesi dengan garis pantai terpanjang serta banyak sumber daya- sumber daya unggulan yang harus di kembangkan. Dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) sudah barang tentu memiliki banyak sumber daya yang tependam, bagaimana tidak, kurangnya lapangan pekerjaan di Sulawesi tengah menjadikan tingkat pengangguran yang tinggi dari hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah tingkat pengagguran di Sulawesi tengah 4.01 persen per agustus 2011 atau sekitar 52.681 orang dari jumlah angkatan kerja sebanyak 1.313.680 orang. Hal ini cukup menjadikan bukti bahwa Sumber daya manusia harus digembleng yang nantinya mampu meproduksi hasil alamnya. Tidak hanya itu, yang menajadikan masalah juga adalah kurangnya lapangan pekerjaan dimana tidak adanya investor yang masuk untuk menanamkan modalnya di wilayah tersbut. Apalagi, kendala utama saat ini adalah energy. Diamana hampir tiap hari listrik padam, yang menjadikan investor berpikir panjang dengan untuk menanmkan modalnya, padahal mereka harus membangun pabrik misalnya dimana harus beroperasi setiap hari bahkan perizinan yang begitu sulit didapatkan dengan syarat-syarat yang harus memenuhi kriteria dan standar kelayakan. Potensi yang dimiliki propinsi Sulawesi Tengah dari Sumber Daya Manusia begitu besar, berdasarkan survei penduduk 2010 Sulawesi Tengah memiliki penduduk sebanyak kurang lebih 2.633.420 jiwa yang tersebar di 10 kabupaten dan satu kota2. Sehingga untuk mengasah sumber daya alam menjadi tujuan wisata unggulan di Sulawesi sangat memungkinkan sekali. Menurut Wakil Gubernur Sulawesi tengah Bapak H. Sudarto, SH., M.Hum. dalam acara pelantikan dan peresmian Pengurus Himpunan dan Pemuda Sulawesi tengah se-bandung Raya mengatakan bahwa Potensi alam Sulawesi Tengah dapat bersaing dengan propinsi lain di Indonesia meskipun harus menunggu sekitar 25 tahun untuk sejajar3. Beliau juga menekankan bahwa para pemuda dan Mahasiswa harus bangga dengan Sulawesi Tengah untuk menjaga kelestarian budaya dan untuk mempromosikan Sulawesi Tengah. Sulawesi Tengah sangat membutuhkan modal, dan membutuhkan investasi untuk bangkit. Contohnya saja Listrik, Jusuf Kalla pada tahun 2012 ini ingin menanamkan
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=224062:pengangguran-sisulteng-capai-52681&catid=95:nusantara&Itemid=146, diakses 27 Februari 2012 3 Kutipan Sambutan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah pada acar Pelantikan Pengurus Himpunan dan Pemuda Sulawesi Tengah se-Bandung Raya, 26 Februari 2012, di Aula STKS, Bandung.
2

modalnya di Sulawesi Tengah. Meskipun masih terkendala dengan listrik bebrapa perusahan asing yang mulai merambah masuk di bidang perhotelan misalnya saja Swiss Bell Hotel yang saat ini berdiri kokoh menghadap laut sehingga memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung. Tugas pemerintah dan putra putri daerahlah untuk mempromosikan wilayahnya, dan kembali menghilangkan Justifikasi dari masyarakat ketika mendengar Sulawesi Tengah selalu berkonotasi negatif yaitu, konflik yang menyeramkan. Mengingat bahwa pernah terjadi konflik sayara antara Islam dan Kristiani, konflik antar suku Bugis dan Kaili, konflik sedarah di perbatasan kampong Tavanjuka dan Nunukan dan lain sebagainya. Padahal wilayah Sulawesi Tengah tidak semua terlibat konflik. Sama halnya ketika terjadi Bom Bali, masyarakat dunia selalu memojokkan Indonesia sebagi anacaman besar, padahal Indonesia begitu luas dan tidak semua berkonoatasi negatif. Sulawesi Tengah bangkit dan mulai membangun untuk meningkatkan kesejahteraan bagai masyarakatnya. Dan terus berusaha mengundang investor asing. Termasuk program Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS) menerima investor dari Rusia untuk membuat jalur kereta di Sulawesi.

