Anda di halaman 1dari 8

A.

IDE USAHA Kami membuat sebuah Lembaga pendidikan Madrasah Diniyah yang berada dalam Naungan sebuah Pondok Pesantren. Karena dengan adanya Madarasah tersebut menjadikan penyeimbang dengan adanya kemajuan IPTEK. Selain itu Madrasah Diniyah sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Didalam lembaga tersebut kurikulumnya tidak terlalu banyak, dan sangat bermanfaat bagi orang lain untuk putra putrinya untuk meningkatkan ilmu keagamaanya. Dan perlu di ketahui bahwasannya pengertian dari madrasah Diniyah itu sendiri adalah unit pendidikan nonformal jenis keagamaan berbasis komunitas muslim yang menjadikan dasar-dasar agama sebagai materi utamanya, dan diselenggararakan dalam suasana yang AGAMIS dan berpenampilan sopan sebagai cerminan nilai simbolis dan filosofis dari kata MADRASAH yang dipergunakan. Madrasah Diniyah bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi penerus yang soleh solehah, yaitu generasi yang memiliki komitmen terhadap aturan-aturan agama sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan segala urusannya. B. STUDI KELAYAKAN Melihat pengertian tersebut, maka peran dan keberadaan TPA/TPQ berkesesuaian dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggung jawab; ketiga, kejujuran/ amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/ kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan

rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. (Prof. Dr. Suyanto, Ph. D, 2010) Kesembilan pilar karakter tersebut dalam terimplementasikan dalam proses kegiatan belajar mengajar (PKBM) di Taman Pendidikan AlQuran (TPA/TPQ). Pendidikan yang dilakukan di TPA/TPQ merupakan pendidikan informal dan lebih dominan berorientasi kepada aspek afektif-implementatif dibandingkan aspek kognitif. Penagajar TPA/TPQ (ustadz/ustadzah) dalam menyampaikan materi (akhlaq, BTAQ, syariah, dan sebagainya) sebisa mungkin dengan penuh pemahaman dan kekeluargaan, jauh berbeda dengan pendidikan formal di sekolah yang hanya menekankan ketuntasan standar nilai tertentu (KKM). Pendidikan di TPA/TPQ lebih menekankan pada dimensi akhlak meskipun tidak pula menafikan dimensi intelektual. Peserta didik (santri/santriwati) TPA/TPQ akan mendapatkan pendampingan yang lebih intensif dibandingkan pendidikan formal di sekolah. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa nyaman dalam belajar sehingga materi yang disampaikan lebih mudah dipahami, lebih jauh lagi agar lebih mudah diimplementasikan dalam kehidupan keseharian. Sistem pembelajaran ini pun telah diadopsi di sekolah-sekolah Islam terpadu yang mulai banyak berdiri dan berkembang di tahun 2002an. Melihat potensi kuantitas TPA/TPQ yang jumlahnya hampir 100.000an si seluruh wilayah Indonesia, cukuplah memegang peran sentral apabila mampu dioptimalkan sebagai basis pendidikan karakter bangsa, terutama untuk pendidikan anak usia dini (PAUD). Dengan revitalisasi, rekonstruksi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), TPA/TPQ akan mampu memberikan sumbangsihnya demi perbaikan karakter generasi masa depan bangsa menuju yang lebih baik. Tidak ada yang tidak mungkin untuk sebuah ikhtiar suci.

Aspek yang diuji a. Aspek Ekonomi Dalam melancarkan Proses kegiatan belajar-mengajar dalam Madrasah Diniyah maka sangatlah diperlukan Dana untuk menunjang kelancaran tersebut. Untuk langkah awal kami mengambil sumber dana yang berasal dari Iuran tiap bulan oleh siswa, selanjutnya kami berusaha untuk mengajukan proposal dana untuk lembaga ke Depertemen Agama. b. Teknis Kita memulai pembelajaran pukul ,19.00-20.30 selama 6 hari dalam seminggu, untuk hari sabtu libur. Jadwal pembelajaran madrasah diniyah Senin : fasoya Selasa : tijan durori Rabu : jurumiyah

Kamis : tasrif lugowi Jumat : Minggu : jazariyah c. Keuangan Pengeluaran 1. Pembelian papan tulis, Kapur Dan Meja 2. Pembayaran Assatidz 3. Pembelian seragam Pemasukan 1. Iuran pribadi
3

2. Dana dari departemen agama DEPAG 3. Iuran Santri/ SPP d. Sumber Daya Kita mengambil tenaga kerja (Assatidz) dari pondok Pesantren diantarannya

Ustadz mahkrus, Ustadz taslim , Ustadz andik, Ustadz rofi, Ustadz Hadziq Arrodli. Untuk membantu kami dalam proses pembelajaran madrasah diniyah yang setiap tenaga pendidiknya menekuni bidangnnya masing-masing. e. Manajemen Usaha Dalam memenejemen usaha TPQ ini kami menarik iuran kepada santri selama 2 minggu sekali secara sukarela. Dan untuk bisaroh Assatidz kita berikan satu bulan sekali. C. ANALISA LEMBAGA PENDIDIKAN TPQ (SWOT)

a. Kekuatan Pada hakekatnya anak adalah amanat Allah SWT yang dipercayakan kepada setiap orang tua. Oleh karena itu, wajib bagi orang tua untuk mengemban amanat tersebut dengan baik dan penuh tanggung jawab, salah satunya dengan cara mengasuh dan mendidik anak-anak dengan baik dan benar. Pendidikan anak-anak sejak kecil harus mendapat perhatian terutama dalam pendidikan akhlak agar anak mereka tidak menjadi anak-anak yang lemah iman dan tumbuh dewasa menjadi generasi yang soleh dan solekhah. Untuk melaksanakan pendidikan ini tidak hanya terletak pada lembaga formal (sekolah) tapi terutama keluarga dan juga lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan masyarakat, misalnya TPQ. Dan juga lembaga pendidikan TPQ ini berada di tengah-tengah masyarakat

pedesaan yang mayoritas masih melekat jiwa kesantriannya.

