Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I

AVES

OLEH :

NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN

: DARWIN AZIS : 08101004060 : II (DUA) : DINA OKTAVIA

LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2011

ABSTRAK
Praktikum yang berjudul Aves bertujuan untuk mempelajari struktur morfologi dari anggota kelas aves. Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 13 Desember 2011, pukul 08.30 WIB sampai 10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya Inderalaya. Alat yang digunakan adalah baki, gunting, jarum, buku gambar dan pinset. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain Columba livia, Orthotormus sp dan Turnix susciator, Gallus gallus. Hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah gambar morfologi jenis-jenis aves, struktur bulu, gambar ekstremitas superior dan posterior yang telah diberi keterangan. Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah struktur tubuh aves terbagi menjadi 3 yaitu bagian caput, truncus dan extremitas. Columba livia mempunyai paruh yang pendek dan langsing. Struktur kaki ayam terlihat beradaptasi untuk mencakar atau mengais dan berlari. Orthotormus sp. mempunyai warna bulu coklat kehitam-hitaman. Aves mempunyai pundi-pundi hawa untuk membantu pernapasan pada saat terbang. Gallus gallus mempunyai paruh yang berukuran pendek.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Aves merupakan salah satu jenis hewan atau kelas hewan bertulang belakang. Untuk mengetahui apa sebenarnya dimaksud dengan aves banyak kesulitan yang ada untuk mengemukakan suatu jawaban yang tepat. Bahkan untuk dapat menggambarkan pola umum, organisme ini sangat sulit karena adanya variasi yang luas dalam hal bentuknya. Aves adalah hewan yang memiliki sayap dimana digunakan untuk terbang tetapi ada jenis ini walaupun memiliki sayap bahkan tidak dapat terbang. Kelas aves termasuk hewan berkulit yang mempunyai bulu, memberi liberi superius berupa sayap, dan homoiothermal. Contohnya merpati, ayam, itik, dan masih ada banyak lagi yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu (Radiopoetro 1996: 45). Burung adalah hewan vertebrata yang berdarah panas, memiliki bulu yang menutupi seluruh permukaan tubuhnya. Aves merupakan hewan vertebrata yang berkembang biak menghasilkan telur. Burung merupakan salah satu kelas yang memiliki sayap atau kemampuan untuk terbang, tetapi ada juga salah satu spesiesnya yang tidak dapat terbang misalnya pingungin. Karakteristik dari hewan ini adalah bagian atau batas anggota tubuhnya terlihat dengan jelas atau mudahuntuk dibedakan. Dilihat dari segi makanan dan cara memperolehnya, hewan ini memiliki keanekaragaman dalam hal makanan dan cara memperoleh makanan, ada yang memakan biji-bijian, serangga, sampai pemakan daging, misalnya elang

(Radiopoetro 2000: 205). Seperti halnya anggota dari kelas aves, misalnya burung merpati, disekitar kita hewan ini sangat mudah sekali untuk dijumpai, dan kadang kala kita kagumi keindahannya. Merpati adalah hewan yang habitatnya didarat dan diudara. Aves adalah vertebrata yang tubuhnya ditutupi oleh bulu, sedangkan kelas hewan lainnya tidak ada. Sayap pada aves berasal dari eleman-elemen tubuh. Kaki pada aves digunakan untuk berjalan, bertengger, dan berenang (selaput interdigital) Bulu yang menutupi tubuh

burung disebut plumae, yang memiliki dua fungsi utama yang sangat penting untuk terbang dan mencegah kehilangan panas tubuh. (Brotowidjoyo 1996: 218). Burung menunjukkan beberepa adaptasi untuk terbang, bertulang ringan dan berongga. Pergerakan utama dijalankan oleh sayap dan kaki. Pada gerakan bipedal titik gravitasi harus terletak diatas kaki atau tepatnya diantara kedua kaki. Luas permukaan yang bersinggungan dengan tanah yang mereduksi sedangkan digiti bertambah panjang untuk mencegah kehilangan keseimbangan. Pada burung yang kakinya panjang dengan digiti pendek, tibiotarsi dan tarmpometatarsi kurang lebih harus mempunyai panjang yang sama untuk mempertahankan keseimbangan, pada

prinsipnya sehubungan dengan cara bergeraknya pada berbagai spesies burung tidak sama, maka modifikasi yang terjadi pada skleton dan elemen musculus pada berbagai spesies juga tidak sama. Modifikasi yang tejadi ini ini terutama terhadap bentuknya, ukurannya dan sudut-sudutnya serta pundi-pundinya (Radiopoetro 2000: 205). Kelas aves terbagi kedalam banyak ordo yang baik karakteristiknya. Suara burung berbeda-beda menurut jenisnya, dan ada burung ynag menirukan suara, burung bersuara atau bernyanyi untuk mengundang berkumpul, untuk menyatakan daerah sarangnya dan memanggil lawan jenisnya, untuk panggilan antara yang muda dan yang tua, untuk peringatan akan adanya bahaya (Brotowidjoyo 1996: 219). Banyak burung-burung mempergunakan pohon seagai tempat tinggalnya. Burungburung pemburu pada umumnya mencari makanan dengan hidup soliter sedangkan jenis burung seperti pipt, merpati hidupnya selalu berkelompok. Aves mempunyai dua pasang anggota badan, yang anterior bermodifikasi menjadi sayap untuk terbang, sepasang di posterior beradaptasi untuk berjalan, mencakar atau berenang (dengan selaput renang). Masing-masing kakinya pada umumnya mempunyai empat jari kaki. Kaki bawah dan jari kaki diselaputi oleh kulit dari zat tanduk (Murad 1997: 82). 1.2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari struktur morfologi dari anggota kelas aves.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aves merupakan hewan yang bertulang belakang yang sebagian besar permukaan tubuhnya ditutupi oleh lapisan atau oleh bulu. Aves juga adalah satu-satunya vertebrata yang dapat terbangfkarena memiliki sayap yang jumlahnya sepasang. Eksokleton pada burung antara lain adalah bulu, sisik pada kaki dan kuku. Bulu pada burung berfugsi untuk melindungi badan terhadap cuaca yang tidak cocok dan berfungsi juga untuk terbang. Oleh karena itu bulu pada aves memiliki bentuk tersendiri jika dibandingkan dengan bulu-bulu vertebrata lain. Menurut susunan anatominya, bulu dapat dibedakan ke dalam plumae, plumumae, dan filoplumae. Pada waktu bulu masih muda, kedua umbiculus dilalui oleh pembukuh-pembuluh darah untuk memberi makanan kepada bulu-bulu yang masih muda (Brotowidjoyo 1996: 223). Rima oris, baik bagian atas maupun bagian bawah dikelilingi oleh paruh yang menanduk, didalam cavum oris sudah terdpat lingua yang meruncing pada ujungnya. Selain itu pad cavum sudah terdapat glandula salivales dan glandula sublingualis. Tetapi pada burung rawa atau burung yang hidup didaerah berair, tidak memiliki glandula salivales. Pada beberapa spesies yang bersifat graminivora, di dalam salivanya mengandung enzim diastase. Pada dinding paring juga terdapat suatu lubang yang menghubungkan cavum oris, makanan masuk kedalam esophagus. Ingluvies ini berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Epithelium pada ingluvies ini ada yang mengalami modifikasi menjadi semacam kelenjar yang menghasilkan susu setelah bertelur (Radiopoetro 2000: 205). Pada waktu terbang, organ yang sangat berfungsi atau memegang peranan yang sangat penting adalah saccus interclavicularis dan saccus axillaries. Apabila sayap diturunkan saccus axilaris terjepit, sehingga saccus interclavicularis menjadi longgar dan sebaliknya apabila sayap diangkat, saccus axillaries membesar sedangkan saccus servicalis mengecil. Suara pada bvurung dihasilkan dari getaran membrane semilunaris. Getaran ini terjadi hasil dari kerja otot-otot. Badan burung terdiri dari caput, servix, truncus dan caudal. Caput relatif kecil dan padanya terdapat rosrum

bagian atas, cera adalah suatu tonjolan kulit yang berbulu, padanya antara lain terdapat iris yang berwarna kuning atau jingga kemerah-kemerahan, juga terdaapat pupil yang yang relatif besar dibandingkan dengan besarnya mata. Membran tympani terdapat di sebelah dalam dan berguna untuk menangkap getaran-getaran suara

(Brotowidjoyo 1996: 223). Menurut umurnya bulu dapat dibagi kedalam neoptyle dan teleoptyle setelah gugur akab digantikan oleh teleoptyle . Sternum atau tulang dada, memiliki suatu crista medialis yang disebut dengan carina sterni, dimana fungsi dari carina sterni ini adalah untuk atau sebagai tempat melekatnya otot-otot untuk terbang. Falcula, coracoid dan scapula. Ketiga tulang-tulang ini sama-sama membatasi suatru lubang yang disebut foramen triossesum. Fascula tunggal , membentuk huruf V, ujungnya berhubungan dengan sternum dengan dengan perantara liga mentum. Falcula ini menempel pada caraciod. Pada burung yang sedang berjalan atau pada burung yang ssedabg hinggap titik berat tubuh atau titik gravitasi pada illium, dimana illium ini terikat kuat pada synsacrum melalui jaringan fibrosa (Radiopoetro 2000: 205). Burung mempunyai dua cara pengambilan udara pernapasan, yaitu pernapasan yang dilakukan pada waktu tidak terbang dapat dijelaskan sebagai berikut, perlekatan tulang rusuk pada tulang dada dan tulang belakang tidak secara persendian, sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka kearah bawah, rongga dada membesar dan paru-paru mengembangsehingga udara dari luar masuk kedalam paru-paru melalui saluran alat pernapasan. Pada weaktu udara masuk kedalam paru-paru, sebagian dari oksigen udara diambil dan sebagian masuk kedalam kantong-kantong udara (Campbell 2000: 112). Mengecilnya kembali rongga dada adalah hasil kerja dari otot-otot tertentu, sehingga paru-paru mengecil kembali dan udara yang berada didalam kantong-kantong udara dikeluarkan melalui paru-paru kembali sehingga oksigen dapat diikat kembali oleh darah yang terdapat dalam pembuluh-pembuluh kapiler dinding paru-paru. Jadi, pengambilan oksigen berlangsung baik pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pada waktu burung terbang, pergerakan aktif dari rongga dada tak mungkin dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan perlekatan tulang kuat dari otot-otot untuk

terbang. Akibatnya inspirasi dan ekspirasi lalu dilakukan dengan menggunakan kantong udara yang terdapat diantara tulang coracoid. Makin tinggi burung terbang makin cepatlah ia menggerakkan sayapnya untuk mendapatkan sayapnya untuk mendapatkan oksigen yang cukup banyak (Anonima 2011: 1). Pada burung alat sekresinya terdiri dari ginjal, paru-paru dan kulit. Burung mempunyai sepansang ginjal, yang berwarna coklat.Saluran ekskeri ginjal dan saluran kelamin bermuara pada bagiana khir dari usus (kloaka). Kloaka ini merupkan tempat partemuan saluran ginjal, saluran kelenjar kelamin dan usus. Burung hamper sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi mempunyai kelenjar minyak, yang terdapat pada tunggingnya, yang berguna untuk meminyaki bulu-bulunya. Sistem peredaran darah pada burung, terdiri dari jantung dan pembuluh-pembuluh darah. Jantung burung berbentuk kerucut dan dibungkus oleh suatu selaput yang disebut pericardium. Jantung burung terdiri dari empat bagian, yaitu atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan ventrikel kanan (Campbell 2000: 112). Pada burung terdapat paruh yang digunakan untuk memegang makanannya, menggaruk-garuk bulunya, mencari bahan-bahan dan menyusun sarangnya dan juga untuk mempertahankan dirinya terhadap musuh. Zat tanduk yang melapisi paruh tersebut tumbuh terus dengan maksud untuk mengganti yang telah aus atau potong. Bentuk paruh pada umumnya menunjukkan kebiasaan makan. Sebagai contoh, burung pemakan insek mempunyai paruh yang camping karena dipergunakan untuk mencaricari insek di sela-sela batang pon, burung pelatuk mempunyai paruh yang kuat dan panjang untuk membuat lubang pada batang pohon (Murad 1997: 84). Sistem transportasi pada aves sudah lebih sempurna dari hewan-hewan lainnya. Jantung burung mempunyai empat ruangan yang terpisah secara sempurna. Keempat ruangan tersebut adalah dua serambi dan dua bilik. Serambi kanan mempunyai darah yang miskin oksigen. Setelah dialirkan ke serambi kanan darah tersebut mengalir dari tubuh menuju paru-paru. Di paru-paru darah akan melepaskan gas karbondioksida dan mengikat gas oksigen. Selanjutnya, darah dialirkan ke serambi kiri. Serambi kiri menerima darah yang banyak mengandung oksigen. Melalui pembuluh darah oarta, darah dialirkan ke seluruh bagian tubuh (Radiopoetro 1996 : 49).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 13 Desember 2011, pukul 08.30 WIB sampai 10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya Inderalaya. 3.2. Alat dan Bahan Pada praktikum ini alat yang digunakan adalah baki, gunting, jarum, buku gambar dan pinset. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain Columba livia, Orthotormus sp dan Tunix susciator 3.3. Cara Kerja Disiapkan bahan yang akan diamati dan diletakkan di atas baki. Diamati morfologi yang menjadi ciri khas masing-masing bahan, sperti, jenis bulu, jenis paruh, jenis kaki dan lainya. Kemudian digambar, diklasifikasi dan diberi keterangan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapat hasil sebagai berikut: a. Columba livia Klasifikasi Kingdom Phylum Classis Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Aves : Columbiformes : Columbidae : Columba : Columba livia

Nama Umum : Merpati Keterangan

1. Terrices 2. Retrices 3. Remiges 4. Parapterum 5. Brisel 6. Rima oris 7. Digiti 8. Femur 9. Organon visus 10. Rostrum 11. Nares

b. Orthotormus Sp Klasifikasi Kingdom Phylum Classis Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Aves : Passeriformes : Estrildidae : Orthotormus : Orthotormus sp

Nama Umum : Pipit Keterangan

1. Terrices 2. Retrices 3. Remiges 4. Parapterum 5. Brisel 6. Rima oris 7. Digiti 8. Femur 9. Organon visus 10. Rostrum 11. Nares

c. Turnik susciator Klasifikasi Kingdom Phylum Classis Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Aves : Galiformes : Phasianidae : Turnik : Turnik susciator

Nama Umum : Burung puyuh Keterangan

1. Terrices 2. Retrices 3. Remiges 4. Parapterum 5. Brisel 6. Rima oris 7. Digiti 8. Femur 9. Organon visus 10. Rostrum 11. Nares

d. Gallus gallus Klasifikasi Kingdom Phylum Classis Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Aves : Galiformes : Phasianidae : Gallus : Gallus gallus

Nama Umum : Ayam Keterangan

1. Terrices 2. Retrices 3. Remiges 4. Parapterum 5. Brisel 6. Rima oris 7. Digiti 8. Femur 9. Organon visus 10. Rostrum 11. Nares

e. Columba livia Klasifikasi Kingdom Phylum Classis Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Aves : Columbiformes : Columbidae : Columba : Columba livia

Nama Umum : Merpati Keterangan

1. Rachis 2. Calamus 3. Shaft

4.2. Pembahasan Columba livia mempunyai paruh yang pendek dan langsing. Menurut Murad (1977: 96) bahwa merpati mempunyai kulit yang tebal lunak (cere) pada basisnya. Tarsus umumnya lebih pendek daripada jari-jarinya. Columba livia mempunyai tembolok yang besar. Selain itu, merpati memproduksi susu untuk memberi makan anaknya yang masih kecil. Telur-telur Columba livia tidak bertanda, umumnya putih. Anak yang baru ditetaskan tidak berbulu, kosmopolitan. Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Menurut Anonima (2011: 1) bahwa Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antar tulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi-pundi udara sebagai cadangan udara

Menurut Radiopoetro (1996: 48) bahwa Pada aves sistem genitalia jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Testis pada aves berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial. Alat penggantung testis adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan menyimpan spermatozoa. Bulu pada burung termasuk ke dalam eksoskleton. Yang termasuk eksoskleton antara lain adalah bulu, sisik-sisik pada kaki dan kuku (falcula). Bulu berfungsi untuk melindungi badan terhadap cuaca yang tidak cocok dan berfungsi juga untuk penyebrangan. Oleh karena itu, bulu pada aves mempunyai bentuk tersendiri dibandingkan dengan bulu-bulu pada vertebrata lainnya. Bulu dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Plumae terdiri atas calamus, rachis, umbillus inferior, ombillus superior. Menurut Anonima (2011: 2) bahwa Skeleton membrei superior

liberi berupa sayap pada burung. Skeletonnya mulai dari proksimal hingga ke distal., berturut-turut dalam humerus (lengan atas bersenti pada cavitas glenoidolis). Radius ulna carcometacarpus (persatuan anatara ossa carpillia dengan ossa metacarpillia) dan digiti. Skeleton memberi posterior pada burung dari daerah proksimal ke daerah dorsal. Skeleton tersebut berturut-turut adalah femur (paha), fibula, tarsometacarpus dan phalanges. Sistem transportasi pada aves sudah lebih sempurna dari hewan-hewan lainnya. Menurut Radiopoetro (1996: 49) bahwa Jantung burung mempunyai empat ruangan yang terpisah secara sempurna. Keempat ruangan tersebut adalah dua serambi dan dua bilik. Serambi kanan mempunyai darah yang miskin oksigen. Setelah dialirkan ke serambi kanan darah tersebut mengalir dari tubuh menuju paru-paru. Di paru-paru darah akan melepaskan gas karbondioksida dan mengikat gas oksigen. Selanjutnya, darah dialirkan ke serambi kiri. Serambi kiri menerima darah yang banyak mengandung oksigen. Melalui pembuluh darah oarta, darah dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Menurut umurnya bulu dapat dibagi kedalam neoptyle dan teleoptyle setelah gugur akab digantikan oleh teleoptyle . Menurut Anonimb (2011: 1) bahwa Sternum atau tulang dada, memiliki suatu crista medialis yang disebut dengan carina sterni, dimana fungsi dari carina sterni ini adalah untuk atau sebagai tempat melekatnya otototot untuk terbang. Falcula, coracoid dan scapula. Ketiga tulang-tulang ini sama-sama membatasi suatru lubang yang disebut foramen triossesum. Fascula tunggal , membentuk huruf V, ujungnya berhubungan dengan sternum dengan dengan perantara liga mentum. Falcula ini menempel pada caraciod. perlekatan tulang rusuk pada tulang dada dan tulang belakang tidak secara persendian, sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka kearah bawah, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang sehingga udara dari luar masuk kedalam paruparu melalui saluran alat pernapasan. Menurut Campbell (2000: 112) bahwa Pada weaktu udara masuk kedalam paru-paru, sebagian dari oksigen udara diambil dan sebagian masuk kedalam kantong-kantong udara.

BAB V KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Columba livia mempunyai paruh yang pendek dan langsing. 2. Struktur kaki ayam terlihat beradaptasi untuk mencakar atau mengais dan berlari. 3. Orthotormus sp. mempunyai warna bulu coklat kehitam-hitaman. 4. Aves mempunyai pundi-pundi hawa untuk membantu pernapasan pada saat terbang. 5. Gallus gallus mempunyai paruh yang berukuran pendek.

DAFTAR PUSTAKA Anonima 2011. Artikel aves. http://id.wikipedia.org/wiki/aves. Diakses pada tanggal 12 Desember 2011. Anonimb 2011.Artikel. http://id.wikipedia.org/wiki/respirasi aves. Diakses pada tanggal 12 Desember 2011. Campbell, N.A, Reece, JB, L.G. Mitchell. 2000. Biologi terjemahan oleh manulu. Erlangga. Jakarta. Murad, Sajuti. 1997. Sistematik Vertebrata. Bandung : Universitas padjajaran. Radiopoetro. 1996. Zoologi. Erlangga. Jakarta : iii + 635 hlm.

LAMPIRAN

Orthotormus sp

Gallus gallus

Columba livia

Turnix susciator

Anda mungkin juga menyukai