BAB I
PENDAHULUAN
dengan mengambil judul: ” Peningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Materi Teks
Fungsional Pendek Melaului Tes Model Software MCS Maker Naskah Berbeda Dengan
Komputer Terhadap Siswa Kelas Viii A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Apakah menerapkan tes model software MCS maker naskah berbeda dengan komputer
dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris materi teks fungsional pendek terhadap
siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung ?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah berdasarkan akar masalah yang ditonjolkan tersebut
adalah :
1. Salah satu tehnik meningkatkan motivasi belajar yaitu menerapkan tes model
software MCS maker naskah berbeda dengan komputer materi teks deskriptif .
Dengan alasan : Pertama, dengan tes naskah beda peserta tes tidak bisa menurun
temannya serta merta atau siswa harus mengerjakan sendiri sehingga penilaian
otentik tentang kecakapan membaca bisa diperoleh. Kedua pembuatan tes model
MCS maker tidak sulit bagi guru yang sudah bisa mengoperasikan program aplikasi.
Guru tak perlu belajar lama sperti belajar bahasa pemograman (misal : basic, C++,
pascal, dll) dan MCS maker tak serumit program aplikatif moodle, adobe captivate
dll. Sehingga tes model Software MCS maker buatan guru lebih tepat sesuai tujuan
pembelajaran yang direncanakan oleh guru. Ketiga karena tes langsung dengan
komputer mempunyai keunggulan sebagai media audiovisual yang interaktif atau ada
feedback yang instan . Karena tes dengan komputer merupakan teknologi baru maka
beberapa keingintahuan anak tentang nilai kemampuannya berbahasa inggris dan
bagaimana proses dan hasilnya tes dengan komputer harus dialaminya tercapai. Serta
ketika tes sesungguhnya dia juga belajar bahasa inggris fungsional tentang
pengoperasian komputer.
2. Dan bila tak ada sarana komputer makin tehnik meningkatkan motivasi adalah tetap
dengan tes naskah beda dengan kertas soal seperti Ujian Nasional ( UN ). Tetapi
dengan memperbanyak jumlah naskah tes yang berbeda dengan tujuan dan materi
yang sama.
4
3. Tehnik lain diluar tes obyektif reading , writing dan listening dalam proses belajar
aspek speaking dan writing tidak cocok dengan tes model software MCS maker
naskah berbeda dengan komputer. Maka dalam proses belajar mengajar bisa
diterapkan teori pendekatan komunikatif dan kebermaknaan. Dan salah satu cara
mengoptimalkan pengajaran melaui dialog karena dalam dialog adalah nilai lebih lain
dibandingkan dengan pengajaran dengan komputer yaitu lebih riil sesuai
perekembangan kemampuan anak, dan anak bisa lebih kreatif dan bisa belajar tak
hanya dari gurunya saja. Kegiatan dialog ini melibatkan kesenjangan informasi
antara dua siswa atau lebih. Sebagai contoh, siswa A mengetahui sesuatu yang tidak
diketahui siswa B, atau siswa A mengetahui X sementara siswa B mengetahui Y.
Untuk memperoleh informasi yang diketahui siswa yang lain, kedua siswa tersebut
harus berkomunikasi saling bertukar informasi.
BAB II
KAJIAN PU S TAKA
2.1 Peranan Motivasi
6
2.1.1 Motivasi
Motivasi dalam bahasa sehari-hari diartikan sebagai dorongan kebutuhan,
hasrat, tekad, kemauan dan keinginan untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi
melandasi semua perilaku atau menyebabkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Sebagaimana dikemukakan oleh Berliner : Motivation, cause of an organism's
behavior, or the reason that an organism carries out some activity. In a human being,
motivation involves both conscious and unconscious drives. (Microsoft ® Encarta ®
2008)
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di awali perubahan
tenaga dalam diri dan ditandai dengan tanggapan (timbulnya dorongan efektif dan
reaksi) terhadap pencapaian suatu tujuan
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Dorongan mental dapat
menggerakkan dan mengarahkan perilaku belajar. Kekuatan mental itu biasa disebut
motivasi belajar.
