Anda di halaman 1dari 10

BAB VIII ANALISIS ITEM A. Standar Kompetensi Mahasiswa mampu melakukan analisis item in strumen. B. Kompetensi Dasar 1.

Mahasiswa mampu melakukan analisis tingkat kesukaran butir soal tes. 2. Mahasiswa mampu melakukan analisis daya beda soal tes. 3. Mahasiswa mampu melakukan analisis efektivitas distraktor. 4. Mahasiswa mampu melakukan analisis item soal. 5. Mahasiswa mampu melakukan analisis item angket. C. Materi 1. Tingkat Kesukaran (Dificulty Index) Soal yang baik adalah soal yang disusun mengikuti k aidah langkahlangkah penyusunan tes. Oleh karena itu sebuah tes yang sudah disusun masih harus dibuktikan sejauh manakah ku alitas sebuah tes. Salah satu kriteria yang digunakan adalah tingkat kesukaran soal ( dificulty index). Tingkat kesukaran soal dinyat akan dengan angka yang mempunyai rentang nilai 0,00 sampai dengan 1,00. Namun yang perlu diingat adalah bahwa semakin tinggi nilai indeks tingkat kesukaran berarti soal semakin mudah, bukan sebaliknya. Hal ini disebabkan indeks tingkat kesukaran diperoleh dari hasil perhitungan banyaknya siswa (testee) yang mampu menjawab dengan benar dibagi dengan banyaknya testee yang mengerjakan item soal tersebut. Dengan demikian tingkat kesukaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

nb N

Keterangan: p = indeks tingkat kesukaran nb = banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar N = banyaknya siswa yang menjawab item Sebagai contoh, dalam sebuah tes yang terdiri dari 50 item soal diikuti oleh 60 siswa diperoleh data bahwa item soal no 1 da pat dijawab dengan benar oleh 1 2 siswa, soal no 2 dijawab dengan benar oleh 45 siswa. Berdasarkan data ini maka dapat dihitung besarnya indeks tingkat kesukaran sebagai berikut. Untuk soal no 1, n b = 12 --> p = 12/60 = 0,20 Untuk soal no 2, nb = 45 --> p = 45/60 = 0,75 Dari contoh ini, dapat disimpulkan bahwa soal no 1 lebih sulit dibandingkan dengan soal nomor 2. Jika hanya membandingkan sesama nilai indeks tingkat kesukaran item satu dengan yang lainnya, maka kita belum dapat memberikan keputusan tentang kualitas sebuah item soal. Oleh karena itu dibutuhkan standar untuk memberikan penilaian terhadap nilai indeks kesukaran. Robert L Thorndike dan Elizabeth Hagen (dalam Sudjiono, 2005) memberikan batasan kriteria indeks tingkat kesukaran sebagai berikut.

Besarnya Nilai p Interpretasi Kurang dari 0,30 Terlalu sukar 0,30 0,70 Cukup (sedang) Lebih dari 0,70 Terlalu mudah Batasan lain diberikan oleh Wit herington sebagai berikut. Besarnya Nilai p Interpretasi Kurang dari 0,25 Terlalu sukar 0, 25 0,75 Cukup (sedang) Lebih dari 0,75 Terlalu mudah Dari kedua pendapat di atas yang paling banyak digunakan adalah pendapat pertama yitu pendapat Robert L Thorndike dan Elizabeth Hagen. Dengan demikian jika pada contoh di atas dikonsultasikan dengan kriteria yang sudah ada dapat diinterpret asikan bahwa soal no 1 termasuk soal yang terlalu sukar sedangkan soal no 2 termasuk dalam kategori sedang. 2. Daya Pembeda Item Soal (Discriminatory Power) Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan atau mendeskriminasikan teste e yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah. Soal yang baik tentu saja adalah soal yang mampu membedakan testee yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan testee yang berkemampuan rendah (bodoh). Jika sebuah soal mempunyai daya pembeda soal yang baik maka testee yang pandai akan lebih banyak yang mampu menjawab soal dengan benar, sebaliknya testee yang berkemampuan rendah (bodoh) akan lebih sedikit yang mampu menjawab soal dengan benar. Kemampuan sebuah item soal dalam membedakan testee berkemampuan tinggi dengan testee berkemampuan rendah dapat dilihat dari besarnya angka indeks daya beda (indeks deskriminasi). Angka indeks deskriminasi item adalah bilangan yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda (descriminatory power) sebuah butir soal. Untuk menentukan besarnya indeks daya beda tentu saja harus membedakan testee menjadi kelompok atas (the higher group) yaitu kelompok dengan kemampuan tinggi dengan kelompok bawah (the lower group) dengan kemampuan rendah. Cara untuk menentukan kelompok atas dengan kelompok bawah dapat bervariasi, misalnya dengan menggunakan median sehingga testee terbagi menjadi 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Dapat pula dengan mengambil 20% kelompok atas dan 20% kelompok bawah atau menggunakan prosentase prosentase yang lain. Namun, yang paling sering digunakan adalah 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Hal ini didasarkan pada pengalaman empirik bahwa 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah cukup bisa diandalkan. Pendapat yang lebih tegas menyatakan bahwa dasar penentuan prosentase kelompok atas dan kelompok bawah adalah banyaknya testee. Berdasarkan banyaknya testee, maka dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok kecil dan kelompok besar. Disebut kelompok kecil jika banyaknya testee berada di bawah 100 orang. Sedangkan jika jumlah testee di atas 100 orang dapat dikategorikan kelompok besar. Selanjutnya jika testee termasuk kelompok kecil maka penentuan kelompok atas dan kelompok bawah cukup dibagi menjadi dua bagian sama besar yaitu 50% kel ompok atas dan 50% kelompok bawah.

Contoh: Siswa Skor Kelompok A 9 B 9 Kelompok atas (JA) C 8 D 8 E 7 F 5 G 5 Kelompok bawah (JB) H 5 I 4 J 3 Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa seluruh peserta tes (testee) di urutkan mulai skor teratas sampai dengan skor tertinggi kemudian dibagi menjadi dua. Skor yang dimaksud di sini adalah skor total yang diperoleh oleh testee dalam menjawab atau mengerjakan selurus item tes yang ada. Sedangkan jika testee termasuk kelompok besar maka proporsi pengambilan kelompok atas dan kelompok bawah cukup dengan menggunakan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Pengambilan 27% ini dimaksudkan untuk efisiensi baik waktu maupun biaya dalam menganalisis butir butir tes. Prosedur awal yang dilakukan sama dengan kelompok kecil yaitu dengan cara mengurutkan testee berdasarkan skor yang dipeoleh. Selanjutnya baru ditentukan kedua kutubnya yaitu 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Contoh: 9 9 9 8 27% sebagai J A 8 ... ... ... ... ... ... ... ... ... 3 27% sebagai J B 2 1 1 0 Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya indeks deskriminasi adalah:

BA JA

BB JB

PA

PB

Keterangan: = indeks deskriminasi = banyaknya testee kelompok atas yang menjawab soal dengan benar = banyaknya testee kelompok atas = banyaknya testee kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar = banyaknya testee kelompok bawah B PA = A = proporsi testee kelompok atas yang menjawab benar JA B PB = B = proporsi testee kelompok bawah yang menjawab benar JB Selanjutnya besarnya indeks deskriminasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut. D : 0,00 0,20 : jelek (poor) D : 0,20 0,40 : cukup (satisfactory) D : 0,40 0,70 : baik (good) D : 0,70 1,00 : baik sekali (excelent) D : negatif : sangat jelek (sebaiknya soal nya dibuang saja) D BA JA BB JB Contoh perhitungan: Telah dilakukan sebuah tes mata pelajaran IPA pada suatu kelas yang terdiri dari 20 siswa dengan menggunakan 10 butir soal. Hasilnya seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 No. Butir Soal 4 5 6 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 8 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 9 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 Skor 10 Siswa 0 8 0 9 0 8 0 4 0 6 0 3 0 2 0 2 0 7 1 9 0 1 0 8 0 6 0 4 0 4 0 4 1 9 0 4

Siswa S T Jumlah 1 1 1 19 2 0 0 8

No. Butir Soal 3 4 5 6 7 8 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 9 18 4 10 10 14

9 1 1 14

Skor 10 Siswa 0 7 0 4 2

Berdasarkan data tersebut maka tentukanlah: a. Besarnya indeks tingkat kesukaran? b. Besarnya indeks deskriminasi? Untuk dapat menentukan besarnya tingkat kesukaran dan indeks deskriminasi secara bersamaan terlebih dahul u siswa diurutkan berdasarkan skor total yang diperoleh, seperti berikut ini. Selanjutnya untuk menentukan besarnya indeks tingkat kesukaran dapat langsung dihitung dengan membagi banyaknya siswa yang menjawab benar dengan banyaknya siswa seperti rumus ya ng sudah dijelaskan.
Siswa 1 B Q A C J L I S E M D N O P R T F G H K Jumlah P Kriteria PA PB D Kriteria 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 No. Butir Soal 5 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Skor 10 Siswa 9 9 8 8 9 8 7 7 6 6 4 4 4 4 4 4 3 2 2 1

20 8 9 18 4 10 10 14 14 2 1.00 0.40 0.45 0.90 0.20 0.50 0.50 0.70 0.70 0.10 TMDH SDG SDG TMDH TSKR SDG SDG TMDH TMDH TSKR 1.00 0.70 0.80 0.90 0.40 0.80 0.90 1.00 1.00 0.20 1.00 0.10 0.10 0.90 0.00 0.20 0.10 0.40 0.40 0.00 0.00 0.60 0.70 0.00 0.40 0.60 0.80 0.60 0.60 0.20 JLK BAIK BSKL JLK BAIK BAIK BSKL BAIK BAIK CKP

Keterangan perhitungan a. Indeks tingkat kesukaran 1. soal no. 1: nb = 20, N = 20, p = 20/20 = 1,00 ; TMDH (terlalu mudah) 2. soal no. 2: nb = 8, N = 20, p = 8/20 = 0,40; SDG (sedang) 3. soal no. 3: nb = 9, N = 20, p = 9/20 = 0,45 ; SDG (sedang) Dan seterusnya. b. Indeks deskriminasi 1. soal no. 1: BA = 10, JA = 10 --> PA = 1,00 D = 1,00 1,00 = 0,00 BB = 10, JB = 10 --> PB = 1,00 JLK (jelek) 2. soal no. 2: BA = 7, JA = 10 --> PA = 0,70 D = 0,70 0,10 = 0,60 BB = 1, JB = 10 --> PB = 0,10 BAIK (baik) 3. soal no. 3: BA = 8, JA = 10 --> PA = 0,80 D = 0,80 0,10 = 0,70 BB = 1, JB = 10 --> PB = 0,10 BSKL (baik sekali) Dan seterusnya. 3. Efektivitas Distraktor Analisis terhadap efektivitas distraktor hanya dilakukan terhadap soal objektif pilihan ganda. Seperti sudah diketahui bahwa pada soal tipe pilihan ganda selain kunci jawaban juga disediakan pilihan la in yang bukan jawaban. Pilihan lain yang bukan merupakan kunci jawaban inilah yang disebut dengan distraktor (pengecoh). Penulisan distraktor bukan hanya sekedar ditulis melainkan oleh pembuat soal dibuat seolah-olah merupakan jawaban atas pernyataan yang ada. Dengan demikian, diharapkan ada testee yang memilih distraktor tersebut. Jika distraktor benar-benar ada yang memilihnya berarti distraktor tersebut sudah berfungsi. Namun, seberapa efktifkah sebuah distraktor berfungsi? Pertanyaan di atas kemudian m endorong orang untuk melakukan analisis terhadap efektivitas distraktor. Distraktor yang baik semestinya dipilih lebih banyak siswa kelompok rendah, sebaliknya akan dipilih oleh lebih sedikit siswa kelompok atas. Secara umum sebuah distraktor dikatakan ber funsgi efektif jika dipilih oleh setidaknya 5% testee. Berikut ini adalah tabel contoh cara menga nalisis berfungsinya distraktor pada sebuah tes pilihan ganda dengan 5 alternatif pilihan jawaban. Nomor Kelompok N Banyaknya Pemilih pada Alternatif Jawa ban Item A B C D E 1 A 20 0 (15) 2 2 1 B 20 5 (5) 5 3 2 2 A 20 2 2 (12) 0 2 B 20 4 4 (4) 0 4 3 A 20 (16) 1 1 2 0 B 20 (10) 2 2 3 3 Keterangan: ( ) = kunci jawaban A = kelompok atas B = kelompok bawah Pada contoh di atas dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Soal no 1, kunci jawabannya adalah B, sedangkan A, C, D, dan E adalah distraktor.

a. distraktor A dipilih oleh 5 orang testee kelompok bawah saja, berarti (5/40) x 100% = 12,50%. b. distraktor C dipilih oleh 2 orang test ee kelompok atas dan 5 orang testee kelompok bawah, berarti (7/40) x 100% = 17,50%. c. distraktor D dipilih oleh 2 orang testee kelompok atas dan 3 orang testee kelompok bawah, berarti (5/40) x 100% = 12,50% . d. distraktor E dipilih oleh 1 orang testee k elompok atas dan 2 orang testee kelompok bawah, berarti (3/40) x 100% = 7,50%. Berdasarkan perhitungan ini maka dipastikan semua distraktor berfungsi secara edektif karena semua distraktor dipilih oleh lebih dari 5% testee. 2. Soal no 2, kunci jawabannya a dalah C, sedangkan distraktornya ada A, B, D, dan E. A. Distraktor A, B, dan E dipilih oleh 2 orang testee kelompok atas dan 4 orang testee kelompok bawah, berarti (6/40) x 100% = 15%. B. Distraktor D ternyata tidak berfungsi karena tidak ada yang memilih baik oleh kelompok atas maupun oleh kelompok bawah. Berdasarkan perhitungan ini maka hanya distraktor A, B, dan E yang berfungsi efektif, sedangkan distraktor D tidak berfungsi. Dengan cara yang sama coba lakukan analisis pada item soal no 3! 4. Analisis item soal Sebagai sebuah kumpulan dari banyak item, sebuah soal perlu dilakukan analisis mengenai kualitasnya dari masing -masing item soal. Adapun analisis yang perlu dilakukan terhadap item soal adalah menghitung besarnya berbagai macam indeks sebagai berikut: 1. Validitas item soal (sudah dijelaskan pada bab sebelumnya) 2. Indeks tingkat kesukaran 3. Indeks daya pembeda, serta 4. secara keseluruhan adalah menentukan besarnya indeks reliabilitas soal 5. Analisis item angket Analisis angket tidak serumit seperti pad a analisis pada soal. Hal-hal yang perlu dihitung pada analisis angket adalah meliputi: 1. validitas item angket, serta 2. secara keseluruhan adalah menentukan besarnya indeks reliabilitas soal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penghitungan indeks reliabilitas adalah sifat dari instrumen tersebut. Sebagai contoh pada saat menentukan indeks reliabilitas sebuah instrumen angket tidak mungkin menggunakan formula KR-20, melainkan akan lebih baik jika formula yang digunakan adalah formula Alpha. Mengapa demikian? Pelajari kembali bab sebelumnya. B. Tugas Terstruktur 1. Sebuah tes mata pelajaran IPA SMP kelas VIII SMP berhasil dilakukan pendataan seperti pada tabel berikut ini.
No Siswa 1 1 0 2 0 3 1 4 1 5 0 6 0 7 0 8 1 9 1 No. Item Soal 10 11 12 1 0 0 13 0 14 1 15 1 16 1 17 0 18 1 19 0 20 0

No Siswa 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0

3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

6 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1

7 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0

8 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1

9 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

No. Item Soal 10 11 12 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0

13 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0

14 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0

17 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

19 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0

Berdasarkan data di atas, tentukan: a. Besarnya indeks validitas masing -masing butir soal! Berapa banyak butir soal yang dinyatakan valid b. Besarnya indeks kesukaran masing -masing butir soal! Tentukan pula kriterianya masing-masing! c. Besarnya indeks daya pembeda masing-masing butir soal! Tentukan pula kriterianya masing-masing! d. Tentukan teknik analisis indeks reliabilitas yang digunakan, berikan alasan mengapa Saudara memilih teknik tersebut! e. Hitunglah besarnya indeks reliabilitas s oal IPA tersebut dengan teknik yang telah Saudara pilih, lalu bagaimana keputusannya! 2. Dalam sebuah penelitian untuk mengungkap respons siswa terhadap penggunaan sebuah metode pembelajaran digunakan sebuah angket yang terdiri dari 10 butir angket yang d iujicobakan pada 30 orang siswa. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut.
No Resp. 1 2 3 No Item Angket 4 5 6 7 8 9 10

No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 3 5 4 5 3 3 4 3 5 3 4 5 3 3 3 5 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4

2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5

3 1 4 3 3 4 4 3 4 5 1 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4

No Item Angket 4 5 6 7 3 5 1 5 5 5 3 4 5 5 4 3 4 4 2 2 3 5 3 3 3 5 2 2 3 5 3 3 4 4 5 3 5 5 2 3 5 5 1 3 4 5 3 3 4 4 2 3 4 5 3 2 4 5 3 2 3 5 2 2 4 4 3 3 5 4 3 3 4 3 3 1 5 5 5 5 4 5 3 3 5 5 4 4 4 5 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 5 4 3 3 5 2 2 4 4 3 3 3 5 2 2 5 5 4 4

8 2 4 4 3 2 2 4 4 2 5 3 3 3 3 2 4 5 2 5 3 5 3 4 4 4 3 2 4 2 4

9 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 3 5

10 4 5 3 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 5 4 3 2 3 3 4 3 4 2 4 4 5 4 3 4 4

Berdasarkan data angket tersebut, tentukanlah: a. Besarnya indeks validitas masing -masing butir angket! Berapa banyak butir angket yang dinyatakan valid? b. Tentukan teknik analisis indeks relia bilitas yang digunakan, berikan alasan mengapa Saudara memilih teknik tersebut! c. Hitunglah besarnya indeks reliabilitas angket tersebut dengan teknik yang telah Saudara pilih, lalu bagaimana keputusannya!

Daftar Pustaka Arikunto, S. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Azwar, S. 2002. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Linn, R.L, Grondlund, N.E. 2000. Measurement and Assessment In Teaching . Eighth edition. New Jersey: Merril an imprint of Prentice Hall.

Sudjiono, A. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai