Kapten Pattimura
Kapten sungguh aku berbangga hati Hormat padamu kapten dari Maluku Jutaan rakyat Indonesiaku kini mengenang Jutaan jasamu yang benderang Kau torehkan garis keberanianmu Melawan cambuk-cambuk di benteng Victoria Kau lawan keganasan pecut-pecut itu Walaupun akhirnya engkau harus rela menancap di tembok Victoria itu Keberanianmu kini membawakan bekas pada kami untuk ikut dalam lenteramu.
Kemerdekaan Indonesia
Aku bisa tertawa Aku bisa bergaya Aku bisa berpesta Aku bisa tamasya Karena Indonesia telah merdeka Kemerdekaan yang mahal harganya yang tak dapat diukur dengan harta sekalipun segunung, sepulau bahkan sebenua Kini kewajibanku sebagai anak bangsa Belajar tekun untuk membangun bangsa Agar nanti menjadi negara yang kaya raya Aku ingin. Pahlawan yang telah gugur dahulu dapat tertawa lega melihat anak cucunya bahagia Mereka dapat tidur nyenyak di sisi-Nya
Agar Awan-awan Kembali Tersenyum Dalam persembahahan Nyanyian Anak-anak Seribu pulau Untuk Satu Ibu Pertiwi.
Tema Lingkungan:
Lingkungan Sekitarku
Oleh : Luther Lie Aku lupa memedulikan lingkunganku Saat lingkungan ku kotor Aku lupa membersihkannya Saat ku tercemar Aku tidak membersihkannya Lingkunganku Kau menjadi berpolusi karena manusia Kau menjadi kotor karena kami Semua ulah itu kesalahan kami Lingkungan hidupku Maafkanlah perbuatan kami Maafkan pula kelalaian kami Mulai saat ini kami pasti akanme njagamu
Tema : Tanah Air NEGERI YANG TERLUKA Ibu pertiwi seperti buku yang tergeletak, lupa tak tersentuh, dan membiarkan anak negeri berlari dengan senja, setelah lelah menantang mentari pagi. Ibu pertiwi seperti Durga yang terbelalak, melihat tugu yang runtuh, dan membiaskan rona yang berbusur seroja, menuju ke pusara yang diguyur doa dan sesaji, Visit Indonesia, Enjoy Jakarta, Stay with us .. But what for ???
TEMA : PENDIDIKAN
Pahlawan Kehidupan
Karya : Nur Wachid
Ku lihat kau berbuat Ku dengar kau berbicara Ku rasakan kau merasakan Mata binar tak khayal menjadi panutan Sejuk terasa haluan kata katamu Menjadi sugesti pada diri kami Hingga jiwa ini tak sanggup berlari Menjauhi jalan hakiki Lelah dirimu tak kau risaukan Hiruk pikuk kehidupan mengharu biru Itu jasa tentang pengabdian Bukan jasa tentang perekonomian Semangatmu menjadi penghidupan Untuk kami menjalani kehidupan Jangan pernah kau bosan Jadi haluan panutan Meski pertiwi dalam kesengsaraan Kaulah pelita cahaya kehidupan Terima kasih untukmu Sang pahlawan kehidupan
Aku
Karya : Nur Wachid
Aku berdiri ditengah penjuru Aku besar dengan nama itu Aku bukan manusia Aku hanya sebuah kata Namaku lambang kecerdasan Namaku membunuh kebodohan Betapa hebatnya aku ? Tak ada yang menandingiku Sampai ini ku tak merasa hebat Ini kali ku menangis Bukan yang pertama Bukan yang kedua
Tiada pemakai namaku Yang menjadikanku hebat Disana sini kebodohan Belum terbunuh olehku Tangisan ini penuh pilu Belum banyak kecerdasan Yang bertaburan Jadilah pahlawanku anak negeri Hentikan pilu tangisku Buatlah aku tersenyum Merasa bangga akan namaku
Lilin Kegelapan
Karya : Nur Wachid
Titik air menitik Berbaris jarum jam berdetik Tak henti dalam putaran waktu Menembus masuk roda itu Menjadi pilar generasi penerus Bermuara menjelma sebagai arus Berbaris ditengah tangisan pertiwi Tak buat henti langkahkan kaki Baktiku hanya tuk negeri ini Ku akan jadi lilin ditengah kegelapan Melawan segala kemunafikan Semangatku bagai pejuang 45 Penerus cita cita pahlawan kita Wahai sang guruku Tuntunlah aku menjadi aku Jasamu tak tampak mata Berwujud dalam hati sanubari Titik air menitik Ilmu mu kan ku petik Bukan buat negara munafik
Baca Tulis
Karya : Nur Wachid
Senja meradang kerinduan Goresan pena menyayat kalbu Tangisanku tak membuat pilu Hei .. wahai pemimpinku Pandanglah aku yang kusut ini Duduk di sekolah ku tak bisa Bagaimana ku tak bisa bodoh ? Hiduppun beralas tanah Tidurpun beratap langit Ahhh,.... Bosan ku tak dapat membaca Bingung ku tak dapat menulis Seandainya ada pemimpin menangis Pasti ku dapat baca tulis
Fajar pagi tampak layuh Sinarnya tak tampak Jangan kau melihat itu Bagiku itu palsu Ku hanya ingin semangatmu Bukan ingin egomu Langkahkan kakimu anak didikku Cepat dan semakin cepat Sekali jangan buat lambat Beribu ribu kata akan tersendat Besar sungguh harapku Pada anak berpacu dengan waktu Doa ku selalu iringi langkahmu
Taman Ilmu
Karya : Nur Wachid
Musim kemarau panas berkepanjangan Musim penghujan hujan berdatangan Itulah hebatnya dirimu Panas hujan tetap buat kau berdiri Kau hanya tumpukan bata merah Tulang mu hanya dari besi Seindah dirimu namamu sama Seburuk bentukmu tak kurangi gunamu Kaulah taman kehidupan Tempat tertanam berjuta ilmu Bunga merekah terlahir darimu Hiruk pikuk pendidikan tertelan olehmu Tanpamu semua tampak bodoh Alangkah indahnya ..... Jika dirimu berdiri dimana mana Tanpa ada beda di desa dan kota Sayangnya kau bukan manusia Kakimu tertanam di bumi Tak dapat jalan kemana mana