Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Saat ini listrik merupakan salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan manusia. Akan tetapi pemanfaatan energi listrik alternatif di Indonesia masih sangat kecil terbukti dengan krisis energi listrik yang terjadi di Indonesia. Energi surya yang melimpah belum mampu dioptimalkan oleh pemerintah. Penggunaan sel surya dan turbin angin sebagai pembangkit listrik alternatif juga masih sangat minim. Oleh karena itu, titik berat peneliti adalah membuat modul sistem hibrid pembangkit listrik tenaga angin dengan pembangkit listrik tenaga surya agar kedua potensi energi terbaharukan tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Modul hibrid tersebut bekerja mengontrol tegangan pengisian dari kedua pembangkit. Ketika tegangan baterai/aki mencapai 14 V maka modul akan memutuskan suplai dari kedua pembangkit dan ketika tegangan baterai turun hingga 13.7 V maka modul kembali akan menyambung kedua suplai pembakit ke baterai/aki. Berdasarkan data potensi angin dan surya di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar Rp 12.250.000,- untuk membangun sebuah sistem hibrid PLTB dan PLTS maka diperoleh harga listrik per kWh sebesar Rp. 2056,473, lebih mahal jika dibanding dengan harga jual listrik per kWh oleh PLN yaitu pada kisaran Rp. 600,-. Keyword : krisis energi, sistem hibrid, PLTS, PLTB

iii

Anda mungkin juga menyukai