Anda di halaman 1dari 18

STATUS PSIKIATRI I.

IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Tempat Tanggal Lahir Usia Agama Suku Bangsa Pendidikan Terakhir Pekerjaan Status Pernikahan Alamat Tanggal Masuk RSIJ Klender Riwayat Perawatan Riwayat Inap II. RIWAYAT PSIKIATRIK : diambil pada tanggal 8 Juni 2011, hari Minggu pukul 10.00 : suami pasien pada tanggal 9 Juni 2011, hari Senin pukul 12.00 : Ny. E : Perempuan : Jakarta, 5 September 1982 : 29 Tahun : Islam : Jawa : SMEA : Ibu Rumah Tangga : Menikah : Mustika jaya, Bekasi Timur : 4 Januari 2012 ::-

Berdasarkan : Autoanamnesis Alloanamnesis A. Keluhan Utama Mengancam suami dengan benda tajam seak 1 hari SMRS B. Keluhan Tambahan Mendengar bisikan yang fidak ada sumbernya Emosi meledak-ledak Tidak bisa tidur gelisah Merasa curiga ke tetangganya Mudah tersinggung

Merasa orang lain bisa membaca pikiran orang sakit

C. Riwayat Gangguan Sekarang. Pasien mengancam suaminya dengan menggunakan benda tajam seperti pisau sejak 1 minggu SMRS. Pasien mengancam suaminya dengan alasan suaminya tidak mau membantu mengurus anak, seperti membiarkan anak mereka tidak berpakain selama didalam rumah. Pasien juga pembicaraannya kacau, tidak nyambung jika ditanya namun sekarang sudah mengalami perbaikan. Pasien merasa emosinya meledak-ledak sejak 4 bulan yang lalu. Pasien selalu marah-marah jika menginginkan sesuatu dan tidak dituruti, seperti meminta sertifikat rumah kepada suaminya padahal rumah belum lunas sehingga tidak diberikan oleh suaminya, namun pasien tetap bersih keras sehingga pasien datang sendiri ke Bank untuk meminta sertifikat rumah mereka walaupun hasilnya nihil. Selain itu juga pasien merasa mendengar bisikan yang tidak ada sumbernya dan hanya didengar oleh dirinya sendiri. Suara bisikan tersebut berupa suara orang yang memberitahu pasien suatu hal, misalnya memberitahu bahwa di salah satu pusat perbelanjaan sedang mengadakan diskon besar-besaran untuk 5 pengunjung pertama. Selain itu bisikan itu juga dapat berupa suara beberapa orang yang sedang mengobrol membicarakan suatu hal yang pasien sendiri tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Pasien sering merasa gelisah sehingga sulit tidur. Pasien mengalami gangguan pola tidur. Pasien kadang tertidur saat sore hari kemudian terbangun saat malam hari. Selain itu pasien juga merasa menjadi lebih mudah tersinggung, setiap pasien meminta uang belanja kepada suaminya padahal saat itu belum berganti bulan, namun uang belanja bulan itu sudah habis terpakai oleh pasien dan kemudian suaminya menanyakan dipergunakan untuk apa uang belanja yang sudah habis itu maka pasien langsung marah-marah karena merasa suaminya menuduh pasien menghabiskan uang belanja mereka untuk kebutuhan pribadi pasien. Pasien menjadi lebih boros dalam berbelanja, membeli barang-barang yang tidak terlalu penting dan mendesak dalam

jumlah banyak. Selain itu pasien juga membeli sebuah motor dengan cara kredit namun tidak perna membayar cicilan motornya. Pasien merasa curiga kepada tetangganya bahwa tetangganya sedang membicarakan dan menertawakan pasien jika tetangganya sedang tertawa. Pasien merasa orang lain dapat membaca pikiran pasien, sedangkan pasien tidak dapat membaca pikiran orang lain. Skema perjalanan Penyakit

Tahun 2010

Oktober 2011

Januari 2012

- Mendengar bisikan - Perubahan pola tidur - Emosi labil - Mudah gelisah - Curigaan - Lebih pendiam -Keyakinan (+)

- mudah tersinggung - Agresif - Emosi labil - Bisikan (+) - Curigaan - Hedonia - Gelisah Bisikan

