Latar belakang Keterdapatan bahan galian industry di bumi ini sangatlah banyak dan bermacam-mac am, tidak dapat dipungkiri tentang kebutuhan manusia terhadap bahan galian indus try yang ada karena hamper seluruh kegiatan manusia tidak lepas dari pemanfaatan dari bahan galian industry tersebut, tentu saja dalam pemanfaatanya harus dilak ukan proses pengolahan terlebih dahulu. Maka dari itu bahan galian industry yang sudah melalui proses pengolahan komplek akan memiliki nilai jual yang tinggi ka rena pemanfaatanya pun lebih luas. Batuan kalsit adalah salah satu jenis dari bahan galian industri golongan C,batu an kalsit sebagai batuan sedimen yang terbentuk dari terumbu karang pada zaman k apur,batuan ini memiliki unsur kimia ( CaCO3 ) dan merupakan komponen mineral ka rbonat dan memiliki porositas yang cukup tinggi untuk itu pada endapan kalsit sa ngat sulit menemukan air,karena air langsung masuk dalam tanah melalui pori pori pada batuan tersebut dan terhenti pada dasar endapan. Batu kalsit pada umumnya berwarna putih dan bersifat basa,hasil pengolahan batua n kalsit dimanfaatkan sebagai pemutih kertas,penetral zat asam, campuran pada in dustri pupuk,campuran bahan pembuat semen, campuran dalam pembuat cat dan masih banyak lagi. Perlamparan kalsit tersebar luas di sepanjang jalur kapur dan berada didekat per mukaan tanah karena sebagai batuan sedimen. Pemanfaatan batu kalsit ini tidak bi sa terlepas dari proses pengolahan terlebih dahulu karena untuk memanfaatkanya p aling tidak harus merubah bentuk alami dari batuan kalsit tersebut. Dengan mengg unakan roll crusher maka bentuk dan ukuran dari batuan kalsit itu bisa di rubah karena roll crusher adalah salah satu alat yang sering digunakan untuk meremuk a tau merubah ukuran batuan. Dengan acuan tersebut maka penulis mencoba mengkaji pengolahan batu kalsit denga n menggunakan roll crusher agar menambah nilai ekonomi dan manfaatnya. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengindentifikasi prilaku roll yang didasarkan pada kekasaran permukaan terhadap material umpan. Hal ini dilaku kan karena terjadi resultan gaya tangensial dan gesekan pada permukaan roll deng an batuan saat proses peremukan, untuk itu agar mendapatkan gaya gesek yang meks imal maka: Pemilihan bahan dasar roll harus sesuai dengan jenis material umpan. Ukuran dimensi roll sesuai dengan diameter material umpan. Kecepatan putaran roll harus stabil. 1.3. Rumusan Masalah Masalah yang timbul saat ini adalah kemanpuan roll crusher dalam memproduksi par tikel pecahan batuan yang dihasilkan atau pada size reduction yang tidak sesuai. Masalah yang juga sering timbul adalah pada kecepatan produksi alat karena kura ngnya gaya gesek pada permukaan roll yang halus maka kecepatan produksinya pun j uga turun. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana mengetahui produktifitas mesin roll crusher. b. Membuat dua buah roll dengan kekasaran yang berbeda. c. Bagaimana mengetahui perbedaan size reduction pada dua roll yang berbeda . 1.4. Batasan Masalah Kegiatan penelitian pada proses pengolahan bahan galian dengan menggunakan roll crusher hanya dilakukan pada : 1. Perbandingan kekasaran permukaan roll pada mesin roll crusher. 2. Berat total pada size reduction. 3. variable size reduction. 4. Menggunakan motor electric III fase dengan kecepatan putaran 1450 rpm sebagai penggerak nya.
5. Material yang digunakan batu kalsit dalam keadaan kering sebagai bahan uji. 1.5. Metodologi penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini,penulis menggunakan atau memakai beberapa metode pengumpulan data yaitu: a. Metode observasi yaitu suatu metode dengan cara mengamati secara langsung ke lapangan untuk mempe roleh data-data yang terkait dengan roll crusher b. Studi literatur yaitu suatu metode untuk mendapatkan data penunjang melalui referensi bahan-baha n bacaan berupa buku yang sesuai dengan pembahasan. c. Metode kominusi Yaitu metode yang dipakai untuk menghitung dan menentukan gaya yang bekerja pada alat. 1.6. Sistematika penulisan BAB I PENDAHULULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah,tinjauan dan manfaat , metodologi penulisan serta sistematika penulisan. BAB II BENTUK DAN CARA KERJA MESIN ROLL CRUSHER Bab ini berisi gambar mesin serta bagian-bagianya, spesifikasi dan cara kerja me sin. BAB III DASAR TEORI Bab ini berisi tentang landasan teori dan metode yang di gunakan dalam mendukung jalanya perencanaan dan pembahasan masalah. BAB IV PERHITUNGAN PADA HASIL KERJA MESIN ROLL CRUSHER Bab ini berisi perhitungan-perhitungan dari hasil kerja mesin roll crusher yang di utamakan pada bagian roll dan size reduction yang di hasilkan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi semua hasil yang didapat dari penyusunan skripsi dan saran-saran sebagai pelengkap dari penyusunan skripsi ini.