Pencapaian hasil belajar yang optimal juga dipengaruhi oleh beberapa factor,
antara lain motivasi yang dimiliki siswa dalam belajar dan minat belajar mereka
terhadap suatu pelajaran. Motivasi dapat menggerakkan seorang siswa,
mengarahkan tindakannya dan dapat memilih tujuan belajar yang dirasa siswa paling
berguna dalam kehidupannya. Hal ini di sebabkan karenana siswa terdorong oleh
faktor yang menyebabkan siswa melakukan kegiatan belajar seperti siswa ingin
mendapat nilai yang baik sahingga siswa tergerak untuk belajar. Sedangkan
minatnya terhadap suatu pelajaran dapat mendukung kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan belajar yang telah di tentukan karena siswa yang memiliki minat
belajar akan melakukan suatu kegiatan belajar tanpa adanya paksaan dan pada
dasarnya siswa telah tertarik atau senang untuk melakukannya.Seorang sisiwa yang
memiliki minat dan motivasi yang kuat akan memiliki energi yang banyak untuk
melakukan kegiatan belajar karena adanya doroongan untuk mencapai suatu tujuan
keburtuhannya. Misalnya, ingin menguasai materi tentang teks deskritip dan ingin
mencapai nilai yang tinggi . Dari motivasi itulah siswa akan terlihat rajin belajar
dengan mengulangi pelajaran dari sekolah dan berlatih mengerjakan soal-soal
latihan dan semakin besar minat yang dimiliki seorang siswa, maka semakin besar
pula perhatian dan hasratnya untuk belajar.
Dalam kurikulum KTSP 2006 bidang studi bahasa inggris dapat kita
temaukan dalam pengajaran klas 1, 2, maupun 3. Hal ini menunjukkan juga peran teks
deskritif merukan hal penting yang perlu diteliti karena dia melekat di setiap klas 1,2,
dan 3 dalam syllabus KTSP untuk SMP.
Menyalin standart kompetensi kelulusan Ujian Nasional 2008 (SKL UN
2008) bahasa inggris SMP/MTS dari Depdiknas, Djuharie mengemukakan : 1)
reading (membaca) SKL nya yaitu : memahami makna dalam wacana tertulis pendek
baik teks fungsional maupun esei sederhana berbentuk deskripttif (descriptive,
procedure dan report) dan naratif ..2) writing (menulis) SKLnya yaitu :
mengungkapkan makna secara tertulis teks fungsional pendek dan esei sederhana
berbentuk deskriptrif (deskriptif, procedure dan recount ) dan naratif .
Demikianlah peran teks deskriptif yang begitu melekat dan fungsional pada
kelas 1,2, 3 SMP hingga standart kompentensi kelulusannya.
2.3 Peran Tes Naskah berbeda dengan model MCS maker di komputer
2.3.1 Peran Unggul Tes Naskah Berbeda
Kelemahan Naskah Tes Berbeda (NTB) , pertama karena dia jarang
dilakukan maka guru/ pembuat NTB harus menyiapakan kisi-kisi rinci sebelum
mengetikan di MCS maker untuk menjaga validitas isi tes. Dan ke dua, NTB tidak
hidup, isiniatif, emosi postif dan kreatif seperti guru. Tetapi tes naskah berbeda
mempunyai peranan yang unggul dalam pembelajaran yaitu sebagai motivator,
pegukur kemampuan belajar obyetif murni dll. Lebih detail diuraikan keunggulannya
sebagi berikut :
Pertama , naskah tes berbeda setiap anak interaktif dengan program itu
khususnya di hadapi, sehingga memungkinkan pembelajaran yang individual . Soal
yang dihadapi dan masalah penyelesainnya bisa diprogramkan sesuai dengan
kemampuan siswa. Sehingga ada kemungkinan besar membeljarkan anak dengan
optimal sesuai kemampuan , minat dan bakatnya.
Kedua , Naskah tes berbeda mengurangi mencontoh jawaban tes teman. Jadi
lebih obyektif untuk mengukur kemampuan anak. Bila Ujian Nasional menerapkan
ini maka kecurangan tersetruktur dapat dikurangi. Bukti kecurang tersetruktur ada
misalnya dalam berita bulletin BSNP ( mei 2007:8 ) disebutkan : Meskipun
penyelenggarakan Ujian Nasional atau UN 2007 telah selesai, namun masih ada
10
segudang permasalahan yang perlu diselesaikan. Diantaranya adalah investigasi
terhadap dugaan terjadinya kecurangan UN di berbagai sekolah. Tidak dinafikan,
penyelenggaraan UN yang dipantau dan diawasi oleh Tim Pemantau Independen
(TPI) yang melibatkan dosen dari berbagai perguruan tinggi, ternyata praktik
kecurangan masih terjadi di banyak tempat. Ironisnya, praktik kecurangan UN ini
justru dilaksanakan secara sistematik oleh pihak Dinas Pendidikan, kepala sekolah,
guru, dan pihak tertentu lainnya..
