Anda di halaman 1dari 6

2.4 Pengangkatan Dalam Jabatan 2.4.1 Jenis Jabatan Menurut PP no.

9 tahun 2003 pangkat adalah kedudukan yang

menunjukkan tingkat seseorang Pegawai Negeri berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Sedangkan golongan ruang adalah golongan ruang gaji pokok sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang gaji Pegawai Negeri Sipil. Jabatan (LAN-RI:2003, 254) adalah kedudukan yang menunjukkan tugas , tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang pegawai negeri dalam rangka susunan suatau satuan organisasi suatu negara. Jabatan yang ada dilingkunagn birokrasi pemerintahan yang hanya bisa diduduki oleh PNS disebut jabatan karier. Jabatan karier disini dapat dibenakan menjadi 2 yaitu : 1. Jabatan struktural yaitu jabatan yang secara tegas disebutkan dalam struktur organisasi. Tingkatannya disebut eselon yang disusun

berdasarkan ringannya tugas, tanggung jawab maupun wewenang dan hak. Jabatan struktural tidak boleh dirangkap. Kenaikan pangkatnya didasarkan pada DP3 dan eselonnya. 2. Jaabatan fungsional yaitu jabatan yang tidak secara tegas digambarkan dalam struktur organisasi, namun bila ditinjau dari segi fungsinya sangat diperlukan dalam organisasi. Sedangkan menurut PP no. 9 tahun 2003 Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi. Kenaikan pangkatnya selain ditentukan pada DP3 juga ditentukan oleh angka kredit dari setiap kerja yang dihasilkan, sehingga kenaikan pangkatnya bervariasi tergantung produktivitasnya. Beberapa contoh jabatan fungsional antara lain : dosen, guru besar, dokter, perawat, peneliti, arsiparis, guru, pustakawan.

Adapun urutan kepangkatan dan golongan atau ruang PNS sebagai berikut :

Golongan IV

Pangkat Pembina utama Pembina utama madya Pembina utama muda Pembina tingkat I pembina

golongan ruang IV/e IV/d IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a I/d I/c I/b I/a

III

Penata Tingkat I Penata Penata Muda Tingkat I Penata Muda

II

Pengatur Tingkat I Pengatur Pengatur Muda Tingkat I Pengatur Muda

Juru Tingkat I Juru Juru Muda Tingkat I Juru Muda 2.4.2 Hubungan Pangkat dan Jabatan

Hubungan antara pangkat dan jabatan antara lain dapat dilihat dalam pengangkatan pada suatu jabatan. Dimana seseorang dapat menduduki suatu jabatan apabila pangkatnya telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan. Disamping itu PNS yang berpangkat lebih rendaah tidak boleh membawahi secara langsung PNS yang berpangkat lebih tinggi.

Adapun hubungan antara pangkat dan jabatan secara lebih jelas dapat dilihat sebagai berikut :

Eselon Ia Ib IIa IIb IIIa IIIb IVa IVb

Jenjang, pangkat, golongan/ruang Terendah Tertinggi Golongan/ Pangkat Pangkat ruang Pembina utama madya IV/d Pembina utama Pembina utama muda IV/c Pembina utama Pembina utama muda IV/c Pembina utama madya Pembina tingkat I IV/b Pembina utama muda Pembina IV/a Pembina tingkat I Penata tingkat I III/d Pembina Penata III/c Penata tingkat I Penata muda tingkat I III/b Penata

Golongan / ruang IV/e IV/e IV/d IV/c IV/b IV/a III/d III/c

2.4.3 Syarat Pengangkatan Dalam Jabatan Untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural menurut PP no. 100 tahun 2000 tentang pengangkatan pegawai negeri dalam jabatan struktural, seotrang PNS harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Syarat Umum 1. Berstatus Pegawai Negeri Sipil Calon Pegawai Negeri Sipil tidak dapat diangkat dalam jabatan struktural, karena Calon Pegawai Negeri Sipil tersebut masih dalam masa percobaan dan kepadanya belum diberikan pangkat, sedangkan untuk menduduki jabatan struktural antara lain disyaratkan pangkat sesuai dengan sebelumnya. 2. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingat di bawah jenjang pangkat yang ditentukan PNS yang memiliki pangkat setingkat lebih rendah dianggap memiliki pengalaman dan kemampuan yang hampir sama dengan PNS yang ppangkatnya satu tingkat diatasnya. 3. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan Kualifikasi dan tingkat pendidikan yang sesuai dapat mendukung keprofesionalan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.

4. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir PNS tersebut harus memiliki nilai untuk semua unsur penilaian DP3 (kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, prakarsa, kepemimpinan) memperoleh nilai antara 76 hingga 90 5. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga dapat melaksanakan tugas secara profesional, efektif, dan efisien 6. Sehat jasmani dan rohani Kesehatan jasmani dan rohani sangat mendukung tingkat

produktivitas seorang PNS b. Syarat Khusus 1. Senioritas dalam kepangkatan Apabila ada 2 orang PNS sebagai kandidat yang akan diangkat menduduki jabatan struktural dengan telah sama-sama memenuhi semua persyaratan, maka PNS yang memiliki masa kerja paling lama dalam pangkat tersebut yang diprioritaskan untuk diangkat. 2. Usia Penentuan prioritas yang ditinjau dari segi usia mempertinmbangkan pengembangan karier dan kesempatan kerjanya. Misalnya apabila ada 2 kandidat PNS yang akan diangkat menduduki jabatan struktural dengan telah sama-sama memenuhi semua persyaratan yang ditentukan tetapi usianya berbeda yaitu 54 tahun dan 52 tahun maka yang diprioritaskan adalah PNS yang berusia 52 tahun karena masih memiliki masa kerja yang lebih lama darim pada rivalnya tersebut. 3. Pendidikan dan pelatihan jabatan Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tertentu wajib diikuti PNS yang telah atau akan diangkat dalam jabatan struktural 4. Pengalaman yang dimiliki.

PNS yang memiliki pengalaman yang lebih banyak dan memiliki korelasi jabatan yang akan diisi, lebih layak diprioritaskan.

2.4.4 Pelaksanaan pengangkatan 1. Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon I dilingkungan instansi pusat, ditetapkan dengan keputusan presiden setelah mendapat pertimbangan tertulis dari Komisi kepegawaian negara 2. Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon II ke bawah dilingkungan instansi pusat, ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian pusat setelah mendapatkan pertimbangan dari Baperjakat Instansi Pusat 3. Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon I di privinsi (Sekda Prov.) ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian pusat setelah mendapatkan persetujuan pimpinan DPRD provinsi 4. Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon II ke bawah di provinsi, ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian provinsi setelah mendapatkan pertimbangan dari Baperjakat Instansi Daerah Provinsi 5. Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon II ke bawah di Kabupaten/Kota, ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapatkan pertimbangan dari Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/Kota 6. Khusus untuk pengangkatan Sekda Kabupaten/Kota, ditetapkan oleh pejabat Pembina Kepegawaian Daerah kabupaten/Kota setelah mendapatkan persetujuan pimpinan DPRD Kabupaten/Kota dan telah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/Kota Calon Sekda sebagaimana dimaksud diatas hanya diusulkan 1 orang calon kepada pimpinan DPRD dari PNS yang memenuhi syarat setelah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Disini yang dimaksud dengan: a. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri, Jaksa Agung, Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, Sekretaris Militer, Sekretaris Presiden, Sekretaris Wakil Presiden, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan

Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara. b. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi adalah Gubernur. c. Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota. d. Komisi Kepegawaian Negara Dibentuk untuk menjamin kualitas dan objektivitas dalam

pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dari jabatan struktural eselon I dilingkungan instansi pusat dan pejabat lain yuang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentiannya menjadi wewenang presiden. e. Baperjakat adalah Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan yang dibentuk untuk menjamin kualitas dan obyektifitas dalam pengangkatan,

pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural Eselon II ke bawah di setiap instansi. Baperjakat terdiri dari : o Baperjakat Instansi Pusat, yang keanggotaannya ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian pusat o Baperjakat Instansi Daerah Propinsi, yang keanggotaannya

ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian derah provinsi o Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/Kota, yang keanggotaannya ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian derah provinsi Susunan keanggotaan Baperjakat Untuk menjamin obyektifitas dan kepastian dalam pengambilan keputusan, anggota Baperjakat ditetapkan dalam jumlah ganjil, terdiri dari : a) seorang Ketua, merangkap anggota; b) paling banyak 6 (enam) orang anggota; dan c) seorang sekretaris.

Anda mungkin juga menyukai