Tinjauan Tertulis Investasi, adalah pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.4 Joseph Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous investment,) dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi dalam jangka panjang seperti5: 1. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh. 2. Tingkat bunga. 3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan. 4. Kemajujan teknologi 5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahanperubahannya.

Mohammad Abdul Mukhyi, dalam e-book presentasi berjudul Teori Investasi, diakses tanggal 27 Februari 2012. 5 Ibid.

Bentuk-bentuk investasi, Investasi tanah, Investasi pendidikan, Investasi saham, Investasi modal dan bangunan, dan Investasi persediaan. 6 Perusahaan multinasional terus dikembangankan oleh pelaku bisnis Internasional, dimana terus memperluas jaringan perusahaan dengan menanamkan modal atau sahamnya dinegara lain. Menurut Colman dan Nixson (1994:344) yang dikutip oleh Ade Priangani dalam Hand Out Perkuliahan Bisnis Internasional mendefinisikan bahwa Perusahaan Multinasional sebagai unit-unit usaha yang memiliki atau mengontrol aset-aset seperti pabrik, pertambangan, perkebunan, outlet (pusat penjualan) dan perkantoran yang terdapat di dua atau lebih Negara.7

Potensi Sulawesi Tengah Sulawesi tengah merupakan wilayah yang sangat luas dimana memiliki potensi pertanian yang besar, mulai dari tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan sampai pada peternakan.8 Banyak yang dapat digali dan diesplorasi untuk pengembangan usaha bisnis baik domestik maupun internasional. Komoditi tanaman perkebunan yang merupakan komoditi perdagangan mempunyai peranan strategis, karena disamping merupakan sumber penghasilan devisa negara, juga yang lebih penting lagi adalah mencakup rangkaian kegiatan produksinya termasuk peluang terbukanya lapangan kerja yang cukup menyerap banyak tenaga kerja, dimana ketika ada perushaan buka artinya akan membutuhkan karyawan atau buruh untuk menjalankan roda perusahaan. Dan dibidang perkebunan adalah peluang yang bagus untuk usaha di Sulawesi Tengah. Dari ruang lingkup usahanya, perkebunan dibagi dalam dua golongan yakni: Perkebunan Besar dan Perkebunan Rakyat.9 Dimana perkebunan besar yang dikelolah oleh perusahaan besar, sedangkan perkebunan rakyat adalah perkebunan yang dikelola secara sawadaya atau perorangan di masyarakat. Berbagai usaha telah dilakukan oleh Pemerintah baik dalam meningkatkan bahan makanan pokok, konsumsi protein, dan juga pendapatan masyarakat dibidang perikanan. Data statistik perikanan yang disajikan sangat berguna dalam penilaian keadaan serta

Ibid. Ade Priangani, Bahan Ajar Mata Kuliah Bisnis Internasional Hand Out 3, Hubungan Internasional FISIP Universitas Pasundan, Bandung. Hlm.2. 8 Sulawesi Tengah dalam Angka 2010, BPS Provinsi Sulawesi Tengah. Hal 232. 9 Ibid.
7

