Anda di halaman 1dari 4

Manfaat Protein nabati

Sumber energi Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel

Makanan nabati tidak mengandung kolesterol yang bisa menaikkan kadar kolesterol darah yang membawa risiko terhadap jantung. Disamping itu daging juga tidak mengandung serat makanan. sumber serat adalah makanan nabati, terutama buah, sayur, dan kacang-kacangan. dimana serat makanan memiliki peran penting yang dibutuhkan tubuh untuk memperlancar proses pengeluaran sisa-sisa makanan dari usus. Selain serat, makanan nabati juga mengandung banyak zat-zat nongizi seperti ratusan jenis karotin, khlorofil dan zat makanan minor yang berfungsi antioksidan, antitumor, antikanker. Berikut ini adalah beberapa manfaat utama protein kedelai : Soy protein (protein kedelai) adalah protein nabati. Kacang kedelai mengandung protein lengkap dan salah satu protein yang terbaik di antara semua sumber protein yang mudah dicernakan. Kacang kedelai juga mengandung sedikit atau tidak berlemak dan hampir tidak ada kolesterol.Untuk orang-orang yang tidak tahan dengan laktosa akan senang mengetahui bahwa kacang kedelai tidak mengandung laktosa. Karena mengandung protein nabati, kacang kedelai bebas dari steroids dan tidak mengandung antibiotik protein hewani. Bahan ini juga bebas dari parasit yang mencemari beberapa produk. Kedelai juga bebas dari sumber penyakit, seperti sapi gila. Bagi vegetarian sangat suka dengan kedelai karena mampu menyediakan protein sebagai sumber protein yang lebih baik dibanding dengan sumber protein hewani. Memberikan kandungan protein yang lebih baik dan lebih mudah dicerna setara dengan kebanyakan suplemen protein. Sebagai bahan makanan pengganti yang baik, kedelai juga mengandung kadar lemak yang rendah dan dapat digunakan sebagai pengganti sumber protein lain. Saat memasak,

dapat menggunakan tepung kedelai sebagai pengganti tepung terigu untuk bahan alternatif rendah lemak. Produk kedelai juga dapat menjadi sumber bahan gizi lain seperti saponins, isoflavon, dan phytosterol. Saponins membantu mendukung sistem kekebalan tubuh. Bila bergabung dengan kolesterol untuk menghindari peningkatan penyerapan kolesterol dalam tubuh. Phytosterols juga membantu mengurangi penyerapan kolesterol dalam tubuh dengan cara yang sama dengan saponins lakukan. Isoflavon merupakan antioksidan yang kuat dan mampu mencegah efek radikal bebas dalam tubuh. Dapat mencegah banyak tanda-tanda penuaan dan telah dikenal untuk membantu mencegah kanker. Hal ini membuat kedelai menjadi sumber protein ajaib. Isoflavon, bersama dengan vitamin A, C, dan E adalah pertahanan terdepan dalam memerangi penyakit tersebut - mereka juga menangkis efek dari polusi, dan stres. Tidak seperti sumber protein lain, kedelai cukup aman untuk dikonsumsi dalam jumlah besar. Sementara alergis terhadap produk kedelai memang ada, tetapi merupakan kasus yang jarang sekali. Kedelai dapat bermanfaat besar bagi orang-orang yang mencari sumber protein yang tidak berefek samping dibanding sebagian besar sumber-sumber protein lain. http://mdl525.info/2008/11/29/manfaat-yang-menakjubkan-dari-protein-kedelai/ MANFAAT PROTEIN GANDUM Gluten adalah massa kenyal yang melengket yang menyatukan komponen-komponen roti lain seperti pati dan gelembung gas, jadi membentuk dasar struktur lunak roti. Kerusakan gluten karena bahang dapat terjadi karena suhu udara yang berlebihan pada pengeringan butir gandum basah. Gluten menjadi liat dan lebih sukar diekstraksi. Tepung gandum yang terdenaturasi karena bahang, menghasilkan roti yang tekstur dan volumenya jelek (deMan, 1997). Protein gandum atau terigu memiliki sifat yang istimewa karena dapat menghasilkan adonan yang dapat menahan gas dan dapat berkembang secara elastis ketika gas memuai pada waktu proses pembakaran. Sifat itu disebabkan sifat gluten yang terhidrasi dan mengembang bila tepung terigu dicampur dengan air (Winarno, 1997).

Faktor utama yang penting dalam ciri adonan adalah matrik gluten yang menyertakan granula pati dan fragmen serat. Protein gluten secara umum dicirikan dengan mempunyai kandungan proline dan asam glutamik yang tinggi. Gliadin dan glutenin berbeda dalam ciri fisik, khususnya dalam viskoelastisitasnya. Gliadin adalah kohesif, tetapi dengan elastisitas yang rendah, sementara glutenin dan keduanya kohesif dan elastis. Gliadin mengubah protein secara relatif rendah, berat molekuler dalam perbandingan dengan berat molekuler yang tinggi (HMW) dari fraksi glutenin (Pomeranz, 1988). Protein gluten kandungan glutaminanya tinggi, tetapi kandungan asam amino essensialnya, yaitu lisina, metionina dan triptofan rendah. Ketidaklarutan protein gluten berkaitan langsung dengan susunan asam aminonya. Aras rantai samping nonpolar yang tinggi disebabkan oleh kenyataan bahwa asam glutamat dan asam aspartat terdapat dalam bentuk amida. Karena senyawa ini tidak terionisasi, banyak terjadi ikatan apolar (hidrogen). Hal ini menyebabkan terjadinya agregasi molekul dan mengakibatkan kelarutan rendah (deMan, 1997). Ketika adonan dibuat dari tepung dan air, atau dari tepung dan campuran sodium chlorida, kemudian diremas dibawah aliran air. NaCl, pati dan zat yang dapat larut kemudian dicuci kembali, meninggalkan gumpalan gluten-protein gluten (gliadin dan glutenin) mengandung lemak, pati, gula, sellulosa dan mineral dalam jumlah yang sedikit. Berat gluten basah seringkali digunakan sebagai alternatif penentuan protein untuk mengetahui kualitas tepung untuk pembuatan roti (Kent, 1986). Jika ditarik, gluten akan terentang tetapi cenderung untuk kembali ke bentuk semula jika gayanya tidak ada lagi. Ini disebabkan karena molekul-molekul gluten membentuk gulungan sehingga berwatak seperti pegas. Mereka dapat terentang tetapi akan kembali ke posisi semula karena genggaman oleh ikatan-ikatan silang atas rantaian protein (Gaman & Sherrington, 1994). Proses pemisahan pati dan gluten yang utama yang digunakan adalah proses Martin yang dalam arti luas meliputi penyiapan adonan air tepung dan mencuci pati dari adonan supaya hanya gluten yang seperti karet yang tertinggal (Buckle et al., 1997). Jenis protein yang terdapat pada gandum adalah albumin, globulin, prolamin, gliadin dan glutelin. Kadar gliadin dan glutelin sekitar 8% dan apabila kedua jenis protein ini membentuk adonan yang kuat dengan penambahan air dan garam maka dinamakan protein gluten. Karbohidrat yang terdapat dalam gandum sebagian besar adalah pati (Suliantari & Rahayu, 1990). Metode fraksional klasik yang didasarkan pada ciri kelarutan menunjukkan adanya 4 fraksi utama, yang memiliki sifat kelarutan berbeda, yaitu albumin larut dalam air,

globulin larut dalam larutan garam netral, gliadin larut dalam etanol 70%, glutenin larut dalam basa atau asam encer. Hidrasi protein gluten mengakibatkan pembentukan fibril, dimana gliadin membentuk film, dan glutenin membentuk rantai. Gliadin dan glutenin merupakan protein-simpan, atau pembentuk-gluten. (deMan, 1997).

Anda mungkin juga menyukai