- Sulit tidur - Curigaan - Hedonia

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya. 1. Gangguan Psikiatri Pada tahun 1988, pasien selama pendidikan di sekolah dasarnya di SD Negeri 09 mampu bersosialisasi dengan teman temannya cukup baik dan mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien mengaku bahwa dirinya adalah tipe orang yang suka menyendiri dan jarang bergaul. Selama pendidikan di sekolah dasar pasien tidak pernah tinggal kelas, sehingga pasien dapat lulus dengan tepat waktu. Pasien juga tidak pernah menerima perlakuan kasar dari orang tuanya maupun teman- temannya. Ketika di sekolah pasien juga aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Pramuka Pada tahun 1994, pasien sekolah di SMP Negeri 272, selama menempuh pendidikan di sekolah menegahnya pasien mampu bersosialisasi dengan teman temannya cukup baik, dan juga mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak pernah mengalami perkelahian di sekolahnya. Pada saat SMP kelas 2 pasien juga telah memiliki pacar dan selama pacaran pasien tidak pernah melakukan hal-hal yang melampaui batas norma susila. Pasien juga mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya yaitu PMR (Palang Merah Remaja). Pada tahun 1997, pasien menjalani pendidikan di SMEA Yayasan Pembangunan Pendidikan (YPP) di daerah JatiAsih dan selama mengikuti pelajaran di sekolah menengah atas ini, pasien masih dapat mengikuti pelajaran yang diajarkan. Pasien dapat bersosialisasi dengan teman-teman sekolahnya cukup baik, walau sikap penyendiri serta malas bergaul masih dirasakan. Selama sekolah pasien tidak pernah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari keluarga ataupun hanya teman. Ketika pasien dan teman pasien tidak nyambung dalam percakapannya, maka pasien lebih tertarik untuk menghindar atau tidak mencari masalah. Pada 2010 sekitar 2 tahun yang lalu, menurut pengakuan suami

pasien, sikap pasien mengalami perubahan, kejadian tersebut bermula ketika pasien mengikuti pengajian yang diadakan di sekitar rumah. Sejak kejadian itu pasien mulai mengalami masalah terhadap kepribadian pada diri pasien, pasien mulai melarang anaknya untuk tidak bermain boneka, melarang anggota

keluarga untuk mendengarkan musik, dan banyak lagi hal- hal aneh yang dikerjakan pasien. Menurut pengakuan suami pasien , pasien mengalami perubahan pola tidur lebih sering terbangun di malam hari, yang mana dikeluhkan oleh pasien adalah sulit tidur. Pasien juga emosinya menjadi lebih labil yaitu sering marah marah tanpa sebab. Menurut pengakuan suami pasien, ketika pasien dan suami membeli rumah di sebelah pasien mulai mengeluhkan bisikan- bisikan yang tidak ada sumbernya dan hanya didengar oleh pasien sendiri, yang terkadang membuat pasien menjadi lebih gelisah dan takut. Pasien juga merasa kalau dirinya dicap sebagai orang aneh oleh orang lain tetapi pasien hanya bersikap acuh tak acuh. Pasien juga meyakini kalau pikirannya dapat dibaca oleh orang lain tanpa dia dapat membaca pikiran orang itu lagi. Pasien juga pernah mencurigai tetangga, dia merasa tetangganya sedang membicarakan dirinya terutama jika tetangganya berbicara sambil tertawa. Karena perasaan curiga tersebut pasien menjadi orang yang lebih pendiam dan lebih menarik diri dari lingkungan. Pasien juga merasa menanggung beban yang sangat berat selain mengurus anak, mengurus rumah sendirian, hingga mengatur keungan rumah tangga. Keinginan untuk bunuh diri disangkal oleh pasien. Lambat laun pada tahun 2011 sekitar 4 bulan sebelum masuk rumah sakit, menurut suaminya perilaku pasien semakin lama menjadi aneh,seperti membeli barang tanpa membayar dengan uang yang cukup, dari yang memakai kerudung menjadi tidak memakai lagi, pasien juga lebih suka menyendiri dalam rumah daripada harus berbicara dengan tetanggatetangganya. Keluhan seperti tertawa sendiri, bicara sendiri, melihat sesuatu yang tidak semestinya disangkal. Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari- hari dengan baik. Sebelumnya pasien tidak pernah mengikuti jenis pengobatan apapun baik pengobatan alternatif maupun pergi berobat ke dokter dan penyakit ini hanya dianggap sebagai akibat terlalu banyaknya pikiran. Dua jam sebelum pasien dirawat, suami dan saudara perempuan pasien membawa pasien ke dokter psikiatri dikarenakan perilaku pasien yang semakin lama semakin aneh, dan karena alasan satu minggu sebelum masuk rumah sakit pasien pernah mengancam untuk melukai suami dengan pisau dan

