Diabetes mellitus ??
(WHO 1980), sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umumdapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin .
American Diabetes Association (ADA) 2010, Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit gangguan metabolisme karbohidrat dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin baik relative maupun absolut, kerja insulin atau keduaduanya .
Semua kelainan yang menyebabkan gangguan transport glukosa dan resistensi insulin
Hiperglikemia
Diabetes Melitus
PERKENI ,2006
Diabetes melitus tipe 1, yaitu diabetes melitus yang dikarenakan oleh adanya destruksi sel pankreas yang secara absolut menyebabkan defisiensi insulin. Diabetes melitus tipe 2, yaitu diabetes yang dikarenakan oleh adanya kelainan sekresi insulin yang progresif dan adanya resistensi insulin. Diabetes melitus tipe lain, yaitu diabetes yang disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti kelainan genetik pada fungsi sel pankreas, kelainan genetik pada aktivitas insulin, penyakit eksokrin pankreas (cystic fibrosis), dan akibat Penggunaan obat atau bahan kimia lainnya (terapi pada penderita AIDS dan terapi setelah transplantasi organ). Diabetes melitus gestasional, yaitu tipe diabetes yang terdiagnosa atau dialami selama masa kehamilan
DM TYPE 1
DM TYPE 2
DM TIPE 2 :
2 DEFEK METABOLIK UTAMA, yang mendasari DM
tipe 2 :
1. RESISTENSI INSULIN
Penurunan kemampuan jaringan perifer untuk merespon insulin
Sekresi insulin tidak cukup setelah terjadi resistensi insulin dan hiperglikemia.
RESISTENSI INSULIN
BANYAK SEKALI TEORI TENTANG RESISTENSI INSULIN. (Resistensi dari efek insulin terhadap pengambilan, metabolisme, atau penyimpanan glukosa, sehingga menyebabkan penurunan ambilan glukosa oleh jaringan otot dan lemak, serta ketidak mampuan dari hormon untuk menekan glukoneogenesis di hati.)
suatu fenomena kompleks penurunan sensitifitas insulin pada seseorang berakitan dengan : 1. faktor genetik 2. faktor lingkungan, (lifestyle) 3. Kegemukan, terutama obesitas sentral. sindrom resistensi insulin ( sindrom X)( Raven dkk, 1980) Sindroma metabolik atau sindrom X adalah sekelompok kelainan metabolik baik lipid maupun nonlipid yang yang mempunyai karakteristik khusus yaitu obesitas sentral, dislipidemia aterogenik (kadar trigliserida meningkat dan kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL) rendah), hipertensi, dan glukosa plasma yang abnormal
Sindroma metabolik atau sindrom X adalah sekelompok kelainan metabolik baik lipid maupun non-lipid yang yang mempunyai karakteristik khusus yaitu obesitas sentral, dislipidemia aterogenik (kadar trigliserida meningkat dan kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL) rendah), hipertensi, dan glukosa plasma yang abnormal (raven dkk, 1980)
HIPERINSULINEMIA KRONIK
RESISTENSI INSULIN
INSULIN
PRE RESEPTOR :
- Down regulation reseptor e.c hiperinsulinisme - Hiperinsulinisme primer : adenoma sel - Hiperinsulinisme sekunder (terhadap defek post reseptor ): obesitas, akromegali, kehamilan)
-
Hiperglikemia lama : DM. RESEPTOR : USIA : Jumlah reseptor yang berkurang dan atau kepekaan reseptor yang menurun. POST RESEPTOR : respon yang jelek pada reseptor sasaran e.c obesitas, Penyakit hepatik Inaktivitas otot Kelebihan hormon : Glukokortikoid Hormon pertumbuhan Kontrasepsi oral progesteron
PANKREAS :
1. 2. 3. 4.
Insulin : polipeptida 51 asam amino (aa), tersusun dlm 2 rantai . Rantai : 21 aa 7 7 Connecting Peptide Rantai : 30 aa. 6 11
(Bila Kedua rantai dipisahkan aktivitas fungsional insulin akan hilang) Sumber : Farmakologi dan terapi UI 2009 3 tempat Sasaran kerja utama insulin :
a. b. c.
Jaringan lemak : ambil glukosa rubah jd trigliserid, -- FFA dan otot : insulin meningkatkan ambilan glukosa, sintesis protein >> Jaringan Hati : insulin menekan produksi glukosa, (Glukoneogenesis, glikolisis,glikogenolisis)
Sekresi insulin
Glukosa > 70 mg/dl
Sekresi insulin
Translokasi GLUT 4
1. Sel : di ekstraselular 2. Sel : di intrasel : punya aktivitas kinase aktifkan autofosforilasi pd reseptor insulin protein sel target .translokasi glut 4 glukosa masuk ke sel ATP.
Fosforilasi (pengaktifan )reseptor insulin - Gangguan translokasi glut 4 ke permukaan sel Jumlah reseptor insulin
-
- Pada prinsipnya , resistensi insulin dpt terjadi pd tingkat reseptor insulin atau pasca reseptor, o.k defek pada reseptor, atau eror post reseptor signaling pathway. (GUYTON, 2007) - Pada DM tipe 2 jarang terjadi defek kualitatif dari reseptor insulin, o.k itu RI diperkirakan terutama berperan dlm pembentukan sinyal pasca reseptor.
