Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Permasalahan umum dan penting yang mendorong penulis untuk mengadakan
penelitian ini yaitu berkembanganya tuntutan baru pada era revolusi komnunikasi dan
informasi instant dengan hanya menekan tombol tertentu , misalnya pada inovasi elekronik :
HP, komputer dll. Tentunya proses pendidikan dan hasil pendidikan serta kondisi tantangan
rintangan yang akan datang anak didik yang pasti berbeda dengan saat ini. Dengan adanya
perubahan jaman menuju Hi_Tech menyentuh di perbagai segi kehidupan maka persaingan
sudah mencapai tujuan tertentu semakin meningkat kwantitas dan kwalitasnya. Dalam proses
pendidikan tentu memerlukan persiapan yang cermat dengan meneliti mencari solusi
pemecahan masalah nyata kegiatan pembelajaran baik itu kwalitatif maupun kwantitatif dan
menindak lajuti dengan cara sinergis.
Permasalahan yang khusus dan nyata terjadi dalam kegiatan pendidikan dan
pembelajaran yakni sebagai berikut :
Pertama, ada wacana bahwa motivasi belajar anak menurun atau anak malas belajar
disebabkan mengggunakan sebagain besar waktunya untuk nonton TV, nonton VCD/DVD,
bermain game PS (play Stattion), bermain dengan HP/Handphone baik itu SMS atau game,
bermain game di Komputer dan alat eletronik lainnya. Hal ini menunjukan bahwa anak
tertarik pada permaian artificial atau game pada alat elektronik ataupun alat teknologi
komunikasi. Karena berkembangnya kondisi ini maka proses pembelajaran. tentu perlu
terbuka menerima tuntutan kondisi jaman yang banyak menggunakan alat elektronik. Maka
pendidikan yang dikemas menggunakan media elektronis berpeluang untuk diminati siswa
dan mengurangi kemalsan belajar bila sengaja dipersiapkan dengan bertanggung jawab dan
profesional. Dan dari pengamatan bisa kita ketahui banyak Sekolah Bertaraf Internasional
(SBI) yang merupakan sekolah bergengsi di kota tertentu banyak yang mengaharuskan
muridnya membawa Laptop sebagai alat belajarnya di sekolah ataupun di luar sekolah. Bila
memang hasil peneltian bahwa PC dengan program tertetentu bermanfaat dalam peningkatan
prestasi pendidikan maka mengapa tidak kita terapkan ? Dengan bisa menfaatkan PC , laptop
atau internet yang ada di masyarakat para pendidik dan anak anak tidak gagap terhadap
teknologi nantinya. Dan bila guru bisa membuat alat peraga sendiri berupa software
pembelajaran yang interaktif dan edukatif akan lebih tepat mencapat tujuan pembelajaran.
2
Karena Hardware di SMP saat ini sudah dapat diterapkan walaupun jumlah masih kurang
untuk 1 anak satu komputer, bila diusahakan masih bisa diterapkan. Penyebab motivasi
belajar menurun secara teori karena intern dan eksten . Misalnya sekolah pada umumnya
karena : waktu / jam istirahat di sekolah terlalu singkat, kurang tersedia tempat atau waktu
untuk bermain, sedang punya masalah di rumah, "kacau" misal tambah warga baru, tidak
suka/phobia sekolah karena mungkin saja perpustakaan sekolahnya belum menyediakan
buku-buku yang memadai, sedang sakit, sedih mungkin karena baru bertengkar dengan
teman baik, kehilangan buku kesayangannya dan atau memang hobbinya malas, melihat
kakak kelas lulus 100 % dengan cara ada yang curang menurun teman yang pandai dengan
cara SMS atau ada kesempatan menurun dengan teman ketiga ulangan dll.
Kedua, ada wacana bahwa anak SMP tidak lulus kebanyakan karena tidak bisa
bahasa Inggris, benarkah ? Hal ini memang relatif benar dari pengamatan memang mereka
tidak lulus penyebab utamanya yaitu karena Nilai UN matematika atau bahasa inggris
dibawah standart minimal kelululusan. Maka pertanyaan yang muncul : ”bagaimana solusi
menghilangkan kegagalan anak tidak lulus dengan cara yang benar atau jujur ? ” Tentunya
memerlukan penelitian. Dan adanya kecurangan dalam memperoleh nilai ujian yang juga
mengakibatkan motivasi belajar anak menurun. Misalnya seperti yang termuat dalam Buletin
BSNP mei 2007 : ” Meskipun penyelenggarakan Ujian Nasional atau UN 2007 telah selesai,
namun masih ada segudang permasalahan yang perlu diselesaikan. Diantaranya adalah
investigasi terhadap dugaan terjadinya kecurangan UN di berbagai sekolah. Tidak dinafikan,
penyelenggaraan UN yang dipantau dan diawasi oleh Tim Pemantau Independen (TPI) yang
melibatkan dosen dari berbagai perguruan tinggi, ternyata praktik kecurangan masih terjadi di
banyak tempat. Ironisnya, praktik kecurangan UN ini justru dilaksanakan secara sistematik
oleh pihak Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru, dan pihak tertentu lainnya
Ke tiga, ada wacana bahwa anak bosan membaca soal langsung menjawab soal
pilihan ganda karena soalnya terlalu sulit baginya. Untuk mengatasi ini guru perlu bank soal
sesuai tahapan belajar dari yang mudah menuju yang sulit dan bobot kesulitannya
proposional logis mendekati kurve normal.
Keempat, Dari ketiga masalah tersebut kebutuhan tes dengan hasil instan
elektronik dan tak ada kecurangan dalam tes semakin perlu diterapkan. Sementara para guru
merasa sulit membuat media tes dengan komputer. Dan media tes yang sesuai tujuan
pengajaran tak bisa ditemukan.
Sesuai dengan uraian latar belakang masalah di atas, penulis melakukan penelitian
3

dengan mengambil judul: ” Peningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Materi Teks
Fungsional Pendek Melaului Tes Model Software MCS Maker Naskah Berbeda Dengan
Komputer Terhadap Siswa Kelas Viii A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung

1.2 Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Apakah menerapkan tes model software MCS maker naskah berbeda dengan komputer
dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris materi teks fungsional pendek terhadap
siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung ?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah berdasarkan akar masalah yang ditonjolkan tersebut
adalah :
1. Salah satu tehnik meningkatkan motivasi belajar yaitu menerapkan tes model
software MCS maker naskah berbeda dengan komputer materi teks deskriptif .
Dengan alasan : Pertama, dengan tes naskah beda peserta tes tidak bisa menurun
temannya serta merta atau siswa harus mengerjakan sendiri sehingga penilaian
otentik tentang kecakapan membaca bisa diperoleh. Kedua pembuatan tes model
MCS maker tidak sulit bagi guru yang sudah bisa mengoperasikan program aplikasi.
Guru tak perlu belajar lama sperti belajar bahasa pemograman (misal : basic, C++,
pascal, dll) dan MCS maker tak serumit program aplikatif moodle, adobe captivate
dll. Sehingga tes model Software MCS maker buatan guru lebih tepat sesuai tujuan
pembelajaran yang direncanakan oleh guru. Ketiga karena tes langsung dengan
komputer mempunyai keunggulan sebagai media audiovisual yang interaktif atau ada
feedback yang instan . Karena tes dengan komputer merupakan teknologi baru maka
beberapa keingintahuan anak tentang nilai kemampuannya berbahasa inggris dan
bagaimana proses dan hasilnya tes dengan komputer harus dialaminya tercapai. Serta
ketika tes sesungguhnya dia juga belajar bahasa inggris fungsional tentang
pengoperasian komputer.
2. Dan bila tak ada sarana komputer makin tehnik meningkatkan motivasi adalah tetap
dengan tes naskah beda dengan kertas soal seperti Ujian Nasional ( UN ). Tetapi
dengan memperbanyak jumlah naskah tes yang berbeda dengan tujuan dan materi
yang sama.
4
3. Tehnik lain diluar tes obyektif reading , writing dan listening dalam proses belajar
aspek speaking dan writing tidak cocok dengan tes model software MCS maker
naskah berbeda dengan komputer. Maka dalam proses belajar mengajar bisa
diterapkan teori pendekatan komunikatif dan kebermaknaan. Dan salah satu cara
mengoptimalkan pengajaran melaui dialog karena dalam dialog adalah nilai lebih lain
dibandingkan dengan pengajaran dengan komputer yaitu lebih riil sesuai
perekembangan kemampuan anak, dan anak bisa lebih kreatif dan bisa belajar tak
hanya dari gurunya saja. Kegiatan dialog ini melibatkan kesenjangan informasi
antara dua siswa atau lebih. Sebagai contoh, siswa A mengetahui sesuatu yang tidak
diketahui siswa B, atau siswa A mengetahui X sementara siswa B mengetahui Y.
Untuk memperoleh informasi yang diketahui siswa yang lain, kedua siswa tersebut
harus berkomunikasi saling bertukar informasi.

1.3 Tujuan Penelitian


Dari latar belakang dan perumusan masalah dan pemecahan masalah tersebut
tujuan penelitian ini yaitu meneliti cara meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris
Materi Teks Undangan Melaului Tes Model Software MCS Maker Naskah Berbeda Dengan
Komputer Terhadap Siswa Kelas VIII A SMP Negeri1.
1.4 Manfaat Penelitian
Peneltian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemebelajaran bahsa
inggris . Kontribusi yang diberikan dalam hal ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat bagi siswa
Pertama , dengan naskah tes berbeda setiap anak interaktif dengan program itu
khususnya di hadapi, sehingga memungkinkan pembelajaran yang individual . Soal yang
dihadapi dan masalah penyelesainnya bisa diprogramkan sesuai dengan kemampuan siswa.
Sehingga ada kemungkinan besar membelajarkan anak dengan optimal sesuai kemampuan ,
minat dan bakatnya.
Kedua , Naskah tes berbeda mengurangi mencontoh jawaban tes teman. Jadi lebih
obyektif untuk mengukur kemampuan anak
Ke tiga, karena tidak bisa mencontoh jawaban teman memungkinkan anak didik
menjadi lebih aktif dalam membaca dan menjawab soal. Dan untuk perilaku ke depan anak
memungkinkan lebih termotivasi untuk belajar lebih giat.
1.4.2 Manfaat bagi guru
5

Pertama , memudahkan mengetahui nilai murni kemampuan bahasa inggris ,


sehingga memudahkan untuk pengajaran selajutnya, dan menentukan program perbaikan
atauun pengayaan bagi siswanya.
Kedua, guru dapat mengggunakan data hasil tes untuk penelitian tindakan kelas .
Ketiga, guru dapat memperbaiki naskah interaktif untuk presentasi, latihan, simulasi,
dan tes bila bisa mengoperasikan program komputer. Perbaikan naskah interaktif guru itu
akan lebih sesuai dengan rencana pengajaran mereka sebagai tuntutan dari kurikulum KTSP
dan akhirnya memungkinkan lebih tepatnya mencapai kompetensi yang diinginkan oleh guru.
Ke empat karya baik pembuatan naskah interaktif dari guru dapat dijual , untuk
menambah kesejahteraan.
1.4.3 Manfaat bagi Kepala Sekolah .
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan
dalam upaya meningkatkan pendidikan di SMP Negeri Sumbergempol.
1.5. Variabel tergantung dan variable terkontrol
1.5.1 Sebagai vari tergantung ( dependent) dalam penelitian ini adalah motivasi belajar
bahasa Inggris.
1.5.2 Sebagai variable terkontrol ( independent) dalam penelitian ini adalah materi tes ,
cara dan alat tes. Materi dalam peneltian ini adalah teks fungsional undangan bahasa
Inggris level SMP. Dan cara dan alat tes dalam peneltian ini yaitu tes naskah berbeda
dengan komputer dengan memanfaatkan hasil model standart dari software MCS
maker.

