Anda di halaman 1dari 3

Berkenaan Tentang Pengauditan Kinerja Manajemen

Tidak ada seorang pun yang tahu kapan pengauditan yang pertama dibuat, namun terdapat bukti bahwa beberapa peradaban kuno telah memberikan berbagai format dalam mereview maupun melaporkan akuntabilitas dari seseorang maupun sekelompok orang kepada orang atau kelompok lainnya. Namun pengauditan pada hari ini sangatlah berbeda dari pengauditan pada masa China, Yahudi, dan Romawi kuno atau terkait hal itu dari masa awal abad ke dua puluh. Meskipun tujuan dari penyelidikan akun-akun biasanya adalah untuk mendeteksi penipuan dan menjamin akurasi pencatatan, tujuan utama saat ini adalah untuk mengungkapkan opini terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan. Dan meskipun tujuan dari pengauditan kinerja manajemen biasanya adalah untuk menjamin kepatuhan terhadap hukum, kebijakan dan regulasi, tujuan utama pada hari ini adalah untuk memperbaiki kinerja manajemen, dan menetapkan apakah sebuah organisasi, aktivitas, maupun program telah dikelola secara ekonomis, efisien, maupun efektif. Audit kinerja dapat digunakan dalam seluruh aktivitas manajemen, seperti perencanaan, pemasaran, produksi, penjualan, riset, penggudangan, peersonalia dan akuntansi. Juga mencakup seluruh jenis program, baik komersial maupun non komersial. Terminologi Audit internal boleh jadi merupakan istilah pertama yang digunakan yang mana menandakan pengauditan yang keluar dari ranah pengujian laporan keuangan. Jenis audit ini, yang terkait dengan apakah manajer dan pegawai menaati kebijakan yang ditetapkan, saat ini secara umum bekerja di dalam sebuah perusahaan alih-alih menjadi auditor yang independen. Auditor internal melakukan pengujian laporan keuangan, audit untuk efisiensi, efektivitas, dan ekonomi, dan memastikan apakah para pegawai mematuhi kebijakan dan regulasi organisasi. Audit kepatuhan merupakan sebuah istilah yang digunakan di sektor pemerintahan sejak 1776. Tujuan awal dari auditor pemerintah adalah untuk memastikan apakah pegawai pemerintah mematuhi hukum dan peraturan yang telah ditetapkan.

Dalam beberapa tahun terakhir, audit operasional telah menjadi desas desus bagi audit aktivitas selain dari yang menyinggung hal pengujian laporan keuangan. Audit operasional telah menjadi lebih terkait dengan ekonomi dan efisiensi operasi manajemen daripada efektivitas program yang telah dijalankan oleh manajemen. Pengauditan manajemen sekarang merupakan istilah yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dan ekonomi dari sebuah operasi yang ada. Di sisi lain, audit efektivitas mempunyai banyak istilah yang telah diterapkan, sebab hal itu telah menjadi salah satu dari persyaratan untuk audit program, fungsi, aktivitas, organisasi pemerintah dengan cakupan menyeluruh. Pengawas Keuangan Umum seringkali menggunakan istilah audit hasil program. Istilah umum lainnya yang digunakan adalah audit program dan evaluasi program, dan juga audit hasil berorientasi misi atau audit berorientasi misi. Namun akhir-akhir ini, literatur dalam sektor pemerintah maupun swasta telah menggunakan istilah program dan pemrograman. Sebuah istilah yang dianggap sangat sesuai adalah audit program. Satu istilah yang jelas yang seharusnya dipakai bagi keseluruhan bidang audit untuk memperbaiki kinerja manajemen adalah audit kinerja. Hubungan Atestasi, Akuntabilitas, dan Audit Kata akuntabilitas dan atestasi seringkali ditemukan dalam literatur audit dan jarang dipakai untuk memaksudkan hal yang sama. Ketika dikaitkan, tiga fungsi dari audit, akuntabilitas, dan atestasi tidaklah sama.Orang atau kelompok orang di dalam semua organisasi adalah akuntabel dan melaporkan kepada pihak di luar organisasi atau kepada level otoritas yang lebih tinggi. Apabila reliabilitas dan akseptabilitas diperlukan dalam informasi yang diberikan oleh pihak yang akuntabel kepada pihak luar ataupun pihak yang di level lebih tinggi, maka pihak independen akan menegaskan informasi itu dan melakukan hal serupa melalui audit. Auditor sering disebut sebagai pihak pertama. Manajemen atau pegawai dari sebuah perusahaan yang akuntabel terhadap pihak ketiga sering disebut pihak kedua. Pihak ketiga yakni pihak yang menerima laporan, dapat berupa salah satu dari beberapa kelompok: pihak di level yang lebih tinggi di organisasi yang sama, dewan direksi,

pemegang saham, kongres, masyarakat, investor- pada kenyataannya berupa individu ataupun kelompok yang pihak kedua akuntabel kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai