Anda di halaman 1dari 19

SIAPAKAH DIRI KITA?

Di ruang tunggu sebuah bandara, bandara, seorang ibu muda terlihat tengah menunggu pesawat yang akan menerbangkan dirinya. dirinya.

Karena harus menunggu cukup lama, ia memutuskan untuk membeli buku untuk dibaca. dibaca. Ia juga membeli sebungkus biskuit, biskuit, sekadar untuk camilan dirinya disaat menunggu pesawat. pesawat.

Ia kemudian duduk di salah satu kursi di ruang tunggu VIP. Sambil bersandar, ia bersandar, mulai membuka dan membaca buku yang dipegangnya. dipegangnya.

Di kursi sebelah, yang hanya dipisahkan oleh sebuah meja kecil. Di atas meja kecil tersebut tersaji sebungkus biskuit, duduklah seorang pria. Pria itu terlihat mulai membaca majalah.

Ketika ibu muda mengambil sepotong biskuit dari bungkusan yang terletak di atas meja, pria tsb. meja, tsb. mengambil sepotong juga. juga. Si ibu muda merasa terganggu dengan perbuatan pria tsb, namun ia diam saja. tsb, saja. Ia hanya bergumam: bergumam: Huh ....Menyebalkan! Ingin ....Menyebalkan! rasanya kutampar saja mukanya! mukanya!

Setiap ibu muda tsb mengambil sepotong biskuit, biskuit, pria itu juga melakukan hal yang sama, sama, sambil tersenyum kepada si ibu muda. muda. Perbuatan pria tsb. benartsb. benarbenar mengundang geram si ibu muda ...! Namun si ibu muda tidak bereaksi apa-apa, ia hanya apa-apa, menyimpan kedongkolan di dalam dada.

Ketika biskuit tersisa satu potong, potong, si ibu muda bergumam: bergumam: coba saya ingin lihat apa yang akan dilakukannya...! dilakukannya...! Kemudian si pria membelah biskuit tsb. Ia mengambil tsb. separoh dan mempersilakan si ibu muda untuk menikmati yang separohnya lagi... lagi...

BenarBenar-benar keterlaluan ........ ! Kini, Kini, kekesalan si ibu muda benarbenarbenar memuncak ! Ia segera mengemasi barangbarangbarangnya dan meninggalkan tempat duduk tsb, pindah ke ruang tsb, keberangkatan (boarding room). room).

Ketika ibu muda duduk di dalam pesawat, pesawat, ia membuka tas jinjingnya untuk mengambil kacamata. kacamata. Betapa terkejutnya dia ...... ternyata bungkusan biskuit miliknya ada di dalam tas jinjing, masih jinjing, utuh ...!

Ia kini menyesal, ... dan benar-benar merasa malu! Ia merasa bersalah. Ia mengira bahwa biskuit yang dimakan tadi adalah miliknya...

Ternyata bukan!

Pria tadi membagi biskuit antara dirinya dan si ibu muda tanpa merasa marah, terganggu atau pun merasa rugi ...

.... Sementara si ibu muda merasakan sebaliknya. sebaliknya. Ia merasa bahwa biskuit tsb adalah miliknya yang telah diserobot oleh pria tsb, tsb, dan menyangka betapa si pria tsb telah berbuat kurang ajar kepada dirinya. dirinya.

Bapak dan Ibu, Ibu, ada empat hal yang tidak dapat diraih kembali ...

Batu ...

... setelah dilempar!

Kata-kata...

...setelah diucapkan!

Kesempatan...

... setelah berlalu!

Waktu...

...setelah beranjak pergi!

GURU YANG LUAR BIASA


Guru yang biasa saja : memberi tahu; Guru yang baik: menjelaskan; Guru yang pintar: menunjukkan; Guru yang luar biasa: mengilhami.
(William Arthur Ward)

Anda mungkin juga menyukai