Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mahluk hidup diciptakan memiliki bentuk dan ukuran dari masing-masing bagian tubuhnya yang berbeda-beda sehingga dapat dikenali dari ciri khas yang menempel padanya. Begitu juga manusia, bagian-bagian dari tubuh manusia mempunyai bentuk dan ukuran tertentu yang merupakan ciri khas dari setiap individu.1 Tubuh manusia terdiri atas berbagai sistem yang di dalamnya terdiri atas organ-organ dengan berbagai macam jaringan yang dibangun oleh sel-sel.2 Antropologi ragawi merupakan studi tentang aspek ragawi manusia yang ditujukan pada variasi pertumbuhan dan perkembangan. Antropologi ragawi menjelaskan perbedaan dalam struktur anatomi, organ, dan jaringan. 3 Melalui teknik antropologi ragawi ini dapat diperkirakan umur, jenis kelamin, ukuran bagian-bagian tubuh manusia berdasarkan ciri-ciri tubuh yang dilakukan pada seseorang, dengan menggunakan metode antropometri. Pertumbuhan tubuh manusia tercermin pada beberapa ukuran antropometri seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dada, lengan, dan tungkai, oleh sebab itu antropometri berarti mengukur manusia.3 Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa atau usia 18 tahun ke atas merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja.5 Berat badan ideal atau normal apabila memiliki proporsi yang seimbang dengan tinggi badan dan ukuran-ukuran badan tertentu untuk mencegah resiko timbulnya penyakit. Berat badan dikatakan mempengaruhi ukuran lingkar lengan atas yang mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot.6 Laki-laki biasanya membentuk lebih banyak jaringan-

jaringan otot yang mengalami hipertrofi sedangkan perempuan biasanya lebih banyak membentuk jaringan-jaringan lemak.4 Pungukuran lingkar lengan atas untuk mengetahui kelompok yang berisiko kekurangan energi kronik atau KEK maupun yang mengalami kelebihan distribusi lemak pada bagian lengan pada orang yang mengalami obesitas. Lingkar lengan atas dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan memerlukan alat-alat yang tidak sulit untuk diperoleh.6 Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian untuk mencari sejauh mana hubungan antara lingkar lengan atas dengan berat badan. Sampel yang akan diambil pada mahasiswa Universitas Sam Ratulangi yang asli berasal dari Maluku Utara.

B.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti sebagai berikut : Seberapa besar hubungan antara ukuran lingkar lengan atas dengan berat badan pada mahasiswa Universitas Sam Ratulangi yang asli berasal dari Maluku Utara ?

C.

TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan :


Mengetahui seberapa besar hubungan antara ukuran lingkar lengan atas dengan berat badan.

D.

MANFAAT PENELITIAN
Melalui penelitian ini diharapkan manfaat yang diperoleh sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan lingkar lengan atas dengan berat badan pada mahasiswa Universitas Sam Ratulangi yang berasal asli dari Maluku Utara. 2. Suatu usaha yang bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan bagi penulis dan memberikan pengalaman bagi penulis untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta pendidikan bagi kemajuan ilmu kedokteran. 3. Penelitian yang sederhana ini sebagai bahan informatif, sehingga kiranya dapat berguna sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Anatomi Lengan Atas (Brachium)


Ekstremitas superior terdiri dari tulang humerus yang terletak dilengan bagian atas,

serta tulang radius dan tulang ulna yang terletak pada lengan bagian bawah.7 Humerus merupakan tulang panjang pada lengan yang terletak antara siku dan bahu. Tulang humerus terdiri dari 3 bagian yaitu sebagai berkut : 1. Caput humeri atau kepala tulang lengan atas Sepertiga dari ujung atas humerus terdiri atas sebuah kepala yang membuat sendi dengan rongga glenoid dari skapula dan merupakan bagian dari sendi bahu. Di bawahnya terdapat bagian yang lebih ramping disebut collum anatomicum. Di sebelah luar ujung atas di bawah colllum anatomicum terdapat sebuah benjolan, yaitu tuberculum major dan di sebelah depan terdapat sebuah benjolan lebih kecil yaitu tuberculum minor. Diantara tuberculum terdapat alur bisipital atau sulkus intertuberkularis yang membuat tendon dari otot bisep. Di bawah tuberculum terdapat collum chirurgicum yang mudah terjadi fraktur.8 2. Corpus humeri atau badan tulang lengan atas Badan tulang ini sebelah atas berbentuk silinder tapi semakin ke bawah badan semakin pipih. Di sebelah lateral dari badan tepat di atas pertengahan terdapat permukaan yang meninggi disebut tuberositas deltoidea yaitu tempat inersi otot deltoid. Terdapat sebuah alur miring yang melintasi bagian belakang badan tulang dari sebelah medial ke lateral yang disebut alur muskulo-spiralis yang memberi jalan kepada saraf radialis sehingga disebut alur spiralis atau radialis.8

3. Bagian distal humerus Bagian ini lebar dan agak pipih dan berhubungan sendi dengan tulang-tulang lengan bawah. Di sisi ujung bawah dari tulang humerus berbentuk seperti katrol yang disebut trokhlea humeri yang terletak di sisi medial berbentuk gelendong-benang tempat persendian dengan ulna dan di lateral terdapat capitulum humeri yang bersendi dengan radius. Pada kedua sisi persendian ujung bawah humerus terdapat epicondilus yaitu epicondius lateralis dan medialis. Terdapat dua cekungan pada ujung bawah bagian depan humerus yaitu fossa coronoidea dan fossa radialis.8 Lengan atas terdapat diantara sendi bahun dan sendi siku. Dua jenis gerak dapat diadakan antara lengan bawah pada articulatio cubiti atau sendi siku yaitu fleksi-ekstensi dan pronasi-supinasi. Otot-otot yang melakukan gerak-gerak ini terbagi menjadi kelompok anterior atau fleksor dan kelompok posterior atau ekstensor. Kegiatan utama kelompok tersebut terjadi pada articulatio cubiti, tetapi beberapa otot juga mengembangkan kegiatannya pada articulatio humeri atau sendi bahu.9 Lengan atas dilapisi oleh lembaran fascia profunda yang dikenal sebagai fascia brachialis. Terdapat dua buah septa, masing-masing pada sisi medial dan lateral, yang berasal dari fascia profunda dan masuk ke dalam melekat pada crista supracondylaris medialis dan lateralis humeri. Dengan cara ini, lengan atas dibagi menjadi ruang anterior dan posterior, dan masing-masing ruang mempunyai musculi, nervi, dan arteri sendiri.10 1. Isi ruang anterior lengan atas yaitu : a. Otot : musculus biseps brachii, musculus coracobrachialis, dan musculus brachialis. b. c. Perdarahan : arteri brachialis Persarafan : nervus musculocutaneus

d.

Struktur yang menembus ruang : nervus musculocutaneus, nervus medianus, dan nervus ulnaris; arteri brachialis dan vena basilica.

2. Isi ruang posterior lengan atas yaitu : a. Otot : 3 caput musculus trisep brachii yaitu caput longum, lateralis, dan medialis. b. c. d. Perdaharan : arteria profunda brachii dan arteria collateralis ulnaris. Persarafan : nervus radialis Struktur yang melalui ruang : nervus radialis dan nervus ulnaris.

OTOT-OTOT LENGAN ATAS


Terdapat 5 buah otot lengan atas yaitu tiga fleksor terletak di dalam ruang fascialis anterior dan dipersarafi oleh nervus musculocutaneus yaitu musculus biceps brachii, musculus brachialis, dan musculus coracobrahialis. Satu ektensor terletak di dalam ruang fascialis posterior dan persarafi oleh nervus radialis yaitu musculus triceps brachii. Terdapat pula musculus anconeus yang terletak di lengan bawah tapi berhubungan erat dengan musculus triceps brachii.9 a. Musculus biceps brachii Otot ini merupakan otot panjang dan memiliki dua caput yaitu caput longum dari tuberculum supraglenoidale scapulae sampai labrum supraglenoidale dan caput brevis yang berorigo pada processus coracoideus scapulae lalu bergabung dengan caput longum. Musculus biceps brachii dipersarafi oleh nervus musculocutaneus dan berinsertio pada bagian posterior tuberositas radii. Otot ini bekerja pada sendi bahu yaitu caput longum melakukan gerakan abduksi, anteversi dan rotasi ke dalam sedang caput brevis melakukan adduksi, anteversi, rotasi ke luar. Pada sendi siku juga melakukan gerakan fleksi dan supinasi.11
6

Gambar 1. Musculus Biceps Brachi

b.

Musculus brachialis Otot ini merupakan yang kuat. Origonya pada pertengahan bawah sisi depan

humerus, sedangkan insertionya terletak pada permukaan anterior processus coronoideus ulnae dan dipersarafi oleh nervus muculocutaneus. Otot ini berfungsi sebagai fleksor kuat sendi siku.10

Gambar 2. Musculus Brachialis

c.

Musculus coracobrachialis Otot ini merupakan otot pendek. Origonya pada ujung coracoideus, insertionya

pada pertengahan sisi medial corpus humeri dan dipersarafi oleh nervus muculocutaneus. Musculus coracobrachialis berfungsi sebagai fleksor dan adduktor lemah lengan atas.10

d.

Musculus triceps brachii Otot ini merupakan otot besar yang membentuk sebagian isi tulang belakang

lengan atas.

Origonya memiliki tiga caput yaitu caput longum yang berasal

tuberculum infraglenoidale, caput mediale yang berasal pada setengah bagian bawah fascies posterior humeri-medial distal dari sulcus nervi radialis, caput lateral yang berasal dari setengah bagian atas facies posterior humeri-lateral dan proksimal dari sulcus nervi radialis. Insertionya melalui tendo bersama yang melekat pada permukaan atas olecranon. Musculus triceps brachii dipersarafi oleh nervus radialis dan berfungsi sebagai ekstensor kuat dari sendi siku.10 e. Musculus anconeus Otot ini merupakan kecil yang berbentuk segitiga dan dipersarafi oleh nervus radialis. Origonya pada epicondylus lateralis, insertionya terletak pada fascies posterior ulna sedikit ke arah distal dari olecranon. Musculus anconeus berfungsi sebagai ekstensor sendi siku.11

Gambar 3. Musculus Triceps Brachii dan Musculus Anconeus

B.

PENGUKURAN DAN PENILAIAN ANTROPOMETRI


Antropometri secara harfiah berarti mengukur badan. Ukuran fisik biasanya dinilai

dari berat badan dan tinggi badan. Faktor yang mempengaruhi ukuran fisik antara lain faktor internal atau genetik dan faktor ekternal atau lingkungan prenatal dan pascanatal yang menurut Soetjiningsi ( 1998 ) :12 1. Gizi 2. Infeksi 3. Toksin / zat kimia 4. Lingkungan biologi dan lingkungan fisik 5. Faktor psikososial dan faktor keluarga Pengukuran antropometri biasanya dilakukan dari usia anak-anak untuk menilai pertumbuhan fisik. Terdapat dua cara pengukuran antropometri yaitu sebagai berikut :13 1. Pengukuran berdasarkan umur a. Pengukuran berat badan berdasarkan umur b. Panjang badan berdasarkan umur c. Lingkar kepala berdasarkan umur d. Lingkar lengan atas dan bawah bedasarkan umur 2. pengukuran tidak berdasarkan umur. a. Berat badan berdasarkan tinggi badan b. Lingkar lengan atas berdasarkan berat badan Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.13

a.

Berat Badan
Berat badan adalah salah satu ukuran antropometri yang sudah digunakan sejak lama

dalam penentuan status gizi khususnya pada orang dewasa. Ukuran antropometri ini memberikan gambaran tentang massa tubuh seseorang.6 Sebagai indikator dalam penilaian status gizi, berat badan biasanya dinyatakan sebagai indeks dengan ukuran antropometri lainnya, misalnya berat badan untuk tinggi badan (BB/TB) dan berat badan untuk umur (BB/U).6 Berat badan seseorang dibentuk oleh beberapa komponen seperti cairan tubuh, organ tubuh, lemak, otot dan tulang dengan komposisi yang berbeda-beda untuk setiap komponen. Komposisi lemak biasanya lebih banyak pada wanita dibandingkan pria dan pada olahragawan biasanya memiliki komposisi otot yang lebih banyak dari yang bukan olahragawan.6 Sebagai ukuran antropometri yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, berat badan seseorang mudah mengalami perubahan, baik mengalami peningkatan maupun penurunan yang dapat dipengaruhi pada perubahan status gizi dan derajat kesehatan pada orang dewasa, maka pemantauan terhadap berat badan sangat diperlukan.6 Pada usia-usia remaja antara 10-20 tahun berat badan selalu menjadi faktor-faktor yang berpengaruh pada bentuk tubuh. Pola makan yang tidak baik mengakibatkan berat badan menjadi lebih besar atau obesitas, atau gizi yang kurang mengakibatkan badan menjadi kurus, selain itu juga akibat faktor proporsi tulang dan otot yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.14 Pengendalian berat badan dikatakan berhasil jika seseorang dapat mencapai berat badan yang dianggap ideal untuk orang seusianya. Berdasarkan berat badan ideal inilah dapat diketahui bagaimana status gizi dan tingkat kesehatan seseorang. Seseorang dikatakan memiliki berat badan berlebih atau overweight bila memiliki berat badan di atas berat badan

10

idealnya sekitar 10-20%, sedangkan lebih dari 20% orang tersebut dikatakan obesitas. Berat badan ideal seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan keturunan.6

b.

LINGKAR LENGAN ATAS


Lingkar lengan adalah gabungan dari berbagai jaringan pada lengan atas termasuk

tebal lemak, massa otot dan massa tulang. Penilaian lingkar lengan atas dapat memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit sehingga diketahui simpanan energi dan protein tubuh. Kekurangan protein ini dibuktikan oleh tipisnya otototot. Lingkar lengan merupakan suatu indeks kasar mengenai cadangan protein maupun kalori sebagai petunjuk mengenai keadaan umum suatu gizi kalori protein pada orang dewasa.6 Perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan ukuran lingkar lengan atas. Laki-laki biasanya mengalami kenaikan ukuran lingkar lengan diakibatkan massa otot dan tulang yang bertambah sebalikanya pada wanita ukuran lingkar lengan mengalami kenaikan akibat jaringan lemak yang bertambah.14

11

Lingkar Lengan Atas (cm)

Kriteria

25.7-28.5

Normal

28.5-34.2

Obesitas

34.2-39.7

Obesitas berat

>39.7

Obesitas sangat berat

Tabel 1. Pengukuran lingkar lengan atas (LLA) berdasarkan distribusi lemak tubuh, sumber :

Umur

Standar 100% L P 24.5 24.5 25.0 28.5 L 21.0 22.0 23.0 25.0

85% P 20.5 21.0 20.5 23.5 L 20.0 20.5 21.5 23.5

80% P 19.5 19.5 20.0 23.0

15-16 1617Dewasa

25.0 26.0 27.0 29.5

Tabel 2. Ukuan lingkar lengan atas untuk remaja dan orang dewasa (cm), sumber : Direktorat Gizi
DepKes RI, 1980.16

Keterangan : - 85% standar batas terendah = gizi baik. - 80% standar batas terendah = gizi kurang - <80% standar = gizi buruk

12

c.

TINGGI BADAN
Tinggi badan merupakan ukuran tubuh yang menggambarkan pertumbuhan rangka.

Tinggi badan menggambarkan status gizi pada masa lalu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Djumadias dan kawan-kawan ditunjukkan adanya hubungan antara prevalensi status gizi berdasarkan indeks tersebut dengan status ekonomi-sosial.6 Tinggi badan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, gender, keturunan dan ras. Tinggi badan pada perempuan mencapai batas pertumbuhannya pada usia kurang lebih 18 tahun, sedangkan pada laki-laki lebih dari 18 tahun. Pada massa tersebut, perempuan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan laki-laki. Pada usia di atas 18 tahun atau lebih kurang 20 tahun, laki-laki masih mengalami sedikit pertumbuhan sedangkan perempuan cenderung tetap.6 Pada orang dewasa yang berusia 25 tahun ke atas pertumbuhan dari tinggi badan tidak berlangsung lagi. Jika pengendalian terhadap berat badan tidak dilakukan akan memberikan dampak, seperti berat badan yang berlebih atau disebut obesitas.6

13

BAB III METODE PENELITIAN

A.

JENIS PENELITIAN
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Data dari penelitian ini diambil

melalui pengukuran lingkar lengan atas dan berat badan mahasiswa Universitas Sam Ratulangi yang berasal asli dari Maluku Utara lalu dilakukan analisis.

B.

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Waktu Tempat : 1-3 Desember 2011 : Asrama putra dan putri Maluku Utara di Jalan Samrat 17 dan 18 Manado.

C.

SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian yang digunakan yaitu mahasiswa Universitas Sam Ratulangi asal

Maluku Utara baik laki-laki dan perempuan, dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Kriteria inklusi 1. Berbadan sehat 2. Usia 18-24 tahun 3. Tidak mengalami kelumpuhan pada kedua lengan 4. Subjek adalah orang asli Maluku Utara 5. Bersedia ikut serta dan ingin membatu dalam penelitian

14

kriteria eksklusi 1. Olahragawan 2. Adanya kelumpuhan pada kedua lengan 3. Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian

D.

SAMPEL
Besar sampel diperoleh dengan rumus yang dikembangkan oleh Snedecor dan

Cochran :

n = 4pq
1

n = n1
2

n3 = n2+ (0,10 x n2)

l2

1+ n1

n
di mna :

n1 = besar sampel pada tahap pertama n2 = besar sampel setelah dilakukan dengan jumlah populasi referens n3 = besar sampel di mana ketika diadakan survey akan selalu dihadapi
beberapa responden yang telah terpilih tidak berhasil untuk dikumpulkan datanya karena sebab. Penambahan ini dianggap memadai dengan jumlah 10 % dari n2. l = derajat pertepatan yang digunakan, lazimnya 5 %. p = presentase akhiran hal yang akan diteliti, jika tidak diketahui biasanya 50% . q = 100-p n = jumlah populasi referens

15

Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : -

n1 = n2 =

4 x 50 (100-50) = 400 52

400
1+ 400 231

= 400 = 146,46
2,731

n3 = 146,46 + (0,10 x 146,46) = 161,10

Dari perhitungan di atas maka diperlukan sampel sebanyak 161 orang dari 231 mahasiswa Universitas Sam Ratulangi asal Maluku Utara.

E.

VARIABEL PENELITIAN
Pada penelitian ini variabel yang diamati : 1. Variabel bebas - Lingkar lengan atas 2. Variabel terikat - Berat badan

F.

DEFENISI OPERASIONAL
1. Berat badan adalah massa tubuh meliputi tulang, otot, lemak, cairan tubuh yang diukur dengan timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg.6 2. Lingkar lengan atas adalah hasil pengukuran jaringan otot dan lemak bawah kulit pada titik tengah dari lengan atas antara olekranon dam akromion, dengan ketelitian hingga 0,1 cm.6

16

G.

ALAT DAN BAHAN


a. Lembar persetujuan yang berisi penjelasan mengenai proses pelaksanaan dan disetujui oleh subyek. b. Lembaran isian data berupa data daftar identitas subyek peneliti, yaitu: nama, umur, jenis kelamin, nomor hp. c. Alat ukur berat badan kg, berkapasitas maksimal 130 kg dengan tingkat ketelitian 0,1 kg. d. Pitameter Lingkar lengan atas berkapasitas 33 cm dengan tingkat ketelitian 0,1 cm. e. Alat tulis menulis

H.

CARA PENGUKURAN
1. Berat badan Alat diletakkan pada tempat yang datar. Subyek berdiri tegak di tengah-tengah tempat berdiri timbangan dan bagian badan yang lain tidak menyentuh apapun, alas kaki dilepas. Subyek memakai baju biasa, kemudian dibaca skala dan catat hasilnya.14 2. Lingkar lengan atas Subyek diukur dalam posisi duduk atau berdiri, dengan lengan yang diukur tergantung bebas ke bawah. Pengukuran pada lengan kanan atau kiri, disesuaikan dengan kebiasaan menggunakan bekerja. Pita pengukur dilingkarkan pada titik tengah antara akromion dan olekranon secara horizontal , jangan terlalu kencang supaya tidak terjadi kompresi jaringan lunak dan tidak terlalu longgar. Kemudian baca skala dan catat hasilnya.
17

I.

PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan meliputi data primer yaitu berat badan, lingkar lengan atas, dan subyek peneliti yang memenuhi syarat diminta mengisi lembar persetujuan dan identitas pada lembar isian data. Pengambilan data dilakukan di Asrama putra dan putri Maluku Utara setiap hari minggu pada siang hingga sore hari.

J.

ANALISIS DATA
Data yang telah didapatkan maka dihitung rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing variabel yaitu lingkar lengan atas dan berat badan.14 Ditentukan

korelasi atau regresi antara lingkar lengan atas dengan berat badan menggunakan program komputerisasi SPSS versi 17.15

18

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.

KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN


Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Sam Ratulangi yang berasal asli dari

Maluku Utara yang telah diperiksa sebanyak 161 orang, yang terdiri dari 85 orang laki-laki dan 76 orang perempuan.

B.

TABEL HASIL PENELITIAN


Tabel 1 Umur Subjek Penelitian

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total

Jumlah Subjek (Orang) 85 76 161

Umur (Tahun) 18-24 18-24 18-24

Rata-Rata (Tahun) 20,61 20,00 20,32

Simpangan Baku (Tahun) 1,813 1,558 1,720

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa : Umur subjek penelitian laki-laki antara 18-24 tahun dengan rata-rata 20,61 tahun dan simpangan baku 1,813 tahun. Umur subjek penelitian perempuan antara 18-24 tahun dengan rata-rata 20,00 tahun dan simpangan baku 1,558. Umur subjek penelitian secara keseluruhan antara 18-24 tahun dengan rata-rata 20,32 tahun dan simpangan baku 1,720 tahun.

19

Tabel 2 Berat Badan Subjek Penelitian Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Jumlah Subjek (Orang) 85 76 161 Berat Badan (kg) 40-85 36-93 36-93 Rata-Rata (kg) 58,85 53,14 56,16 Simpangan Baku (kg) 8,647 11,819 10,625

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa : Berat badan subjek penelitian laki-laki 40-85 kg dengan rata-rata 58,85 kg dan simpangan baku 8,647 kg. Berat badan subjek penelitian perempuan 36-85 kg dengan ratarata 52,95 kg dan simpangan baku 11,199 kg. Berat badan subjek penelitian keseluruhan antara 36-85 kg dengan rata-rata 56,06 dan simpangan baku 10,333. Tabel 3 Lingkar Lengan Atas Subjek Penelitian Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Jumlah Subjek (Orang) 85 76 161 Lingkar Lengan atas (cm) 23-35 21-37 21-37 Rata-Rata (cm) 26,111 25,892 26,008 Simpangan Baku (cm) 2,534 3,729 3,147

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa : Lingkar lengan atas subjek penelitian laki-laki 23-35 cm dengan rata-rata 26,111 cm dan simpangan baku 2,534 cm. Lingkar lengan atas subjek penelitian perempuan 21-35 cm dengan rata-rata 25,826 cm dan simpangan baku 3,535 cm. Lingkar lengan atas subjek penelitian keseluruhan antara 21-35 cm dengan rata-rata 25,977 cm dan simpangan baku 3,041 cm.

20

C.

ANALISIS REGRESI ANTARA LINGKAR LENGAN ATAS DAN BERAT BADAN


a. Pada Subjek Penelitian Laki-Laki Hubungan antara lingkar lengan atas dengan berat badan ditunjukan dengan persamaan regresi berikut : Berat Badan = 12,7 + 0,227 x lingkar lengan atas dan dengan Koefisien Korelasi {r} =

b. Pada Subjek Penelitian Perempuan Hubungan antara lingkar lengan atas dengan berat badan ditunjukan dengan persamaan regresi berikut : Berat Badan = 10,9 + 0,281 x lingkar lengan atas dan dengan Koefisien Korelasi {r} =

21

BAB V PEMBAHASAN
Penelitian ini digunakan subjek penelitian mahasiswa Universitas Sam Ratulangi berasal dari Maluku Utara yang berumur antara 18-24 tahun dan telah dilakukan pengukuran terhadap 161 orang mahasiswa yang terdiri dari 85 orang laki-laki dan 76 orang perempuan. Tabel 1 dapat dilihat data umur subjek penelitian laki-laki antara 18-24 tahun dengan rata-rata 20,61 tahun dan simpangan baku 1,813 tahun dan perempuan antara 18-24 tahun dengan rata-rata 20,00 tahun dan simpangan baku 1,558. Secara keseluruhan antara 18-24 tahun dengan rata-rata 20,32 tahun dan simpangan baku 1,720 tahun. Dari hasil yang didapatkan perempuan dan laki-laki mempunyai umur yang relatif sama. Tumbuh kembang badan terkait dengan perubahan-perubahan bentuk dan ukuran dari bagian-bagian tubuh terjadi selama masa ontogegy. Usia 18 tahun ke atas merupakan usia remaja akhir di mana telah terjadi perubahan fisik seperti pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, ditandai dengan perubahan otot, lemak yang mempengaruhi perubahan bentuk dan ukuran tubuh. Tabel 2 dapat dilihat hasil data berat badan subjek penelitian laki-laki 40-85 kg dengan rata-rata 58,85 kg dan simpangan baku 8,647 kg dan perempuan 36-85 kg dengan rata-rata 52,95 kg dan simpangan baku 11,199 kg. Berat badan subjek penelitian keseluruhan antara 36-85 kg dengan rata-rata 56,06 dan simpangan baku 10,333. Dari hasil data yang didapatkan bahwa berat badan laki-laki lebih berat dari perempuan. Hal ini terjadi karena massa tubuh antara laki-laki lebih berat dari pada perempuan. Laki-laki cenderung lebih tinggi dibanding dengan perempuan perempuan. sehingga tulang dan otot pada berbeda dengan

22

23

Anda mungkin juga menyukai