Anda di halaman 1dari 13

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

MANAJEMEN PERPAJAKAN

REVALUASI AKTIVA TETAP

AKUNTANSI SEMESTER GENAP TATAP MUKA KE: 14 ( EMPAT BELAS)

Drs.Suharman,Ak 2009

Tujuan intruksional khusus :


Agar mahasiswa memahami prosedur dan dampak perpajakan revaluasi aktiva tetap.

Daftar materi pembahasan

Daftar materi pembahasan : Dasar & Pengertian Revaluasi Syarat Revaluasi Manfaat Revaluasi

Prosedur Revaluasi

Dasar hukum revaluasi aktiva tetap : 1. Undang undang no.17 tahun 2000 tentang PPh

2. Keputusan Menteri Keuangan no.486/KMK.03/2002 tentang Penilaian Kembali


aktiva tetap Perusahaan untuk tujuan Perpajakan.

3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.Kep -519/PJ/2002 tentang Tatacara dan


Pelaksanaan Penilaian kembali Perpajakan. Pengertian Revaluasi aktiva tetap : Sejak reformasi perpajakan tahun 1984 prinsip menghitung penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan adalah prinsip harga histories. Dalam kondisi inflasi perhitungan harga pokok perusahaan berdasarkan prinsip harga histories tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, oleh karena itu perlu mempertimbangkan untuk melakukan revaluasi, karena nilai buku tidak dapat mencerminkan harga pasar yang berlaku saat itu.. Salah satu unsur terpenting dalam menghitung harga pokok produksi adalah penyusutan aktiva tetap yang ditentukan oleh harga perolehan aktiva tetap. Penyusutan aktiva tetap berdasarkan harga histories dalam keadaan inflasi menghasilkan harga pokok produksi yang rendah, yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat membeli kembali aktiva tetap. Aktiva tetap Perusahaan untuk tujuan

Oleh karena Menteri Keuangan menetapkan peraturan tentang Penilaian Kembali aktiva Tetap dan faktor penyesuaian apabila terjadi ketidak sesuaian antara unsur unsur biaya dengan penghasilan karena perkembangan harga, Dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.486/KMK.03/2002 tanggal 28 Nopember 2002 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan.

Fungsi revaluasi :

1. Perhitungan harga pokok akan menghasilkan nilai yang mendekati harga pokok /
nilai yang wajar.

2. Meningkatkan struktur modal sendiri artinya perbandingan antara pinjaman dengan


modal sendiri (Debt to Equity Ratio) menjadi lebih baik. Dengan membaiknya DER perusahaan dapat menarik dana baik melalui pinjaman dari pihak ke3 atau melalui emisi saham.

3. Pembayaran PPh 10 % final atas selisih lebih penilaian kembali apakah cukup
menarik bagi perusahaan. Syarat-syarat revaluasi :

1. WP badan dalam negeri (PT, CV, BUMN, Koperasi, Yayasan). Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam negeri yang menyelenggarakan pembukuan tidak termasuk WP yang dapat melakukan revaluasi. 2. Telah memenuhi kewajiban pajak sampai dengan masa pajak terakhir sebelum melakukan revaluasi. Kewajiban pajak tersebut adalah : a. SPT Masa atau Tahunan, sepanjang belum ada SKP b. SKP, walaupun Wajib Pajak mengajukan keberatan dan belum ada keputusan keberatan. c. Keputusan Keberatan, walaupun WP mengajukan banding dan belum ada putusan Banding dari pengadilan pajak. d. Keputusan PK dari MA

e. STP, walaupun WP mengajukan permohonan pengurangan / penghapusan


sanksi administrasi atau pembetulan kembali pembetulan STP, tetapi belum mendapatkan keputusan.

3. Yang dapat dinilai kembali aktiva tetap berwujud yang berada di Indonesia dan
dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek pajak. Aset Tetap SGU dengan hak opsi tidak dapat direvaluasi sebelum menggunakan hak opsi, aktiva tidak berwujud tidak dapat direvaluasi.

4. Dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap atau sebagian aktiva, dapat dilakukan
setiap tahun atau satu kali dalam setahun.Dilakukan oleh perusahaan penilai yang mendapat ijin pemerintah.

5. Penilaian kembali dilakukan perusahaan penilai atau Penilai yang mendapat ijin dari
Pemerintah. Penilaian kembali dihitung atau dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar yang berlaku pada saat penilaian kembali

6. Dalam hal nilai revaluasi yang ditetapkan tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya maka Direktorat jendral pajak dapat menetapkan kembali nilai revaluasi. Setelah WP melakukan revaluasi dan sudah mendapat persetujuan dari KPP, kemudian dilakukan pemeriksaan, pemeriksa pajak dapat melakukan koreksi nilai revaluasi, dengan hasil : a. Nilai revaluasi lebih rendah dengan harga pasar b. Nilai revaluasi lebih tingla dengan harga pasar. Selisih Nilai Lebih revaluasi hdala Nilai Pasar ( Nilai Revaluasi ) dikurangi Nilai Buku Fiscal pada awal bulan dilakukan revaluasi dan dikenakan pajak revaluasi sebesar 10 % Final setelah dikurangi / dikompensasi terlebih dulu dengan sisa kerugian fiskal. . Kompensasi Rugi Fiskal : a. Tidak lebih dari 5 tahun. b. Kalau belum dilakukan pemeriksaan pajak rugi fiskal berdasarkan SPT WP c. Sudah ada SKP, berdasarkan SKP meskipun WP mengajukan keberatan. 7. Bagi Wp yang melakukan penggabungan usaha, PPh yang terutang 10% dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun sejak dilakukan penilaian kembali aktiva tetap. PPh yang harus dilunasi setiap tahun paling sedikit sebesar 20%. Implikasi Perpajakannya : a. Dikenakan PPh final 10% final.

1. Atas selisih lebih penilaian kembali diatas nilai sisa buku fiscal dikenakan PPh
revaluasi sebesar 10% final.

2. Dasar pengenaan pajak adalah selisih lebih revaluasi yaitu Nilai Pasar NSBF.
3. Dilakukan konpensasi lebih dulu dengan rugi fiscal yang masih dapat dikompensasikan.

b. Pembukuan / pencatatan : Selisih lebih revaluasi aktiva tetap preusan diatas nilai sisa buku komersial setelah dikurangi dengan pajak penghasilan harus dibukukan dalam neraca komersial pada perkiraan modal dengan nama : Selisih lebih Penilaian Kembali Aktiva tetap Preusan Revaluasi aktiva tetap menimbulkan kenaikan /penurunan ekuitas tapi tidak dimasukkan kedalam Rugi /Laba tetapi dimasukan kedalam ekuitas sebagai penambahan modal / cadangan revaluasi. . c. Penyusutan fiscal setelah revaluasi : 1. Dasar penyusutan NSBF baru. 2. Mulai bulan dilakukan revaluasi.

3. Masa manfaat kembali ke kelompok harta semula atau terjadi perpanjangan masa
manfaat fiscal. Pengalihan aktiva setelah revaluasi : a. Aktiva tetap yang telah dilakukan penilaian kembali dan telah dikenakan pajak penghasilan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain sebelum lewat waktu jangka 5 tahun setelah dilakukan penilaian kembali.

b. Apabila WP mengalihkan aktiva tetap tersebut sebelum lewat jangka waktu 5


tahun, maka atas selisih penilaian aktiva tersebut tetap dikenakan pajak penghasilan yang terutang sebesar 10% dan tambahan pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 15%. c. Dikecualikan dari pengenaan tambahan PPh jika aktiva tersebut dialihkan kepada pemerintah atau dialihkan dalam rangka penggabungan, peleburan dan pemekaran usaha. Contoh :

Kendaraan termasuk kelompok 2 dengan system penyusutan saldo menurun. Harga perolehan awal tahun 1998 Rp 120.000.000,-. 1 Januari 2003 dilakukan penilaian kembali dengan nilai wajar sebesar Rp.60.000.000 NSBF 1 Januari 2003 Rp 28.476.562,50. Selisih lebih revaluasi Rp 31.523.437,05. PPh final revaluasi 10% = Rp 3.152.344,-. Kendaraan dijual tanggal 1 Januari 2004 Rp 50.000.000,-. Penyusutan tahun 2003 = 25% x Rp 60.000.000,- = Rp 15.000.000,-. NSBF 1 Januari 2004 Rp 45.000.000,-. Keuntungan pengalihan harta Rp 5.000.000,- (obyek PPh tidak final) Tambahan PPh final revaluasi 15% x Rp 31.523.427,05