BAB II
KAJIAN PU S TAKA
2.1 Peranan Motivasi
6
2.1.1 Motivasi
Motivasi dalam bahasa sehari-hari diartikan sebagai dorongan kebutuhan,
hasrat, tekad, kemauan dan keinginan untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi
melandasi semua perilaku atau menyebabkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Sebagaimana dikemukakan oleh Berliner : Motivation, cause of an organism's
behavior, or the reason that an organism carries out some activity. In a human being,
motivation involves both conscious and unconscious drives. (Microsoft ® Encarta ®
2008)

Motivasi berbeda dengan emosi sebagaimana dikemukanan oleh …..,

Dan jenis motivasi digolongkan jadi dua yaitu :

Berliner, david, educational phsycology,

Eysenk (dalam Slameto,1995:170), mengemukakan bahwa:


“Motivasi merupakan proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas,
konsistensi, dan arah tingkah laku manusia berhubungan dengan minat, konsep diri,
sikap dan lain-lain”.

Mc. Donal (dalam Sardiman AM,2001:72; Oemar Hamalik,2001:158;


Wasty Soemanto,2003:203), mengemukakan bahwa:

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di awali perubahan
tenaga dalam diri dan ditandai dengan tanggapan (timbulnya dorongan efektif dan
reaksi) terhadap pencapaian suatu tujuan

J.O. Whittaker (dalam Wasty Soemanto, 2003:205),


mengemukakan bahwa:

Motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi


dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang di timbulkan
oleh motivasi tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri


seseorang yang mendorong atau mengarahkan tingkah laku untuk berbuat sesuatu
guna mencapai tujuan.
7

2.1.2 Peranan motivasi dalam pembelajaran

Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Dorongan mental dapat
menggerakkan dan mengarahkan perilaku belajar. Kekuatan mental itu biasa disebut
motivasi belajar.

Berliner dari Universitas Arisona mengemukakan :


Attribution theory describes the role of motivation in a person's success or failure in
school situations. Success on a test, for instance, could be attributed to luck or hard
work; the theory predicts the behavior of students depending on their responses

Pencapaian hasil belajar yang optimal juga dipengaruhi oleh beberapa factor,
antara lain motivasi yang dimiliki siswa dalam belajar dan minat belajar mereka
terhadap suatu pelajaran. Motivasi dapat menggerakkan seorang siswa,
mengarahkan tindakannya dan dapat memilih tujuan belajar yang dirasa siswa paling
berguna dalam kehidupannya. Hal ini di sebabkan karenana siswa terdorong oleh
faktor yang menyebabkan siswa melakukan kegiatan belajar seperti siswa ingin
mendapat nilai yang baik sahingga siswa tergerak untuk belajar. Sedangkan
minatnya terhadap suatu pelajaran dapat mendukung kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan belajar yang telah di tentukan karena siswa yang memiliki minat
belajar akan melakukan suatu kegiatan belajar tanpa adanya paksaan dan pada
dasarnya siswa telah tertarik atau senang untuk melakukannya.Seorang sisiwa yang
memiliki minat dan motivasi yang kuat akan memiliki energi yang banyak untuk
melakukan kegiatan belajar karena adanya doroongan untuk mencapai suatu tujuan
keburtuhannya. Misalnya, ingin menguasai materi tentang teks deskritip dan ingin
mencapai nilai yang tinggi . Dari motivasi itulah siswa akan terlihat rajin belajar
dengan mengulangi pelajaran dari sekolah dan berlatih mengerjakan soal-soal
latihan dan semakin besar minat yang dimiliki seorang siswa, maka semakin besar
pula perhatian dan hasratnya untuk belajar.

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar bahasa inggris , yaitu billa


semua siswa dapat mencapai belajar yang optimal tentu t tidak erlepas dari
persiapan yang dilakukan oleh siswa dan guru.
8
Dalyono (1997:52) mengemukakan bahwa : Kesiapan-kesiapan yang
harus dimiliki siswa antara lain ;memiliki perlengkapan belajar, kemampuan fisik
dalam arti memiliki tenaga untuk belajar dan dalam kondisi yang sehat, dan
kemampuan mental dalam arti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk
melakukan kegiatan belajar. Seorang guru sebagai seorang pengajar sekaligus
pendidik hendaknya mengenal siswanya, terutama mengetahui minat belajar dan
mengupayakan penumbuhan atau peningkatan motivasi belajar siswa. Hal tersebut
dapat ditempuh guru dengan memberikan motivasi- motivasi belajar yang dapat
berupa pujian, hukuman yang mendidik dan lain-lain. Semakin tepat motivasi yang
digunakan maka semakin tepat pula hasil belajar yang akan dicapai. Sehingga siswa
merasa bergairah, senang dan semangat untuk belajar bahasa Inggris..

2.2 Peranan Teks deskriptif

2,2,1 Pengertian teks deskriptif


Arti dalam kamus Encharta 2008 yaitu : 1 ) being description : containing
or consisting of description, 2) classifying : serving mainly to label, describe, or
classify 3) attributive: expressing an attribute or quality of a noun
Dalam pengajaran bahasa inggris teks deskriptif Mukarto dkk ( 20070
mengemukakan strukurnya yaitu 1) identification 2) description . dan tujuan yaitu to
describe.
Djuharie 2008 mengemukakan : 1) reading (membaca) SKL nya yaitu :
memahami makna dalam wacana tertulis pendek baik teks fungsional maupun esei
sederhana berbentuk deskripttif (descriptive, procedure dan report) .
Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa teks deskritif bertujuan
menjelaskan atu menggolongkan jumlah atau mutu dari orang , benda, hewan dan
sesuatu atau kata benda. Bentuk teks deskriptif bisa mencakup teks descriptive, teks
procedure dan teks report.
2.2.2 Peranan teks deskriptip dalam pembelajaran bahasa Inggris
Umumnya teks deskriptip beririsi penjelasan judul atau tema teks pada
setiap jenis teks. Maka peran teks deskriptip semakin penting untuk dikaji pada awal
pengajaran suatu teks. Teks deskriptip biasa muncul dalam aspek kemapuam literacy
khususnya atau aspek membaca dan menulis., namun juga bisa mengena pada aspek
semuanya baik aspek oracy (lesan) ataupu literacy (tulis) sendiri.
9

Dalam kurikulum KTSP 2006 bidang studi bahasa inggris dapat kita
temaukan dalam pengajaran klas 1, 2, maupun 3. Hal ini menunjukkan juga peran teks
deskritif merukan hal penting yang perlu diteliti karena dia melekat di setiap klas 1,2,
dan 3 dalam syllabus KTSP untuk SMP.
Menyalin standart kompetensi kelulusan Ujian Nasional 2008 (SKL UN
2008) bahasa inggris SMP/MTS dari Depdiknas, Djuharie mengemukakan : 1)
reading (membaca) SKL nya yaitu : memahami makna dalam wacana tertulis pendek
baik teks fungsional maupun esei sederhana berbentuk deskripttif (descriptive,
procedure dan report) dan naratif ..2) writing (menulis) SKLnya yaitu :
mengungkapkan makna secara tertulis teks fungsional pendek dan esei sederhana
berbentuk deskriptrif (deskriptif, procedure dan recount ) dan naratif .
Demikianlah peran teks deskriptif yang begitu melekat dan fungsional pada
kelas 1,2, 3 SMP hingga standart kompentensi kelulusannya.

2.3 Peran Tes Naskah berbeda dengan model MCS maker di komputer
2.3.1 Peran Unggul Tes Naskah Berbeda
Kelemahan Naskah Tes Berbeda (NTB) , pertama karena dia jarang
dilakukan maka guru/ pembuat NTB harus menyiapakan kisi-kisi rinci sebelum
mengetikan di MCS maker untuk menjaga validitas isi tes. Dan ke dua, NTB tidak
hidup, isiniatif, emosi postif dan kreatif seperti guru. Tetapi tes naskah berbeda
mempunyai peranan yang unggul dalam pembelajaran yaitu sebagai motivator,
pegukur kemampuan belajar obyetif murni dll. Lebih detail diuraikan keunggulannya
sebagi berikut :
Pertama , naskah tes berbeda setiap anak interaktif dengan program itu
khususnya di hadapi, sehingga memungkinkan pembelajaran yang individual . Soal
yang dihadapi dan masalah penyelesainnya bisa diprogramkan sesuai dengan
kemampuan siswa. Sehingga ada kemungkinan besar membeljarkan anak dengan
optimal sesuai kemampuan , minat dan bakatnya.
Kedua , Naskah tes berbeda mengurangi mencontoh jawaban tes teman. Jadi
lebih obyektif untuk mengukur kemampuan anak. Bila Ujian Nasional menerapkan
ini maka kecurangan tersetruktur dapat dikurangi. Bukti kecurang tersetruktur ada
misalnya dalam berita bulletin BSNP ( mei 2007:8 ) disebutkan : Meskipun
penyelenggarakan Ujian Nasional atau UN 2007 telah selesai, namun masih ada
10
segudang permasalahan yang perlu diselesaikan. Diantaranya adalah investigasi
terhadap dugaan terjadinya kecurangan UN di berbagai sekolah. Tidak dinafikan,
penyelenggaraan UN yang dipantau dan diawasi oleh Tim Pemantau Independen
(TPI) yang melibatkan dosen dari berbagai perguruan tinggi, ternyata praktik
kecurangan masih terjadi di banyak tempat. Ironisnya, praktik kecurangan UN ini
justru dilaksanakan secara sistematik oleh pihak Dinas Pendidikan, kepala sekolah,
guru, dan pihak tertentu lainnya..
Ke tiga, karena tidak bisa mencontoh jawaban teman memungkinkan anak
didik menjadi lebih aktif dalam membaca dan menjawab soal. Dan untuk perilaku ke
depan anak memungkinkan lebih termotivasi untuk belajar lebih giat.
Ke empat, guru dapat mengggunakan data hasil tes untuk penelitian
tindakan kelas .
Ke lima, guru dapat memperbaiki naskah interaktif untuk presentasi,
latihan, simulasi, dan tes bila bisa mengoperasikan program komputer. Perbaikan
naskah interaktif guru itu akan lebih sesuai dengan rencana pengajaran mereka
sebagai tuntutan dari kurikulum KTSP dan akhirnya memungkinkan lebih tepatnya
mencapai kompetensi yang diinginkan oleh guru.
Ke enam karya baik pembuatan naskah interaktif dari guru dapat dijual ,
untuk menambah kesejahteraan
2.3.2 Peran MCS maker dalam pembelajaran dengan komputer
Peran MCS maker dalam pengajaran bahasa nampak nyata karena naskah interaktif
dibuat dengan program MCS maker . Naskah interaktif itu melekat sebagai media
pengajaran yaitu : 1) sebagai media visual dalam pembelajaran , 2) sebagai media
audiovisual dalam pembelajaran , 3) sebagai media interaktif dalam pembelajaran 4) sebagai
media jaringan /net terkontrol . Selanjutnya penulis jelaskan sebagai berikut :
1) Sebagai media visual dalam pengajaran

Computers also can help students visualize objects that are difficult or impossible to
view. For example, computers can be used to display human anatomy, molecular
structures, or complex geometrical objects. Exploration and manipulation of
simulated environments can be accomplished with CAI—ranging from virtual
laboratory experiments that may be too difficult, expensive, or dangerous to perform
in a school environment to complex virtual worlds like those used in airplane flight
simulators.((Arnold , 2007 : )
11

Menurut Oemar Hamalik (2004 : 52) tujuan penggunaan media visual adalah
“Menghindarkan verbalisme anak dalam suatu pemahaman”. Sedangkan Amir
Hamzah Suleiman (1985 : 28) menyatakan penggunaan media visual bertujuan
“Untuk memperjelas pemahaman yang utuh mengenai hakekat ilmu pengetahuan”.
Dari pengertian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa tujuan dari penggunaan
media visual adalah untuk menghindarkan verbalis dalam suatu pemahaman sehingga
dapat memperjelas suatu pemahaman yang utuh pada suatu materi yang dijelaskan.
Adapun uraian penggunaan media visual menurut ketiga ahli tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
a) Untuk memperlancar jalannya proses belajar mengajar.
b) Agar siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau
didiskusikan.
c) Mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi
pendidikan.
d) Membantu kegiatan mengajar guru dan belajar anak.
e) Untuk mencapai tujuan pengajaran atau hasil yang maksimal.
Dari uraian fungsi media visual di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
fungsi media visual adalah sebagai alat yang digunakan untuk menghindari
verbalisme dalam pemahaman, membangkitkan motivasi belajar anak supaya lebih
aktif dan lebih memperlancar proses belajar mengajar.
2). Sebagia media audiovisual dalam pembelajaran
Sebagai media audiovisual artinya dapat didengar dan dapat dilihat media
itu. Walau yang nampak berupa tulisan atau gambar diam atau gambar gerak produk
MCS maker juga bisa didengar. Ittelson dalam Encharta mengemukan ( 2007 )
mengemukakan : Studies in the psychology of learning suggest that the use of
audiovisuals in education has several advantages. All learning is based on perception,
the process by which the senses gain information from the environment. The higher
processes of memory and concept formation cannot occur without prior perception.
Persons can attend to only a limited amount of information at a time; their selection
and perception of information is influenced by past experiences. Researchers have
found that, other conditions being equal, more learning occurs when information is
received simultaneously in two modalities (vision and hearing, for example) rather
than in a single modality. Furthermore, learning is enhanced when material is
12
organized and that organization is evident to the student.
Awal seorang bisa menirukan bahasa pasti melalui persepsi dari mendengar.
Oleh karena itu mendengarkan adalah aspek pertama dalam pembelajaran bahasa.
3). Sebagai media interaktif dalam pembelajaran
Information that helps teach or encourages interaction can be presented on
computers in the form of text or in multimedia formats, which include photographs,
videos, animation, speech, and music. The guided drill is a computer program that
poses questions to students, returns feedback, and selects additional questions based
on the students' responses. Recent guided drill systems incorporate the principles of
education in addition to subject matter knowledge into the computer program (Arnold
, 2007 : )
Hamalik mengemukan (2004:239) Program ini juga meyedikan penguatan
(reinforcement) baik visual maupun auditif, agar minat dan perhatian siswa
terpelihara sepanjang latihan dan praktek.
4) sebagai media jaringan /net terkontrol
Hamalik mengemukan (2004:239) Pengajaran yang diatur menunjuk kepada
perangkat lunak yang menjamin kemajuan siswa dalam urutan intruksional yang
terencana. Dan Supriyanto (2007:26) mengemukakan : Tehnologi informasi dan
komunikasi dapat dimanfaatkan dalm pendidikan jarak jauh atau sering disebut e-
learning . Melaului e-learning Ini pepembelajran jarak jauh ini dapat dimungkiknkan
sehingga bisa mengurangi kesenjangan pendidikan anatar Negara maju dan Negara
berkembang. Kita bisa belajar bersama dengan siswa di belahan dunia lain seperti
Amerika Serikat.
Dari kedua pendapat tersebut bisa kita simpulkan bahwa pengajaran jarak jauh
bisa diterapkan dan dikontrol melalui jaringan tertententu dengan komputer.
3.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dalam bab pendahuluan dan landasan teori tersebut
maka dirumuskan tindakan kelas yaitu :
” Ada peningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Materi Teks Deskriptif
Melaului Tes Model Software Mcs Maker Naskah Berbeda Dengan Komputer
Terhadap Siswa Kelas Viii A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung “

B A B III
13

METODE PENELITIAN
Scientific Method (2008) , term denoting the principles that guide scientific research
and experimentation, and also the philosophic bases of those principles .Definitions of
scientific method use such concepts as objectivity of approach to and acceptability of the
results of scientific study.,
Sesuai miscrosof corporation tersebut untuk mengupayakan metode penelitian tidak
lepas dari prinsip pengetahuan riset itu dan juga filosofinya. Dan batasan metode penelitian
biasa menggunakan pendekatan objekfitas dan hasilnya dapat diterima. Maka berikut penulis
jelaskan metode peneltian PTK yang digunakan
3.1. Penelitian experiment PTK
Penelitian yang penulis pilih bukan deskriptif tetapi experimerimen. Sebagaima Supardi
kemukakan ( 2007 : ) “Penelitian eksperimen (Experimental Research) kegiatan penelitian
yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan
terhadap tingkah laku siswa ata menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu
bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum
penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap
gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan
perlakuan yang berbeda.
Selaras dengan maksud PTK Madya (2007 : ) mengemukakan : Untuk dapat meraih
perubahan yang diinginkan melalui PTK, apakah ada syarat-syarat lain? Betul, silakan baca
McNiff, Lomax dan Whitehead (2003). Pertama, Anda dan kolaborator serta murid-murid
harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan komitmen
itu terwujud dalam keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional.
Andil itu mungkin terwujud jika ada maksud yang jelas dalam melakukan intervensi tersebut.
Kedua, Anda dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk
bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai. Ketiga, tindakan yang Anda lakukan
hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka
teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan
dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan),
berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya
3.2 Rancangan PTK
Rancangan yang penulis pilih adalah sesuai Riyanto (2008:5) kemukakan pada
gambar 1 Siklus PTK berikut :
Revisi Siklus 1
plan Awal
Siklus
Action/Revisi
Observation
dst Re-plan Siklus 2
refleksi
refleksi 14
Action/ observation

Gambar 1 : Siklus PTK


Mengacu kajian metodologi penelitian PTK tersebut berikut dijelakan rancangan dlam
peneltian ini dari tahapan 1) studi awal 2) siklus 1 3) siklus 2
3.2.1 Rancangan Studi awal
Dalam studi awal penulis melakukan penjaringan data di lokasi tentang varibel
tergantung dan variable terkontrol. Dua variable sesuai dengan microsoft (2008) There are
two types of variables in a scientific experiment: dependent and independent. The dependent
variable is the variable being measured, while the independent variable can be controlled by
the experiment. Selanjut penulis rencanakan sebagai berikut :
a) Penjaringan data variable tergantung yaitu variable motivasi belajar bahasa inggris.
Penulis menggunakan tehnik kajian pustaka untuk menjelaskan peran motivasi
dalam pembelajaran.
b) Penjaringaringan data variable terkontrol penulis menggunakan kajian pustaka dan
wawancara. Pertama mengkaji dengan tehnik kajian pustaka tentang materi teks
deskriptif, Peran Tes Naskah berbeda dengan model MCS maker di komputer. Kedua
menganalisa hasil wawancara. Ketiga membuat software TNB (tes naskah beda)
materi teks teks deskriptif . Keempat menguji coba software TNB dan merefleksi
serta merivisinya.
15

3.2.1 Rancangan siklus 1 dan siklus 2 :


3.2.1.1 Merencanakan , yakni merencanakan dengan menentukan a) subjek peneliti
yang terlibat : penulis sendiri b) oyek dan lokasi yang diteliti adalah murid klas 8 B SMP
N1 Sumbergempol tahun ajaran 2008/2009. c) merencanakan siklus I semua anak di tes
dalam 1 hari yang sama. Untuk memberi perlakuan yang berbeda sebagai syarat PTK
eksperiment penulis rencanakan yaitu : pada siklus ke II 50% dari jumlah anak yang hadir
di tes dengan TNB dengan sela waktu 1 hari dari tes siklus I dan sisanya 50 % anak dites
dengan sela waktu 1 minggu dengan dimotivasi tes naskah beda tiap anak. d) Untuk
menjaga validitas konstruksi penulis menyusun dengan kisi-kisi pembuatan naskah untuk
teks deskriptif sebagai berikut :
KISI-KISI TES NASKAH BERBEDA
BIdang studi : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : 8 / ganjil
SK / SKD : Membaca dan menulis
Topic : Teks Deskriptif
NO INDIKATOR/ RUANG CLUE/ KATA
JENIS MATERI BENTUK TES
SOAL LINGKUP KUNCI
Di awal
Menentukan gagasan
1 Hewan paragraph Pilihan ganda
utama
tersurat
Di akhir Pilihan ganda
Menentukan gagasan
2 Hewan paragraph
utama
tersurat
Pilihan ganda
Menentukan gagasan Menyimpulkan
3 Hewan
utama dari paragraf
Di awal Pilihan ganda
Menentukan gagasan
4 Manusia paragraph
utama
tersurat
Di awal Pilihan ganda
Menentukan gagasan
5. Manusia paragraph
utama
tersurat
Di awal Pilihan ganda
Menentukan informasi
6 Hewan paragraph
tersurat
tersurat
7 Menentukan informasi Hewan Di akhir Pilihan ganda
6
4 17 10
7
3 16 11
8
2 15 12
guru pintu
9
1 14 13
16

paragraph
tersurat
tersurat
Di tengah Pilihan ganda
Menentukan informasi
8 Hewan paragraph
tersurat
tersurat
Pilihan ganda
Menentukan rujukan Di tengah
9 Hewan
kata paragraph
Di awal Pilihan ganda
Menentukan makna
10 hewan paragraph,
kata
sinonim
Melengkapi
Tenses/ Verb Man activity Simple present
11
conjungtion profession (+)
Melengkapi
Menentukan Verb Man activity:
12 Ability/ modal
conjungtion Yes/No
Hewan : Synomim atau
13 Menentukan makna Melengkapi
adjective antonim ( ? )

3.2.1.2 Fase aksi : Melakukan tes dengan komputer dengan sesuai rencana . Perbedan
anatra sikilus 1 dan siklu dalam penelitian ini yaitu : ketika silus 1 tempat barisan barat
berpindah ke ketimur ketika pada siklus ke 2 maka barisan anak timur pindah ke barisan
barat supaya berbeda naskah tesnya untuk tiap siklusnya. Demikian pula . : ketika silus 1
tempat barisan selatan berpindah ke utara ketika pada siklus ke 2 maka barisan anak
utara pindah ke barisan selatan supaya berbeda naskah tesnya untuk tiap siklusnya.
10Sebagai gambaran tempat duduk ketika tes adalah seperti berikuit :
utara
11

12
barat Timur
13

10

11

12
5 10
13 17
6 3
16
7 11
15
10 8 guru pintu
2
14
Utara
9 12
17
11 1
13 duduk ketika tes siklus 1
Gambar 2 Posisi tempat
12

Barat 13 Timur

10

11

12

13

Gambar 3 Posisi tempat duduk ketika tes siklus 2


3.2.1.3 Fase refleksi
Ketika fase refleksi penulis menaganalis data hasil tes, dan menyimpulkan
hasil temuan dari penelitian.
3.2.1.4 Fase revisi
Pada siklus pertama ada kekurangan , maka pada siklus 2 diperbaiki. Dan
Akhirnya menulis temuan hasil penelitian bentuk karya tulis ilmiah dan mempublikasi di
internet.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 . Hasil Studi Awal

