Adhib Ep f0108027
Adhib Ep f0108027
Penulis: Bambang Suprasto H. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar Design presentasi oleh: Adhib Eka Pambudi (F0108027) Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas MAret, Surakarta
2011
PENDAHULUAN
Paradigma baru di dalam perkembangan masyarakat modern, antara lain: keterbukaan (transparansi) peningkatan efisiensi (efisiensi) tanggung jawab yang lebih jelas (responsibility) kewajaran (fairness)
ANGGARAN
1. APBD berorientasi pada kepentingan publik. 2. APBD disusun dengan pendekatan kinerja. 3. Ada keterkaitan erat antara pembuat kebijakan (decision maker) di DPRD dengan perencanaan operasional oleh Pemda dan penganggaran oleh unit kerja. 4. Terdapat upaya untuk mensinergikan hubungan antara APBD, sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah, lembaga pengelolaan keuangan daerah, dan unit-unit pengelolaan layanan publik dalam rangka pembuatan kebijakan.
KINERJA
Masukan (input), yaitu tolok ukur kinerja berdasarkan tingkat atau besaran sumber dana, sumber daya manusia, material, waktu, teknologi, dan sebagainya yang digunakan untuk melaksanakan program dan atau kegiatan. Keluaran (output), yaitu tolok ukur kinerja berdasarkan produk (barang atau jasa) yang dihasilkan dari program atau kegiatan sesuai dengan masukan yang digunakan. Hasil (outcome), yaitu tolok ukur kinerja berdasarkan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai berdasarkan keluaran program atau kegiatan yang sudah dilaksanakan.
KINERJA
Manfaat (benefit), yaitu tolok ukur kinerja berdasarkan tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat dan pemerintah daerah dari hasil.
Dampak (impact), yaitu tolok ukur kinerja berdasarkan dampaknya terhadap kondisi makro yang ingin dicapai dari manfaat.
2. 3. 4. 5.
PEMBAHASAN
Bahasan dalam artikel ini merupakan kajian teoretis. Analisis kualitatif penulis lakukan berdasarkan perbedaan karakteristik dan proses penyusunan dari sistem anggaran yang lama dengan sistem anggaran yang baru (lihat Tabel 1). Artikel ini diharapkan merupakan media sosialisasi sistem pengelolaan keuangan daerah dalam rangka otonomi daerah yang telah diterapkan sebagai dasar penilaian pertanggungjawaban APBD 2005 dan dasar penyusunan APBD 2006 (Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 903/2429/SJ, 21 September
Tumbuhnya perubahan di berbagai bidang secara terus-menerus Menekankan pada pencapaian hasil kegiatan (outcome) dan dampaknya. Meningkatnya kemampuan mengukur (performances)
mencapai arah dan kebijakan umum anggaran. 2 Kemampuan program untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diterapkan. 3 Kemampuan program dalam memenuhi aspirasi masyarakat. 4 Kemampuan program dalam pendanaan.
SIMPULAN
Anggaran berbasis kinerja merupakan anggaran yang
penyusunannya menggunakan pendekatan bottom-up Proses perencanaan anggaran dalam sistem anggaran berbasis kinerja dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu penjaringan aspirasi masyarakat dan perencanaan strategis. Sistem anggaran berbasis kinerja dan otonomi daerah menuntut Pemda kreatif untuk menggali dan memanfaatkan potensi daerah secara optimal untuk kemajuan daerah. Sistem anggaran berbasis kinerja dan otonomi daerah menuntut Pemda kreatif untuk menggali dan memanfaatkan potensi daerah secara optimal untuk kemajuan daerah.
PENUTUP