2. Tidak dikenakan tambahan PPh final revaluasi dalam hal : a. Bersifat force mayor berdasarkan kebijakan pemerintah. b. Dalam rangka memenuhi persyaratan penggabungan. c. Mengalami kerusakan berat yang tidak dapat diperbaiki. Contoh Kasus : Dalam rangka pengambil alihan PT. ABC dilakukan penilaian kembali aktiva tetap dengan nilai komersial per 31 Desember 2001 sebagai berikut : Tanah Rp 500.000.000,-. Bangunan permanent Rp 1.200.000.000,-. Akumulasi penyusutan bangunan 7 tahun (Rp 280.000.000,-). Mesin pabrik kelompok 3 Rp 2.400.000.000,-. Akumulasi penysutan mesin pabrik 7 tahun (1.120.000.000,-). Peralatan dan kendaraan kelompok 2 Rp 1.600.000.000,-. Akumulasi penyusutan peralatan dan kendaraan 7 tahun (Rp 1.400.000.000,- ). Inventaris kelompok 1 Rp 300.000.000,-.

Hasil penilaian sesuai harga pasar dan sisa manfaat komersial : Tanah Rp 4.160.000.000,-. Bangunan Rp 3.120.000.000,- (24 tahun). Mesin pabrik Rp 5.200.000.000,- (10 tahun). Peralatan / kendaraan Rp 1.040.000.000,- (4 tahun). Inventaris Rp 260.000.000,- (2 tahun).

Penyelesaian : NBF Tanah Bangunan 500,000,000, 780,000,000, H. PASAR 4,160,000,000, 3,120,000,000, SELISIH LEBIH REVALUASI 3,660,000,000, 2,340,000,000,

Mesin Pabrik (III) Peralatan / Kend (II) Inventaris (I)

1,350,000,000, 200,000,000,

5,200,000,000, 1,040,000,000, 260,000,000,

3,850,000,000, 840,000,000, 260,000,000,

PPh-final Revaluasi = 10%

2,830,000,000,

13,780,000,000,

10,950,000,000, 1,095,000,000, 9,855,000,000,

Manfaat Revaluasi Aktiva tetap 1. Dapat menciptakan performance of balance sheet yang lebih baik, sebagai akibat meningkatnya nialai aktiva dan modal. 2. Meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, karena kenaikan nilai aktiva dapat dicatat sebagai tambahan nilai saham ( saham bonus )

3. Meningkatkan kepercayaan kreditur, sebagai akibat membaiknya beberapa ratio


keuangan perusahaan , khususnya yang ditujukan oleh debt to asset ratio dan debt to ekuity ratio. 4. Penghematan pajak yang terjadi sebagai akibat bertambahnya besarnya nilai penyusutan aktiva, yang dapat memberikan penghematan pajak sebesar 30% dari nilai tambah penyusutan. Sementara keuntungan dari revaluasi aktiva tetap hanya dikenakan pajak final sebesar 10%. Prosedur Permohonan Revaluasi :

1. Wajib pajak yang dapat mengajukan permohonan untuk melakukan penilaian


kembali aktiva tetap adalan WP Badan dalam negri dan bentuk usaha tetap tidak termasuk WP yang memperoleh ijin menyelenggarakan pembukuan dengan mata uang asing. 2. Syarat syarat pengajuan permohonan : a. Wajib pajak dapat mengajukan permohonan dengan syarat telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali.

b.

Aktiva tetap yang dapat dinilai kembali adalah

aktiva tetap berwujud yang

terletak atau berada di Indonesia yang dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. c. Penilaian kembali dapat meliputi seluruh atau sebagian aktiva tetap perusahaan termasuk aktiva tetap yang sudah pernah dilakukan penilaian kembali berdasarkan ketetntuan yang berlaku. Dan hanya dapat dilakukan penilaian kembali paling banyak 1 kali dalam satu tahun buku. d. Wajib Pajak yang melakukan penilaian kembali aktiva tetap wajib mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah yang membawai KPP tempat WP terdaftar ( KPP domicili ) paling lambat 30 hari kerja setelah tanggal dilakukan penilaian kembali aktiva tetap dengan melampirkan : 1) 2) 3) 4) Foto copy surat ijin usaha jasa penilai yang dilegalisir oelh instansi pemerintah yang berwenang untuk menerbitkan surat ijin usaha tersebut. Laporan penilaian perusahaan jasa penilai atau ahli penilai profesional yang diakui pemerintah. Daftar Penilaian Kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan. Laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aktiva tetap yang telah diaudit oleh akuntan publik.

5) Surat keterangan tidak mempunyai tunggakan pajak dari KPP tempat


wajib pajak terdaftar. e. f. Permohonan WP yang terlambat diajukan atau tidak dilengkapi dengan lampiran samapi dengan batas waktu sebagai mana diatur tidak dapat dipertimbangkan Apabila permohonan WP menurut hasil penelitian telah memenuhi persyarat formal dan material , maka Kepala Kantor Wilayah wajib menerbitkan Keputusan persetujuan / penolakan Direktur Jenderal Pajak paling lambat 30 hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan WP

g. Apabila setelah lewat batas waktu 30 hari kerja Kepala Kantor Wilayah belum
menerbitkan Keputusan / penolakan maka permohonan WP dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah wajib menerbitkan keputusan palig lambat 3 hari setelah tanggal berakhirnya bataswaktu tersebut. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan revaluasi 1. Revaluasi Parsial atau menyeluruh

Revaluasi parsial berarti perusahaan hanya melakukan revaluasi ats sebagian aktiva tetap yang ada atas pertimbangan perusahaan. Bagi Perusahaan perkebunan revaluasi tanah tidak menarik karena selisih revaluasi akan terkena pajak sebesar 10% pada hal tanah tidak disusutkan, sehingga tambahan biaya penyusutan tahun tahun berikutnya hanya dari selisih lebih revaluasi atas aktiva tetap selain tanah. Atas hal tersebut maka perusahaan lebih untung kalau tanah tidak direvaluasi. 2. Pembayaran PPh 10 % yang bersifat final. Bagi perusahaan yang akan melakukan revaluasi perlu melakukan penghitungan apakah membayar PPh 10% itu lebih menguntungkan dibanding dengan tarif PPh Badan sebesar 30%. Aktiva tetap yang sudah direvaluasi akan disusutkan berdasarkan nilai revaluasi dan biaya penyusutan akan mengurangi Penghasilan Kena Pajak. Umur aktiva akan kembali seperti semula, meskipun sebenarnya telah digunakan lebih dari separuh umur. 3. Pembayaran pajak lebih dari 5 tahun untuk perusahaan yang melakukan penggabungan.

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

10

Latihan ; PT Adit

Daftar Pustaka
Erly Suandy ,Perencanaan Pajak ; Salemba Empat 2003 DR. Drs. Zain, AK , Manajemen Perpajakan ; Salembat Empat, 2003 UNDANG-UNDANG NO 28 th 2007 tentang KUP UNDANG-UNDANG No 17 th 2000 tentang PPH

11

Latihan Revaluasi: Kendaraan termasuk kelompok 2 (8 tahun) dengan system penyusutan saldo menurun. Harga perolehan awal tahun 1998 Rp 120.000.000,-. 1 Januari 2003 dilakukan penilaian kembali dengan nilai wajar sebesar Rp.60.000.000

Penyelesaian Penyusutan 1998 s.d 2002 : 1998 : 25% x Rp.120.000.000 = Rp.30.000.000 1999 : 25% x Rp. 90.000.000 = Rp.22.500.000 2000 : 25% x Rp. 67.500.000 = Rp.16.875.000 2001 ; 25% x Rp. 50.625.000 = Rp. 12.656.250 2002 : 25% x Rp.37.968.750 = Rp. 9.492.187,50 NSBF 1 Januari 2003 = Rp. 28.476.562,50 NSBF 1 Januari 2003 Rp 28.476.562,50. Nilai revaluasi 1 Januari 2003 Rp.60.000.000 Selisih lebih revaluasi Rp 31.523.437,50. PPh final revaluasi 10% x Rp.31.523.437,50 = Rp 3.152.344,-. Kendaraan dijual tanggal 1 Januari 2004 Rp 50.000.000,-. Penyusutan tahun 2003 = 25% x Rp 60.000.000,- = Rp 15.000.000,-. NSBF 1 Januari 2004 Rp 45.000.000,-.
12

Keuntungan pengalihan harta Rp 5.000.000,- (obyek PPh tidak final) Tambahan PPh final revaluasi 15% x Rp 31.523.427,05 3. Tidak dikenakan tambahan PPh final revaluasi dalam hal : a. Bersifat force mayor berdasarkan kebijakan pemerintah. b. Dalam rangka memenuhi persyaratan penggabungan. c. Mengalami kerusakan berat yang tidak dapat diperbaiki.

13

Anda mungkin juga menyukai