Hasil awal dari kajian pustaka tentang kedua variable mendukung pendapat
bahwa “ Menerapkan tes model software MCS maker naskah dengan komputer dapat
meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris materi teks deskriptif siswa kelas VIII A
18
SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung “

Dan dari hasil wawancara siswa klas 8 B SMP negeri 1 Sumbergempol tanggal
2 agustus 2007 yaitu : 39 atau 89 % dari murid yang akan diteliti yaitu 44 anak
menyatakan setuju tes menggunakan komputer. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada table
1 berikut :

Tabel 1 Hasil Wawancara Persetujuan Tes dengan komputer

NO ORANG YANG SETUJU TIDAK SETUJU


DIWANCARAI
Jumlah % Jumlah Prosentase
1. Guru bahasa 5 100 % 0 0
Inggris jumlah =
5 orang
11 %
2 Klas 8 B = 44 39 89 % 5
anak
Dengan adanya dukungan primer dari guru dan murid serta kajian pustak maka
penulis mengajukan proposal penelitian dan melaksanakan PTK.

4.2 . Hasil Siklus 1 dan 2

4.2.1 Hasil perencanaan siklus 1 dan 2

Sebagai hasil perencanaan tiap siklus yaitu penulisan jadwal peneltian, dan
Naskah tes deskriptif disimpan di disk : flash disk , dan hardisk di komputer
SMP Negeri 1 Sumbergempol. Serta karya tulis ini sendiri.

4.2.2 Hasil aksi siklus 1 dan 2

Hasil aksi siklus 1 dan 2 tabel 3 tentang hasil tes berikiut :

Tabel 2
19

HASIL TES NASKAH BERBEDA DENGAN KOMPUTER SIKLUS 1,2

No Name NILAI NILAI

SIKLUS 1 SIKLUS 2
1. ABDULLAH FAKHRIZAL 61.53 76.92
2. AFRI PURWO P 69.23 69.23
3. AGUS KURNIAWANI 69.23 84.62
4. AHMAD DWI F. 61.53 76.92
5. AHMAD NURHADI 69.23 76.92
6. ALI MUSTOFA 69.23 69.23
7. AMIN MUSAFAK 61.53 84.62
8. ANGGA 100 100
9. CANDRA MUHIBAH 76.92 69.23
10. CANDRA NUR AZIZ 61.53 84.62
11. DESI TRI WAHYUNI 69.23 76.92
12. DEWI MASITOH 69.23 76.92
13. DIDIK TRI B. 69.23 69.23
14. DWI HELYA K 69.23 84.62
15. DWI YULIANA 76.92 92.31
16. EVAUZI 84.62 100
17. ELITA NURISTANA 84.62 92.31
18. GALUH DWI BINTORO 61.53 69.23
19. HIDAYATUL MUNA 69.23 84.62
20. IKA LISTIYANA 69.23 76.92
21. IKA PUJI LESTARI 69.23 76.92
22. KOKO DWI ANTO 69.23 69.23
23. MIFATAKHUL RIZAL 61.53 84.62
24. MIFTAKHUL JANNAH 69.23 76.92
25. MISBAKHUL MUNIR 76.92 76.92
26. MOCHMAD EKSAN 61.53 69.23
27. MOH ALI MASHAR 69.23 84.62
28. MOH. KHOLID F 38.46 76.92
29. MOH. KHOIRUL IHWAN 61.53 76.92
30. MUKHLIS MU’MINATUS 69.23 69.23
20
31. NANIK ERLIYNAN 61.53 84.62
32. NASRIIN 69.23 76.92
33. NIA SEPTIYANA 46.17 76.92
34. RESTU RAHMA 53.85 69.23
35. RINI ROKHIMI 61.53 84.62
36. RIZQI NUR S 76.92 76.92
37. SITI NURHAYATI 61.53 76.92
38. SITI NURJANAH 69.23 69.23
39. SOLIODIN 61.53 84.62
40. SUPRIYONO 84.62 76.92
41. YENI RAHAYU 69.23 76.92
42. YOGA HARTANTO 92.31 100
43. YOUSEP ADI S 61.53 84.92
44. ARDI CANDRA 69.23 84.92
NILAI RATA-RATA 68.35 79.56
NILAI TERENDAH 38.46 69.23
NILAI TERTINGGI 100 100

4.2.3 Hasil refleksi siklus 1 dan 2

Hasil refleksi dari siklus 1 dan 2 adalah sebagai berikut :

Table 3 : Analisa ketuntasan dan simpulan

Fase Tuntas Tidak Tuntas Kesimpulan

SKM < 65 SKM < 65 Remidi < 85 %


Siklus 1 28 64 % 16 0,36 % Perlu remidi/ her
Perlu pengayaan
Siklus 2 44 100 % 0 0
Dan dari nilai rata-rata kelas diperoleh sebagai berikut : Siklus 1 = 68.35
Siklus 2 = 79.5.6 maka kesimpulannya yaitu kenaikan nilai dari aksi tes
berbeda naskah adalh 11,20 atau 11,2 %.

4.2.4 Hasil revisi siklus 1 dan 2

Revisi dari siklus satu dan dua adalah data tersebut di ketik dijadikan karya
tulis ilmiah, dan file naskah tes tersebut dipublikasikan di internet dengan
NILAI RATA RATA

21

alamat :http:// WWW. Didik7 @blogspot.com

4.3. Rangkuman Temuan

Sebagai rangkuman temuan berikut disajikan dalam gambar 4 dan 5:

SIKLUS 1 Gambar 4 : Rangkuman Prosentase


SIKLUS 2 Ketuntasan
Siklus 1 siklus 2

Gambar 5 : GRAFIK PENINGKATAN NILAI RATA RATA TES


22

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini ada dua bagian. Pertama kesimpulan yang terdiri bagian penting yang
dibahas dalam bab sebelumnya. Kedua adalah saran yang berguna bagi guru bahasa inggris
ketika mereka memberi tes kepada muridnya dan saran kepada penentu kebijakan ujian/ atau
ulangan bersama.

5.1. Kesimpulan

Permasalahan yang muncul pad siklus I diperbaiki pada siklus II. Pada siklus
II semua anak tuntas belajar hinngga 100 %. Yang pada siklus 1 yang tuntas hanya 64 %.
Berarti anak memperbaiki diri untuk mencapai ketuntasan itu.

Rata-rata nilai tes siklus 1 adalah 68. 35 sedangkang rata-rata nilai tes siklus
II adalah 79, 56. Ini berarti ada kenaikan rata-rata nilai 11.2. Kesimpulannya dengan tes
naskah berbeda materi teks deskriptif nilai siswa meningkat.

Dengan adanya kedua bukti tersebut murid memperbaiki diri menjadi tuntas
dan nilai rata-rata meningkat maka disimpulkan hipotesis tindakan diterima yaitu :
Ada peningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Materi Teks Deskriptif Melaului Tes
Model Software Mcs Maker Naskah Berbeda Dengan Komputer Terhadap Siswa Kelas
Viii A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung

5.2 Saran

5.2.1 Saran kepada guru bahasa Inggris

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahamii tes tulis perlu tahapan
yang bisa memotivasi siswa untuk belajar dengan menerapkan tes naskah berbeda dengan
komputer. Bila tak ada kesempatan menerapkan dengan komputer bisa juga tes teks berbeda
dan pertanyaan sama maka jawabannya juga berbeda. Yang penting anak termotivasi untuk
belajar lagi setelah tes.

5.2.2. Saran kepada penentu kebijakan ujian/ atau ulangan bersama

Nakah berbeda dengan berkode A dan B seperti Ujian Nasionla perlu ditindak
lanjuti dalam ulangan bersama, dan perlu ditingkatkan jumlah kodenya. Karena teknologi
23

kecurangan anak dalam mencontek atau menurun ketika ulangan semakin cannggih. Dan hal
ini mengurangi semangat belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Aenold, Douglass, 2007, “ Computer Aided Instruction” Microsoft student 2008


(DVD) Redmond W.A , Microsoft corporation.

Alder,Harry,2001, Pacu EQ dan IQ anda Boost your Intelligence, Jakarta , Erlangga

.........., 2001,APA Publication Manual , Microsoft student 2008 (DVD, Redmond W.A
, Microsoft corporation.

Berliner, David, 2007,” Educational Psychology “ Microsoft student 2008 (DVD,


Redmond W.A , Microsoft corporation.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


,
Dasna, I Wayan, 2008,Penelitian Tindakan Kelas, (file .pdf) Pendidikan Dan Latihan
,
Profesi Guru (PLPG) di PSG Rayon 15 Universitas Negeri Malang

Djuharie, Otong Setiawan, Gilang Asri Deviyanti., Nina Nartalina., Agustin Hartati.,
Wiwin Herawati., 2008, Simulasi Ujian Nasional Bahsa Inggris SMP/MTs, Bandung,
Yrama Widya

Dryden, Gordon, 2003, Revolusi Cara belajar (The learning revolution) , Bandung
, Kaifa Mizan Media Utama

………., 2004, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas (File .PDF)
, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi,http://www.kti guru.org

Fatchan, Ach, 2008, Penulisan Karya Ilmiah (file .pdf),Pendidikan Dan Latihan Profesi
Guru (PLPG) di PSG Rayon 15 ,Universitas Negeri Malang

Foley, Mary Ann, 2008, “Cognitive Psychology “ Microsoft student 2008 (DVD)
Redmond W.A , Microsoft corporation.

Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru


Algensindo.

Hamalik, Oemar,2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta,PT Bumi Aksara

Ittelson, John, 2007, “Audiovisula Education” Microsoft student 2008 (DVD)


Redmond W.A , Microso corporation.
24
Leon hardt, Mary, 2002, Cara agar anak anda asyik mengerjakan PR,
Bandung, Kaifa Mizan Media Utama

Madya , Suwarsih, 9 April 2007, Penelitian Tindkan Kelas , http://www.kti guru.org

Mazur,james E, 2006, Encharta : “ learning” (DVD), Redmond W.A , Microsoft


corporation.

……… , 2008, Encharta Dictionaries, Redmond W.A , Microsoft corporation.,

............,2008, “Scientific Method “ Redmond W.A , Microsoft corporation.,

Mukarto,Sjatmiko., Josephine.,Widay kiswara.,2007, EOS English on Sky 2, Jakarta,


Erlangga

Mundilarto,Rustam, 2004, Penelitian Tindakan Kelas, ----,Direktorat Pembinaan


Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, http://www.kti guru.org

Sharf, Richard S, 2007, “ Psychotheraphy” Microsoft student 2008 (DVD)


Redmond W.A , Microsoft corporation.

Salim, Agus, 2007, Penelitian Deskriptif Interpretatif¸ http://www.kti guru.org

Setyosari, Punaji, 2008, Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran (file


.pdf),Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di PSG Rayon 15 ,Universitas
Negeri Malang

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sulaiman Wahid. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi.

Supardi, awal 2007, Penletian Eksperimen di Bidang Pendidikan, http://www.kti


guru.org

Thomson, Ross A, 2007, “ Child Development” Microsoft student 2008 (DVD)


Redmond W.A , Microso corporation.

Wycoft, joyse, 2003, Menjadi Super Kreatif melalui metode pemetaan pemikiran,
Bandung (File.PDF), Kaifa Mizan Media Utama

Anda mungkin juga menyukai