b. Kelemahan Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat penting, karena mencakup berbagai aspek kehidupan manusia guna membentuk insan kamil. Hal ini tidak akan pernah terwujud apabila hanya dilimpahkan kepada lembaga pendidikan formal semata, yang notabene sumber daya pengajar dan alokasi waktunya sangat terbatas. salah satu lembaga pendidikan lslam luar sekolah yang turut membantu pemerintah dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita pendidikan tersebut. Dan kelemahan selanjutnya yaitu masalah Dana, karena mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani dan penghasilan mereka tidak menetap. c. Hambatan Masalah fasilitasnya tidak begitu lengkap untuk proses pembelajaran di TPQ, seperti halnya Al-Quran, alat tulis dll. Yang untuk pembeliannya perlengkapan tersebut danannya tidak bisa diandalkan dari iuran santri. d. Tantangan Di daerah tersebut sudah banyak didirikan lembaga TPQ lain sehingga kami harus bisa mendesain bagaimana proses pembelajaran di TPQ tersebut berkualitas dengan mengadakan ekstra tambahan seperti Halnnya pembinaan Qiraah, Melatih Sholawat Dibaiyah dan Banjari sehingga santri tersebut tidak mempunyai hanya satu kemampuan saja. D. STRATEGI LEMBAGA PENDIDIKAN a. Jangka Pendek

Melakukan khataman Al-Quran Mengadakan MADING

b. Menengah Santunan anak yatim


5

Baksos c. Jangka Panjang


Mengadakan Pondok Ramadhan Mendirikan koperasi Mendirikan perpustakaan Mengadakan (PHBI) peringatan hari besar islam Melakukan Ziarah Wali

VISI DARI LEMBAGA PENDIDIKAN TPQ "Menjadikan generasi Islam yang beraqidah kuat, berakhlak mulia, berprestasi tinggi dan bermanfaat bagi lingkungannya". MISI DARI LEMBAGA PENDIDIKAN TPQ 1. Mampu membaca al-Qur'an dengan baik dan benar 2. Mampu memahami makna ayat-ayat dalam al-Qur'an 3. Mampu mengamalkan nilai-nilai mulia yang terkandung dalam al-Qur'an 4. Menjadikan al-Qur'an sebagai pedoman hidup yang utama STRATEGI LEMBAGA PENDIDIKAN TPQ Jatuh bangunnya ummat Islam pada dasarnya tergantung pada jauh dekatnya ummat Islam dengan kitab sucinya. Bila ummat Islam benar-benar menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup niscaya ummat Islam akan maju dan sejahtera lahir batin. Sebaliknya bila ummat Islam jauh dari Al-Quran maka kemunduranlah yang akan terjadi, karena Al-Quran yang diturunkan oleh Allah, merupakan pedoman hidup yang dapat membawa manusia kepada kehidupan dunia dan akhirat. Oleh karena itu pendidikan Al-Quran bagi anak-anak merupakan masalah yang harus mendapat perhatian bila ingin melihat generasi baru yang tangguh, beriman, berakhlak mulia dan pandai bersyukur. Mendidik anak-anak dengan aksara dan jiwa AlQuran, berupa pemahaman, penghayatan, pengamalan Al-Quran serta kajian-kajian
6

Islam dapat menjadi anak-anak ummat Islam menjadi generasi idaman dan harapan di masa depan. Pembinaan agama dan pendidikan Al-Quran sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak sedini mungkin, karena pembinaan atau pendidikan yang diberikan pada masa kecil pengaruhnya akan lebih tajam atau berbekas dari pada pendidikan yang diberikan di usia dewasa. Pepatah Arab mengatakan belajar di waktu kecil ibarat mengukir di atas batu. KEBIJAKAN PENDIDIKAN TPQ Taman Pendidikan Al Qur'an sebagai wadah untuk membimbing para santri diharapkan dapat membaca dan menulis Al Qur'an serta mendalami tentang nilai-nilai Islam dalam rangka membentuk Insan Taqwa, cerdas dan trampil serta berkepribadian yang baik. upaya tersebut diharapkan dapat menjawab dinamika perkembangan jaman di era globalisasi yang rentan dengan pergeseran nilai-nilai Islamiyah di kalangan anak didik dan generasi muda. Disamping itu diperlukan tindakan indentifikasi terhadap hambatan anak didik dalam nnegikuti proses belajar membaca dan menulis Al Qur'an, dengan cara identifikasi dan inventarisasi problem belajar siswa di Taman Pendidikan Al Qur'an, kemudian dianalisa secara lengkap mengenai sebab-sebab adanya hambatan siswa sehingga mendapatkan solusi dalam meraih prestasi belajar membaca dan menulis Al Qur'an. Sesungguhnya analisa tentang hambatan siswa dalam mengikuti Taman Pendidikan Al Qur'an adalah fenomena problem belajar anak yang perlu diatasi dengan menganalisa transaksional proses pembelajaran secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai