Anda di halaman 1dari 2

Concept: Special Advertising Report by MGA (Bagian VI: 3 halaman) KREATIVITAS IKLAN INDONESIA Di masa awal periklanan Indonesia

modern kreativitas memang belum tergarap optimal, sampai sejumlah pekerja iklan melangsungkan Lomba Kreatif Iklan pertama di tahun 1978. Sejak itu trio Ken Sudarto, Wisaksono Noeradi, dan Tjahjono Abdi dari Matari Advertising melahirkan sejumlah karya kreatif untuk sejumlah iklan layanan masyarakat yang merebut penghargaan finalis pertama untuk Indonesia di Clio Award dan The New York Festivals di awal tahun 1980-an. Sejak itu upaya untuk memperoleh penghargaan metal di lomba kreatif internasional terus dilakukan, dan ternyata memerlukan waktu selama dua dekade untuk memperolehnya. Lowe Indonesia memperoleh penghargaan emas pertama di AP AdFest tahun ini untuk iklan shampoo Lifebuoy. Iklan yang tampil singkat ini secara kreatif memperlihatkan bagaimana rambut yang terawat baik dengan sampo Lifebuoy akan menjadi kuat. Begitu kuatnya, sehingga kibasan rambut sudah cukup untuk membuat lawan tak berdaya dalam olahraga karate. Sebelumnya McCann~Erickson juga berhasil memperoleh penghargaan tertinggi, grand award di New York Festivals untuk kategori ambient advertising. Woon Hoh, yang mengarahkan iklan ini menyebutkan bahwa idenya diperoleh dengan memperhatikan bagaimana kaum perempuan memilih buah. Perempuan biasanya memijit dan memencet buah untuk mengetahui apakah buah itu sudah matang dan baik. Hal itu menimbulkan ide, kenapa hal serupa tidak mereka lakukan untuk memeriksa payudara mereka. Dengan memijit payudara mereka dapat mengetahui apakah ada benjolan yang mungkin dapat menjadi kanker. Dengan ide semacam ini maka dibuatlah stiker untuk mengingatkan perempuan mengenai hal itu, dan stiker ini dipasang langsung di sejumlah buah yang dijual di toko swalayan, sehingga pesannya dapat betul-betul sampai. Setelah tak bekerja di McCann, Woon bersama Hakuhodo juga berhasil merebut sejumlah penghargaan metal dan finalis di AP AdFest dan Cannes Lions. Tahun ini mereka memperoleh penghargaan perunggu di AdFest untuk kategori craft. Namun biro iklan Indonesia yang sungguh-sungguh berusaha untuk menerobos kebuntuan kreatif negeri ini tak pelak lagi adalah JWT Indonesia. Hal ini sangat terasa sejak Lulut Asmoro, yang sebelumnya bekerja di Lowe Indonesia mempin biro iklan itu. Di masa kepemimpinannya ini JWT merebut banyak penghargaan kreatif nasional maupun internasional JWT menjadi yang pertama memperoleh penghargaan finalis di Cannes Lions (2006) untuk iklan Tow truck yang memperlihatkan dengan cerdas bagaimana Sunsilk dapat memperkuat rambut. Iklan ini kemudian memperoleh penghargaan perunggu yang pertama bagi Indonesia (2007). Di tahun ini pula JWT kembali memperoleh penghargaan finalis dan sekaligus merebut perunggu pertama di Cannes. Setahun kemudian JWT memperoleh dua penghargaan finalis, satu perunggu dan dua perak di Pattaya, suatu terobosan yang berarti mengingat ketatnya persaingan dan kerasnya penjurian di AdFest. Biro iklan juga memperoleh penghargaan finalis, sebuah perak dan sebuah green spike di lomba kreatif Asia lainnya yang juga penting Media Spike, yang tahun ini akan bergabung dengan Cannes Lions. Di Cannes, tahun ini JWT kembali

memperoleh empat penghargaan finalis dan sebuah penghargaan perak. Tahun ini JWT memulai perburuan kreatifnya dengan sebuah penghargaan perak di AP AdFest. Semuanya ini memperlihatkan suatu pencapaian kreatif yang istimewa dan berkesinambungan yang mencerminkan upaya JWT untuk tampil dan dikenal sebagai biro iklan kreatif yang mampu bersaing di pentas internasional. Fortune Indonesia juga merupakan salah satu biro iklan Indonesia yang sempat memperoleh penghargaan finalis dan metal di lomba kreatif internasional. Hal serupa juga pernah diraih Exist, biro iklan Yogya yang melalui suatu kolaborasi mampu menyeruak untuk memperoleh penghargaan internasional. Pengarah kreatif Indonesia yang berada di belakang karya-karya iklan pemenang metal di penghargaan kreatif antara lain Randi Rinaldy (JWT), Firman Halim, dan Fadjar Rusli. Randi merupakan pekerja kreatif iklan Indonesia yang memiliki passion untuk melahirkan karya-karya kreatif yang terpuji. Hal ini sudah diperlihatkannya sejak bekerja di Leo Burnett dan memperoleh lahan yang lebih tepat ketika ia bergabung di JWT Indonesia. Duetnya dengan Juhi Kalia, menghasilkannya sejumlah penghargaan bergengsi di Adfest maupun Cannes Lions. Sentuhan kreatifnya tak memudar meskipun Juhi telah berpindah tempat kerja ke Saatchi & Saatchi. Tahun ini ia berhasil memperoleh sebuah penghargaan perak dari AdFest. Berpengalaman menjadi juri di sejumlah festival kreatif dunia, Randi memang memiliki passion untuk menghasilkan karya-karya iklan yang kreatif. Mendapat dukungan penuh dari Lulut, Randi tampaknya akan terus menghasilkan karya-karya kreatif yang akan membawa nama baik baik bagi negeri ini. Firman membawa nama baik Indonesia dengan merebut pengharagaan emas pertama di AdFest. Iklan yang diarahkanya memang kreatif, tgidak bertele-tele, namun langsung menjelaskan manfaat produk yang diiklankan dengan cerdas. Di bawah arahannya, sejumlah karya kreatif Lowe memperoleh sejumlah penghargaan kreatif di tingkat nasional maupun internasional. Fadjar memperoleh sebuah penghargaan perunggu untuk poster di New York Festivals saat bekerja di Fortune Advertising. Sebuah perunggu lagi diperolehnya untuk iklan TV sebagai creative partner untuk biro iklan lokal Exist Advertising. Selain itu ia juga memperoleh lima penghargaan finalis di New York Festivals dan London International Awards (LIA) untuk iklan cetak dan TV. Suatu pencapaian kreatif internasional yang cukup membanggakan, mengingat LIA hanya memberikan penghargaan emas dan finalis bagi iklan-iklan yang dilombakan. Iklan layanan masyarakat Adi juga merebut satusatunya penghargaan emas Adoi Award yang ketua jurinya Adrian Holmes, salah satu legenda kreatif dunia. Yang istimewa, Fadjar menyutradari sendiri iklan yang merebut penghargaan ini.

Anda mungkin juga menyukai