Ke tiga, karena tidak bisa mencontoh jawaban teman memungkinkan anak
didik menjadi lebih aktif dalam membaca dan menjawab soal. Dan untuk perilaku ke
depan anak memungkinkan lebih termotivasi untuk belajar lebih giat.
Ke empat, guru dapat mengggunakan data hasil tes untuk penelitian
tindakan kelas .
Ke lima, guru dapat memperbaiki naskah interaktif untuk presentasi,
latihan, simulasi, dan tes bila bisa mengoperasikan program komputer. Perbaikan
naskah interaktif guru itu akan lebih sesuai dengan rencana pengajaran mereka
sebagai tuntutan dari kurikulum KTSP dan akhirnya memungkinkan lebih tepatnya
mencapai kompetensi yang diinginkan oleh guru.
Ke enam karya baik pembuatan naskah interaktif dari guru dapat dijual ,
untuk menambah kesejahteraan
2.3.2 Peran MCS maker dalam pembelajaran dengan komputer
Peran MCS maker dalam pengajaran bahasa nampak nyata karena naskah interaktif
dibuat dengan program MCS maker . Naskah interaktif itu melekat sebagai media
pengajaran yaitu : 1) sebagai media visual dalam pembelajaran , 2) sebagai media
audiovisual dalam pembelajaran , 3) sebagai media interaktif dalam pembelajaran 4) sebagai
media jaringan /net terkontrol . Selanjutnya penulis jelaskan sebagai berikut :
1) Sebagai media visual dalam pengajaran
Computers also can help students visualize objects that are difficult or impossible to
view. For example, computers can be used to display human anatomy, molecular
structures, or complex geometrical objects. Exploration and manipulation of
simulated environments can be accomplished with CAI—ranging from virtual
laboratory experiments that may be too difficult, expensive, or dangerous to perform
in a school environment to complex virtual worlds like those used in airplane flight
simulators.((Arnold , 2007 : )
11
Menurut Oemar Hamalik (2004 : 52) tujuan penggunaan media visual adalah
“Menghindarkan verbalisme anak dalam suatu pemahaman”. Sedangkan Amir
Hamzah Suleiman (1985 : 28) menyatakan penggunaan media visual bertujuan
“Untuk memperjelas pemahaman yang utuh mengenai hakekat ilmu pengetahuan”.
Dari pengertian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa tujuan dari penggunaan
media visual adalah untuk menghindarkan verbalis dalam suatu pemahaman sehingga
dapat memperjelas suatu pemahaman yang utuh pada suatu materi yang dijelaskan.
Adapun uraian penggunaan media visual menurut ketiga ahli tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
a) Untuk memperlancar jalannya proses belajar mengajar.
b) Agar siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau
didiskusikan.
c) Mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi
pendidikan.
d) Membantu kegiatan mengajar guru dan belajar anak.
e) Untuk mencapai tujuan pengajaran atau hasil yang maksimal.
Dari uraian fungsi media visual di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
fungsi media visual adalah sebagai alat yang digunakan untuk menghindari
verbalisme dalam pemahaman, membangkitkan motivasi belajar anak supaya lebih
aktif dan lebih memperlancar proses belajar mengajar.
2). Sebagia media audiovisual dalam pembelajaran
Sebagai media audiovisual artinya dapat didengar dan dapat dilihat media
itu. Walau yang nampak berupa tulisan atau gambar diam atau gambar gerak produk
MCS maker juga bisa didengar. Ittelson dalam Encharta mengemukan ( 2007 )
mengemukakan : Studies in the psychology of learning suggest that the use of
audiovisuals in education has several advantages. All learning is based on perception,
the process by which the senses gain information from the environment. The higher
processes of memory and concept formation cannot occur without prior perception.
Persons can attend to only a limited amount of information at a time; their selection
and perception of information is influenced by past experiences. Researchers have
found that, other conditions being equal, more learning occurs when information is
received simultaneously in two modalities (vision and hearing, for example) rather
than in a single modality. Furthermore, learning is enhanced when material is
12
organized and that organization is evident to the student.
Awal seorang bisa menirukan bahasa pasti melalui persepsi dari mendengar.
Oleh karena itu mendengarkan adalah aspek pertama dalam pembelajaran bahasa.
3). Sebagai media interaktif dalam pembelajaran
Information that helps teach or encourages interaction can be presented on
computers in the form of text or in multimedia formats, which include photographs,
videos, animation, speech, and music. The guided drill is a computer program that
poses questions to students, returns feedback, and selects additional questions based
on the students' responses. Recent guided drill systems incorporate the principles of
education in addition to subject matter knowledge into the computer program (Arnold
, 2007 : )
Hamalik mengemukan (2004:239) Program ini juga meyedikan penguatan
(reinforcement) baik visual maupun auditif, agar minat dan perhatian siswa
terpelihara sepanjang latihan dan praktek.
4) sebagai media jaringan /net terkontrol
Hamalik mengemukan (2004:239) Pengajaran yang diatur menunjuk kepada
perangkat lunak yang menjamin kemajuan siswa dalam urutan intruksional yang
terencana. Dan Supriyanto (2007:26) mengemukakan : Tehnologi informasi dan
komunikasi dapat dimanfaatkan dalm pendidikan jarak jauh atau sering disebut e-
learning . Melaului e-learning Ini pepembelajran jarak jauh ini dapat dimungkiknkan
sehingga bisa mengurangi kesenjangan pendidikan anatar Negara maju dan Negara
berkembang. Kita bisa belajar bersama dengan siswa di belahan dunia lain seperti
Amerika Serikat.
Dari kedua pendapat tersebut bisa kita simpulkan bahwa pengajaran jarak jauh
bisa diterapkan dan dikontrol melalui jaringan tertententu dengan komputer.
3.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dalam bab pendahuluan dan landasan teori tersebut
maka dirumuskan tindakan kelas yaitu :
” Ada peningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Materi Teks Deskriptif
Melaului Tes Model Software Mcs Maker Naskah Berbeda Dengan Komputer
Terhadap Siswa Kelas Viii A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung “
B A B III
13
METODE PENELITIAN
Scientific Method (2008) , term denoting the principles that guide scientific research
and experimentation, and also the philosophic bases of those principles .Definitions of
scientific method use such concepts as objectivity of approach to and acceptability of the
results of scientific study.,
Sesuai miscrosof corporation tersebut untuk mengupayakan metode penelitian tidak
lepas dari prinsip pengetahuan riset itu dan juga filosofinya. Dan batasan metode penelitian
biasa menggunakan pendekatan objekfitas dan hasilnya dapat diterima. Maka berikut penulis
jelaskan metode peneltian PTK yang digunakan
3.1. Penelitian experiment PTK
Penelitian yang penulis pilih bukan deskriptif tetapi experimerimen. Sebagaima Supardi
kemukakan ( 2007 : ) “Penelitian eksperimen (Experimental Research) kegiatan penelitian
yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan
terhadap tingkah laku siswa ata menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu
bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum
penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap
gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan
perlakuan yang berbeda.
Selaras dengan maksud PTK Madya (2007 : ) mengemukakan : Untuk dapat meraih
perubahan yang diinginkan melalui PTK, apakah ada syarat-syarat lain? Betul, silakan baca
McNiff, Lomax dan Whitehead (2003). Pertama, Anda dan kolaborator serta murid-murid
harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan komitmen
itu terwujud dalam keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional.
Andil itu mungkin terwujud jika ada maksud yang jelas dalam melakukan intervensi tersebut.
Kedua, Anda dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk
bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai. Ketiga, tindakan yang Anda lakukan
hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka
teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan
dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan),
berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya
3.2 Rancangan PTK
Rancangan yang penulis pilih adalah sesuai Riyanto (2008:5) kemukakan pada
gambar 1 Siklus PTK berikut :
Revisi Siklus 1
plan Awal
Siklus
Action/Revisi
Observation
dst Re-plan Siklus 2
refleksi
refleksi 14
Action/ observation
paragraph
tersurat
tersurat
Di tengah Pilihan ganda
Menentukan informasi
8 Hewan paragraph
tersurat
tersurat
Pilihan ganda
Menentukan rujukan Di tengah
9 Hewan
kata paragraph
Di awal Pilihan ganda
Menentukan makna
10 hewan paragraph,
kata
sinonim
Melengkapi
Tenses/ Verb Man activity Simple present
11
conjungtion profession (+)
Melengkapi
Menentukan Verb Man activity:
12 Ability/ modal
conjungtion Yes/No
Hewan : Synomim atau
13 Menentukan makna Melengkapi
adjective antonim ( ? )
3.2.1.2 Fase aksi : Melakukan tes dengan komputer dengan sesuai rencana . Perbedan
anatra sikilus 1 dan siklu dalam penelitian ini yaitu : ketika silus 1 tempat barisan barat
berpindah ke ketimur ketika pada siklus ke 2 maka barisan anak timur pindah ke barisan
barat supaya berbeda naskah tesnya untuk tiap siklusnya. Demikian pula . : ketika silus 1
tempat barisan selatan berpindah ke utara ketika pada siklus ke 2 maka barisan anak
utara pindah ke barisan selatan supaya berbeda naskah tesnya untuk tiap siklusnya.
10Sebagai gambaran tempat duduk ketika tes adalah seperti berikuit :
utara
11
12
barat Timur
13
10
11
12
5 10
13 17
6 3
16
7 11
15
10 8 guru pintu
2
14
Utara
9 12
17
11 1
13 duduk ketika tes siklus 1
Gambar 2 Posisi tempat
12
Barat 13 Timur
10
11
12
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil awal dari kajian pustaka tentang kedua variable mendukung pendapat
bahwa “ Menerapkan tes model software MCS maker naskah dengan komputer dapat
meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris materi teks deskriptif siswa kelas VIII A
18
SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung “
Dan dari hasil wawancara siswa klas 8 B SMP negeri 1 Sumbergempol tanggal
2 agustus 2007 yaitu : 39 atau 89 % dari murid yang akan diteliti yaitu 44 anak
menyatakan setuju tes menggunakan komputer. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada table
1 berikut :
Sebagai hasil perencanaan tiap siklus yaitu penulisan jadwal peneltian, dan
Naskah tes deskriptif disimpan di disk : flash disk , dan hardisk di komputer
SMP Negeri 1 Sumbergempol. Serta karya tulis ini sendiri.
Tabel 2
19
SIKLUS 1 SIKLUS 2
1. ABDULLAH FAKHRIZAL 61.53 76.92
2. AFRI PURWO P 69.23 69.23
3. AGUS KURNIAWANI 69.23 84.62
4. AHMAD DWI F. 61.53 76.92
5. AHMAD NURHADI 69.23 76.92
6. ALI MUSTOFA 69.23 69.23
7. AMIN MUSAFAK 61.53 84.62
8. ANGGA 100 100
9. CANDRA MUHIBAH 76.92 69.23
10. CANDRA NUR AZIZ 61.53 84.62
11. DESI TRI WAHYUNI 69.23 76.92
12. DEWI MASITOH 69.23 76.92
13. DIDIK TRI B. 69.23 69.23
14. DWI HELYA K 69.23 84.62
15. DWI YULIANA 76.92 92.31
16. EVAUZI 84.62 100
17. ELITA NURISTANA 84.62 92.31
18. GALUH DWI BINTORO 61.53 69.23
19. HIDAYATUL MUNA 69.23 84.62
20. IKA LISTIYANA 69.23 76.92
21. IKA PUJI LESTARI 69.23 76.92
22. KOKO DWI ANTO 69.23 69.23
23. MIFATAKHUL RIZAL 61.53 84.62
24. MIFTAKHUL JANNAH 69.23 76.92
25. MISBAKHUL MUNIR 76.92 76.92
26. MOCHMAD EKSAN 61.53 69.23
27. MOH ALI MASHAR 69.23 84.62
