Anda di halaman 1dari 3

Resume Materi KIAS (Kajian Islam Awal Semester)

Jodhi Adhikaprana Sardjono 1106020674 Ada 5 aspek/materi yang disampaikan ketika KIAS yang bertemakan labirin itu dilaksanakan. 1. Muhassabah 2. Masa Kejayaan Islam (ilmuwan-ilmuawan muslim pada jaman dahulu) 3. Materi dengan Arif Dahsyat 4. Materi dengan Big Zaman , khususnya tentang bagaimana menjadi Muslim yang Berprestasi. 5. Materi dengan mahasiswi FE tentang ciri-ciri Seorang Muslim. Islam Tempo Dulu dan Sekarang , terbukti di zaman sekarang banyak pengetahuan yang diaplikasi dari para ilmuwan zaman dulu. Islam itu sendiri sangat menghargai ilmu pengetahuan, Al-Quran menganjurkan manusia agar menggunakan akalnya sehingga bertambah keimanannya dan maju dalam kehidupannya. Tidak ada pertentangan antara AlQuran dan ilmu pengetahuan, bahkan penemuan-penemuan baru memperkuat kemujizatan Al-Quran. Kalau sekiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak didalamnya (An-Nisa 82). Belum lagi penemuan ilmiah di bidang: matematik, optik, astronomi, geologi, biologi, farmasi, kedokteran dan lain-lain, yang semuanya tidak ada pertentangan dengan Al-Quran, padahal Al-Quran diturunkan 1.400 tahun yang lalu. Ahli dan Penemu Islam Di Berbagai Bidang . Di zaman keemasan kekhilafahan Islam ilmu pengetahuan berkembang demikian pesatnya, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan para Khalifah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian. Salah satunya Khalifah Harun Al-Rasyid (169-194 H) yang mendirikan sekolah farmasi dan kimia. Dengan kondisi seperti itu maka bermunculan para ahli dan penemu di berbagai bidang, antara lain: Ibnu Sina ahli kedokteran dan matematika; Jabir Ibnu Hayyan ahli kimia dan kedokteran (penemu teori sulfur merkuri dari logam); Al-Kindi seorang ahli fisika, astronomi dan optik; Al-Baitar ahli botani (tumbuh-tumbuhan) dan farmasi; Muhammad, Ahmad dan Hasan tiga serangkai di bidang teknik dan mekanik; Ibnu Hazen ahli optik, fisika dan matematik; Al-Qirafi ahli optik; Khuwarizmi ahli matematika, astronomi dan geografi (penemu logaritma); Abul Wafa ahli triginometri (penemu sinus dalam bangun segi tiga) dan sederetan panjang para ahli muslim di berbagai bidang. Bahkan Thomas Alfa Edison bukanlah penemu listrik, karena listrik telah ditemukan terlebih dahulu oleh AlJazzar. Penemuan kertas dengan bubur kayu berasal dari Islam abad 10 M, dimana sebelumnya China hanya membuat kertas dari kepompong ulat sutera. Bahkan Bapak Mesin pun dari khafilah Islam yaitu Al-Ghazali. Kejayaan Islam Akan Kembali. Negara Islam pernah menjadi adi daya (super power) dengan menguasai dunia yang membentang seluruh negara Arab dan Timur Tengah (Saudi Arabia, Suriah Palestina, Yordania, Libanon, Yaman, Mesir, dll.), Persia (Iran),

Mesopotamia (Iraq), Kaukasus, Afrika (Al-Jazair, Maroko, Tunisia, Libya, Nigeria, Somalia, Sudan, dll.), Spanyol (Andalusia), Semenanjung Balkan (Bulgaria, Rumania, Albania, Moldovia, Hungaria, Polandia), Perancis (Tuolouse, Narbonne, Perpigna, Lyon), Kepulauan Sisilia (Italia), Yunani, Bizantium (Turki), Asia Tengah (India, Pakistan). Lihat 5, hal 56, 78-84 Negara Islam juga menjadi ahli dan penemu di berbagai bidang sains dan teknologi, dengan semua fakta dan data di atas maka bukan mustahil umat Islam akan kembali bangkit menjadi adi daya dan menguasai dunia. Tentu saja, ketika umat Islam kembali kepada AlQuran dan as-sunnah, bukannya malah mencampakkannya. Karena ketika Al-Quran dan as-sunnah tidak dijadikan sebagai aturan kehidupan ini maka umat Islam terpuruk, terhina dan terkebalakang seperti saat ini. Untuk menuju islam yang berkembang kita perlu berkembang seperti itu, kita haruslah berprestasi. Yang perlu diperhatikan adalah, kita tidak perlu berprestasi di segala bidang. Cukup fokus pada bidang kita saja. Sebab menjadi terbaik untuk semua bidang itu tidak mungkin. Pilihlah bidang yang sesuai dengan karir kita, fokuslah disana dan kita akan akan lebih mudah menjadi yang terbaik. Anggapan bahwa kita harus berprestasi di segala bidang bisa menyebabkan lemahnya motivasi berprestasi. Sebab kita tahu, itu tidak mungkin. Bahkan, manusia teragung spanjang jaman pun, Nabi Muhammad saw, bersabda: Jika ada sesuatu yang berkaitan dengan urusan dunia, maka kalian lebih tahu tentangnya, sebaliknya jika berkaitan dengan urusan agama, maka kembalilah kepadaku. (HR Ahmad. No 12086) Menjadi muslim yang berprestasi tentulah mempunyai ciri-ciri, dan ciri-ciri tersebut ialah: 1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih). Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya. 2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar). Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan. 3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh). Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah SWT maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. 4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani). Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk

perjuangan lainnya. 5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir). Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). 6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu). Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. 7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu). Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Quran dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. 8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan). Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Quran maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. 9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri). Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. 10. Nafiun Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain). Nafiun lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.

Anda mungkin juga menyukai