Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asal Bahan Bakar Menurut teori pembentukan minyak bumi, khususnya teori binatang Engler dan teori Tumbuh-tumbuhan, senyawa-senyawa organik penyusun minyak bumi merupakan hasil alamiah proses dekomposisi tumbuhan selama berjuta-juta tahun. Oleh karena itu minyak bumi juga dikenal sebagai bahan bakar fosil selain batubara dan gas alam (Hofer,1966). Semua bahan bakar dihasilkan oleh senyawa karbohidrat dengan rumus kimia Cx(H2O) yg menjadi fosil. Karbohidrat tersebut dihasilkan oleh tumbuhan dengan mengubah energi matahari menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Kebanyakan bahan bakar fosil diproduksi kira-kira 325 juta tahun yang lalu. Setelah tumbuhan mati, maka karbohidrat berubah menjadi senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia CxHy akibat tekanan dan temparatur yang tinggi serta tidak tersedianya oksigen (aneorob). Selain tersusun oleh komponen hidrokarbon, minyak bumi juga mengandung komponen non-hidrokarbon. Kandungan komponen senyawa hidrokarbon relatif lebih besar dari pada kandungan komponen senyawa nonhidrokarbon. Komponen non-hidrokarbon dapat berupa unsur-unsur logam atau yang sifatnya menyerupai logam, serta komponen organik lainnya yang bukan hidrokarbon, seperti belerang, nitrogen dan oksigen. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang terdiri atas hidrogen dan karbon, contohnya benzena, toluena, ethylbenzena dan isomer xylema. Keberadaan hidrokarbon aromatik di dalam minyak bumi lebih sedikit dibandingkan dengan hidrokarbon parafin. Aromatik aromatik murni adalah molekul molekul yang hanya mengandung cincin dan rantai sederhana ialah benzena yang terdiri dari sebuah

Universitas Sumatera Utara

cincin dasar yang mengandung 6 atom karbon, dengan ikatan rangkap di antara setiap atom karbon lainnya sehingga terdapat 3 ikatan ganda dalam cincin dasar tersebut. Bila kedua cincin benzena tersebut bergabung akan membentuk senyawa naftalen. Senyawa ini mempunyai rumus CnH2n-6 untuk molekul cincin tunggal dan CnH2n-12 untuk molekul cincin ganda dan beraroma. Dengan adanya proses kimia dan fisika, minyak bumi mentah dapat diubah menjadi berbagai produk, seperti bensin, terdiri dari hidrokarbon C6 hingga C10 dari alkana rantai normal dan bercabang serta sikloalkana dan alkil benzen (Nugroho A, 2006). Naftalen yang sebenarnya merupakan produk untuk menghilangkan bau busuk, anti jamur dan pencegah serangga ternyata juga memberikan dampak positif untuk peningkatan angka oktan dari bensin. Naftalen merupakan rangkaian hidrokarbon jenis aromatik bahkan dapat disebut polyaromatik dengan struktur kimia berbentuk cincin benzena yang bersekutu dalam satu ikatan atau dua orto lingkaran benzena dimana pada proses penggabungan tersebut kehilangan 2 atom C dan 4 atom H sehingga rumus kimianya menjadi C10H8. Secara fisik naftalen merupakan zat yang berbentuk keping kristal mudah menguap dan menyublim serta tak berwarna umumnya berasal dari minyak bumi atau batu bara. Karena bentuk struktur kimia naftalen serta sifat kearomatisa tersebut maka naptalene seperti halnya benzene, mempunyai sifat anti knock yang baik. Oleh sebab itu penambahan naftalen pada benzin akan meningkatkan anti knock dari bensin tersebut (Raharjo T, 2009).

2.2 Minyak Tanah Minyak tanah atau kerosin merupakan fraksi dari minyak bumi pada tingkat titik didih diantara 150oC sampai dengan 300oC. Bahan bakar ini merupakan fraksi diantara fraksi bensin dan fraksi minyak solar. Minyak tanah yang digunakan sebagai bahan bakar memiliki komposisi yang sebagian besar mengandung hidrokarbon alkana. Jika bahan bakar ini dibakar akan memberikan nyala yang terang, dengan api berwarna putih. Minyak tanah jenis ini dihasilkan langsung dari destilasi minyak mentah jenis parafin ataupun dari larutan ekstraksi destilasi dari campuran beberapa jenis minyak

Universitas Sumatera Utara

mentah. Cairan SO2 merupakan solven yang sangat banyak digunakan untuk proses tersebut (Wartawan, 2002). Napthane dipenuhi cycloparaffins. hanya C5 dan C6 Cycloparaffins, cyclopentanes ada di dalam minyak yang kurang murni sesungguhnya sumber yang utama dari material ini adalah minyak tanah kotor, dimana minyak tersebut dipisahkan oleh penyulingan kecil. bagaimanapun, cycloparaffins dapat dibuat oleh hydrogenation bersifat hidrokarbon aromatik. Asam naphthenic adalah bahan yang terdapat di minyak tanah kasar. Asam naphthenic ini oleh dari proses destilasi oleh perlakuan dengan soda kaustik dan pengasaman oleh garam sodium (Board N, 2004). Komponen utama kerosin adalah paraffin, cycloalkanes (naphtha) serta senyawa aromatik, dimana parafin adalah komposisi terbesar, seperti yang ditunjukkan Tabel 1 [6]. Kerosin tersusun sekurang-kurangnya atas 12 karbon tiap molekul. Unsur pokok kerosin terutama sebagai hidrokarbon jenuh (Gambar 1) yang terdiri atas tetrahidronaftalin (Gambar 1a) dan disikloparafin (Gambar 1b). Hidrokarbon lain seperti aromatik dan cincincincin sikloparafin (Gambar 1c) atau sejenisnya. Ada juga diaromatik (cincin aromatik yang terkondensasi), seperti pada naftalin (Gambar 1d). Dan senyawaan dua cincin yang terisolasi dan sangat sedikit seperti pada bifenil. Tabel 2.1 Komposisi Minyak tanah Tipe Hidrokarbon Parafin parafin Normal Bercabang Monosiklik Disiklik Trisiklik Aromatik aromatik Mononuklear Dinuklear 15 3 23 16 31 11 0 %Volume

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 a (tetrahidronaftalin), b (disikloparafin), c (sikloparafin), d (naftalin), e (bifenil)

Minyak tanah atau kerosin adalah bahan bakar minyak jenis distilat tidak berwarna dan jernih. Kerosin merupakan produk minyak bumi dengan titik didih antara 150 0C sampai dengan 300 0C dan memiliki berat jenis antara 0,79-0,83 gr/cm3 pada 60 0F.

2.3 Solar Pada tabel berikut digambar kategori dan spesifikasi bahan bakar Solar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tabel 2.2 Tabel sifat bahan bakar solar pada beberapa kategori Sifat Cetane Number Cetane Indeks Densitas 15 oC, Kg/m3 Viskositas 40 oC, mm2/s Kandungan Sulfur, % wt T 95, oC max Kategori 1 48 45 820 860 2.0 - 4.5 0.5 370 Kategori - 2 53 50 820 - 850 2.0 - 4.0 0.03 355 Kategori 3 55 52 820 840 2.0 - 4.0 Free 340

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.3. Tabel spesifikasi bahan bakar solar pada beberapa negara Spesifikasi Sulfur Max, % wt Density, Kg/m2 Cetane Number Indonesia Malaysia Singapura Thailand Philipina 0.5 820 - 870 45 DEX-52 0.05 820 860 50 0.5 820 - 890 51 0.05 860 max 48 0.5 860 max 48

Pada tabel di atas terlihat bahwa Cetane Number bahan bakar solar di Indonesia hanya mencapai angka 45 (berdasarkan hasil test terhadap solar yang dibeli di beberapa SPBU secara sampling). Padahal dalam Standar Internasional mengenai Cetane Number untuk solar telah ditentukan bahwa Cetane Number haruslah mencapai nilai 48 (Nusa Satelindo,PT). Sifat sifat minyak solar: .1 Sifat Umum Sifat umum minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian : Specific Gravity 60/60oF, ASTMD 1298 Density 15 oC, ASTMD 1298

2 Sifat Mutu Pembakaran ( ignition quality)

Minyak solar dapat memberikan kerja mesin yang memuaskan apabila dapat menghasilkan pembakaran sempurna dalam ruang bakar. Udara yang dikompresikan ke dalam ruang bakar mesin sampai tekanan antara 20 30 kgf/cm2 sehingga suhu dalam ruang bakar berkisar 650750 oC. Pembakaran yang sempurna dapat dilakukan dengan menginjeksikan bahan bakar (berupa kabut) ke dalam ruang bakar yang di dalamnya terdapat udara panas sehingga mampu menyalakan bahan bakar. Pembakaran yang terjadi menyebabkan tekanan dalam ruang bakar naik secara mendadak dan menimbulkan tenaga. Bila hal ini

Universitas Sumatera Utara

dipenuhi, maka tidak akan terjadi ketukan (knocking) di dalam mesin.

Ketukan (knocking) Ketukan dalam mesin diesel terjadi akibat keterlambatan terbakarnya bahan bakar di dalam ruang bakar. Ini disebabkan oleh terjadinya akumulasi bahan bakar di dalam ruang bakar, dan begitu terbakar maka akan terjadi ledakan secara berturut turut. Jarak waktu antara bahan bakar diinjeksikan ke ruang bakar (silinder) sampai saat terbakar, disebut waktu tunda (delay period), dinyatakan dalam menit. Waktu tunda yang panjang akan menyebabkan terakumulasinya bahan bakar cukup banyak, akibatnya terjadi penyalaan yang spontan dan akan menimbulkan suatu kenaikkan tekanan yang mendadak dan mengakibatkan pukulan yang hebat pada ruang bakar. Hal ini dapat menimbulkan suara yang keras yang selanjutnya disebut Diesel Knock. Sifat mutu pembakaran adalah salah satu ukuran sifat bahan bakar minyak solar. Minyak solar bermutu rendah mempunyai waktu tunda lebih lama. Sifat ini ditunjukkan oleh besar kecilnya angka setana (cetane number).

Sifat mutu pembakaran minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian : Diesel Index Cetane Index Cetane Number

3 Sifat Penguapan (volatility)

Dalam penggunaannya, diharapkan bahwa minyak solar akan teruapkan sempurna dan terdistribusikan merata di dalam ruang bakar, sehingga dapat terbakar sempurna. Karena bahan bakar dapat terbakar sempurna, mengakibatkan mudahnya proses pembakaran pada mesin, waktu pemanasan mesin dan akselerasi. Jika minyak solar sulit untuk terjadi penguapan maka minyak solar tersebut akan sulit pula untuk memenuhi kemudahan start mesin dan rendahnya

Universitas Sumatera Utara

akselerasi mesin. Bila tingkat penguapannya rendah, ini menunjukkan bahwa di dalam minyak solar terdapat fraksi yang lebih berat.

Sifat penguapan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian : Distilasi ASTMD 86 Flash Point ASTMD 93

4 Sifat Pengkaratan (corrosivity)

Unsur-unsur dalam minyak solar di samping hidrokarbon, terdapat pula unsur-unsur sulfur, oksigen, nitrogen, halogen dan logam. Senyawa unsur yang bersifat korosif adalah senyawa sulfur. Senyawa-senyawa sulfur dalam minyak solar yang korosif dapat berupa hidrogen sulfida, merkaptan, tiofena. Pada pembakaran bahan bakar senyawaan sulfur akan teroksidasi oleh oksigen dalam udara menghasilkan oksida sulfur. Bila oksida sulfur ini bereaksi dengan uap air akan menghasilkan asam sufat. Terbentuknya asam sulfat ini dapat bereaksi dengan logam, terutama dalam gas buang. Terdapatnya senyawaan sulfur dalam minyak solar dapat juga ditunjukkan oleh tingkat keasaman minyak solar itu. Makin tinggi sifat keasaman sifat pengkaratan makin besar terutama bila minyak solar terdapat strong acid number.

5 Sifat Kebersihan (cleanless) Sifat kebersihan minyak solar yang berhubungan dengan ada / tidaknya kotoran yang terdapat di dalam minyak solar, sebab kotoran ini akan berpengaruh terhadap mutu, karena dapat mengakibatkan kegagalan dalam suatu operasi dan merusak mesin. Kotoran itu dapat berupa air, lumpur, atau endapan atau sisa pembakaran yang berupa abu dan karbon. Untuk itu makin kecil adanya kotoran di dalam minyak solar makin baik mutu bahan bakar tersebut.

Sifat kebersihan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian : Color ASTM, ASTMD 1500 Water content, ASTMD 96

Universitas Sumatera Utara

CCR (10 % vol. bottom), ASTMD 189 Ash content, ASTMD 482 Sediment by Extraction, ASTMD 473

6 Sifat Viskositas Sifat kemudahan mengalir minyak solar dinyatakan sebagai viskositas dinamik dan viskositas kinetik. Viskositas dinamik adalah ukuran tahanan untuk mengalir dari suatu zat cair, sedang viskositas kinetik adalah tahanan zat cair untuk mengalir karena gaya berat. Bahan yang mempunyai viskositas kecil menunjukkan bahwa bahan itu mudah mengalir, sebaliknya bahan dengan viskositas tinggi sulit mengalir. Suatu minyak bumi atau produknya mempunyai viskositas tinggi berarti minyak itu mengandung hidrokarbon berat (berat molekul besar), sebaliknya viskositas rendah maka minyak itu banyak mengandung hidrokarbon ringan. Viskositas minyak solar erat kaitannya dengan kemudahan mengalir pada pemompaan, kemudahan menguap untuk pengkabutan dan mampu melumasi fuel pump plungers. Penggunaan bahan bakar yang mempunyai viskositas rendah dapat menyebabkan keausan pada bagian-bagian pompa bahan bakar. Apabila bahan bakar mempunyai viskositas tinggi, berarti tidak mudah mengalir sehingga kerja pompa dan kerja injektor menjadi berat. Sifat kebersihan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian : Viskositas Kinematik, ASTMD 445 Pour Point, ASTMD 97

2.4 Sensor Gas Semikonduktor Kualitas udara yang kita hirup memang tidak terlihat mata. Perbedaan kadar oksigen dan zat lain juga sulit dideteksi oleh tubuh manusia (kecuali perbedaannya cukup ekstrim). Pada aplikasi ini sensor TGS 2600 akan digunakan untuk mendeteksi baik atau buruknya kondisi udara sekitar.

Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Gas Sensor Figaro TGS 2600 Figaro TGS 2600 adalah transducer utama yang digunakan dalam rangkaian ini, yang merupakan sebuah sensor kimia atau gas sensor. Sensor ini mempunyai nilai resistansi Rs yang akan berubah bila terkena gas dan juga mempunyai sebuah pemanas (heater) yang digunakan untuk membersihkan ruangan sensor dari kontaminasi udara luar. Gambar struktur fisik dari sensor gas semikonduktor dapat dilihat dari Gambar 2.2. Gambar rangkaian sensor pada Gambar 2.3

Gambar 2.2. Struktur Fisik TGS 2620

Gambar 2.3 Gambar rangkaian sensor

Universitas Sumatera Utara

Keterangan Gambar 2 : - 1 dan 4 elektroda panas - 2 dan 3 elektroda sensor VH= voltage pemanas VC= voltage sikrit sensor RL= tahanan beban VRL= voltage antar kedua terminal tahanan beban RS= tahanan semikondktor sensor

Output tegangan pada hambatan RL (Vout) digunakan sebagai masukan pada mikroprosesor. Nilai resistansi RL dipilih agar konsumsi daya dari sensor (PS) di bawah batas 15 mW, Nilai PS akan meningkat pada waktu nilai resistansi sensor RS sama dengan resistansi RL (Figaro Group, 2009).

2.4.2 Prinsip Kerja Sensor Gas Figaro Secara Umum

Bahan detektor gas dari sensor adalah metal oksida, khususnya senyawa SnO2. Ketika kristal metal oksida (SnO2) dihangatkan pada temperatur tertentu, oksigen akan diserap pada permukaan kristal dan oksigen akan bermuatan negatif. Dalam hal ini sensor dengan jenis sensor SnO2 lebih sensitif terhadap beberapa jenis gas yaitu : H2, CH4, CO, H2S. Jenis sensor ini sangat stabil, bahan ini susah untuk dipalsukan, stabil pada suhu 350oC. Hal ini disebabkan karena permukaan kristal mendonorkan elektron pada oksigen yang terdapat pada lapisan luar, sehingga oksigen akan bermuatan negatif dan muatan positif akan terbentuk pada permukaan luar kristal. Tegangan permukaan yang terbentuk akan menghambat laju aliran elektron seperti tampak pada ilustrasi Gambar 2.4.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4. Ilustrasi penyerapan O2 oleh sensor

Di dalam sensor, arus elektrik mengalir melewati daerah sambungan (grain boundary) dari kristal SnO2. Pada daerah sambungan, penyerapan oksigen mencegah muatan untuk bergerak bebas. Jika konsentrasi gas menurun, proses deoksidasi akan terjadi, rapat permukaan dari muatan negatif oksigen akan berkurang, dan mengakibatkan menurunnya ketinggian penghalang dari daerah sambungan, misalnya terdapat adanya gas CO yang terdeteksi maka persamaan kimianya dapat digambarkan seperti tampak pada persamaan berikut ini. CO + SnO2 CO2 + (SnO) + + e- ..4 Dengan menurunnya penghalang maka resistansi sensor akan juga ikut menurun.

Gambar 2.5. Ilustrasi ketika terdeteksi adanya gas

Universitas Sumatera Utara

Hubungan antara resistansi sensor dengan konsentrasi gas pada proses deoksidasi dapat ditunjukkan dengan persamaan:

..5 Dimana: R = resistansi sensor A, = konstanta [C] = konsentrasi gas (Ferdi Hardian,2008)

2.5 Material Sensor Sensor berdasarkan pada perubahan hamabatan dalam semiconducting oksida metal yang mana telah diperdagangkan di Japan sejak tahun 1960. sensor kadang-kadang disebut MOS sensor, sensor metal oksida semikonduktor,

sedangkan MOS normally berarti metal oksida semikonduktor, yang merupakan kapasitor MOS. Takaguci sensor berdasar pada oksida timah ( SnO2) telah

dipakai dalam pemasangan gas alarm untuk gas kota besar Jepang. Material metal oksida yang paling umum adalah SnO2 tetapi banyak material lain seperti TiO2, WO3, MoO3, ZrO2 yang juga digunakan. Bahan bahan ini merupakan material keras dan jarang di peroleh dengan katalis logam seperti Pd, Pt atau logam lain seperti Al, Ti yang mana memberikan adanya perbedaan gas masing masing. Logam oksida dihasilkan berupa bubuk, yang terkadang di buat bentuknya menjadi padatan kecil dengan elektroda pada sisi lainnya (Spetz A, 2006). Parameter input (stimulus), sensor atau transducer, fungsi input, pembesaran dan proses sinyal, fungsi keluaran, dan pajangan, perekaman, atau alat lain untuk mempresentasikan data teresebut. Stimulus phisik yang terdapat di dalam suatu instrumentasi sistem

mungkin merupakan temperatur, cahaya ringan, penggantian/ jarak, cairan atau memasang gas arus, hambatan elektris, potensi elektrik, atau manapun bagian dari yang lain parameter fisik.

Universitas Sumatera Utara

Ada stimulus yang tertentu tidak penting untuk diperlukan dalam bagian alat- alat secara umum tetapi menjadi penting dalam aplikasinya yang spesifik. beberapa bab membahas sensor yang bisa diterapkan untuk format yang spesifik phisik parameter atau stimuli. Sensor dan transducers. Sensor atau transducer adalah suatu alat yang dapat untuk merespon stimulus dan menghasilkan suatu sinyal elektrik yang sesuai dengan nilai stimulus yang ditetapkan. Bagian ini terdiri dari suatu jembatan tegangan wheatstone untuk mengukur waktu alir atau waktu pembelokan pada posisi akhir. Sensor ini digunakan untuk mengukur oksigen dalam darah tanpa secara phisik merusak tubuh. Sering terjadi beberapi kerancuan dalam penggunaan sensor dan

transducer dan dalam banyak kesempatan mereka dengan baik digunakan dengan baik. Transducer merupakan suatu alat yang mengkonversi energi dari satu bentuk ke bentuk lain (ini membuat perubahan kepada suatu potensi elektrik), sedangkan suatu sensor boleh atau tidak membuat beberapa macam konversi, sedikitnya di dalam suatu jelas nyata (merupakan suatu biomedical electroda). Seperti itu, suatu elektroda digunakan di dalam electrocardiograph perekaman medis yaitu suatu sensor (Cart.J,1993). 2.6 Garis regresi. Dalam suatu analisis kimia dilakukan perhitungan kadar sampel melalui persamaan garis regresi. Dalam hal ini kita mengandaikan bahwa antara tengara analisis (y) dan kadar (x) terdapat hubungan gemaris. Kita juga akan memperlihatkan cara menghitung garis lurus terbaik melalui titik-titik garis grafik-tera, dengan mengingat bahwa setiap titik galat percobaan. Karena sekarang kita mengandaikan bahwa semua galat terdapat di y, kita cari garis yang mempunyai simpangan sekecil mungkin, dalam arah-y, diantara titik-titik hasil percobaan dan garis yang diacari itu. Karena dari simpangan ini (dikenal dengan sisa-y) akan positif dan beberapa negatif, masuk akal kiranya jika yang dicari jumlah kuadrat sisa yang terkecil. Seringkali tatacara ini disebut cara kuadrat terkecil. Garis lurus yang dicari yaitu y = ax + b berdasarkan asas ini akibatnya ternyata garis lurus itu harus melalui sentroida himpunan pasangan titik yaitu ( x , y ). Garis y = ax + b dikenal dengan garis regresi y pada x, yaitu garis yang

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan keragaman y bila x yang dipilih mempunyai nilai tertentu. Penting untuk diperhatikan bahwa garis regresi x pada y bukan garis yang sama (kecuali dalam hal yang sangat tidak mungkin, yaitu jika semua titik tepat terletak pada suatu garis lurus, jika tepat r =1). Garis regresi x pada y (yang juga melalui sentroida titik) mengandalkan bahwa semua galat terjadi dalam arahx. Untuk menaksir seberapa baik kumpulan titik percobaan itu sesuai dengan garis lurus, kita hitung koefisien korelasi momon hasil kali,(r). Statistik ini sering disebut koefisien korelasi saja, karena dalam ilmu kuantitatif memang sebutan ini yang paling sering dipakai. Nilai r dinyatakan dengan :

{( xi x)( yi y)}
r=

{[ ( xi x) ][ ( yi y) ]}
2 2

1 2

Dari persamaan dapat ditunjukkan bhwa r dapat mempunyai nilai dalam rentang -1 r 1. Nilai r = -1 menggambarkan korelasi negatif sempurna yaiut semua titik percobaan terletak pada garis lurus yang negatif lerengnya demikian pula, bila r = +1 kita memperoleh korelasi positif sempurna, semua titik tepat terletak pada garis lurus yang positif lerengnya. Bila tidak ada korelasi antara x dan y maka nilai r = 0. Dalam analisis, grafik tera sering kali memberikan nilai r lebih besar daripada 0,99 dan nilai r yang lebih kecil daripada sekitar 0,90 boleh dikatakan tidak umum (Miller, 1991).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai