Anda di halaman 1dari 7

INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Nomor Tahun Tentang PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT

FLU BURUNG DI WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. bahwa sampai saat ini permasalahan penyakit hewan seperti flu burung secara alami dapat menular ke manusia yang dalam kondisi tertentu berpotensi menjadi wabah atau pandemi yang perlu pengendalian dan pencegahan; b. bahwa untuk melakukan penanggulangan pencegahan dan penyebaran penyakit flu burung perlu pemutusan penularan dari unggas ke manusia atau sebaliknya dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah serta pihak-pihak yang terkait; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan b tersebut diatas dipandang perlu menetapkan Instruksi Gubernur tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Penyakit Flu burung. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia 4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. 5. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. 6. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengendalian Pemeliharaan dan Peredaran Unggas; 7. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pengendalian Pemeliharaan dan Peredaran Unggas;

8. Peraturan Gubernur Nomor 147 tahun 2007 tentang Komite Provinsi Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) dan Kesiagaan Menghadapi Pandemi Influenza MENGINSTRUKSIKAN Kepada : 1. Asisten Pemerintahan Sekda Provinsi DKI Jakarta; 2. Asisten Kesejahteraan Masyarakat Provinsi DKI Jakarta 3. Para Walikota Provinsi DKI Jakarta; 4. Bupati Kabupaten Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta; 5. Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta; 6. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta; 7. Para Camat Provinsi DKI Jakarta; 8. Para Lurah Provinsi DKI Jakarta; 9. Para Direktur RSUD Provinsi DKI Jakarta; 10. Para Kepala Puskesmas Provinsi DKI Jakarta; Untuk KESATU KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM KETUJUH : : : : : : : : Menggencarkan kembali sosialisasi tentang bahaya penyakit Flu Burung. Melakukan upaya preventif seperti sweeping dan pemusnahan unggas yang sakit; Imunisasi, relokasi dan pemberian sertifikasi terhadap unggas yang sehat; Menyiapkan stok obat Tamiflu dan pemberian obat Tamiflu terhadap pasien Flu Burung dan Keluarga dekat pasien. Menyiapkan langkah langkah-langkah penanggulangan dan pencegahan secara berkesinambungan . Meningkatkan Koordinasi dan melakukan aksi di lapangan. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Instruksi Gubernur ini agar dilaksanakan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Instruksi Gubernur ini mulai berlaku sejak tanggal dikeluarkan. Dikeluarkan di Jakarta Pada tanggal GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

FAUZI BOWO Tembusan : 1. Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2. Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta

Jakarta, Pebruari 2012 Kepada 1. Para Asisten Sekda Provinsi DKI Jakarta 2. Inspektur Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 3. Para Kepala Badan Provinsi DKI Jakarta 4. Para Kepala Dinas Provinsi DKI Jakarta 5. Para Kepala Biro Setda Provinsi DKI Jakarta 6. Para Walikota Provinsi DKI Jakarta 7. Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta 8. Para Kepala Suku Dinas /Kantor/UPT Kota Administrasi / Kabupaten Administrasi Provinsi DKI Jakarta 9. Para Camat Provinsi DKI Jakarta 10. Para Lurah Provinsi DKI Jakarta 11. Para Kepala Puskesmas Provinsi DKI Jakarta 12. Para Direktur RSUD Provinsi DKI Jakarta

SURAT EDARAN NOMOR TENTANG KEWASPADAAN DINI PENINGKATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGEU (DBD) Dengan datangnya musim hujan menyebabkan perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypty mengalami kenaikan yang berpotensi menimbulkan wabah penyakit Demam Berdarah Dengue di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Sehubungan dengan hal tersebut dalam rangka mengantisipasi timbulnya wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berpotensi menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) maka dihimbau agar melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue dengan menyelenggarakan penggerakan peran masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 2.

3M Plus) di semua tatanan (Pemukiman, Fasilitas Kesehatan, Tempat Kerja, Tempat Umum, Institusi Pendidikan, Sarana Olah Raga dan Pengelolaan Makanan). 3. Meningkatkan kesiapsiagaan pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit,

Puskesmas untuk mengantisipasi timbulnya penyakit Demam Berdarah. 4. Menyiapkan Sumber Daya (alat, insektisida, biaya opersional, SDM). 5. Meningkatkan kesiapsiagaan tim reaksi gerak cepat untuk mengantisipasi KLB DBD (Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue).

Demikian edaran ini untuk menjadi perhatian, agar dilaksanakan dengan sebaikbaiknya dan penuh tanggung jawab.

an. GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SEKRETARIS DAERAH

FADJAR PANJAITAN NIP. 195508261976011001 Tembusan : 1. Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2. Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 3. Para Asisten Sekda Provinsi DKI Jakarta

Dengan datangnya musim hujan

menyebabkan perkembang biakan nyamuk Aedes

Aegypty mengalami kenaikan yang berpotensi menimbulkan wabah penyakit Demam Berdarah Dengue di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Sehubungan dengan hal tersebut dalam rangka mengantisipasi timbulnya wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berpotensi menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) maka dihimbau agar melakukan hal-hal sebagai berikut : 6. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue dengan menyelenggarakan penggerakan peran masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M Plus) di semua tatanan (Pemukiman, Fasilitas Kesehatan, Tempat Kerja, Tempat Umum, Institusi Pendidikan, Sarana Olah Raga dan Pengelolaan Makanan). 7. Meningkatkan kesiapsiagaan pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit,

Puskesmas untuk mengantisipasi timbulnya penyakit Demam Berdarah. 8. Menyiapkan Sumber Daya (alat, insektisida, biaya opersional, SDM). 9. Meningkatkan kesiapsiagaan tim reaksi gerak cepat untuk mengantisipasi KLB DBD (Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue).

PETUNJUK TEKNIS ANTISIPASI KLB DBD

1. MENINGKATKAN SURVEILANS EPIDEMINOLOGI: a. Surveilans kasus: - Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) yang merawat penderita DBD melaporkan kasus DBD dalam waktu kurang dari 24 jam dengan menggunakan form W1, KDRS - Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota menganalisis data untuk mengetahui perkembangan kasus DBD di wilayahnya secara spesifik. b. Surveilans vektor : - Mengaktifkan tenaga lapangan pemeriksa jentik untuk memonitor adanya jentik di tempat penampungan air (TPA) - Memonitor perkembangan situasi angka bebas jentik (ABJ) di wilayahnya. 2. MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN MANAJEMEN KASUS DBD: a. Meningkatkan koordinasi dengan sektor terkait untuk mempersiapkan pelayanan di UPK (rumah sakit, puskesmas, tempat pelayanan kesehatan lainnya) berdasarkan Buku Pedoman Tatalaksana DBD di Indonesia / SOP Penanganan Penderita DBD. b. Melakukan pelatihan bagi tenaga medis dan paramedis baik dari RS maupun puskesmas. 3. MENGINTENSIFKAN PENGENDALIAN VEKTOR a. Melaksanakan Bulan Bakti Gerakan (BBG) 3 M plus bagi Kab/Kota yang endemis tinggi melalui Surat Edaran Gubernur b. Pelaksanaan Bulan Bakti Gerakan (BBG) 3 M plus oleh masyarakat dikoordinir ooleh Pokjanal/Pokja DBD c. Gerakan PSN intensif dimulai pada saat kasus terendah untuk menurunkan resiko penularan DBD. d. Segera melakukan penanggulangan fokus pada setiap kasus yang dilaporkan UPK sesuai dengan petunjuk teknis yang ada. 4. RESPON CEPAT PENANGGULANGAN KASUS/KLB a. Peningkatan kualitas pelayanan manajemen kasus sesuai SOP b. Menyiapkan bahan dan alat penanggulangan : larvasida, insektisida, mesin fog, bahan dan alat pemeriksaan laboratorium, serta biaya operasionalnya. c. Mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pengenalan gejala, pertolongan pertama dan cara-cara pemberantasan sarang nyamuk DBD baik. d. Memperkuat tim penanggulangan DBD, terutama di Dinkes Kab/Kota & Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai