Anda di halaman 1dari 13

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BANK SENTRAL

NAMA : HALIMATUS SADIYAH NO. REG: 8105108082 KELAS: PEND. AP NON REG 2010

EKONOMI DAN ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012

1. SEJARAH BANK SENTRAL

Bank Indonesia (BI, dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pada 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Tahun 1953, Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan oleh DJB sebelumnya. Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan UU. No 3/2004 tanggal 15 Januari 2004. Undangundang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya.

Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance. Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas.

Undang-Undang Terkait Bank Indonesia 1. Undang-Undang tentang Bank Indonesia Tahu Undang-Undang/PERPU n Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 2009 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia 2008 Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 1999 Tentang Bank Indonesia Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia 1999 Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Ikhtisar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia 1968 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1968 Tentang Bank Sentral

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 1958 Tentang 1958 Pengubahan Pasal-pasal 16 Dan 19 Undang-undang Pokok Bank Indonesia (Undang-undang No. 11 Tahun 1953) 1953 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1953 Tentang Penetapan Undang-undang Pokok Bank Indonesia

2. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008

Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Ikhtisar Undang-undang Republik Indonesia No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

3. Undang-Undang No. 24 Tahun 1999

Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar

4. Undang-Undang Tentang Perbankan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998

:: Undang-Undang Terkait
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Otoritas Jasa Keuangan Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Undang-undang Republik Indonesia No.15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 25 tahun 2003 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Undang-Undang No.24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara Undang-Undang No.25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas UndangUndang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Undang-Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

8. Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (Undang-Undang No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara

:: Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang 1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.3 tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.24 tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan 2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.3 tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.24 tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan 3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.4 tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.4 tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan

2. Visi dan Misi Bank Sentral Misi Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. Visi Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

3. Sasaran Srtategis Bank Sentral Untuk mewujudkan Misi, Visi dan Nilai-nilai Strategis tersebut, Bank Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu : Terpeliharanya Kestabilan Moneter,

Terpeliharanya Stabilitas Sistem Keuangan, Terpeliharanya kondisi keuangan Bank Indonesia yang sehat dan akuntabel, Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen moneter, Memelihara SSK : a. melalui efektifitas pengaturan dan pengawasan bank, surveillance sektor keuangan, dan manajemen krisis serta, b. mendorong fungsi intermediasi. Memelihara keamanan dan efisiensi sistem pembayaran, Meningkatkan kapabilitas organisasi, SDM dan sistem informasi, Memperkuat institusi melalui good governance, efektivitas komunikasi dan kerangka Hukum, Mengoptimalkan pencapaian dan manfaat inisiatif Bank Indonesia.

4. Tujuan Bank Sentral Tujuan Bank sentral yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Sudut pandang dan kepentingan yang tertuang dalam tujuan pemodal dan pemerintah dalam kerangka operasi suatu pasar modal sangat berbeda. Pemodal bertujuan memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko, sebaliknya pemerintah bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada umumnya. Sejak perang dunia kedua negara-negara maju mengakui bahwa keinginan masyarakat berperan sangat penting dalam suatu perekonomian negara. Akhir-akhir ini negara-negara berkembang juga mengalami hal yang sama. Oleh karena itu, pemerintah harus campur tangan

(intervensi) dalam kekuatan penawaran dan permintaan untuk mendukung keinginan masyarakat tersebut. Pemerintah berkepentingan agar sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan untuk mengembangkan pasar modal dan juga melakukan perlindungan bagi masyarakat agar efek negara perekonomian kapitalistik dapat dikurangi. Bank sentral, dengan kebijakan moneternya mempengaruhi tingkat bunga dan harga sekuritas. Hal tersebut secara langsung mempengaruhi harapan para pemodal. Pemodal dalam membuat keputusan investasi mempertimbangkan antara tingkat bunga dan harga sekuritas. Keduanya mempengaruhi tingkat biaya modal. Bank sentral sebagai lembaga pemegang otoritas pemerintah mengawasi institusi keuangan dengan alat moneter. Sebagai akibatnya, pertumbuhan institusi keuangan dikendalikan oleh bank sentral. Apabila bank sentral membuat kebijakan moneter yang kaku, maka para nasabah yang menginginkan dana dari bank komersial mengalami kesulitan. Dari segi lain, pemodal memakai institusi bank komersial untuk melakukan berbagai macam transaksi. Apabila kebijakan bank sentral tidak menguntungkan maka pemodal akan menghindari institusi keuangan. Sebagai akibatnya, penawaran uang menurun dan mempunyai pengaruh terhadap tujuan suatu ekonomi negara. Misalnya tingkat inflasi naik, penawaran uang menurun dan akhirnya tingkat eksploitasi sumber daya juga turun. Pemerintah mempunyai empat tujuan yang sangat penting dalam operasi bank sentral, yaitu : Pemanfaatan keseluruhan sumber daya (full employment of resources) Stabilitas tingkat inflasi yang normal Stabilitas pertumbuhan ekonomi Neraca pembayaran yang stabil Keempat tujuan pokok tersebut merupakan permasalahan dasar yang harus dipertimbangkan dan dijabarkan dalam pelaksanaan fungsi bank sentral. Dalam rangka mencapai keempat tujuan tersebut bank sentral melakukan kebijakan tingkat bunga. Bank sentral mempengaruhi besar-kecilnya tingkat bunga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Sebagai telah lengkap hal tersebut akan dibahas dalam bab yang lain mengenai tingkat bunga, penawaran uang dan pengaruhnya pada tingkat bunga.

5. Tugas pokok Bank Sentral Menurut UU Nomor 13 Thn 1968, tugas pokok bank sentral adalah

1. Mencetak dan mengatur peredaran uang 2. Menjaga kestabilan nilai uang 3. Memberikan kredit kepada bank-bank diseluruh Indonesia 4. Mendorong dan pembangunan menggerakkan dan masyarakat untuk

5. Menetapkan bunga bank 6. Mengawasi bank-bank seluruh Indonesia 7. Bertindak sebagai pemegang kas Negara.

6. Fungsi Bank Sentral

1. Melaksanakan kebijakan moneter dan Keuangan. Kebijaksanaan Moneter adalah kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah, yang berkenaan dengan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. 2. Memberi nasehat kepada Pemerintah untuk soal-soal moneter dan keuangan
3. Memelihara cadangan / cash reverse bank umum

4. Memelihara manajemen cadangan devisa negara : - Internal reverse : Untuk keperluan jumlah uang yang beredar - External reverse : Untuk keperluan alat pembayaran international

5. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengaturan perbankan. Fungsi pengawasan dalam bentuk : Prudential Supervision : Pengawasan bank yang diarahkan agar individual bank dapat dijaga kelangsungan hidupnya sehingga kepentingan masyarakat dapat dilindungi

Monetary Supervision : Menjaga nilai mata uang negara yang bersangkutan sehingga bank tersebut dapat menjadi penyangga kebijakan moneter maupun kebijakan ekonomi pemerintah lainnya

6. Mengawasi kredit
7. Sebagai Bankers Bank atau Lender of Last Resort

8. Memelihara stabilitas moneter 9. Melancarkan pembiayaan pembangunan ekonomi


10. Mendorong pengembangan perbankan dan sistem keuangan yang sehat

Tujuan Kebijaksanaan moneter : Untuk menyesuaikan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat

Mengarahkan penggunaan uang dan kredit, sehingga nilai uang negara yang bersangkutan dapat dipertahankan kestabilannya Mendorong produsen untuk meningkatkan kegiatan produksinya

Mengusahakan agar kebijakan moneter dapat dilaksanakan tanpa memberatkan beban keuangan negara maupun masyarakat 7. Tujuan Pengaturan dan Pengawasan Bank Pengaturan dan pengawasan bank diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia sebagai: 1. Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana 2. Pelaksana kebijakan moneter; 3. Lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan; agar tercipta sistem perbankan yang sehat,baik

sistem perbankan secara menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional. Untuk mencapai menerapkan: tujuan tersebut pendekatan yang dilakukan dengan

1. Kebijakan memberikan keleluasaan berusaha (deregulasi); 2. Kebijakan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking); dan 3. Pengawasan bank yang mendorong bank untuk melaksanakan secara konsisten ketentuan intern yang dibuat sendiri (self regulatory banking) dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan tetap mengacu kepada prinsip kehati-hatian. Kewenangan Pengaturan dan Pengawasan Bank Pengaturan dan pengawasan bank oleh BI meliputi wewenang sebagai berikut:
1. Kewenangan memberikan izin (right to license), yaitu kewenangan

untuk menetapkan tatacara perizinan dan pendirian suatu bank. Cakupan pemberian izin oleh BI meliputi pemberian izin dan pencabutan izin usaha bank, pemberian izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, pemberian persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, pemberian izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
2. Kewenangan untuk mengatur (right to regulate), yaitu kewenangan

untuk menetapkan ketentuan yang menyangkut aspek usaha dan kegiatan perbankan dalam rangka menciptakan perbankan sehat yang mampu memenuhi jasa perbankan yang diinginkan masyarakat.
3. Kewenangan untuk mengawasi (right to control), yaitu kewenangan

melakukan pengawasan bank melalui pengawasan langsung (on-site supervision) dan pengawasan tidak langsung (off-site supervision). Pengawasan langsung dapat berupa pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus,yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan keuangan bank dan untuk memantau tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku serta untuk mengetahui apakah terdapat praktik-praktik yang tidak sehat yang membahayakan kelangsungan usaha bank. Pengawasan tidak langsung yaitu pengawasan melalui alat pemantauan seperti laporan berkala

yang disampaikan bank,laporan hasil pemeriksaan dan informasi lainnya. Dalam pelaksanaannya, apabila diperlukan BI dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank termasuk pihak lain yang meliputi perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi dan debitur bank. BI dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama BI melaksanakan tugas pemeriksaan.
4. Kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction), yaitu

kewenangan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terhadap bank apabila suatu bank kurang atau tidak memenuhi ketentuan. Tindakan ini mengandung unsur pembinaan agar bank beroperasi sesuai dengan asas perbankan yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA
http://siscapuspita.student.umm.ac.id/download-as-doc/student_blog_article_9.doc. wartawarga.gunadarma.ac.id/wp.../Pengertian-Uang-dan-Bank.doc http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/93017-5758941244796.doc. http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Ikhtisar+Perbankan/Pengaturan+dan+Pengawa san+Bank/Tujuan+dan+Kewenangan/

http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Undang-undang+BI/

Anda mungkin juga menyukai