Anda di halaman 1dari 11

Home Ec Ratnawati T

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU KEJURUAN MELALUI PENDIDIKAN BERKELANJUTAN Ratnawati T Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Peran guru hingga saat ini masih diyakini sangat menentukan mutu pendidikan, apalagi di SMK yang lebih banyak mengandalkan keterampilan/kecakapan khusus yang perlu bimbingan guru. Guru sekolah kejuruan perlu secara periodik dan berkesinambungan ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka sejalan dengan lajunya perkembangan jaman dan perkembangan teknologi yang demikian pesat. Guru kejuruan merupakan guru yang mengajar program produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); Profesionalisme guru kejuruan dapat ditingkatkan melalui suatu pendidikan profesi, dalam bentuk pendidikan yang berkelanjutan (Continuing Education); Konsep pendidikan yang berkelanjutan bagi guru diyakini akan mampu meningkatkan kapasitas dan potensi guru secara berkesinambungan; Pendidikan kejuruan seharusnya aktif dan terus mengikuti program pendidikan berkelanjutan dengan memberikan penekanan pada pengembangan sikap profesional guru, penguasaan materi pembelajaran, serta pengembangan dan pengayaan penguasaan metodologi pembelajaran Key words: Profesinalisme, Guru Kejuruan, Pendidikan Berkelanjutan PENDAHULUAN Tantangan global dalam bidang pendidikan adalah menjadikan dunia pendidikan di Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di dunia. Atau harus mampu menjadi World Class University. Sesungguhnya upaya untuk membuat dunia pendidikan di Indonesia berkualitas telah dilakukan oleh Pemerintah, yaitu dengan

mengeluarkan

Peraturan

Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang

berisikan standar isi, proses, kompetensi

Peningkatann Profesionalisme Guru.

196

Home Ec Ratnawati T

lulusan,

pendidik

dan

tenaga

dosen diberlakukan program kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, dan jabatan akademik. Sangat diharapkan keberadaan

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pendidikan. Pendidikan pendidikan pendidikan ini pembiayaan, Standar difokuskan penilaian Nasional untuk

Sistem Pendidikan Nasional, Standar Nasional Pendidikan, Kualitas Guru dan Dosen akan mampu mengungkit daya saing sumber daya insani bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia ini. Hal ini harus dapat diwujudkan untuk memperbanyak bukan hanya

Taman Dasar,

Kanak-Kanak, dan pendidikan

Menengah. Kualitas yang tinggi dari ketiga pendidikan tersebut akan

berdampak terhadap kualitas pendidikan Tinggi. Keberadaan Standar Nasional

World Class University saja namun juga harus mampu menjadikan pendidikan Kejuruan berkualifikasi World Class. Kebijakan menjadikan dunia pendidikan di Indonesia berkualitas dan berdaya saing di dunia Internasional jangan hanya ditempatkan dalam perspektif kebijakan sesaat, namun harus bersifat keberlanjutan, khususnya yang

Pendidikan ini belum cukup untuk menjadikan pendidikan di Indonesia berkualitas. Standar yang menyangkut berbagai macam isi ini perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar.

Keberhasilan dalam menerapkan SNP sangat bergantung pada kualitas Guru dan Dosen. Untuk meningkatkan

kualitas guru dan dosen, dilaksanakan program kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi untuk guru. Sedangkan untuk

ditujukan bagi guru. Pada jenjang dan jalur pendidikan manapun, peran guru hingga saat ini
Peningkatann Profesionalisme Guru.

197

Home Ec Ratnawati T

masih diyakini sangat menentukan, apalagi di SMK yang lebih banyak mengandalkan keterampilan/kecakapan khusus yang perlu bimbingan guru. Sebenarnya masalah guru bukanlah masalah SMK saja tetapi semua jenjang dan jalur pendidikan. Hanya saja, di SMK peran guru dalam membantu, mengajar, dan mengarahkan siswa agar dapat menguasai bidang tertentu masih sangat memerlukan guru. Sebagaimana telah disebutkan pada bagian

SMK lebih menekankan praktik dan apabila tak ada guru maka pembelajaran dapat dipastikan tidak akan maksimal. Hal lain adalah bahwa guru sekolah kejuruan perlu secara periodik dan berkesinambungan ditingkatkan

pengetahuan dan keterampilan mereka sejalan dengan lajunya perkembangan jaman dan perkembangan teknologi yang demikian pesat. Jika tidak,

dikhawatirnya transfer of knowledge yang diberikan oleh guru kepada siswa tidak mampu mengimbangi tuntutan dunia kerja dan industri yang telah menggunakan state of the art

sebelumnya, secara umum SMK masih kekurangan guru, khususnya guru yang mengampu kelompok mata pelajaran Produktif. Sehingga yang terjadi

technology (teknologi yang canggih); lulusan SMK tak mampu mengisi lapangan pekerjaan yang ada karena kurang memiliki daya saing dengan

adalah pemanfaatan guru yang ada atau guru yang memiliki latar belakang akademik yang agak relevan dengan mata pelajaran produktif tertentu yang tidak tersedia gurunya. Hal ini tidak dapat dibiarkan berlangsung dalam waktu yang cukup lama mengingat

pencari kerja dari negara negara lain di era. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendidikan berkelanjutan (Continuing Education/CE) bagi guru kejuruan.
Peningkatann Profesionalisme Guru.

198

Home Ec Ratnawati T

PROFESIONALISME GURU KEJURUAN Pengertian guru kejuruan adalah

1. Memiliki keahlian praktis yang memadai pada semua bidang studi (mata pelajaran) produktif; 2. Mampu

guru

program

(kelompok

mata menyelenggarakan pembelajaran (diklat) yang relevan dengan kompetensi

pelajaran) produktif. Kejuruan bidang teknologi yang antara lain adalah yang dibutuhkan oleh dunia kerja; 3. meliputi program keahlian di bidang Mampu teknik bangunan, teknik mesin dan (diklat) di sekolah dan di dunia usaha teknik elektro. Jika dibandingkan atau industri. dengan guru kelompok mata pelajaran Selain persyaratan khusus seperti normatif maupun adaptif (bahasa tersebut di atas yang harus dimiliki oleh indonesia, PPKn, Matematika, dsb) guru sekolah kejuruan, keberadaan guru guru kejuruan kelompok produktif sekolah secara umum memiliki persyaratan dihadapkan pada permasalahan yaitu akademis yang tidak berbeda, yaitu beragamnya program keahlian di SMK. jenjang pendidikan adalah S1 atau D4, Berdasarkan kurikulum SMK tahun memiliki kompetensi paedagogis, 2006 (KTSP), terdapat 123 program kepribadian, profesional dan sosial. keahlian (program studi) yang tercakup Meskipun demikian, guru program dalam 26 bidang keahlian (jurusan) produktif memiliki karakteristik dan yang dikembangkan oleh SMK. Jumlah persyaratan (kompetensi) professional tersebut belum termasuk 7 (tujuh) yang spesifik, yaitu antara lain : program studi yang ada di SMK perikanan/kelautan yang saat ini sedang
Peningkatann Profesionalisme Guru.

merancang

pembelajaran

kejuruan

saat

ini

sedang

199

Home Ec Ratnawati T

dikembangkan

oleh

Depar-temen

Kelautan dan Perikanan. Guru Sekolah Menengah PENDIDIKAN PROFESI SEBAGAI PENDIDIKAN BERKELANJUTAN Gagasan pendidikan profesi guru dasarkan Statistik Persekolahan SMK semula dimaksudkan sebagai langkah tahun 2005 sebanyak 155.761 orang strategis untuk mengatasi problem mutu guru dengan perincian guru yang keguruan kita karena perbaikan itu tidak berstatus PNS sebanyak 52.732 orang akan dan non PNS sebanyak 103.029 orang remunerasi yang tersebar dalam 4.480 sekolah pendidikan profesi diperlukan sebagai SMK (796 berstatus negeri dan 3.684 upaya mengubah motivasi dan kinerja berstatus swasta). Berdasarkan jenjang guru secara terencana, terarah, dan pendidikannya yang dapat dilaihat pada berkelanjutan. tabel di bawah ini menunjukkan bahwa disayangkan 4,18 persen yang berpendidikan sama pendidikan profesi lebih ditekankan dengan atau di atas D1 tetapi di bawah pada uji sertifikasi (terutama untuk guru D2 dan D3 apalagi S1, S2 atau S3. dalam jabatan). Padahal, Pasal 11 UU Memperhatikan jenjang pendidikan Sisdiknas yang ada, maka dapat disampaikan memperoleh sertifikat pendidik tidak bahwa 21,38% (33.297 orang) tidak lain adalah kualifikasi S1/D4 dan layak mengajar karena jenjang menempuh pendidikan profesi guru. pendidikan yang dimiliki tidak sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan.
Peningkatann Profesionalisme Guru.

Kejuruan (SMK) di Indonesia ber-

terjadi saja.

dengan Oleh

menaikkan sebab itu,

Tetapi implementasi

sangat gagasan

mensyaratkan

untuk

200

Home Ec Ratnawati T

Program

uji

sertifikasi

yang

profesi

kesejahteraan

guru

sulit

tengah dijalankan pemerintah dengan mengandalkan penilaian portofolio,

diperbaiki karena mensyaratkan adanya kualifikasi dan sertifikat pendidik.

dipilih oleh pemerintah kabupaten/ kota. Bahkan telah dibuka peluang bagi mereka yang tidak berkualifikasi S1/D4. Kenyataan ini bukan saja tidak

Pendidikan keberlanjutan ditekankan pada unsur kematangan, keterampilan, dan tanggungjawab. waktu Untuk itu

diperlukan

yang

memadai

menghasilkan perbaikan

mutu, tetapi

melakukan latihan, praktek dan magang. Pendidikan keberlanjutan dilakukan

akan memunculkan masalah birokratisasi yang pada akhirnya mempersulit guru. Program sertifikasi tidak boleh dilepaskan dari proses pendidikan profesi yang berkelanjutan, dan tidak seharusnya dipandang sekadar cara memberikan tunjangan profesi.

setelah peserta didik melewati jenjang pendidikan akademik. tinggi atau pendidikan keberlanjutan

Pendidikan

adalah syarat bagi calon guru untuk dapat mengikuti uji kompetensi dan sertifikasi guru. Sistem pendidikan nasional

Tunjangan profesi hanyalah insentif agar para guru mau kembali belajar, sedangkan perbaikan kesejahteraan guru harus diberlakukan kebijakan lain

telah disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi sosial-budaya. prinsip Di dalamnya pendidikan kesatuan sarat yang dan

tentang remunerasi. Memang persoalan ekonomi yang dihadapi guru sangat memengaruhi kinerja dan citranya di dalam masyarakat. Melalui tunjangan

prinsip

berlandaskan

pada

keutuhan nasional, menjunjung tinggi


Peningkatann Profesionalisme Guru.

201

Home Ec Ratnawati T

kepribadian bangsa yang bermartabat dan bermoral, kreativitas, keterampilan, dan sebagainya. Mutu pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor penting, proses, yaitu menyangkut input,

alat-alat laboratorium, komputer dan sebagainya. Berkaitan dengan factor proses, guru menjadi faktor utama dalam penciptaan Kompetensi suasana guru pembelajaran. dituntut dalam

dukungan lingkungan, sarana

dan prasarana. Penjabaran lebih lanjut mengenai faktorfaktor tersebut bahwa input berkaitan dengan kondisi peserta didik (minat, bakat, potensi, motivasi, sikap), proses berkaitan erat dengan penciptaan suasana pembelajaran, yang dalam hal ini lebih banyak ditekankan pada kreativitas pengajar (guru),

menjalankan tugasnya

secara profe-

sional. Studi tentang pendidikan guru di akhir abad ke 20 dan awal abad ke 21 menunjukkan fenomena yang semakin kuat menempatkan guru sebagai suatu profesi. Kondisi nyata kini memandang bahwa guru sebagai sebuah profesi, bukan lagi dianggap sebagai suatu (vokasional) biasa yang

dukungan lingkungan berkaitan dengan suasana atau situasi dan kondisi yang mendukung pembelajaran terhadap seperti proses lingkungan

pekerjaan memerlukan

pendidikan

tertentu.

Kedudukan seperti ini setidaknya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi internal dan eksternal. Secara internal, terjadi penguatan dalam kedudukan sosial, proteksi jabatan, penghasilan, dan status hukum. Sebagai implikasi posisi ini, maka secara eksternal terjadi harapan
Peningkatann Profesionalisme Guru.

keluarga, masyarakat, alam sekitar, sedangkan sarana dan prasarana adalah perangkat yang dapat memfasilitasi aktivitas pembelajaran, seperti gedung,

202

Home Ec Ratnawati T

dan tuntutan kualitas profesi keguruan, yang tidak hanya diukur berdasarkan criteria lembaga penghasil (LPTK), tetapi juga menurut kriteria pengguna (user) antara lain asosiasi profesi, masyarakat, mengangkat penghasilan. dan dan Upaya lembaga yang

standar proses yang memenuhi prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedang dimaksudkan standar agar pelayanan penye-

lembaga

lenggara pendidikan dapat memberikan pelayanan pelanggan secara sehingga optimal merasa kepada puas

memberikan peningkatan

terhadap hasil pendidikan sebagaimana yang mereka harapkan. Kepuasan

kualitas pendidikan untuk mengangkat dari keterpurukan tidak mungkin

pelanggan harus merupakan tujuan pelayanan, karena pendidikan adalah lembaga pemberi layanan jasa kepada masyarakat. Berdasarkan pendidikan hal itu, konsep

terlaksana dengan baik apabila tidak dibarengi dengan upaya penegakan standar penyelenggaraan pendidikan, standar pelayanan pendidikan serta standar lulusan kompetensi dan standar guru, standar ke-

yang

berkelanjutan

tenaga

(continuing education, CE) bagi guru diyakini akan mampu meningkatkan

pendidikan lainnya. Standar penyelenggaraan pen-

kapasitas dan potensi guru secara berkesinambungan. beranjak dari Falsafah CE

didikan mengisyaratkan bahwa lembaga penyelenggara pendidikan wajib

falsafah

pendidikan

memenuhi tuntutan minimum segala masukan (input) yang akan diproses dan

sepanjang hayat (lifelong education) yang bersinergi dengan konsep

pendidikan yang bermakna (meaningful


Peningkatann Profesionalisme Guru.

203

Home Ec Ratnawati T

learning). Dalam implementasinya, CE harus pula mengacu kepada

lalui kegiatan perkuliahan yang setara dengan sebagian isi mata kuliah pada program lanjutan di atas S1. Kegiatan pendidikan berkelanjutan bertujuan memfasilitasi (1) upaya peningkatan SMK dengan secara kompetensi guru-guru sesuai dan

pembelajaran kontekstual, pendidikan keterampilan pembelajaran hidup yang (life skill),

menyenangkan

(enjoyful learning). Kurikulum CE bagi guru bertumpu pada pengembangan sikap profesional guru, penguasaan materi pembelajaran, serta pengembangan dan pengayaan penguasaan metodologi konsep pembelajaran yang beserta melatar-

berkelanjutan ipteks

perkembangan

konsep pembelajaran mutakhir serta (2) pengenalan dan penjajagan bagi guru kejuruan dalam rangka studi lanjut. Kegiatan CE ini diharapkan dapat menghasilkan guru-guru yang

pendidikan

belakanginya. CE dilaksanakan dengan prinsip berkelanjutan, berbasis kompetensi, dan terintegrasi. Berkaitan dengan hal itu, guru pendidikan kejuruan seharusnya aktif dan terus mengikuti program CE dengan memberikan penekanan pada

profesional dan secara sadar selalu meningkatkan kompetensinya dan

mendekati ciri guru ideal, yakni sebagai berikut: a) selalu ipteks, mengikuti b) selalu dan

perkembangan meningkatkan motivasi

pengetahuan

pengembangan sikap profesional guru, penguasaan materi pembelajaran, serta pengembangan dan pengayaan penguasaan metodologi pembelajaran me-

untuk

mengembangkan

kemampuan profesionalnya, c) memiliki keterampilan dan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi (TI)
Peningkatann Profesionalisme Guru.

204

Home Ec Ratnawati T

dalam

pembelajaran,d)

mencapai DAFTAR PUSTAKA Agung Sutarto dan Eko Nugroho Julianto. 2008. Peningkatan Kompetensi professional guru SMK. Makalah Seminar Internasional Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional. Padang: Juni 2008. Gatot, HP. 2005. Kompetensi Profesi Dalam Bidang Pendidikan Kejuruan. Makalah Seminar Nasional FT UNNES 21 September 2005. http://www.unesa.ac.id/unesa.php? s=berita&xkd=116 http://www.scribd.com/doc/2459996/Pr ogram-Pendidikan-untuk-OrangDewasa Nahriana, 2008. Pengembangan profesionalisme guru Sekolah Menengah Kejuruan. Makalah Seminar Internasional Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional. Padang: Juni 2008. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Ratnawati. 2008. Profesionalisme guru SMK Sebagai suatu keharusan. Makalah Seminar Internasional Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional. Padang: Juni 2008.
Peningkatann Profesionalisme Guru.

kompetensi standar nasional. PENUTUP Dari dirumuskan uraian di atas dapat

beberapa

kesimpulan:

1) Guru kejuruan merupakan guru yang mengajar program produktif pada

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); 2) Profesionalisme guru kejuruan dapat ditingkatkan melalui suatu pendidikan profesi, dalam bentuk pendidikan yang berkelanjutan; 3) Konsep pendidikan yang berkelanjutan bagi guru diyakini akan mampu meningkatkan kapasitas dan potensi guru secara berkesinambungan; 4) Pendidikan kejuruan seharusnya aktif dan terus mengikuti program pendidikan berkelanjutan

dengan memberikan penekanan pada pengembangan sikap profesional guru, penguasaan materi pembelajaran, serta pengembangan dan pengayaan

penguasaan metodologi pembelajaran

205

Home Ec Ratnawati T

Peningkatann Profesionalisme Guru.

206

Anda mungkin juga menyukai