membuat ketidaknyamanan terhadap orang disekitarnya sehingga akhirnya suami pasien berinisiatif membawa pasien untuk dirawat di RSIJ klender. 2. Gangguan Medik Selama ini pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit tertentu. Namun diketahui pasien pernah melakukan operasi appendisitis jauh sebelum pasien mengeluhkan sakit yang sekarang, namun suami pasien lupa kapan waktunya. 3. Gangguan Psikoaktif Pada pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol ataupun obat-obatan terlarang. Pasien mengaku tidak pernah mengalami ketergantungan dan over dosis. E. Riwayat Kehidupan Pribadi Sebelum Sakit. 1. Riwayat Perkembangan Masa Prenatal dan Perinatal Menurut pasien, selama kehamilan ibu pasien sehat, tidak pernah mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Pasien dilahirkan dalam keadaan cukup bulan dan dilahirkan secara spontan tanpa ada trauma dan proses persalinan dibantu oleh bidan bayi di rumah sakit. Pada saat lahir, bayi langsung menangis dan tidak pernah kejang. Pasien merupakan anak yang dikehendaki orangtuanya.

2. Riwayat Perkembangan Masa Kanak-kanak (0 3 tahun) Menurut pasien, pasien diasuh langsung oleh ibunya. Ibu pasien merupakan guru mengaji. Pasien di beri ASI mulai dari lahir hingga usia 1,5 tahun. Pasien tidak punya riwayat trauma kepala, tidak punya riwayat kejang dan tidak punya riwayat sakit berat yang mengharuskan pasien dirawat di rumah sakit. Tingkah laku pasien normal sesuai usianya.

3. Riwayat Masa Kanak-Kanak Dini (4 11 tahun) Secara fisik, pasien tumbuh seperti anak-anak seusianya. Pasien bermain seperti anak-anak pada umunya. Pasien mempunyai beberapa teman

dan pasien masih mau bergaul hanya saja pasien lebih suka menyendiri dan merupakan tipe anak yang pendiam. Pasien rajin ke sekolah dan dalam prestasi sekolah biasa- biasa saja. Pada periode ini pasien pasien di masukan sekolah pada usia 6 tahun dan tidak tampak ketakutan saat berada di sekolah. Pasien duduk di bangku sekolah dasar selama 6 tahun. Tidak ada keterlambatan perkembangan dalam menulis maupun membaca. Pasien merupakan anak terakhir dari enam bersaudara.

4. Riwayat Masa Pubertas dan Remaja Riwayat pendidikan formal Pasien mengaku pernah mendapatkan pendidikan di : o SD Negeri 09 Jakarta o SMP 272 Jakarta Timur o SMEA Yayasan Pembangunan Pendidikan Perkembangan motorik dan kognitif Dalam perkembangan fisik, pasien terlihat sesuai dengan usianya dan dalam perkembangan kognitifnya tidak terlihat adanya gangguan. Pasien tidak mengalami gangguan dalam belajar. Tidak ada gangguan dalam perkembangan motorik pasien. Masalah emosi dan fisik Menurut suami pasien, pasien adalah wanita yang periang, sabar, mandiri dan jarang sekali marah. Riwayat Psikoseksual Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan seksual semasa kanak-kanak. Pasien kurang begitu mengetahui penetahuan tentang seks, karena keluarga tidak memberikan pengetahuan tentang seks. Hubungan dengan lawan jenis baik.

5. Riwayat Masa Dewasa

Riwayat pekerjaan Pasien mengaku saat tamat dari SMEA pada tahun 2001, pasien bekerja sebagai sales jam tangan selama 1,5 tahun. Dalam menjual barang dagangannya pasien terkadang sampai kepelosok-pelosok daerah, seperti magelang. Selama bekerja sebagai sales pasien juga melamar pekerjaan di perusahaan LG, dan hasilnya diterima. Sehinga pasien mengundurkan diri sebagai sales dan mulai bekerja di perusahaan LG. Pasien bekerja selama 1 tahun, namun akhirnya mengundurkan diri karena pasien tidak dapat mengikuti prosedur pekerjaannya. Pada tahun 2003 pasien diterima bekerja di perusahaan EPSON, pasien sangat senang bekerja diperusahaan tersebut namun setelah 1 tahun bekerja pasien berhenti karena kontraknya habis. Setelah berhenti dari perusahaan EPSON pasien tidak pernah melamar pekerjaan lagi sehingga sekarang menjadi ibu rumah tangga.

Riwayat sosial Menurut suami pasien,pasien adalah wanita yang sopan,

menghormati,menghargai dan menyayangi orang tua serta anaknya. Hubungan antara rekan kerja serta sanak saudaranya terjalin baik. Riwayat pernikahan Paien menikah pada saat berumur 19 tahun, menurut pasien mereka menikah atas dasar suka sama suka dan suami pasien telah berpacaran dengan pasien sejak pasien mulai bekerja sebagai sales jam pada tahun 2001.Menurut pasien mereka bertemu di kosan pasien, karena suami pasien juga ngekos disamping kosan pasien.Kehidupan setelah mereka menikah berjalan dengan cukup baik, pasien memiliki anak setelah 4 tahun pernikahan. Pasien memiliki seorang putri yang berumur 4 tahun. Menurut pasien tinggal bersama suami dan anaknya di sebuah rumah pribadi. Rumah tersebut dibeli suaminya saat mereka telah menikah.

F. Riwayat Keluarga

Keterangan Gambar

= Laki-laki

= Pasien

= Perempuan

= Meninggal

= saudara yang memiliki penyakit yg sama

Keterangan riwayat keluarga: Pasien adalah anak terakhir dari 6 bersaudara yang kehadirannya diharapkan. Ayah pasien sudah meninggal saat pasien SMP dan ibu pasien bekerja sebagai guru mengaji. semua kakak pasien sudah menikah kevuali anak ke 4 belum menikah. Pasien tinggal bersama suami dan anak kandung di Bekasi. Rumah tersebut adalah rumah milik pasien sendiri. Menurut pasien hubungan pasien dengan saudara-

saudaranya baik, namun menurut suami pasien hubungan pasien dengan keluarganya tidak begitu baik. Menurut suami pasien, di keluarga pasien ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa depresi yaitu saudara kandung perempuan pasien.

G. Mimpi, Khayalan dan Sistem Penilaian (value system) Mimpi Khayalan Sistem Penilaian : tidak ada : tidak ada : Os dapat membedakan hal yang baik dan buruk

III. STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Pasien seorang perempuan dewasa berambut panjang sebahu berwarna hitam dan sedikit ikal. Kulit berwarna sawo matang,badan kurus, penampilan tampak sesuai usianya. Saat di wawancara memakai memakai baju tidur berwarna kuningberlengan pendek dan celana panjang berwarna kuning, menggunakan alas sandal jepit, Pasien tampak rapih. Wajah tampak bersih, pasien tidak tampak gelisah, pasien tampak nyaman dan akrab dengan dokter muda. Pasien menjawab pertanyaan dokter muda dengan cara lisan maupun tulisan. 2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Selama di wawancara pasien tampak tenang dan bercerita dengan lancar tentang dirinya dan keluarganya. Selama wawancara sikap pasien sopan dan pasien juga menatap wajah pemeriksa. Kadang pasien sambil makan saat wawancara. Pasien juga terkadang spontan menepuk bahu dokter muda saat dokter muda melucu. Tidak ada rasa permusuhan, tidak terlihat gugup juga tidak terlihat curiga. 3. Sikap Terhadap Pemeriksa Sikap pasien terhadap pemeriksa sopan, tidak menggeretak atau berbicara kasar, pasien bersikap bersahabat kepada pemeriksa. Secara umum pasien sangat kooperatif, dan menjawab pertanyan pemeriksa. B. Mood dan Afek Mood : Eutimik 10

Afek Keserasian C. Pembicaraan Irama Kecepatan Volume Kelancaran D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi Auditorik : Serasi

: Luas

: Teratur :Sedang : Sedang : Lancar

Ada riwayat mendengar suara-suara yang memberitahu pasien untuk suatu hal dan pasien mengikuti hal yang diberitahukan itu, namun suara tersebut hanya pasien yang mendengar dan pasien tidak bisa menyebutkan sumbernya. ( setelah dalam perwatan, pasien mengaku masih sesekali mendengar suara-suara yg tidak tahu keberadaan sumbernya tersebut) 2. Ilusi 3. Depersonalisasi 4. Derealisasi E. Gangguan Pikiran 1. Proses Pikir Produktivitas Kontinuitas - Blocking - Asosiasi longgar - Inkoherensi : Cukup Ide : : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada Visual Taktil Olfaktorik Gustatorik : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada

11

- Word salad - Neologisme

: Tidak Ada : Tidak Ada

2. Isi Pikir Preokupasi : Ada ( Pasien ingin pulang dan berkumpul dengan keluarganya) Gangguan Isi Pikiran WAHAM o Waham Bizzare o Waham Sistematik o Waham Nihilistik o Waham Somatik o Waham Paranoid : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : :

Waham Kebesaran Waham Kejaran (Presekutorik) Waham Rujukan Waham Dikendalikan o

Thought broadcasting : Ada ( pasien merasa isi pikirannya dapat diketahui oleh orang lain)

o o o

Thought withdrawl Thought insertion Thought control : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

o Waham Cemburu o Erotomania OBSESI KOMPULSI FOBIA

12

F. Fungsi Kognitif dan Kesadaran Kesadaran Orientasi a. Waktu : Compos mentis : : Baik (Pasien tahu hari, tanggal, bulan dan tahun dan bisa membedakan siang dan malam) b. Tempat c. Orang : Baik (Pasien tahu bahwa ia berada di RSIJK). : Baik (Pasien tahu ia diwawancara dokter muda dan mengenal orang-orang di sekelilingnya). Konsentrasi :Baik (Pasien memberi yang benar saat pengurangan 100-7 sampai 5 kali). Daya Ingat a. Jangka Panjang : : Baik (Pasien dapat mengingat tempat ia bersekolah dulu). b. Jangka Sedang : Baik (Pasien mampu mengingat orang yang membawa pasien untuk di rawat). c. Jangka Pendek : Baik (Pasien dapat mengingat 3 buah benda yg telah disebutkan setengah jam yang lalu). d. Segera : Baik (Pasien dapat menyebutkan 3 buah benda yang di sebutkan oleh dokter muda). Intelegensia dan Pengetahuan Umum : Baik (Pasien dapat mengetahui Presiden, pasien dapat mengetahui ibu kota jawa barat). Pemikiran Abstrak : Baik (Pasien dapat menyebutkan perbedaan dan persamaan 2 buah benda, misal semangka dan apel, juga mengetahui perumpamaan). Kemampuan Membaca dan Menulis :

13

Baik (Pasien dapat membaca dan menulis). Kemampuan Visuospasial : Baik (Pasien dapat menggambarkan segi 6 dan menunjukkan Jam dengan tepat). G. Daya Nilai Penilaian Sosial Uji Daya Nilai : Baik (Selama dirawat pasien bersosialisasi dengan pasien lain). : Baik (Bila ada nenek yg tidak dapat duduk di bis, pasien akan memberikan tempat duduk kepada nenek tersebut).

H. Reality Test Ability Terganggu (Karena adanya Halusinasi dan waham). I. Insight Tilikan derajat 1 (Pasien menyangkal sepenuhnya terhadap penyakit). J. Taraf Dapat dipercaya Dapat di percaya. IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA 1. Status Internus - Keadaan Umum - Kesadaran - Tekanan darah - Nadi - Suhu - Pernafasan 2. Status Neurologis - Gangguan Rangsang Meningeal - Mata Gerakan Persepsi Bentuk pupil : Baik kesegala arah : Baik : Bulat, isokor : Tidak ada : Baik : Compos mentis : 120/70 mmhg : 78 x / menit : 36,5 c : 20 x / menit