Adiponektin : Kadar adiponektin didapati berkurang pada obesitas dan resistensi insulin. Pdhl fisiologis , adiponektin membuat insulin sensitif di jaringan perifer. Resistin : Kadar Resistin yang meningkat pd obesitas menyebabkan insulin resisten pd jaringan perifer. resistin menghambat ambilan glukosa perifer. (penelitian thdp mencit).
2.
TNF : - Tnf menyebabkan gg. Ambilan glukosa pd jar .otot dan lemak yang dimediasi insulin, dengan menekan Translokasi Glut 4. -- glukosa tidak dapat masuk sel. Tnf juga meningkatkan lipolisis FFA >> -- inhibisi signaling pathway insulin. ( Tnf berperan baik scr lokal maupun sistemik pada resistensi insulin yang berhubungan dengan kegemukan , Spiegelmann, dkk) 1. IL- 6 , meningkat pada obesitas. IL-6 menyebabkan pengelepasan glucagon, kortisol, dan pengelepasan glukosa di hati erat hubungannya dgn RI.
3.
Diagnosis DM tipe 2
( Konsensus Pengelolaan dn Pencegahan DM tipe 2 , 2011):
1.
1. A1C 6.5%. The test should be performed in a laboratory using a method that is NGSP certified and standardized to the DCCT assay.* Or 2. FPG 126 mg/dl (7.0 mmol/l). Fasting is defined as no caloric intake for at least 8 h.* Or 3. 2-h plasma glucose 200 mg/dl (11.1 mmol/l) during an OGTT. The test should be performed as described by the World Health Organization, using a glucose load containing the equivalent of 75 g anhydrous glucose dissolved in water.*
2.
Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.
3.
Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
4.
Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik
Or
4. In a patient with classic symptoms of hyperglycemia or hyperglycemic crisis, a random plasma glucose 200 mg/dl (11.1 mmol/l)
NILAI INDEKS DIAGNOSTIK LAINNYA (Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Prof.DR.dr.Sidartawan Soegondo,Sp.PD-KEMD,FACE, 2009)
Untuk diagnosis dan klasifikasi ada indeks tambahan yang dapat dibagi atas 2 bagian : a. Indeks penentuan derajat kerusakan sel Beta Pankreas :
Hal ini dapat dinilai dengan periksaan kadar insulin, proinsulin, dan sekresi peptide penghubung ( C-Peptide). Nilai glycated Hemoglobin, nilai derajat glikosilasi dari protein lain dan tingkat gangguan toleransi glukosa juga bermanfaat untuk penilaian kerusakan ini.
Untuk penilaian proses diabetogenik pada saat ini telah dapat dilakukan penentuan tipe dan sub tipe HLA; adanya tipe dan titer antibody dalam sirkulasi yang ditujukan pada pulau pulau langerhans (islet cell antibody) dan sel endokrin lainnya; adanya Cell Mediated Imunity terhadap pancreas; ditemukannya susunan DNA spesifik pd genom manusia dan ditemukannya penyakit lain pada pancreas dan penyakit endokrin lainnya.
PENATALAKSANAAN DM TIPE 2:
(PERKENI , Konsensus DMT2, 2011)
Tujuan penatalaksanaan :
- Jangka Pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan
EDUKASI:
Perjalanan penyakit DM Perlunya pengendalian dan pemantauan DM Penyulit DM dan resikonya Intervensi Farmakologis dan non farmakologis Mengatasi sementara keadaan gawat darurat karena DM, mis : hipoglikemi Modifikasi gaya hidup dan perubahan prilaku
KOMPOSISI MAKANAN YANG DIANJURKAN : Karbohidrat : 45 65 % total asupan energi Makan 3 x sehari ,boleh selingan buah. Lemak boleh > 3 : 20 25 % kebutuhan kalori.tidak Lemak tak jenuh, Anjuran konsumsi kolesterol <300
mg/hr.
Protein : 10 20 % total asupan energi. Sumber protein yg baik : kacang2an, tahu, tempe, ikan, skim Serat : 25 g / 1000kkal /hr KEBUTUHAN KALORI : Kebutuhan kalori basal : 25 30 kalori / KgBBI BBI : ( TB dlm cm 100) 10% BB normal : BBI 10 % Kurus : < BBI 10 % Gemuk : > BBI + 10 %
mimetic
Insulin sensitizer
1. Biguanid Metformin
Tidak merangsang sekresi insulin Euglycemic agent Tidak pernah menyebabkan hipoglikemia Tidak menaikkan BB Turunkan GDP sbnyl 60 mg/dl, dan HbA1c 1,8 % Kerja : TEKAN GLUKONEOGENESIS & GLKOGENOLISIS Meningkatkan jumlah reseptor insulin
Efek samping : Gjl GIT : nausea, diare, muntah Asidosis Laktat, Pemberian >> 1700 mg/ hr
K.I : Gagal ginjal & Penyakit Hati
Insulin sensitizer
Tiazolidindion
PPAR- agonis K.I : pasien gagal jantung angioudem gangguan faal hati
Meningkatkan performa dan insulin pada sel otot dan sel lemak
DPP4 -INHIBITOR
INTAKE GLUKOSA >>
USUS
GLP 1 (AKTIF)
DPP4
GLP 1 (INAKTIF)
SITAGLIPTIN, VIDAGLIPTIN
Insulin diperlukan pada keadaan: Penurunan berat badan yang cepat Hiperglikemia berat yang disertai ketosis Ketoasidosis diabetik Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik Hiperglikemia dengan asidosis laktat Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Apabila kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik dalam jangka waktu 3 bulan (HbA1C 6,5 % ) dengan konsumsi 2 obat oral indikasi mulai terapi kombinasi.