2.1. Diagram Alir Diagram alir digunakan untuk membuat susunan skripsi agar lebih terarah,maka pen ulis membuat diagram alir sebagai berikut:
Tidak Ya
Keterangan diagram alir pada proses pembuatan susunan skripsi. 1. Mulai (start).
Tahap ini adalah tahap persiapan untuk melakukan proses pengerjaan tugas akhir i ni. Hal yang dipelajari pada tahap ini mualai dari latar belakang,tujuan dan man faat dari hasil analisa mesin roll crusher. 2. Studi pendahuluan. Pada tahap ini dilakukan penentuan material umpan,pemilihan bahan dan mekanisme transmisi yang digunakan untuk itu penulis melakukan studi pustaka dan studi lap angan untuh mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 3. Menentukan tujuan penelitian. Pada tahap ini dilakukan penentuan tujuan penelitian agar proses penelitian lebi h terarah dan jelas pada tujuan dilakukan penelitian. 4. Perumusan masalah. Pada tahap ini dilakukan penentuan perumusan masalah dengan memperhatikan. 5. Pengumpulan data. Pada proses ini dilakukan untuk menentukan batasan masalah dengan melakukan meto de observasi yang dilakukan lansung di lapangan dan metode literature untuk mend apatkan data penunjang melalui referensi dari bahan buku bacaan. 6. Apakah data cukup. Disini hasil pengolahan data awal akan diamati apakah hasil dari pengumpulan dat a tersebut cukup atau tidak jika tidak maka akan dilakukan proses pengumpulan da ta ulang dan jika sudah cukup maka akan dilakukan penerapan system dan proses pe ngujian. 7. Analisa dan perhitungan Hasil dari proses pengolahan yang berupa size reduction akan dianalisa dan dilak ukan perhitungan terhadap nilai berat dan ukuran material reduksi. 8. Kesimpulan. Pada tahap ini dilakukan penyimpulan terhadap hasil analisa dan perhitungan terh adap nilai berat dan ukuran material reduksi. 9. Akhir Tahap ini adlah penyelesaian dari semua kegiatan pengolahan terhadap sample batu an dan analisis terhadap size reduction batuan
BAB II MESIN ROLL CRUSHER DAN MATERIAL UMPAN 2.2. Tinjauan umum 2.2.1. Mesin roll crusher Ilustrasi mengenai mesin roll crusher akan di uas sedikit oleh penulis dalam bab ini,dan akan menjadi skripsi penulis.mesin yang akan diuraikan oleh penulis dal am bab ini adalah mesin yang digunakan untuk merubah ukuran batuan dari batu yan g berukuran kerikil hingga menjadi ukuran pasiran hingga tingkat kehalusan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan yang dapat di pisahkan dan diketahui variabel nya dengan melakukan pengayakan. Mesin ini digerakan dengan motor electric III f ase dengan kemampuan putaran 1450 rpm sebagai power pemutar yang diharapkan mamp u digunakan untuk menggerakan mekanisme mesin tersebut sehingga mampu bekerja se cara maksimal.
Mekanisme mesin ini adalah batu kalsit yang ukuran kerikil akan dihancur kan atau di haluskan dengan dengan mesin roll crusher ini yang telah dimodifikas i atau dirubah ukuranya, material umpan akan di masukan dari bak material umpan yang ada dibagian atas dari mesin ini dan material reduction akan langsung jatuh dan keluar melalui jorongan yang ada di bagian bawah dari mesin tersebut. Untuk mendapatkan ukuran material yang sesuai ukuranya harus dilakukan pengayakan leb ih lanjut,sehingga material reduction ini dapat di manfaatkan lebih lanjut. Kegiatan yang dilakukan di Tugas Akhir ini adalah dengan membandingkan hasil pen gamatan di lapangan dengan teori serta rumus-rumus yang ada, kemudian menganalis a hasil dari pengolahan data dan memberikan alternatif solusi bagi pengguna roll crusher sebagai alat pemecah batu. Hasil yang diharapkan adalah , mendapatkan alat pemecah batu yang efekti f untuk batu kalsit dengan ukuran tertentu,menggunakan permukaan roll yang kasar untuk mendapatkan gaya gesek yang maksimal pada batuan. Sehingga tercipta alat pemecah batu kalsit yang sesuai dengan batu kalsit. 2.2.2. Material umpan Kalsit disini digunakan sebagai sample material umpan,kalsit pada umumnya memili ki warna putih dan sebagai batuan sedimen. Sifat fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk prismatik; tabular; pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloida l, oolitik atau pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender, hijau pucat, abu-abu, dan hitam. Penggunaan kalsit saat ini telah mencakup berbagai sektor yang didasarkan pada s ifat fisik dan kimianya. Penggunaan tersebut, meliputi sektor pertanian, industr i kimia, makanan, logam dan lainnya. Dilihat dari kejadiannya, kalsit secara umu m berkaitan erat dengan batu-gamping dan aktifitas magma, namun berdasarkan data hasil penelitian baru diketahui di sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa bagian selatan dan utara (sebagian kecil). Bentuk endapan dapat datar, bukit atau beru pa lensa. Cadangan yang diketahui merupakan klasifikasi cadangan tereka di daera h Indarung (10,1 juta ton), Sumatera Barat (10 juta ton) dan Begelan di Kabupate n Purwokerto (0,1 Juta ton). Contoh batuan kalsit yang akan di gunakan sebagai sample material umpan. Bagian bagian alat Roll crusher : 1. Roll Pada alat roll crusher mempunyai dua roll yang terbuat dari plat baja yang mempu nyai diameter yang sama, yang berbentuk silinder dengan batang as yang berada pa da tengah tengah roll dan setiap ujung ass terdapat bearing untuk menopang putar an. Pada salah satu ujung roll terdapat roda gila yang dipasang pada kedua ujung ass.
2. Kerangkah alat Kerangkah alat ini dibuat dari besi yang disambung dengan melakukan pengelasan.
3. Penggerak Alat ini digerakkan dengan menggunakan motor listrik. Pada ujung ass motor dipas
ang pulley yang digunakan untuk menaruh V-belt yang disambungkan pada pulley yan g ada pada roll sehingga roll dapat berputar. Motor electric
4. pulley Salah satu bagian transmisi dari mesin roll crusher ini adalah pulley yang ada p ada motor pulley disini digunakan untuk menstransmisikan gerak dari motor ke rol l yang dihubungkan dengan menggunakan V-belt .
BAB III
DASAR TEORI 3.1. BATUAN KALSIT Batuan kalsit adalah salah satu jenis dari bahan galian industri golongan C,batu an kalsit sebagai batuan sedimen yang terbentuk dari terumbuh karang pada zaman kapur,batuan ini memiliki unsur kimia ( CaCO3 ) dan merupakan komponen mineral k arbonat dan memiliki porositas yang cukup tinggi untuk itu pada endapan kalsit s angat sulit menemukan air,karena air langsung masuk dalam tanah melalui pori por i pada batuan tersebut dan terhenti pada dasar endapan. Batu kalsit pada umumnya berwarna putih dan bersifat basa,hasil pengolahan batua n kalsit dimanfaatkan sebagai pemutih kertas,penetral zat asam, campuran pada in dustri pupuk,campuran bahan pembuat semen, campuran dalam pembuat cat dan masih banyak lagi. Perlamparan kalsit tersebar luas di sepanjang jalur kapur dan berada didekat per mukaan tanah karena sebagai batuan sedimen. 1. Kalsit Kalsit adalah salah satu mineral yang penting, dalam keadaan biasa sudah dapat dibedakan atau memiliki perbedaan dengan mineral yang lainnya, dan seluruhnya te rdapat pada batuan sedimen, metamorf dan batuan beku yang ada dikerak bumi. Dida lam pembentukan batuan gamping dan marmer menjadikan bagian yang penting dari la pisan kulit bumi dan merupakan salah satu yang menyumbangkan simpanan karbon di planet ini. Kandungan yang ada pada batuan kalsit dapat digunakan untuk bahan bangunan, alat penggosok, bahan pupuk pertanian, bahan obat obatan dan lain lainnya. 2. Kalsit pada batugamping dan marmer Batugamping adalah batuan sedimen yang komposisi utamanya adalah kalsit. Batugam ping terbentuk dari pengendapan zat kimia dari kalsium karbonat dan perubahan be ntuk dari kerang, terumbuh karang, kotoran, dan reruntuhan alga menjadi kalsit s elama proses diagenesa. Batugamping juga terbentuk pada deposit didalam gua dari pengendapan kalsium kar bonat dan marmer adalah batuan metamorf yang terbentuk dimana batu gamping menda patkan tekanan dan suhu yang tinggi. 3. Penggunakan kalsit dalam kontruksi bangunan Pada industri bangunan yang paling sering dimanfaatkan oleh konsumen yang tersus un dari kalsit adalah batugamping dan marmer. Batu ini juga digunakan pada canpu ran adukan untuk meletakkan batuan sudah sejak ribuan tahun lalu. Balok balok b atu gamping adalah material utama yang digunakan sebagai penyusun piramid pirami d yang ada dimesir dan Amerika latin, saat ini batu gamping dan marmer yang kasa r maupun yang sudah dipoles digunakan untuk bahan kontruksi yang mewah. Pada kontruksi yang modern memanfaatkan kalsit yang terkandung dalam batu gampin g dan marmer digunakan pula untuk membuat semen dan pondasi beton. Material ini mudah dicampur, diangkut dan ditempatkan pada pembuatan cercahan material yang d apat mengeras untuk waktu yang lama. Beton digunakan untuk membuat jalan raya, j embatan, dinding dan bangunan yang lainnya. 4. Digunakan untuk menetralkan asam Kalsit banyak digunakan sebagai penetral zat asam, selama ratusan tahun. Batugam ping dan marmer setelah dihancurkan kemudian ditaburkan diladang akan menetralis ir keasaman tanah dengan pemanasan untuk membuat gamping akan memberi reaksi yan g sangat cepat terhadap tanah. Kalsit bisa digunakan untuk menetralkan asam pada industri kimia, pada suatu are a dimana terdapat gangguan aliran sungai dari air asam tambang, maka batugamping yang sudah dihaluskan dan dicampurkan pada aliran tersebut untuk menetralkan ai r tersebut. Kalsium karbonat didapat dari batugamping dan marmer yang murni untuk digunakan sebagai bahan obat, campuran gula pasir dan penyedap rasa. Kalsium karbonat dibu at tablet kunyah digunakan untuk menetralisir keasaman perut, dan juga digunakan dalam campuran bahan obat untuk masalah pencernaan dan penyakit ringan. 5. Kalsium karbonat sorbents ( penyerap )