perkembangan dibidang perikanan, sehingga memudahkan rencana pembangunan secara lebih meluas.10 Besarnya potensi perkebunan sangat cukup dan memungkinkan untuk mengundang investasi asing, untuk menanamkan modalnya agar hasil pertanian atau perkebunan dapat langsung di produksi sendiri tanpa harus menjual ke daerah lain. Contoh saja rotan yang di produksi di Cirebon, Jawa Barat, sebagian besar rotan tersebut adalah hasil dari Sulawesi Tengah yang dikirim dan dibuat di Cirebon, yang kemudian dimport keluar negeri. Padahal jika saja hasil rotan tersebut diproduksi sendiri di Sulawesi Tengah maka akan menyerap tenaga kerja yang akan mengurangi angka pengangguran daerah dan bisa menambah devisa daerah itu sendiri. Selain itu, bisa sekaligus menguntungkan para petani dimana hasilnya langsung diproduksi didaerah sendiri. Karena, kecenderungan terjadi adalah petani dirugikan akibat hasil taninya dijual murah kepada pengepul. Disisi lain jika dibangun pabrik-pabrik didaerah pertanian maka artinya dibidang perindustrian dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Hasil Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah perusahaan industri besar dan sedang sebesar 35 perusahaan yang aktif. Penyerapan tenaga kerja mencapai 1.846 orang yang terdiri dari 1.594 orang merupakan tenaga kerja produksi dan 252 orang merupakan tenaga kerja lainnya. Jenis industri terbanyak adalah industri kayu dan barang dari kayu lainnya, yakni sebanyak 16 perusahaan. Nilai output mencapai 182,2 milyar rupiah dengan biaya input sebesar 61,3 milyar rupiah. Nilai output terbesar terdapat pada kelompok industri makanan, minuman, dan tembakau. Jelas bahwa dari 16 perusahaan industry saja, Sulawesi Tengah mampu menyerap begitu banyak tenaga kerja11, artinya jika investor asing menanmkan sahamnya berarti ini merupakan angin segar bagi pertumbuhan perekonomian dan juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat seta akan menambah devisa daerah. Akan tetapi, kendala saat ini adalah bidang energy atau listrik, meskipun sebagaian besar sampai ke pelosok daerah Sulawesi tengah telah dialiri listrik, namun masih belum cukup untuk mengembangkan perindustrian karean listriklah yang sangat menunjang. Pengembangan potensi di Sulawesi Tengah akan mampu juga terekplosarasi dengan pengembangan di sektor pariwisata. Pasalnya, banyak tujuan pariwisata yang ada di Sulawesi Tengah tapi tidak dikelolah secara benar dan menyeluruh, sehingga masih banyak yang kurang terawat dan juga akomodasi yang mahal, mengingat infrastruktur tidak memadai. Meskipun saat ini sudah mulai untuk merubah namun butuh waktu yang cukup lama.
10 11

Ibid,. hal 234. Ibid, hal. 303.

Misalanya saja pembangunan dan perluasan Bandara Mutiara Palu, yang rencananya akan dioperasikan 2013. Mengingat Bandara Mutiara adalah pintu utama untuk masuk ke Sulawesi Tengah.

Peluang dan Tantangan Sulawesi Tengah Dengan banyaknya potensi alam yang menjadi tujuan investor asing, tujuan wisata dan didukung dengan sumber daya manusia yang banyak, menjadikan Sulawesi Tengah sebagai lahan potensial bagi para investor baik domestik maupun asing. Baik dari segi infrastruktur maupun akomodasi transportasi. Keunggulan Sulawesi Tengah dengan banyaknya sumber daya alam baik pertambangan maupun non-pertambangan samapi pada potensi pariwisata sangat besar. Contoh Pertambangan emas di Poboya yang saat ini masih dilakukian dengan cara yang sangat sederhana dan cenderung masih sangat tradisional. ini menghambat untuk pengksplorasisan mengingat banyak perusahaan pertambangan yang menggunakan alat modern sehingga membuat proses pertambangan semakin mudah dan cepat. Ada beberapa tantangan pemerintah untuk menjadikan Sulawesi Tengah maju dengan kearifan lokalnya dan menjadikan daya tarik sendiri, yaitu; 1. Mencitai Budaya lokal; ketika suatu kelompok masyarakat ingin dikenal makan harus mempunyai cirri khas dimana ciri khasnya tersebut ditunjukkan sebagai wujud kecintaannya akan kekhasannya. Saat ini, bagaimana pemerintah berusaha menanamkan bibit-bibit keciantaan pada budaya sendiri. Karena yang menjadi masalah adalah ketika masayarakat malu mengakui bahwa dirinya dari Sulawesi Tengah karena menganggap bahwa dia berada dari daerah tertinggal, sehingga ketika menunjukkan jati diri dan identitas kedaerahan masih sangat malu, dan juga merasa bahwa yang menggunakan keciri khasan daerah cenderung primitif. Padahal justru dengan budaya itulah menajdaikan daya tarik dengan khasanah tersendiri. Dari segi bahasa, di kota Palu saja sebagai ibu kota propinsi yang memiliki budaya asli Kaili, malu menggunakan bahasa Kaili untuk keseharian. Tabu bagi masyarakat karena dianggap bahwa orang yang menggunakan bahasa kaili adalah orang tua dulu yang terkesan jadul dan orang kampong atau pinggiran. Ironis, Indonesia dengan begitu banyak budaya dan bahasa, tapi masyarakatnya saja malu mengakuinya, khususnya Sulawesi Tengah. Segi budaya, di Kabupaten Luwuk, saat nikahan jarang sekali menggunakan pakaian adat. Padahal, salah satu untuk mempromosikan pakaian adat adalah dari acara pernikan. Yang diikuti dengan tari-tarian khas daerah. Itu saja cukup

