Anda di halaman 1dari 6

PENGENDAPAN DAN TEKTONIK LEMPENG

Energi yang memungkinkan berlangsungnya proses pengendapan adalah energi panas yang berasal dari dalam bumi dan matahari. Energi dari dalam akan menyebabkan bergeraknya litosfir, termasuk pengangkatan. Sedimen hasil dari pelapukan dan erosi batuan di daerah yang terangkat akan ditransport ke daerah yang lebih rendah akibat tertarik gaya gravitasi. media transportnya yaitu angin, arus air, gelombang laut dan gletsyer adalah bagian dari sistem sirkulasi air, yang penggeraknya tiada lain adalah energi matahari.

Pada beberapa tempat di permukaan bumi dijumpai pegunungan yang sangat tinggi, ribuan meter, terdiri dari batuan sedimen. Penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa sedimen tersebut diendapkan pada laut dangkal dan telah terdeformasi dengan kuat. Salah satu contohnya adalah pegunungan Himalaya. Kenyataan ini membuat orang berfikir, bagaimana dalam cekungan dangkal, 100-200 m, dapat terakumulasi endapan setebal ribuan meter. Mula-mula dijelaskan sebagai akibat dari beban sedimen dimana cekungannya menurun dan pengendapan terus berlanjut. Luas permukaan cekungannya tetap, tetapi kedalamannya terus bertambah, sehingga sedimen di dalamnya tertekan dan terdeformasi, terlipat-lipat dan patah-patah.kemudian terangkat dan berada di atas permukaan.

Namun teori tektonik lempeng dapat menjelaskannya dengan terjadinya proses bergeraknya lempeng dan pengangkatan. Kecepatan pengendapan erat kaitannya dengan pengangkatan pada daerah tektonik aktif. Umumnya pada daerah tektonik aktif kecepatan pengangkatan lebih besar dibandingkan dengan kecepatan erosi, sehingga terbentuk morfologi tinggi. Mount Everest puncaknya terdiri dari sedimen laut dangkal yang diendapkan 100 juta tahun yang lalu, ternyata telah terangkat 9 km. Demikian juga dengan rangkaian pegunungan umum lainnya. Jadi sedimen mulanya diendapkan di laut, diubah menjadi batuan, menempel pada benua dan terangkat sampai tinggi, oleh gaya tektonik.

Ada beberapa endapan sedimen sangat tebal yang berkaitan dengan kerangka tektonik yang spesifik, misalnya benua terpisah pada pusat pemekaran, perlahan-lahan terakumulasi sedimen tebal sepanjang tepi benua sebagai endapan yang terbawa arus mengisi cekungan laut yang berkembang, seperti yang terjadi di Atlantik, Amerika Utara. Di bawah paparan benua dijumpai tumpukan tebal batuan sedimen laut dangkal. Hal ini dapat terjadi karena pada saat terjadi akumulasi sedimen cekungannya perlahan-lahan menurun. Pada zona tumbukan (collision) benua dijumpai akumulasi sedimen kasar yang tebal sebagai hasil rombakan pegunungan yang terangkat.

Diendapkan sebagai endapan aliran sungai berupa konglomerat dan batu pasir kasar, seperti yang dijumpai pada bagian batu pasir kasar, seperti yang terdapat pada bagian selatan pegunungan Himalaya. Sedimen yang halus terendapkan di laut, di teluk Benggala, sejak pengangkatan dimulai. Sepanjang zona penunjaman aktif dekat batas benua seperti di Barat Amerika Selatan, sedimen terseret ke Palung yang dalam dan terakumulasi menjadi endapan. Oleh karena pada umumnya pada jalur tektonik semacam ini disertai dengan adanya aktifitas gunung api, maka akumulasi sedimen di sini sangat banyak mengandung material gunung api. Akibat lempeng yang bergerak secara perlahan-lahan, tumpukan sedimen tertekan dan menempel ke benua dan menjadi bagian dari benua. Demikianlah terjadilah siklus sedimen, berasal dari benua dibawa ke laut dan kembali lagi ke benua, mengalami pengangkatan dan prosesnya dimulai lagi.

Anda mungkin juga menyukai