Sorbents adalah zat yang memiliki kemampuan untuk menangkap zat lain. Batugampin g sering kali digunakan sebagai penyerap pada pembakaran bahan bakar fosil,kalsi um karbonat bereaksi dengan SO2 dan gas yang lain pada emisi pembakaran, menyera p dan mencegah gas gas tersebut masuk kedalam atmosfer 6. Gedung dan patung Marmer sangat menarik dan mudah untuk dikerjakan,sudah lama sekali digunakan unt uk momumen dan pahatan. Dengan tidak adanya porositas didalamnya dapat memberika n bidang yang dingin pada ruangan dan kekerasan yang rendah sehingga mudah untuk dikerjakan juga banyak dikerjakan pada proyek kasar dalam pembuatan pyramid dan patung patung kecil. Secara luas digunakan untuk batu nisan pada makam, pelapis lantai, meja, tangga dan yang lainnya 7. Kegunaan lain Dalam bentuk serbuk kalsit sering berwarna yang kecil dengan kwalitas yang dimil ikinya kalsit sering digunakan sebagai pewarna atau pemutih. Kalsit sudah lama d igunakan untuk pengkapuran dan juga digunakan untuk campuran bahan pewarna pada cat. Pembubukan batu gamping atau marmer sering juga digunakan sebagai suplemen pada makanan ternak. Ayam petelur dan sapi perah perlu mengkonsumsi kalsium dalam mak anan. Dalam jumlah kecil kalsium karbonat sering ditambahkan dalam makanan untuk mempertinggi kalsium pada makanan tersebut. Kalsit memiliki kekerasan 3 skala mohs dan sementara dipakai sesuai dengan keker asan yang rendah sebagai bahan bahan gosok yaitu penghalus pada batu, porselin d an plastik dipermukaan pada dapur dan kamar mandi tetapi lebih tahan lama terhad ap makanan dan juga pecahannya dapat diolah kembali, karena memiliki kekerasan y ang rendah maka sangat efektif digunakan sebagai pembersih, sebab tiadak melukai bagian permukaan benda yang dibersihkan. Serbuk batu gamping juga digunakan keamanan pada debu peratambangan. Debu yang d apat menyala itu disemprotkan keatas dinding dan langit langit pada penambangan batu bara bawah tanah untuk mengurangi debu batu bara yang ada di udara ( dimana dapat terjadi bahaya meledak ). Keamanan ini didapat karena debu yang melekat p ada dinding terhalang dan terhenti sebagai debu batubara warna putih mambantu pe nerangan pada pertambangan. 8. Kalsit sebagai penyimpanan karbondioksida Karbondioksida adalah gas yang penting didunia ini, diatmosfir terdapat gas ruma h kaca yang kerjanya sebagai penghalang dan menangkap panas yang mendekat keperm ukaan planet ini. Pada proses pembuatan gamping menghilangkan karbon dioksida da ri atmosfer dan tempat yang jauh dalam waktu yang lama. Dalam jumlah besar batu gamping dan marmer dari ratusan ribu tahun yang lalu saat batuan ini mengalami p erubahan iklim, digunakan untuk menetralkan zat asam, pemanasan untuk pembuatan semen atau perubahan berat dan mengembalikan gas karbondioksida keatmosfer. 3.2. CRUSHER Crusher merupakan mesin yang dirancang untuk mengurangi besar batu ke batu yang lebih kecil seperti kerikil atau debu batu. Crusher dapat digunakan untuk mengur angi ukuran atau mengubah bentuk bahan tambang sehingga dapat diolah lebih lanju t. Cruseher merupakan alat yang digunakan dalam proses crushing, Crushing merupa kan proses yang bertujuan untuk meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral pengotornya. Crushing biasanya dilakukan dengan proses kering, dan dibagi menjad i tiga tahap, yaitu Primary crushing, secondary crushing, dan fine crushing. Primary crushing merupakan Merupakan peremukan tahap pertama, alat peremuk yang biasanya digunakan pada tahap ini adalah Jaw Crusher dan Gyratory Crusher. Umpan yang digunakan biasanya berasal dari hasil penambangan dengan ukuran berkisar 1 500 mm, dengan ukuran setting antara 30 mm sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari p roduk peremukan tahap pertama biasanya kurang dari 200 mm. Secondary Cruher merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk yang digunakan ad alah Jaw Crusher ukuran kecil, Gyratory Crusher ukuran kecil, Cone Crusher, Hamm er Mill dan Rolls. Umpan yang digunakan berkisar 150 mm, dengan ukuran antara 12 ,5 mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar yang dihasilkan adalah 75 m. Fine crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari secondary crushing, alat yan g digunakan adalah Rolls, Dry Ball Mills, Disc Mills dan Ring Mills. Umpan yang
biasanya digunakan kurang dari 25,4 mm.untuk memperkecil material hasil penamban gan yang umumnya masih berukuran bongkah digunakan alat peremuk. Material hasil dari peremukan kemudian dilakukan pengayakan atau screening yang akan menghasilk an dua macam produk yaitu produk yang lolos ayakan yang disebut undersize yang m erupakan produk yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir, dan mat erial yang tidak lolos ayakan yang disebut oversize yang merupakan produk yang h arus dilakukan peremukan lagi. 3.3. ROLLER CRUSHER Roll crusher dapat di klasifikasikan menjadi single roll crusher, double roll cr usher dan empat roll crusher, sesuai dengan jumlah rollnya.roll crusher dapat me nghasilkan kinerja yang stabil,perawatan yang mudah dan biaya yang murah,ukuran out put dapat di sesuaikan untuk pemecah material untuk semen, metalurgi, kimia dan industri batubara. Kecepatan crushing tergantung pada kecepatan pemberian umpan (feed rate) dan mac am reduksi yang diinginkan. RollCrusher, Alat ini terdiri dari dua silinder baja dan masing-masing dihubungk an pada as (poros) sendiri-sendiri. Silinder ini hanya satu saja yang berputar d an lainnya diam, tapi karena adnya material yang masuk dan pengaruh silinder lai nnya maka silinder ini ikut berputar juga. Putaran masing-masing silinder terseb ut berlawanan arah sehingga material yang ada diatas roll akan terjepit dan hanc ur. Bentuk dari roll crusher ada dua macam, yaitu : Rigid Roll Alat ini pada porosnya tidak dilengkapi dengan pegas, sehingga kemungkin an patah pada poros sangat besar. Roll yang berputar hanya satu saja, tapi ada j uga yang keduanya berputar. Spring Roll Alat ini dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan porosnya patah san gat kecil sekali. Dengan adanya pegas maka roll dapat mundur dengan sendirinya b ila ada material yang sangat keras, sehingga tidak dapat dihancurkan dan materia l itu akan jatuh. Diketahui diameter roll (D) dan diameter material (d), gaya no rmal (N), gaya tangensial (T) dan resultante (R) dari gaya normal dan gaya tange nsial, nip angle (n), setting (s). Jika resultan arahnya ke bawah maka material akan dapat dihancurkan karena terjepit oleh roll. Hancurnya material dalam roll crushing dibedakan menjadi: Choke Crushing Penghancuran material tidak hanya dilakukan oleh permukaan roll tetapi j uga oleh sesama material. Free Crushing Yaitu material yang masuk langsung dihancurkan oleh roll. Kecepatan crus hing tergantung pada kecepatan pemberian umpan (feed rate) dan macam reduksi yan g diinginkan. 3.3.1. Aplikasi dari bentuk dauble roll crusher Dauble roll crusher digunakan untuk bahan kasar dan peremukan kedua dri berbagai macam material, seperti : batu gamping, granit, biji basi, batubara dengan kera ngka yang pendek dan rendah, cukup rapi dan memiliki sruktur yang simple, membua t barat dari keseluruan mesin dari pada crusher yang lain menjadi setengah sampa i sepertiga dengan kapasitas yang sama. Oleh karena itu lebih banyak digunakan u ntuk portabel dan semi portabel secrening dan peremukan 3.3.2 Sistem transmisi mesin roll crusher 1. Motor electric Motor elektrik adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai tenaga penggerak. Peng guanaan motor elektrik disesuaikan dengan kebutuhan daya mesin. Motor elektrik p ada umumnya berbentuk silinder dan dibagian bawah terdapat dudukan yang berfungs i sebagai lubang baut supaya motor listrik dapat dirangkai dengan rangka mesin a tau konstruksi mesin yang lain. Poros penggerak terdapat di salah satu ujung mot or listrik dan tepat di tengah-tengahnya
Jika (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T (kg.mm) adalah to rsi pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kW) yang diperlukan untuk me nggerakkan sistem adalah (Sularso, 2004) : Dengan : P = Daya motor listrik (kW) T = Torsi (kg.mm) n1 = putaran pada motor
2. Pulley dan V-belt Pulley dan v-belt merupakan bagian mesin yang paling banyak digunakan pada suatu pembuatan mesin. Bentuk pulley maupun v-belt adalah sejajar dengan porosnya dan dapat digunakan untuk memindahkan daya mesin dengan kecepatan yang tetap ataupu n berubah-ubah Karena V Belt pada umumnya dipaki untuk menurunkan putaran, maka perbandingan ya ng dipakai adalah perbandingan reduksi i ( i > 1 ) perbandingan yang terjadi di rumuskan sebagai berikut : Dimana : N1 = putaran roda gesek penggerak N2 = putaran roda gesek digerakkan D1 = diameter pulley penggerak D2 = dimeter pulley digerakkan 3. Kecepatan linier untuk V Belt Dimana: V = kecepatan linier V belt ( ) d pulley = diameter pulley ( cm ) n pulley = putaran pulley ( rpm )
4. Gaya keliling yang timbul, F ( kg ) Dimana : F = gaya keliling ( kg ) N = putaran motor ( rpm ) 5. Torsi pada pulley Torsi yang di hitung adalah torsi yang bekerja pada pulley sebagai fungsi waktu. Dimana: T = torsi F = gaya keliling yang timbul (kg) D pulley = diameter pulley cm 3.3.3 Mekanisme Kerja Roller Crusher Roll Crusher adalah mesin pereduksi ukuran yang menggunting dan menekan material antara dua permukaan yang keras. Permukan yang digunakan biasanya berbentuk rol l yang berputar dan besi landasan yang diam, atau dua roll dengan diameter sama yang berputar pada kecepatan sama dan arahnya berlawanan. Permukaan roll bisa ra ta, berkerut atau bergigi. Untuk batubara dimana diperlukan rasio pereduksiannya tinggi dan hasil yang bagus, beberapa bentuk permukaan biasanya dipilih sekaligu s. Roll crusher biasanya digunakan untuk mereduksi material yang keras. Karakterist ik mesin peremuk tipe ini adalah termasuk berkecepatan rendah dan relati memilik i rasio reduksi yang rendah, berkisar 3 : 1 sampai 8 : 1. karena memiliki kecepatan rendah, maka laju keausan alat ini relatif rendah. Produk dari crusher tipe ini
biasanya berbentuk butiran (gravel) dan sedikit yang berbentuk halus. Kandungan air yang pada material yang melebihi 5% akan menyulitkan operasi crusher, karena akan menyebabkan terjadinya penyumbatan penyumbatan, terkecuali untuk roller cr usher, karena itulah maka roller crusher lebih cocok untuk material yang bersifa t plastis seperti tanah liat atau batu silica yang lembab. Menurut operasinya ro ller crusher dan gyratory crusher termasuk klasifikasi kontinyu sedangkan jaw cr usher termasuk intermittent. Roll crusher terdiri dari dua macam yaitu single roll-crusher dan double roll-cr usher. Single roll-crusher Single roll-crusher biasanya digunakan untuk penghancuran primer. Mesin ini terd iri dari satu roll penghancur dan besi landasan yang melengkung. Besi landasan b iasanya berada pada bagian atas untuk melewatkan material yang terperangkap tanp a merusak mesin. Kebanyakan single roll-crusher dipasang dengan pin penjepit ata u bentuk lainnya untuk melindungi system pengendali. Rasio pereduksian pada crus hing primer biasanya antara 4:1 dan 6:1. sedangakn untuk crushing seconder antar a 200 mm dan 20 mm. Double roll-crusher Double atau tripel stage single roll merupakan pengembangan dari ukuran pereduks ian bentuk primer dan sekunder unit single. Double roll-crusher yang digunakan u ntuk crushing primer dapat mereduksi batubara run of mine di atas 1 m3 menjadi b erukuran sekitar 350-100 mm, tergantung pada sifat batubara. Mesin ini dapat dig unakan sebagai secondary raw-coal crusher, middling crusher atau produk sizing c rusher. Secara luas digunakan untuk menghasilkan stok produk dimana kelebihan se rbuk halus harus dihindari. Dari umpan yang berukuran 350 mm, Double roll-crushe r dapat menghancurkan batubara yang berukuran 50 dan 20 mm. kapasitas semua doub le roll-crusher antara 10 2000 t/unit dengan konsumsi tenaga 5 100 KW. Double ro ll-crusher juga diproduksi dalam 3 dan 4 roll, 2 tingkat konfigurasi. Tingkat pa ling atas menghasilkan penghancuran kasar sedangkan tingkat bawah lebih halus pa da unit triple roll bagian yang paling atas terdirir dari single roll-crusher, b agian yang lebih bawah terdiri dari double roll-unit. Pada four-roll unit, bagia n atas dan bawah terdiri dari double roll unit. 3.4. PRINSIP KERJA DARI DAUBLE ROLL CHUSHER
