Anda di halaman 1dari 7

Ingatannya masih samar mengenai masa kecilnya. Ia hanya bisa terhanyut dalam ingatan-ingatannya yang sepotong-sepotong.

Entah bagaimana ia bisa sampai begini. Banri Hidaka pun tak tahu karena yang ia tahu hanya menjadi Banri yang sekarang. Masalahnya begitu pelik karena ia tidak ingin melihat Sayaka terluka lagi. Gadis itu memeluknya dengan erat sambil menangis meminta dirinya tak lagi pergi dalam hidupnya. Yah selama ini Banri lari dari kenyataan hidup yang membelenggunya dan hanya Sayaka yang tahu. Gadis itu begitu amat sangat mencintainya walaupun ia tahu kenyataan pahit yang meliputi Banri. Sayaka dan dirinya tumbuh bersama di sebuah kota kecil. Sayaka adalah gadis cantik manis berkepang. Entah karena dosa apa Sayaka selalu digencet di sekolah sehingga ia selalu menerima perlakuan tidak senonoh dari anak-anak pria yang memandangnya menarik ataupun anak-anak perempuan yang melihat dia sebagai musuh. Sayaka hanya bisa menangis dan pasrah. Tersuruk-suruk pulang dan menemui orang tuanya yang tidak perduli pada hidup Sayaka. Lalu orang tuanya bercerai dan Sayaka hidup bersama neneknya namun mental Sayaka sudah lemah akibat beratnya hidup yang harus ia tanggung. Dan ketika ia menginjak kelas 5 sd di atas loteng sekolah ia digencet oleh sebuah geng pimpinan Sakurabai yang sangat tidak suka pada Sayaka. Karena Sayaka cantik dan semua mata anak laki-laki pasti membesar jika melihat kecantikannya dan Sakurabai merasa tersaingi. Ia memojokan tubuh Sayaka dan baru saja akan menempelkan puntung rokok yang menyala ketika Banri memegang tangan Sakurabai, menghentikan aksi bocah kecil itu dalam usahanya merusak wajah Sayaka yang mulus. Sakurabai benar-benar terkejut melihat Banri berdiri di hadapannya tidak menyangka bahwa akan ada yang melihat terlebih lagi Banri yang

ia sukai. Siapa yang tak mengenal Banri yang lahir dari keluarga bangsawan dan merupakan pewaris perusahaan internasional yang bukan saja satu tapi telah memiliki cabang di seluruh dunia. Dengan tatapan mata yang tajam Banri memandang Sakurabai. Kau menjijikan sekali, menggencet orang dan terlebih lagi apa ini? ucapnya kasar dengan intonasi datar. Yah Banri memang selalu dingin. Ia jarang bicara dan jarang pula tersenyum namun siapa pun akan takut pada Banri bukan saja pada pengawalnya namun pada Banri sendiri mereka memiliki keengganan karena Banri ahli dalam aikido dan tak tanggung-tanggung lawan akan dilumpuhkannya. emm.. kami hanya bermain-main jawab Sakurabai mewakili temantemannya yang berkasuk-kusuk di belakangnya. oh.. jadi kau bermain-main dengan Sayakaku? matanya dalam menusuk namun kata-katanyalah yang memancing keterkejutan Sakurabai dan kawan-kawannya. Sayakaku?maksudmu? pupil mata Sakurabai membesar. Bukan saja Sakurabai yang terkejut ketika mendengar hal ini melainkan juga Sayaka yang menjadi objek perbincangan. Ia menatap lurus sosok Banri yang berdiri di hadapannya. Sosok pria kecil yang kurus dengan aura memerintah yang tajam. Jadi kau belum tahu kalau Sayaka itu pacarku? Sekarang kau sudah tahu. Dan jika aku tahu kau melakukan macam-macam maka tidak segansegan aku akan melakukan hal-hal yang akan membuatmu menderita intonasinya yang benar-benar dingin membuat Sakurabai dan kawankawannya ketakutan. Kalian dengar? Ini bukan saja peringatan bagi Sakurabai tapi juga kalian.

Kamikami minta maaf.. kata mereka sama-sama mencicit. Minta maaflah pada Sayaka ucap Banri denga lirih. Kami minta maaf Sayaka.. wajah mereka pias. Kami tidak akan melakukan hal ini lagi. Maafkan kami keempat orang itu menunduk. Ya.. tidak apa-apa jawab Sayaka takut-takut. Para begundal cilik itupun segera menyingkir dari loteng menghambur bagai ikan teri yang tertangkap basah. Sedangkan Sayaka wajahnya merah merona ketika ia mendengar bahwa Banri menyebut dirinya pacarnya. Yah.. ia tahu Banri melakukan itu untuk melindunginya. Ia pun memandang Banri dengan takut-takut. Ekspresi malu terpancar dari wajahnya yang manis. A-Aku sangat berterima kasih kau tadi menyelamatkanku akhirnya ia bisa mengucapkan kata-katanya yang seakan tercekat di tenggorokan. Banri menatap lurus wajah Sayaka yang terluka akibat pukulan tadi. Dahinya terluka dan Banri mengambil hansaplast dari kantong celananya dan menempelkannya ke dahi gadis cilik yang berwajah merah itu. Yah..yah.. katanya singkat. Mulai saat itulah Sayaka mencintai Banri. Cinta seorang gadis kecil yang tidak tahu apa-apa tentang dunia yang kejam. Hingga masuk sekolah menengah mereka masih bersama. Sayaka selalu di sisi Banri walaupun tak pernah mengatakan perasaannya pada Sayaka namun kehadiran Banri di sampingnya saja dirasa cukup bagi Sayaka. Sayaka mekar menjadi gadis yang cantik namun tak ada yang berani macam-macam padanya karena mereka melabeli Sayaka sebagai gadis Banri.

Waktu itu bulan desember, di kala natal menjelang hati Sayaka begitu bahagia seperti gadis lainnya. Ia merajutkan syal untuk Banri. Ia berdebar-debar saat berjalan menyusuri lorong kelas. Banri ada di loteng. Ia duduk terpekur. Benaknya digelayuti sesuatu hingga ia tak sadar akan kehadiran Sayaka. Baru beberapa menit kemudian ia sadar Sayaka di sampingnya bersemu merah menggenggam sebuah bungkusan berwarna merah dengan hiasan pita. Akh.. alangkah sederhananya hidup Sayaka pikirnya.ia ingin menjadi gadis yang sederhana dan menyenangkan seperti Sayaka. Terus terang saja ia benci menjadi Banri yang sekarang. Ia sama seperti sosok ayahnya yang otoriter bahkan hidupnya dipenuhi dengan keotoriteran sang ayah. Aku punya hadiah kecil untukmu. Aku pikir akan memberikannya saat natal tapi kau selalu ada acara keluarga jika natal jadi akan kuberikan sekarang ia tersenyum dengan manis. Banri.. aku-aku menyukaimu.. bukan- bukan aku tidak menyukaimu tapi aku mencintaimu. Memang aneh rasanya padahal kita masih kelas 3 smp tapi aku sudah mengatakan bahwa aku mencintaimu. Tapi aku hanya ingin mengatakan apa yang ada di hatiku sejak pertemuan kita di loteng waktu kita sd, kau ingat? Aku tidak ingin berpisah darimu Banri. Aku berjanji akan mencintaimu seorang. Aku hanya ingin menjadi pengantinmu. Itulah cita-citaku. Sambil mengatakannya air mata Sayaka tumpah membanjiri pipinya yang putih. Salju mulai turun. Dan Banri terdiam mendengar pernyataan Sayaka tersebut. Ia tak pernah menyadari perasaan Sayaka padanya karena ia memang tidak peka. Rasanya sangat berat bagi Banri mengatakan kebenaran tentang hidupnya yang hanya akan menyakiti gadis di hadapannya ini.

Aku tidak tahu harus berkata apa. Sejujurnya aku bingung. Aku bukan seperti yang kau pikir. Aku bukan aku. Kau melihat sosok Banri Hidaka yang diciptakan oleh fantasi ayahku. Fantasinya mempunyai anak lakilaki. Aku sepertimu yang senang dengan pita tersemat di rambut dan baju terusan berwarna pink sebelum itu direnggut dariku. Aku senang menjadi anak perempuan dan aku memutuskan untuk menjadi anak perempuan hingga kemarin karena melihatmu dan kecerianmu. Maafkan aku Sayaka. Ucapnya sembari mengusap air mata gadis berusia 14 tahun dan kemudian memeluknya. Banri meninggalkannya sendiri. Salju yang turun di bulan Desember membawa luka di hati Sayaka. Semenjak itu tanpa berkata apa-apa Banri menghilang mengubur hidup-hidup hati Sayaka. 8 tahun semenjak hari itu berlalu dan Sayaka berdiri di sebuah toko bunga miliknya. Ia wanita muda yang cantik dan menarik dengan pembawaan lembut. Ia sedang asyik menata bunganya hingga tiba-tiba ia melihat seraut wajah yang dikenalnya. Sayaka Kata orang itu. Sayaka tidak percaya yang ia lihat adalah Banri. Padalah ia sudah putus harapan bisa bertemu dengan Banri lagi. Ia akan akan menghargai keputusan Banri seandainya Banri bertanya. Kepingan kenangan itu mencuat lagi ke permukaan betapa ia mencintai Banri dan sampai saat ini belum bisa melupakannya. Ia berdiri mematung tak bisa berkata-kata melihat Banri yang sekarang. Ia senang tapi juga kecewa perasaannya bercampur aduk. Ia kecewa jelas kecewa pada dirinya sendri yang berharap Banri adalah Banri yang dulu yang seperti ia katakan ia ingin menjadi. Banri memeluk Sayaka dan tanpa terduga mencium bibirnya. Ciuman hangat sebagai salam pembuka. Banri mengingat kepingan masa lalunya

bersama Sayaka, sesuatu yang mengubah hidupnya. Ia merasa berat ketika meninggalkan Sayaka bahkan tanpa mengatakan apa-apa. Dan gadis itu masih seperti dulu lugu dan polos. Banri adalah aib keluarga yang dicoba disembunyikan oleh saya ayah karena ia lahir dengan kelamin ganda. Sang ayah menginginkan anak laki-laik sedangkan ibunya yang melihat Banri adalah gadis kecil yang ceria. Hidupnya berubah tatkala ibunya meninggal dan didikan keras ayahnya mengharuskan ia menjadi laki-laki. Ia pun membenci laki-laki dan tidak ingin menjadi lakilaki apapun yang terjadi janjinya. Ia bisa memilih dan pilihannya adalah menjadi anak perempuan seperti yang diinginkan ibunya. Karena itulah ia meninggalkan Sayaka. Tapi Sayakalah yang mengubah hidup Banri. Banri memilih untuk menjadi pengantin Sayaka. Pengantin pria. Awalnya ia bersikeras mejadi perempuan namun lamunannya terus dipenuhi wajah Sayaka. Dan diruang operasi ia memilih meninggalkan impian kanak-kanaknya dan menghadapi kenyataan hidup menjadi pria seutuhnya demi Sayaka. Sayaka tak menduga Banri akan menjadi sosoknya saat ini. Ia mengira Banri akan menjadi gadis yang cantik alih-alih menjadi pria maskulin seperti yang ada di hadapannya sekarang. Kau bisa menerima masa laluku? bisik Banri di telinga Sayaka sembari tak melepas pelukannya. Tidak ucap Syaka tegas membuat wajah Banri pias. Ia telah salah sangka bahwa Sayaka akan menerimanya apa adanya dirinya. Tidak, asalkan kau berjanji tidak akan meninggalkanku lagi Sayaka menjawab dengan anggukan manis yang disambut Banri dengan kecupan di keningnya sebagai tanda kelegaan Banri.

Anda mungkin juga menyukai