sebenarnya belum cukup untuk melesatarikan budaya. Inilah tantangan bagi masyarakat, untuk memiliki rasa cainta akan budayanya, memiliki rasa bangga ketika menampilkan khas kedaerahannya. Tentu banyak pertanyaan ketika suatu daerah ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas kedaerahan serta ingin menjadi daya tarik dengan budaya. Pemerintah Daerah (pemda) harus memiliki aturan tersendiri dimana jika ingin menanmkan modal atau sahamnya jangan melupakan adat istiadat setempat, selain harus memperhatikan lingkungan tentunya. Karena, adat istiadat dan budaya itulah akan menjadi daya tarik investasi. Misal, setiap jam kerja harus menggunakan batik khas daerah setempat. Atau dalam setiap ulang tahun perusahaan menampilkan tarian dan budaya yang menunjukkan kekhasanahan dan kearifan local. 2. Promosi pariwisata; saat masyarakat bangga dengan kebudayaannya, artinya akan semakin mudah untuk dipromosikan, bahwa Sulawesi Tengah juga memiliki ragam budaya yang elok. Selain itu, memiliki alam yang begitu indah, misalnya di kepulauan Togean, dimana kepulauan ini memiliki sumber daya hayati yang tersembunyi dibawah lautnya. Apalagi, ada bangkai pesawat sisa-sisa dari Perang Dunia II. Taman Nasional Lore Lindu terletak sekitar 60 kilometer selatan kota Palu, Taman Nasional Lore Lindu memiliki fauna dan flora endemik Sulawesi serta panorama alam yang menarik karena terletak di garis Wallace yang merupakan wilayah peralihan antara zona Asia dan Australia. Taman Nasional Lore Lindu yang terletak di selatan kabupaten Donggala dan bagian barat kabupaten Poso menjadi daerah tangkapan air bagi 3 sungai besar di Sulawesi Tengah, yakni sungai Lariang, sungai Gumbasa dan sungai Palu.12 Aset danau Lindu saja bisa mendatangkan devisa yang besar bagi Sulawesi Tengah jika didukung dengan infrastruktur yang memadai. Dan menjadi tantangan adalah bagaimana memfasilitasi promosi daerah. Saat ini yang perlu dilakukan adalah membuat brosur tentang potensi dan peluang usaha dibidang industry, perkebunan dan pariwisata disetiap bandara di Sulawesi umumnya dan khususnya di bandara Makassar dan Manado, mengingat bahwa kedua kota tersebut merupakan gerbang utama Indonesia timur. Dan tentu saja di bandara Mutiara Palu. Harus terusdikembangkan dan menggambarkan keelokan budaya dan potensi yang ada di Sulawesi Tengah karena sebagai gerbang utama Sulawesi Tengah. Selain itu, Pemerintah harus memanfaatkan putra putri daerah yang ada di daerah lain untuk mempromosikan Sulawesi Tengah disegala bidang. misal di Bandung, Yogyakarta,
12

id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Lore_Lindu, diakses 29 Februari 2012.

Malang, Manado, Makassar, Surabaya, Jakarta dan lain sebagainya. Karena, didaerah tersebut banyak putra putri daerah yang menuntut ilmu (kuliah) didaerah tersbut. Dan ini menjadi peluang yang besar ketika pemerintah daerah mampu merangkul para mahasiswa yang semangat dengan jiwa mudanya untuk membangun daerah asalnya. Cara ini dapat dilakukan melalui, mengundang para ketua asrama di daerah tersebut dan diberi arahan untuk menggelar pentas budaya yang menggambarkan sisi lain dari potensi di Sulawesi Tengah yang jarang dikenalkan. 3. Perbaikan infrakstruktur; infrastruktur sangatlah menunjang untuk perkembangan ekonomi suatu Negara. Ini sudah termasuk program pemerintah pusat dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembanguna Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Adanya program ini yang dicanangkan oleh pemerintah pusat karena Indonesia memainkan peran yang makin besar di perekonomian global. Saat ini Indonesia menempati urutan ekonomi ke-17 terbesar di dunia. Keterlibatan Indonesia pun sangat diharapkan dalam berbagai forum global dan regional seperti ASEAN, APEC, G-20, dan berbagai kerjasama bilateral lainnya. Keberhasilan Indonesia melewati krisis ekonomi global tahun 2008, mendapatkan apresiasi positif dari berbagai lembaga internasional. Hal ini tercermin dengan perbaikan peringkat hutang Indonesia di saat peringkat negara-negara lain justru mengalami penurunan. 13 Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan luas kawasan terbesar, penduduk terbanyak dan sumber daya alam terkaya. Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai kekuatan utama negara-negara di Asia Tenggara. Di sisi lain, konsekuensi dari akan diimplementasikannya komunitas ekonomi ASEAN dan terdapatnya AseanChina Free Trade Area (ACFTA) mengharuskan Indonesia meningkatkan daya saingnya guna mendapatkan manfaat nyata dari adanya integrasi ekonomi tersebut. Oleh karena itu, percepatan transformasi ekonomi yang dirumuskan dalam MP3EI ini menjadi sangat penting dalam rangka memberikan daya dorong dan daya angkat bagi daya saing Indonesia. 14 Artinya, Sulawesi Tengah harus mampu dan siap bersaing di kancah internasional. Sehingga, kebutuhan pembangunan infrastruktur harus di dukung semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun pihak swasta baik asing maupun domestik.

13 14

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 32 tahun 2011, tanggal 20 Mei 2011. Ibid.

Penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi sangat dibutuhkan di setiap daerah. Infrastruktur itu sendiri memiliki spektrum yang sangat luas. Satu hal yang harus mendapatkan perhatian utama adalah infrastruktur yang mendorong konektivitas antar wilayah sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia. Inilah tantangan besar mengingat bahwa kondisi gografis Indonesia berupa kepulauan, dan juga masih banyak wilayah yang kondisinya pegunungan. Sehingga, untuk mensejajarkan kawasan-kawasan tertinggal ini perlu waktu yang panjang. Termasuk infrastruktur di Sulawesi Tengah. Salah satu untuk menghubungkan atau mengkonektifitaskan antar daerah demi penunjangan pariwisata, perdagangan eksport-import dan lain sebgainya. Maka harus ada penuruan biaya transportasi, infrastruktur yang memadai, perizinan yang mudah dan sebagainya. Jika kita bandingkan, harga tiket pesawat saja dari Jakarta ke Singapura sekitar Rp. 350.000,- samapai Rp. 1.500.000,- sedangkan ke Palu harganya yang pling murah adalah Rp. 714.000,- sekali perjalanan. Berkaitan dengan dengan transportasi, tentu saja harus juga adanya perbaikan infrastruktur. Saat ini, Bandara Mutiara Palu telah diperluas sebagai salah satu program MP3EI. Meskipun banyaknya program pemerintah unutk memajukan daaerah, tapi menurut penilaian Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola bahwa, MP3EI tidak menguntungka Sulteng pasalnya hanya menguntungkan bagi Sulawesi Utara dan Selatan karena sebagai gerbang Indonesia Timur.15 Adapun kebutuhan investasi dibidang infrastruktur pada tahun 2010-2014 adalah sebesar Rp. 511 triliun yang bersumber dari APBN dan selebihnya dari parsitipasi swasta, BUMN maupun Pemda. Jenis Infrastruktur yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha mencakup 16: 1. Infrastruktur transportasi, meliputi pelayanan jasa ke bandara udara, penyediaan dan/atau pelayanan jasa ke pelabuhan, sarana dan prasarana perkeretaapian ; 2. Infrastruktur jalan, meliputi jalan tol dan jembatan tol; 3. Infrastruktur pegairan, meliputi saluran pembawa air baku; 4. Infrastruktur air minum yang meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan trasmisi, jaringan distribusi, instalasi pengolahan air minum;

15

m.mediaindonesia.com/index.php/read/2011/09/17/260242/4/2/MP3EI_tidak_Menguntungkan_Sulawesi_T engah, diakses 29 Februari 2012. 16 bappeda.sulteng.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1193:sosialisasi&catid=112:bidiii&Itemid=466, diakses 29 Februari 2012.