2.4.1. Diameter umpan maksimum Pada dauble roll pasangan plat baja pelapis permukaan terdapat pada 2 ba tang utama dengan putaran yang berlawanan dan membentuk bidang potong yang memil iki kemanpuan untuk menghancurkan material, batu utama langsung mengalirkan baha n material kedalam semua bagian dalam mekanisme kerja alat, baik single crusher atau double crusher tidak membatasi ukuran crushernya.setiap proses penggilingan material keluar melalui celah diantara 2 gigi plat dan sisi pada dinding gigi, pengayakan dan penggerusan adalah bagian akhir untuk membentuk hasil butiran. Hubungan antara diameter silinder (Roll) dan diameter rata-rata ukuran batuan ya ng dapat digiling, dinyatakan dengan rumus: d = 0,0476 x D d = Diameter Partikel max (cm) D = Diameter silinder (cm) 3.4.2. Sudut potong Dalam memilih rollcrusher, maka ukuran material yang masuk dan produk yang diin ginkan menentukan diameter dan jarak silinder. Reduction ratio dapat mencapai 4. Nip Angle pada Roll crusher ialah sudut yang dibentuk oleh kedua garis singgung dari titik kontak antara partikel dengan kedua silinder. Nip Angle max. 330 24, tetapi dalam prakteknya jarang lebih dari 250 nip Angle dapat dihitung dengan ru mus: CosN = r + S N = Nip Angle (o)
r = Radius silinder (cm) D = Diameter silinder (cm) d = Diameter Partikel (cm) S = Jarak silinder (cm) 3.4.3. Kapasitas Roll Crusher Kapasitas roller tergantung pada kecepatan roler, lebar permukaan roller, diamet er dan jarak antara roller yang satu dengan lainnya. Roller biasanya digunakan u ntuk batuan lunak seperti shale, lempung dan material lengket sampai setengah ke ras. Kapasitas roller dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : C = 0,0034 N x D x W x G x s dimana : N = jumlah putaran, rpm D = diameter roll (cm) W = lebar permukaan roll (cm) G = berat jenis material s = jarak antar roll (cm) BAB IV PERHITUNGAN PADA HASIL KERJA MESIN ROLL CRUSHER 4.1. SPESIFIKASI ALAT ROLL CRUSER YANG DIGUNAKAN 4.1.1. PENETAPAN UKURAN BAGIAN-BAGIAN ALAT Data-data yang diketahui: 1. Motor yang digunakan = motor electric III fase 2. Kemampuan putaran motor = 1450 rpm 3. Diameter pulley penggerak = 7.5 cm 4. Diameter pulley yang digerakan = 34 cm 5. Diameter roll =17 cm 6. Panjang roll = 20 cm 7. Jarak antar roll = 0.2 cm 1. Menentukan putaran pulley Dimana : n1 = putaran roda gesek penggerak n2 = putaran roda gesek digerakkan D1 = diameter pulley penggerak D2 = dimeter pulley digerakkan Diketahui : D1 = 7.5 cm n1 = 1450 rpm D2 = 34 cm
rpm 2. Daya pada motor Dengan : Dimana: T = 974522.291 n1 = 1450 rpm P = Daya motor listrik (kW) T = Torsi (kg.mm) n1 = putaran pada motor
Dimana : V1 = kecepatan linier V belt ( ) d pulley = diameter pulley ( cm ) n pulley = putaran pulley ( rpm ) Diketahui : d pulley = 0.075 cm n pulley = 1450 rpm
4. Menghitung gaya keliling yang timbul, F ( kg ) Gaya keliling pada motor: Dimana : F = gaya keliling ( kg ) n = putaran motor ( rpm ) Diketahui : N = 1450 rpm V1 = 0.569125 cm/s F = 259872.611 kg Gaya keliling pada roll: Diketahui: n roll = 319.85 v = F roll = 67440.36 kg 5. Menghitung torsi Nilai torsi pada pulley
Dimana: T = torsi F = gaya keliling yang timbul (kg) D pulley = diameter pulley cm Diketahui: F = 259872.611 kg D1 = 7.5 cm T = 974522.291 Nilai torsi pad roll:
d = 0,0476 x D D = d = Diameter Partikel max Diameter silinder (cm) Diketehui : D = 17 cm d = 0.0476 x D d = 0.0476 x 17 cm d = 0.8092 cm 7. Sudut potong CosN N r D d S = = = = = = r + s Nip Angle (o) Radius silinder Diameter silinder Diameter Partikel jarak silinder (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
Diketahui : r = 8.5 cm D = 17 cm d = 0.8092 cm s = 0.2 cm cos N = 8.5 + 0.2 cos N =17.1 N = 8. Lebar permukaan roll W = 2 Dimana : W = lebar ermukaan roll = 3.14 r = 8.5 cm W = 2 x 3.14 x W = 53.38 c 9. Ka asitas Roll Crusher C = 0,0034 N x D x W x G x s dimana : N = jumlah utaran, r m D = diameter roll cm W = lebar ermukaan roll cm G = berat jenis material s = jarak antar roll cm N = 1450 r m D = 17 cm W = 53.38 G = 2.71 s = 0.2 cm C = 0.0034 x 1450 x 17 x 53.38 x 0.2 = 894.756
Kece atan tangensial ada roll vt = dimana: vt : kece atan tangensial r : radius silinder T = torsi silinder Diketahui: r = 17 cm T = 2208917.1935 vt = vt = 2.4165 10. Gaya tangensial ada roll Dimana : T roll = torsi ada roll r = radius roll Ft = 259872.611 Terda at dua kali engujian material, engujian ertama menggunakan roll dengan rmukaan yang halus dan engujian yang kedua menggunakan roll dengan ermukaan y ang kasar. Pengujian dilakukan dengan material um an yang sama yaitu batu kalsit dan dengan berat um an yang sama ula yaitu 1000 gr. Waktu yang dibutuhkan untuk roses enggilingan tersebut tidaklah sama, ada roll halus dalam 1000 gr material um an memerlukan 07.27 detik dan ada rol l yang kasar memerlukan waktu 04.32 detik.
ercobaan Material um an (gr) Material reduction (gr) Waktu Pembungkus (gr) 1 1000 995.3 00:00:07:27 1.7 2 1000 835 00:00:04:32 1.7
Tabel hasil
ercobaan
Ukuran ayakan Dengan roll halus( gr ) Dengan roll kasar ( gr) 1 1450 4,75 mm 238,6 223.75 2 2,36 mm 251,4 173.39 3 1,70 mm 126,6 98.5 4 8,50 m 92 90.15 5 300 m 87,3 86.48 6 150 m 56,1 54.75 7 7,5 m 60,1 48.9 8 < 7,5 m 69,6 54.83 Gambar dari material um an yang digunakan sebagai bahan engujian. Penggunaan ma terial um an yang digunakan adalah batu kalsit dengan ukuran diameternya kurang dari ( )1cm dan beratnya adalah 1000 gr
Material um an yang telah ditimbang diletakan ada bak enam ung material um an yang ada dibagian atas ada mesin dan akan turun kebawah ada roll enggiling se telah enutu nya dibuka.
Setelah dilakukan roses enggilingan hasil reduksi di tam ung ada tem at enam ungan terlebih dahulu sebelum di lakukan roses enimbangan dan engayakan. Tem
at enam unga di isahkan antara hasil engolahan dengan menggunakan roll halus dan roll kasar agar da at diketahui variable yang di eroleh dari dua ercobaan t ersebut.
Hasil engolahan dengan menggunakan roll halus. Hasil engolahan dengan menggunakan roll kasar. Untuk mengetahui variable yang dida at dari roses engolahan maka dilakukan en gayakan. Pengayakan dilakukan dengan menggunakan ayakan yang ter isah dari keran gka mesin,hasil dari engayakan kemudian diletakan ada tem at yang berbeda sesu ai dengan ukuranya sehingga terbentuk 8 ukuran yang berbeda ula.
Untuk mengetahui berat dari hasil ayakan tersebut, maka dilakukan enimbangan da ri setia hasil engayakan yang telah di isahkan sesuai dengan ukuranya.
BAB V PENUTUP 4.1. Kesim ulan Dalam bab ini berisi uraian kesim ulan dari hasil analisa engujian mesi n roll crusher dengan sam le material um an batu kalsit. Ada un data-data dari h asil erhitungan dari roses reduction batu kalsit dengan menggunakan mesin roll crusher. 1. Mesin roll crusher menggunakan motor electric III fase dengan kece atan utar an 1450 r m. 2. S esifikasi mesin roll crusher yang digunakan: Menggunakan dua macam roll sebagai sebagai tem at enghancuran material yaitu ro ll dengan ermukaan halus dan ermukaan kasar Roll yang halus memiliki ermukaan yang rata ada ermukaanya Roll kasar memiliki lubang-lubang ada ermukaanya dengan diameter lubang 1.2 cm dan kedalaman 0.2 cm Penggunaan roll yang berbeda ada mesin roll crusher akan menghasilkan s ize reduction yang berbeda ula begitu juga dengan waktu yang di butuhkan. Size reduction yang dihasilkan dengan menggunakan roll halus membutuhkan waktu 07:27 detik dan menggunakan roll kasar membutuhkan waktu 04:32 detik dalam mereduksi 1 000 gr material um an. Hasil yang di eroleh dari reduksi adalah 995.3 gr dengan
menggunakan roll halus dan 835 gr dengan menggunakan roll kasar. Penggunaan roll kasar akan menghasilkan jumlah reduksi yang lebih sedikit di ban dingkan dengan menggunakan roll halus ini disebabkan karena roll kasar memiliki factor kehilangan yang cuku besar, teta i ada roll kasar memerlukan waktu yang cuku sedikit dalam roses reduksinya, hal ini karena roll kasar memiliki gaya gesek yang lebih besar dari ada roll halus. Dengan demikian da at disim ulkan bahwa factor gesekan ber engaruh besar terhada size reduction terutama waktu yang di erlukan untuk mereduksi material um an 4.2 Saran Dalam roses reduksi dengan menggunakan roll crusher terjadi factor kehilangan y ang cuku besar jika menggunakan roll dengan ermukaan yang kasar. Penulis membe rikan saran agar selanjutnya ada roses engolahan material dengan menggunakan roll crusher yang memiliki ermukaan roll yang kasar hendaknya dilakukan metode yang mam u menekan factor kahilangan ada size reduction agar dida at hasil yang maksimal, sehingga mam u memberikan manfaat yang lebih basar dalam enggunaan r oll crusher sebagai alat dalam mereduksi ukuran batuan.