KONSENTRASI LARUTAN KONSENTRASI LARUTAN ADALAH JUMLAH ZAT TERLARUT YANG DIBERIKAN SECARA KUANTITATIF TERHADAP PELARUT ATAU

AU LARUTAN SATUAN KONSENTRASI SECARA UMUM DALAM KIMIA DISEBUT MOLARITAS (M) ATAU KONSENTRASI MOLAR YANG MENYATAKAN BAHWA JUMLAH MOL ZAT TERLARUT DALAM 1 LITER (L) LARUTAN MOLARITAS DIDEFINISIKAN DALAM PERSAMAAN :

EX : 1,46 MOLAR LARUTAN GLUKOSA (C6H12O6) DITULISKAN SEBAGAI C6H12O6 1,46 M, MENGANDUNG 1,46 MOL ZAT TERLARUT (C6H12O6) DALAM 1 LITER LARUTAN , NaCl 1 M MENGANDUNG 1 MOL Na+ DAN 1 MOL Cl-, HAL INI DISEBABKAN KARENA DALAM LARUTAN NaCl SENYAWANYA TERIONISASI MENJADI Na+ DAN Cl-

CONTOH SOAL BERAPA BANYAK UREA [(NH2)2CO] YANG DIPERLUKAN MENYIAPKAN 200 mL DENGAN KONSENTRASI 1,5 M SOLUSI : UNTUK

= 0,3 MOL [(NH2)2CO] MASSA MOLAR [(NH2)2CO] DIBUTUHKAN ADALAH ADALAH 60 G/MOL, MAKA MASSA YANG

= 18 GRAM [(NH2)2CO]

PENGENCERAN LARUTAN PENGENCERAN ADALAH PROSEDUR UTUK MENYIAPKAN KONSENTRASI YANG LEBIH KECIL DARI KONSENTRASI AWAL SEBAGAI ILUSTRASI JIKA KITA INGIN MEMBUAT 1 LITER LARUTAN 0,400 M C2H5OH DARI LARUTAN 1 M C2H5OH, MAKA ADA 0,400 MOL C2H5OH DALAM 0,400 x 1000 mL ATAU 4000 mL DARI LARUTAN YANG SAMA

OLEH KARENA ITU, KITA HARUS MENGAMBIL 400 Ml dari 1,00 M LARUTAN C2H5OH DAN DIENCERKAN SAMPAI 1000 mL DENGAN CARA DITAMBAHKAN AIR HINGGA BATAS TERA

M1V1 = M2V2
DIMANA M1 DAN M2 KONSENTRASI AWAL SEDANGKAN ADALAH VOLUME AWAL DAN AKHIR V1 DAN V2

CONTOH SOAL BAGAIMANA CARA MENYIAPKAN 2,0 x 102 mL LARUTAN 2,5 M NaOH DARI LARUTAN NaOH 5,0 M SOLUSI :

TULIS DATA-DATA YANG DIPERLUKAN UNTUK PERHITUNGAN :

M1 = 5,0 M V1 = ? M2 = 2,5 M V2 = 2,0 x 102 mL

MASUKKAN KEDALAM PERSAMAAN PENGENCERAN

(5,0 M) (V1) = (2,5 M) (2,0 x 102 mL) (V1) = (2,5 M) (2,0 x 102 mL) / 5,0 M = 100 mL JADI, HARUS DIAMBIL 100 mL LARUTAN NaOH 5,0 M MENAMBAHKAN AIR SEVUKUPNYA SAMPAI VOLUME 2,0 x 102 mL DENGAN

GAS TERDAPAT DUA ALASAN UNTUK MEMPELAJARI MATERI BERWUJUD GAS YANG PERTAMA, PERILAKU GAS MUDAH DIKARAKTERISASI KARENA HAMPIR SEMUA SIFAT-SIFAT GAS TIDAK BERGANTUNG PADA PADA JATIDIRI GAS SEHINGGA MODEL UNTUK MENERANGKAN SUATU GAS DAPAT DIKEMBANGKAN WALAUPUN GAS ITU TIDAK DIKENAL APAKAH OKSIGEN, HIDROGEN, NITROGEN ATAU CAMPURAN SEJUMLAH GAS KEDUA, PERILAKU GAS RELATIF SEDERHANA DAN DAPAT DIURAIKAN HANYA DENGAN SATU TEORI, YAITU TEORI KINETIKA GAS TERDAPAT HUKUM DASAR YANG DAPAT MENERANGKAN PERILAKU GAS BERDASARKAN EKSPERIMEN LABORATORIUM, DIANTARANYA ADALAH HUKUM BOYLE, HUKUM CHARLES, HUKUM GAY LUSSAC

TEMPERATUR GAS BIASANYA DIUKUR MENGGUNAKAN TERMOMETER YANG DIBERIKAN DALAM DERAJAT CELCIUS ( 0C )
NAMUN DALAM BEBERAPA PERHITUNGAN MELIBATKAN KELAKUAN FISIK DARI GAS, SEHINGGA TEMPERATUR HARUS DIEKSPRESIKAN KEDALAM SKALA KELVIN ( K ) UNTUK MENGUBAH 0C KE K MAKA DIGUNAKAN HUBUNGAN DIBAWAH INI : TK = t0c + 273

SECARA KHAS PERHITUNGAN HUKUM GAS, TEMPERATUR DIBERIKAN HANYA MENDEKATI NILAI DERAJAT CELCIUS
DALAM KASUS TERSEBUT, TEMPERATUR DALAM KELVIN DIDAPATKAN DENGAN MENAMBAHKAN 273 PADA TEMPERATUR DALAM CELCIUS, DIMANA 273 MERUPAKAN SUHU MUTLAK DARI GAS

HUKUM BOYLE

PADA SUHU TETAP, MAKIN BESAR TEKANAN SUATU CUPLIKAN GAS, MAKIN KECIL VOLUMENYA , DAN APABILA SEMUA GAS BERTINDAK HAL YANG DEMIKIAN MAKA PERILAKU TERSEBUT MERUPAKAN GEJALA ALAM. GEJALA TERSEBUT PERTAMA KALI DIAMATI OLEH ROBERT BOYLE YANG BIASA KITA KENAL DENGAN HUKUM BOYLE, YANG MENYATAKAN BAHWA PADA SUHU TETAP, VOLUME YANG DITEMPATI

SUATU GAS TERSEBUT.

BERBANDING

TERBALIK

DENGAN

TEKANAN GAS

PENJELASAN DIATAS DAPAT DIJELASKAN DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS DIBAWAH INI : P1 x V1 = P2 x V2

JIKA VOLUME YANG DITANYAKAN, MAKA RUMUS DIATAS DAPAT DITULISKAN DAN JIKA TEKANAN

HUKUM CHARLES

ALEXANDER CHARLES MEMPELAJARI PENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP VOLUME GAS PADA TEKANAN TETAP.
PADA HUKUM INI CHARLES MENYATAKAN BAHWA : PADA TEKANAN

TETAP, VOLUME GAS BERBANDING LURUS DENGAN SUHU MUTLAKNYA

JIKA DITULISKAN DENGAN PERSAMAAN MATEMATIK V T => V/T = k (1.1) => V1/T1 = V2/T2 = . (1.2) NAMUN PERLU DIKETAHUI BAHWA SUHU PADA HUKUM INI DI UBAH KE KELVIN PENJELASAN DIATAS DAPAT DIJELASKAN DENGAN RUMUS DIBAWAH INI

HUKUM GAY LUSSAC PADA HUKUM GAY LUSSAC MEMPELAJARI BAGAIMANA PENGARUH SUHU TERHADAP TEKANAN DENGAN VOLUME TETAP DARI HASIL PERCOBAAN JOSEPH GAY-LUSSAC HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DENGAN SUHU MENJELASKAN

PADA HUKUM INI, JOSEPH GAY LUSSAC MENYATAKAN BAHWA : JIKA

VOLUME DIJAGA TETAP, MAKA TEKANAN SUATU GAS BERBANDING LURUS DENGAN SUHU MUTLAK

JIKA DITULISKAN DALAM PERSAMAAN MATEMATIKNYA : P/T = k (3.1) => (3.2) => (3.3)