Anda di halaman 1dari 11

1.1.

Perlunya wirausaha
Jika melihat jumlah kebutuhan wirausaha baru untuk memposisikan Indonesia sebagai negara maju dan estimasi waktu yang cukup lama untuk mencapainya, maka saat ini perlu segera diupayakan langkah-langkah agar jumlah wirausaha baru dapat bertambah dengan waktu pencapaian yang relatif singkat. Salah satu langkah yang dapat dilakukan dengan penciptaan wirausaha baru yang berasal dari lulusan perguruan tinggi. Hanya saja, data dan fakta telah membuktikan bahwa terdapat kecenderungan bahwa umumnya mahasiswa yang saat ini menempuh pendidikan di perguruan tinggi menginginkan pekerjaan yang mapan setelah mereka lulus menjadi sarjana. Fenomena membludaknya pendaftar ketika pemerintah membuka pendaftaran pegawai negeri sipil (PNS) dalam setiap tahun sebagai salah satu indikator. Meskipun setiap tahun pemerintah membuka pendaftaran, namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar dari mereka yang mendaftar mengalami kekecewaan karena tidak berhasil lulus. Peluang untuk menjadi PNS semakin kecil lagi setelah pemerintah memutuskan penundaan sementara (moratorium) tambahan formasi untuk penerimaan PNS sejak 1 September 2011 hingga 31 Desember 2012. Keterbatasan terserapnya lulusan perguruan tinggi di sektor pemerintah menyebabkan perhatian beralih pada peluang bekerja pada sektor swasta, namun beratnya persyaratan yang ditetapkan kadang membuat peluang untuk bekerja di sektor swasta juga semakin terbatas.

1.2. Keuntungan & kelemahan wirausaha


Keuntungan dan kerugian kewirausahaan identik dengan keuntungan dan kerugian pada usaha kecil milik sendiri. Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl mengemukakan keuntungan dan kerugian kewirausahaan sebagai berikut: Keuntungan kewirausahaan: 1. Otonomi. Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang "boss" yang penuh kepuasan. 2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha. 3. Kontrol finansial. Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa sebagai kekayaan milik sendiri. Kerugian kewirausahaan: Di samping beberapa keuntungan seperti di atas, dengan berwirausaha juga memiliki beberapa kerugian, yaitu: 1. Pengorbanan Personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan memerlukan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis. 2. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan.

3. Kecilnya Margin keuntungan dan kemungkinan gagal Karena wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka profit margin yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada.

1.3. Proses kewirausahaan


Tahap-tahap Kewirausahaan Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha : (1) Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa. (2) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. (3) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi (4) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil. Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34). Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma, 2007: 10 12) : 1. proses inovasi 2. proses pemicu 3. proses pelaksanaan 4. proses pertumbuhan Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek perludiperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah : a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan b. pembiayaan : pendanaan jumlah dan sumber-sumber dana c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan yang

1.4. Pengertian Wirausaha


Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya system ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan imbalan financial yang nyata. Wirausaha diberbagai industry membantu perekonomian dengan menyediakan pekerjaan dan memproduksi barang dan jasa bagi konsumen dalam negeri maupun di luar negeri. Meskipun perusahaan raksasa menarik perhatian banyak publik akan tetapi bisnis kecil dan kegiatan kewirauasahaannya setidaknya memberikan andil nyata bagi kehidupan sosial dan perekonomian dunia kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata:Wira: utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktifDari asal kata tersebut, wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-orangyang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintahyaitu; para pedagang, pengusaha, orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang beranimembuka kegiatan produktif yang mandiri. Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h 10) mendifinisikan: Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yangdihasilkan, sertra kepuas an dan kebebasan pribadi. Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai berikut: Wirausaha usaha merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluangpeluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangantantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006).

1.5. Berbagai macam tipe wirausaha


1. Innovating Entrepreneurship Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif 2. Imitative Entrepreneurship Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur 3. Fabian Entrepreneurship Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan. 4. Drone Entrepreneurship Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahanperubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain. Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)resiko atau kegagalan.

1.6. Profil wirausaha Roopke, 1995, mengelompokkan kewirausahaan berdasarkan perannya, yaitu: Kewirausahaan rutin Wirausaha yang dalam melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Menghasilkan barang, pasar dan teknologi. Dibayar dalam bentuk gaji.