14

Rangsang cahaya - Motorik Tonus Turgor Kekuatan Koordinator Refleksi V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA a. Kesadaran b. Mood c. Afek d. Gangguan Persepsi e. Tilikan f. RTA g. Taraf Dapat di Percaya VI. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Pada pasien di temukan : Gangguan Persepsi : Halusinasi Auditorik Afek : Luas : Compos Mentis : Eutim : Luas : Halusinasi Auditorik : Derajat 1 : Terganggu : Dapat di Percaya : Baik : Baik : Baik

: (+ / +)

: Baik

: Baik

Menurut PPDGJ III ini termasuk Skizofrenia Tipe Paranoid karena : 1. Memenuhi kriteria umum skizofren yaitu terdapat 1 atau lebih gejala mayor. (Halusinasi Auditorik) 2. Halusinasi atau waham harus menonjol, pada pasien ini terdapat halusinasi auditorik yang menonjol dan waham Aksis II Tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental. Aksis III

15

Tidak ada masalah medis. Aksis IV Dari auto dan alloanamnesa ditemukan adanya stresor yang menyebabkan pasien mengalami gangguan yaitu aktivitas keagamaan yang kurang sesuai dengan kemampuan berpikir pasien dan disebabkan adanya masalah keuangan keluarga yang kurang terbuka. Aksis V GAF 70- 61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik) GAF scale 1. Fungsi pekerjaan:Pasien anaknya. 2. Fungsi merawat diri: Pasien dapat merawat dirinya, mampu berminat melakukan pekerjaan layaknya

perannya sebagai ibu rumah tangga seperti mengurus suami dan anak-

membersihkan dirinya/mandi, dapat merawat rambutnya, serta mampu menggosok giginya sendiri tanpa perlu bantuan orang lain. 3. Fungsi sosial: Pasien cukup baik bersosialisasi dengan pasien lain, perawat dan dokter muda serta keluarga yang sedang datang berkunjung

VII. EVALUASI MULTIAKSIS Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : F20.0 Skizofrenia Tipe Paranoid : Tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental : Tidak ada riwayat penyakit tertentu : Keagamaan yang kurang sesuai : GAF Scale 70 61 (Gejala ringan, Disabilitas ringan)

VIII. DIAGNOSIS KERJA Skizofrenia Tipe Paranoid

16

IX. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS Depresi Berat dengan Ciri psikotik Bipolar I dengan episode Manik X. DAFTAR MASALAH Organobiologik : Tidak Ada. Siaran (thought of broadcasting) Sosial dan Lingkungan : Masalah Perekonomian dan masalah Keagamaan. Psikologis dan Perilaku : Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan waham

XI. PROGNOSIS Dubia At Bonam Faktor yang meringankan : Memiliki riwayat premorbid yang baik dalam sosial, seksual

dan pekerjaan (pasien mudah bergaul, banyak teman, tertarik pada lawan jenisnya, dan sebelum sakit pasien memiliki pekerjaan di pabrik garmen). Mempunyai sistem support yang baik yaitu suami pasien yang Tidak ada riwayat penyalahgunaan zat. mendukung pasien untuk sembuh.

Faktor yang memperberat : Apabila tidak teratur minum obat. Adanya stress dalam rumah tangga.

XII. RENCANA TERAPI A. Psikofarmako 1. Risperidon 2 x 2 mg 2. Trihexiphenidyl 2 x 2 mg

17

B. Psikoterapi 1. Suportif Memotivasi pasien agar selalu meminum obat secara teratur. Mengisi waktu dengan hal hal positif. Terapi kerja : Memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang berguna. Terapi rekreasi: Olahraga atau pergi berlibur ditemani suami dan anak-anak. Edukasi kepada pasien dan keluarga.

2. Keluarga Memberitahu kepada keluarga tentang penyakit pasien agar keluarga mampu mendukung pasien untuk sembuh. Memotivasi keluarga untuk lebih memperhatikan dan memperlakukan pasien dengan baik dan tidak menjauhi pasien.

3. Religius Memotivasi pasien agar selalu taat beragama dan beribadah. Rajin mempelajari ilmu-ilmu agama.

18

Anda mungkin juga menyukai