28. MOH. KHOLID F 38.46 76.92
29. MOH. KHOIRUL IHWAN 61.53 76.92
30. MUKHLIS MU’MINATUS 69.23 69.23
20
31. NANIK ERLIYNAN 61.53 84.62
32. NASRIIN 69.23 76.92
33. NIA SEPTIYANA 46.17 76.92
34. RESTU RAHMA 53.85 69.23
35. RINI ROKHIMI 61.53 84.62
36. RIZQI NUR S 76.92 76.92
37. SITI NURHAYATI 61.53 76.92
38. SITI NURJANAH 69.23 69.23
39. SOLIODIN 61.53 84.62
40. SUPRIYONO 84.62 76.92
41. YENI RAHAYU 69.23 76.92
42. YOGA HARTANTO 92.31 100
43. YOUSEP ADI S 61.53 84.92
44. ARDI CANDRA 69.23 84.92
NILAI RATA-RATA 68.35 79.56
NILAI TERENDAH 38.46 69.23
NILAI TERTINGGI 100 100
Revisi dari siklus satu dan dua adalah data tersebut di ketik dijadikan karya
tulis ilmiah, dan file naskah tes tersebut dipublikasikan di internet dengan
NILAI RATA RATA
21
BAB V
Bab ini ada dua bagian. Pertama kesimpulan yang terdiri bagian penting yang
dibahas dalam bab sebelumnya. Kedua adalah saran yang berguna bagi guru bahasa inggris
ketika mereka memberi tes kepada muridnya dan saran kepada penentu kebijakan ujian/ atau
ulangan bersama.
5.1. Kesimpulan
Permasalahan yang muncul pad siklus I diperbaiki pada siklus II. Pada siklus
II semua anak tuntas belajar hinngga 100 %. Yang pada siklus 1 yang tuntas hanya 64 %.
Berarti anak memperbaiki diri untuk mencapai ketuntasan itu.
Rata-rata nilai tes siklus 1 adalah 68. 35 sedangkang rata-rata nilai tes siklus
II adalah 79, 56. Ini berarti ada kenaikan rata-rata nilai 11.2. Kesimpulannya dengan tes
naskah berbeda materi teks deskriptif nilai siswa meningkat.
Dengan adanya kedua bukti tersebut murid memperbaiki diri menjadi tuntas
dan nilai rata-rata meningkat maka disimpulkan hipotesis tindakan diterima yaitu :
Ada peningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Materi Teks Deskriptif Melaului Tes
Model Software Mcs Maker Naskah Berbeda Dengan Komputer Terhadap Siswa Kelas
Viii A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung
5.2 Saran
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahamii tes tulis perlu tahapan
yang bisa memotivasi siswa untuk belajar dengan menerapkan tes naskah berbeda dengan
komputer. Bila tak ada kesempatan menerapkan dengan komputer bisa juga tes teks berbeda
dan pertanyaan sama maka jawabannya juga berbeda. Yang penting anak termotivasi untuk
belajar lagi setelah tes.
Nakah berbeda dengan berkode A dan B seperti Ujian Nasionla perlu ditindak
lanjuti dalam ulangan bersama, dan perlu ditingkatkan jumlah kodenya. Karena teknologi
23
kecurangan anak dalam mencontek atau menurun ketika ulangan semakin cannggih. Dan hal
ini mengurangi semangat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
.........., 2001,APA Publication Manual , Microsoft student 2008 (DVD, Redmond W.A
, Microsoft corporation.
Djuharie, Otong Setiawan, Gilang Asri Deviyanti., Nina Nartalina., Agustin Hartati.,
Wiwin Herawati., 2008, Simulasi Ujian Nasional Bahsa Inggris SMP/MTs, Bandung,
Yrama Widya
Dryden, Gordon, 2003, Revolusi Cara belajar (The learning revolution) , Bandung
, Kaifa Mizan Media Utama
………., 2004, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas (File .PDF)
, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi,http://www.kti guru.org
Fatchan, Ach, 2008, Penulisan Karya Ilmiah (file .pdf),Pendidikan Dan Latihan Profesi
Guru (PLPG) di PSG Rayon 15 ,Universitas Negeri Malang
Foley, Mary Ann, 2008, “Cognitive Psychology “ Microsoft student 2008 (DVD)
Redmond W.A , Microsoft corporation.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara.
Wycoft, joyse, 2003, Menjadi Super Kreatif melalui metode pemetaan pemikiran,
Bandung (File.PDF), Kaifa Mizan Media Utama