5. Infrastruktur air limbah yang meliputi instalasi pengolahan air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan sarana persampahan yang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan; 6. Infrastruktur telekomunikasi dan informatika, meliputi jaringan telekomunikasi dan infrastruktur e-goverment; 7. Infrastruktur ketenaga listrikan, meliputi pembagkit, termasuk pengembang tenaga listrik yang berasal dari panas bumi, transmisi, atau distribusi minyak dan gas bumi.

Dilihat dari kebutuhan infrastruktur untuk mendukung pembangunan wilayah Sulawesi Tengah, membutuhkan dana yang cukup besar dan tidak bisa hanya mengandalkan APBN ataupun APBD. Sehingga, peluan untuk menanamkan modal atau sahamnya di propinsi ini sangat membawa keuntungan yang signifikan bagi propinsi yang sedang bangkit ini. Dan pemerintah saat ini, membuka peluang regulasi investasi yang sangat mudah. Baik di bidang perindustrian, maupun pertanian.

Kesimpulan Propinsi Sulawesi Tengah merupakan wilayah yang luas diantara propinsi lain di pulau Selawesi, tapi termasuk propinsi yang tertinggal. Dengan banyaknya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai. Sulawesi Tengah mampu bersaing dengan daerah lain. Kondisi geografis dan demografis sangat mendukung untuk perkembangan usaha di Sulawesi Tengah, mengingat banyaknya potensi yang perlu digali secara mendalam. Selain itu, untuk membangun Sulawesi Tengah dibutuhkan kerjasama Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Swasta untuk saling gotong royong membangung. Namun, dari segi pendanaan tentu saja pemerintah masih mengandalkan pihak swasta baik asing maupun domestik untuk turut membangun. Kendala saat ini, ketika ingin membangun harus adanya sumber energy yang cukup untuk mendukukng industry di berbagai bidang, jika sudah terpenuhi maka investor dibidang lain akan mengikuti missal, dibidang perhotelan, infrastruktur jalan, akomodasi transportasi dan lain sebagainya. Secara otomatis akan ikut menanamkan modalnya. Bagaimana tidak ketika suatu daerah ingin mengundang investor tapi sering mati lampu, tentu saja investor

akan berpikir dua kali untuk menanmkan modalnya karena juga kan memperhatikan biaya produksi. Tugas pemerintah daerah dan putra putrid daerahah yang diandalkan dalam pembangunan daerah. Promosi, daerah dengan menunjukkan kebanggaan atas kekhasanahan daerah akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor. Karena yang terbaik dari yang terbaik akan dipilih oleh investor, dan yang unik dari yang terbaik jauh lebih menarik untuk investasi.

Sumber Artikel Mukhyi, Mohammad Abdul,. Teori Investasi. e-book Presentasi. Priangani, Ade,. Bahan Ajar Mata Kuliah Bisnis Internasional Hand Out 3, Hubungan Internasional FISIP Universitas Pasundan, Bandung.

Arsip Daerah dan Negara Sulawesi Tengah dalam Angka 2010, 2010. Palu; BPS Provinsi Sulawesi Tengah Masterpla Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025. 2011. Jakarta: Kemeterian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 32 tahun 2011, 2011, Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia. Laoporan Serial Diskusi BKPRS III dan forum kepala Bappeda se-Sulawesi II, Pembangunan Infrastruktur Berbasis Wilayah; Pulau Sulawesi. 2009. Gorontalo. Laporan Serial Diskusi BKPRS IV, Peluang dan Tantangan Investasi Pertambangan di Sulawesi. 2010.

Internet http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=224062:pengan gguran-si-sulteng-capai-52681&catid=95:nusantara&Itemid=146, diakses 27 Februari 2012

m.mediaindonesia.com/index.php/read/2011/09/17/260242/4/2/MP3EI_tidak_Menguntungka n_Sulawesi_Tengah, diakses 29 Februari 2012. id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Lore_Lindu, diakses 29 Februari 2012. bappeda.sulteng.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1193:sosialisasi&c atid=112:bid-iii&Itemid=466, diakses 29 Februari 2012.

Anda mungkin juga menyukai