Kewirausahaan arbitrase Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan ini tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi. Wirausaha inovatif Wirausaha yang menghasilkan ide-ide dan kreasi baru yang berbeda. Pengelompokkan kewirausahaan berdasarkan intensitas pekerjaan dan status (Zimerer, 1996): Part time Entrepreneur Wirausaha yang melakukan usahanya hanya sebagian waktu saja sebagai hobi. Kegiatan bisnis biasanya hanya bersifat sampingan. Home-base New Ventures Usaha yang dirintis dari rumah/tempat tinggalnya. Family Own Business Usaha yang dilakukan/dimiliki oleh beberapa anggota keluarga secara turun temurun. Copreneurs Usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerjasama sebagai pemilik dan menjalankan usaha bersama-sama. 2.1 Sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha
1. Percaya Diri :  Kepercayaan (keteguhan)  Ketidaktergantungan  Optimisme 2. Berorientasikan Tugas dan Hasil :  Kebutuhan/ haus akan prestasi  Berorientasi laba  Tekun dan tabah  Energik,penuh inisiatif 3. Pengambil Resiko :  Mampu dan berani mengambil resiko  Menyukai tantangan 4. Kepemimpinan (Leadership):  Mampu memimpin  Dapat bergaul dengan orang lain  Menanggapi saran dan kritik 5. Keorisinilan :  Inovatif (pembaharu)  Kreatif  Fleksibel 6. Berorientasi ke masa depan :  Berpandangan kedepan  Perseptif

Konsep 10 D dari Bygrave


Bygrave menggambarkan wirausaha dengan konsep 10 D, yaitu : - Dream : mempunyai visi terhadap masa depan dan mampu mewujudkannya - Decisiveness : tidak bekerja lambat, membuat keputusan berdasar perhitungan yang tepat. - Doers : membuat keputusan dan melaksanakannya - Determination : melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian

Dedication : mempunyai dedikasi tinggi dalam berusaha Devotion : mencintai pekerjaan yang dimiliki Details : memperhatiakn faktor-faktor kritis secara rinci Destiny : bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yanghendak dicapai Dollars : motivasi bukan hanya uang Distribute : mendistribusikan kepemilikannya terhadap orang yang dipercayai

2.2 Kreativitas Adalah kemapuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang beru dan Sali, yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi.
Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, cirri-cirinya : 1. Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik? 2. Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin 3. Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda 4. Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar 5. Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses 6. Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovasi 7. Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah

2.3 Konsep 10 D dari Bygrave


Bygrave menggambarkan wirausaha dengan konsep 10 D, yaitu : - Dream : mempunyai visi terhadap masa depan dan mampu mewujudkannya - Decisiveness : tidak bekerja lambat, membuat keputusan berdasar perhitungan yang tepat. - Doers : membuat keputusan dan melaksanakannya - Determination : melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian - Dedication : mempunyai dedikasi tinggi dalam berusaha - Devotion : mencintai pekerjaan yang dimiliki - Details : memperhatiakn faktor-faktor kritis secara rinci - Destiny : bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yanghendak dicapai - Dollars : motivasi bukan hanya uang - Distribute : mendistribusikan kepemilikannya terhadap orang yang dipercayai

2.4 Beberapa kelemahan wirausaha Indonesia


Heidjrachman Ranu Pandojo menulis bahwa sifat-sifat kelemahan orang Kita bersumber pada kehidupan penuh raga, dan kehidupan tanpa pedoman, tan tanpa orientasi yang tegas. Lebih rinci kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sifat mentalitet yang meremehkan mutu 2. Sifat mentalitet yang suka menerabas 3. Sifat tak percaya kepada diri sendiri 4. Sifat tak berdisiplin murni 5. Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh.

Sifat mentalitet seperti yang diungkapkan di atas sudah banyak kita saksikan dalam praktik pembangunan di negara ini. SD Inpres yang roboh sebelum waktunya, jalan dan jembatan yang kembali rusak hanya dalam beberapa waktu sesudah diperbaiki, barang-barang yang kurang berfungsi dan sebagainya adalah cermin sifat meremehkan mutu. Sikap ikut-ikutan dalam berinvestasi sehingga dalam waktu yang relatif singkat suatu obyek akan sudah jenuh sehingga semuanya akan menderita rugi, hal ini merupakan petunjuk betapa para kaum usahawan kurang mampu menemukan dirinya sendiri dan lebih suka mengekor pendapat orang lain. Disiplin yang murni juga sukar ditegakkan, kita ambil saja contoh pada waktu ada kontrol semuanya berusaha baik, berusaha disiplin, tetapi sesudah tidak dikontrol semuanya berjalan berantakan lagi, tidak ada disiplin lagi, tidak ada ketertiban lagi. Akhirnya, banyak hal-hal yang berjalan secara tersendat-sendat hanya karena tidak ada kesinambungan dalam penggarapannya yang disebabkan para pelaksana memiliki pekerjaan yang berangkap-rangkap, ini adalah cermin sikap tidak bertanggung jawab yang masih banyak menghinggapi bangsa kita. Kelemahan bangsa kita banyak dibicarakan oleh para pakar, yang terletak pada super strukturnya. Di dalam ekonomi pembangunan, ada 3 elemen penting yang menunjang pembangunan yaitu infra struktur, struktur ekonomi, superstructure. Infra struktur adalah prasarana yang tersedia, jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, alat transportasi, telepon dan sebagainya. Struktur ekonomi adalah tersedianya faktor produksi dalam masyarakat, serta tenaga manajemen yang berpandangan luas. Kemampuan mengadaptasi teknologi dan juga tersedia pasar produksi. Superstruktur atau struktur atas adalah faktor mental masyarakat. Semangat kerja ulet, tak kenal putus asa, tekun, jujur, bertanggung jawab, dapat dipercaya. Bangsa Jepang dan Jerman berhasil dalam membangun negaranya setelah Perang Dunia II, adalah karena merek unggul dalam superstructure ini. Bandingkan dengan negara kita dengan segala kelemahannya, kurang bertanggung jawab, ingin cepat kaya, mencuri, memalsukan dokumen-dokumen, cuci tangan, cepat puas, ingin santai. Demikian pula bangsa kita apabila sudah memperoleh uang/gaji lumayan, mereka cenderung memperbanyak waktu santai. Soetrisno Prawirohardjono menggambarkan dalam sebuah kurva, bagaimana perubahan upah berpengaruh pada waktu santai.

2.5 Pemanfaatan waktu


Waktu adalah sesuatu yang tidak dapat dihemat. Anda bisa kehilangan waktu secara terus menerus di saat waktu berjalan. Akhirnya, tidak ada waktu yang tersisa! Semua wirausaha perlu mengelola waktu secara efektif, dan kunci untuk menggunakan waktu secara efektif adalah melalui pengelolaan waktu yang lebih baik. Dengan menghargai waktu, seorang wirausaha akan memperoleh hasil yang lebih balk. Cara memanfaatkan waktu secara lebih baik, antara lain adalah dengan membuat target; menentukan tenggat (deadline), dan mengalokasikan waktu untuk setiap kegiatan yang penting. Kreativitas, pemecahan masalah, dan mencari peluang adalah inti dari kegiatan seorang wirausaha. Karena itu, mereka harus meluangkan waktu untuk kegiatan-kegiatan ini (pada tugas yang lain diberikan prioritas lebih rendah dan dikerjakan setelahnya). Waktu harus digunakan secara efektif untuk mencapai hal-hal yang diyakini paling penting oleh seorang wirausaha. Pilihannya hanya ada dua: menghemat waktu atau justru menghabiskanwaktu! Waktu adalah salah satu aset seorang wirausaha yang paling penting. Inti utama dari topik ini adalah memahami tehnik-tehnik menggunakan waktu secara efektif

3.1 Pengertian kepribadian


Kepribadian seseorang tidak sama dengan kepribadian orang lain. Kepribadian ini adalah sangat unik, demikian dinyatakan oleh para ahli. Dengan kepribadian yang dimiliki oleh seseorang dia dapat memikat orang lain, orang menjadi simpati padanya, orang tertarik dengan pembicaraannya, oleh karena terkesima olehnya. Wirausahawan yang memiliki kepribadian seperti ini sering sekali berhasil dalam menjalankan usahanya. Adapun wirausahawan yang secara fisik tidak meyakinkan, tidak menarik, tetapi setelah mengobrol (lobby) rasanya tersimpan suatu daya tarik, sehingga calon relasi tadi makin tertarik, akhirnya menjurus kearah hubungan lebih dekat dan saling memberi harapan. Kepribadian semacam inilah yang perlu dikembangkan oleh wirausaha. Sekarang timbul pertanyaan, apakah kepribadian itu? Dapatkah kepribadian itu diperbaiki? Bagian-bagian manakah dari unsur kepribadian yang dapat diperbaiki dan manakah yang sudah pembawaan sejak lahir. Uraian ini kami kemukakan dengan menampilkan sebuah definisi kepribadian dalam bahasa Inggris disebut personality dikemukakan oleh Erich Fromm (1975): By personality i understand the totality of inherited acquired psychic qualities which are characteristic of one individual and which make the individual unique. Bila diartikan secara bebas rumusan di atas berbunyi: kepribadian adalah merupakan keseluruhan kualitas psikis yang di warisi atau diperoleh yang khas pada seseorang yang membuatnya unik. Mengenai bagian mana dari kepribadian yang di warisi dan bagian mana yang diperoleh akan dibahas di bagian selanjutnya. Sultan Takdir Alisyahbana mencoba membedakan pengertian personality dengan pengertian individu dan person. Perkataan individu berasal dari individu (Latin) =Atomon yang diartikan sebagai indivisible entity, the living organism neutrally as a unit. Jadi individu ini merupakan hal yang hidup suatu organisme yang bulat dan utuh sebagai suatu kesatuan. Person berasal dari kata persona yaitu a theatrical mask, atau merupakan topeng seperti orang main di panggung. Jadi person ialah person behind the mask = orang yang di belakang topeng.

3.2 Kepribadian yg produktif


Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Apakah yang dikatakan produktif? Produktif ialah kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan (utility). Kita mengenal beberapa macam utility, yaitu: 1. Utility of Place (kegunaan tempat) 2. Utility of Time (kegunaan waktu) 3. Utility of Form (kegunaan bentuk) 4. Utility of Ownership/ possession (kegunaan kepemilikan), dan sebagainya. Jadi segala bentuk kegiatan yang meningkatkan kegunaan suatu barang disebut produktif. Misalkan beras diangkut dari desa ke kota (nilainya bertambah), kursi di ruang kuliah berserakan, lalu disusun rapi (nilai gunanya bertambah), ini disebut place utility. Bahan makanan disimpan untuk menghadapi musim paceklik (time utility). Karet mentah diubah bentuk menjadi ban mobil (form utility). Kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli (ownership utility). Gilmore menyatakan bahwa pribadi yang produktif (productive person) ialah individu yang menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya.

Seorang wirausaha jelas selalu memberi kontribusi positif bagi lingkungannya, antara lain menampung tenaga kerja, memberi sumbangan sosial, menjaga kebersihan, bergaul dengan sesama, dan sebagainya. Seorang wirausaha memiliki perasaan tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap lingkungannya. Seorang wirausaha memiliki tanggung jawab sosial, untuk itu ia harus senang berinteraksi, bergaul, toleransi, terbuka sesama teman. Dia harus memiliki rasa menolong orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Sebagai kesimpulan, pribadi yang produktif ialah seseorang yang memberikan kontribusi kepada lingkungannya, dia imajinatif, dan inovatif, bertanggung jawab dan responsif dalam berhubungan dengan orang lain. Seorang yang produktif ini adalah individu yang matang (maturity). Matang disini bukan berarti dewasa secara fisik, tetapi lebih banyak mengandung aspek psikologisnya Ciri-ciri pribadi yang matang ialah : 1. Tidak banyak tergantung pada orang lain 2. Memiliki rasa tanggung jawab 3. Obyektif dan kritis (tidak asal terima issu) 4. Emosinya stabil 5. Sociability, artinya dalam lingkungan yang cocok ia akan tampil ke depan. Dalam lingkungan yang tidak cocok, ia akan menjaga jarak. 6. Keyakinan agama Yang terakhir ini adalah aspek paling tinggi dalam jenjang kematangan yang dicapai seseorang, yaitu pengakuan akan pertolongan dan kekuasaan Allah Swt. Selanjutnya jika ada pribadi yang produktif, tentu ada pula pribadi yang non-produktif. Ciri pribadi yang non produktif ialah : 1. Pribadi yang hanya senang mendengar saja, dia pendengar yang baik, tidak pernah mengemukakan ide. Dia tidak bisa mengatakan Tidak, dia lebih senang mengatakan Ya. 2. Dia lebih senang mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan pribadinya. 3. Dia lebih senang menyimpan segala macam informasi, tidak pernah ia keluarkan kembali informasi yang pernah ia terima. 4. Sifatnya sentimentil, suka merenung masa lalu. 5. Dia banyak mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak bisa mengungkapkan buah pikirannya. 6. Dia suka memasarkan pribadinya dengan memperoleh imbalan/balas jasa/honor. 7. Dia lebih senang mengikuti anggapan orang lain terhadapnya. Tipe pribadi non-produktif ini adalah pribadi yang immaturity (belum matang). Pribadi immaturity mempunyai ciri-ciri: 1.Lebih bersikap pasif 2.Ketergantungan kepada orang lain 3.Tidak punya pandangan ke depan 4.posisinya selalu di bawah 5.Kurang menghargai dirinya, kurang mencintai dirinya Seseorang tidak akan bisa mencintai orang lain apabila ia tidak respek dan tidak mencintai dirinya sendiri.

Jelas tipe pribadi yang non-produktif ini bukan tipe seorang wirausaha. Pribadi wirausaha adalah mutlak tipe pribadi produktif, sebagaimana yang telah diuraikan di atas.

3.3 Temperamen Watak


A. Temperamen Istilah temperamen menunjukkan cara bereaksi atau bertingkah laku yang bersifat tetap, sedangkan istilah watak dibentuk oleh pengalaman semasa kanak-kanak dan dapat berubah pada batas-batas tertentu karena diperolehnya pengalaman-pengalaman baru. Hippocrates membedakan 4 macam temperamen : 1. Choleri 2. Sanguine 3. Melancholic 4. Phlegmatic (Erich Fromm, 1975) Secara simbolik dapat disamakan: choleric= api, panas, cepat, dan kuat= easily angered= gampang marah. Sanguine= udara, panas dan lembab, cepat dan lemah, dalam istilah lain= over estimated= terlalu optimis. Melancholic disimbolkan dengan bumi, dingin, kering, lemah dan kuat, dan pendiam. Jadi tipe ini kuat dalam kelemahannya yang bersifat pendiam (depressed). Phlegmatic, simbolnya air, dingin, lembab dan lemah (too slow) Temperamen ini menunjukkan pad acara bereaksi yang bersifat tetap dan tidak berubah. Temperamen ini akan diimbangi oleh watak, yaitu suatu pola tingkah laku yang khas yang terdapat pada seseorang. Berbagai bentuk temperamen di atas tidak boleh dikatakan ini jelek, itu bagus. Temperamen ini akan diimbangi oleh watak. Seorang bertemperamen choleric cara bereaksinya sangat cepat. Bila ia berwatak produktif dan pecinta keadilan, maka ia akan mencintai dan berlaku adil. Tetapi bila wataknya sadistik maka ia cepat menganiaya dan merusak. B. Watak Menurut ahli psikologi behavioristik, sifat-sifat watak dapat disamakan dengan sifat tingkah laku (behavior). Sedangkan menurut sosiopsikologis manusia selalu berhubungan dengan sesamanya, berhubungan dengan alam, dan berhubungan dengan dirinya sendiri. Cara manusia berhubungan itu bermacam-macam, senang, marah, kasihan, benci, sayang, cinta, bekerja sama, bersaing, dan sebagainya. Dengan segala cara berhubungan itu, manusia berusaha menyesuaikan diri, mencoba berorientasi dengan sesama, dengan alam, bahkan dengan diri sendiri. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa inti dari watak ialah orientasi. Seorang wirausahawan yang sukses, sebagai salah satu kuncinya ia harus mempunyai kepribadian yang menarik. Dengan melihat adanya kekurangan yang terdapat pada dirinya, ia harus berusaha belajar dari sesama manusia atau lingkungannya. Bakat seorang wirausaha akan bertambah dan berkembang berkat pengetahuan, pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungan. Faktor-faktor yang dapat dipelajari untuk mengembangkan bakat yang kita miliki diantaranya: a. Pikiran b. Perasaan c. Pertimbangan

d. Sikap Dengan cara mengasah pikiran, diharapkan daya ingat menjadi tajam dan kreatif, berwujud menjadi cepat berpikir, sistematis, dan terarah pada tujuan di samping terbukanya kemungkinan bertambahnya pengetahuan. Perasaan akan berkembang menjadi lapang dan leluasa, memiliki jiwa besar, sehingga tumbuh daya energi yang agresif, berani, sabar, dan penuh perhitungan dalam menguji perasaan orang lain. Setiap wirausaha harus dapat memberikan keterangan-keterangan kepada relasi dengan jelas dan menarik. Setiap kata dan kalimatnya harus meyakinkan dan setiap keberatan orang lain harus dapat dijawab dengan tepat dan memuaskan. Memang seorang wirausaha itu perlu mempunyai kecakapan untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan ke arah proses lancarnya pembicaraan. Sikap yang serius dibubuhi dengan humor pada tempatnya, maka seorang wirausaha sudah menempatkan dirinya untuk mendapatkan perhatian. Pada saat-saat menentukan ia harus dapat mengambil keputusan yang matang. Sehingga, setiap keputusan yang diambil dapat memuaskan kedua belah pihak dan hubungan dengan relasi akan semakin harmonis. Dengan demikian, wirausaha dapat membuka hati dan pikirannya lebar-lebar dalam menerima tambahan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan sehingga membentuk pribadi yang betul-betul teruji dan menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai