Anda di halaman 1dari 20

DASAR INSTALASI LISTRIK

PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK / PUIL 2000

SEJARAH SINGKAT
AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda diterjemahkan menjadi Peraturan Umum Instalasi Listrik / PUIL 1964

penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 diberi nama Peraturan Umum Instalasi Listrik penerbitan tahun 2000, namanya menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan singkatan yang sama yaitu PUIL

ACUAN PUIL 2000


IEC (International Electrotechnical Commission) khususnya IEC 60364 NEC (National Electric Code) VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker) SAA (Standards Association Australia)

1. Maksud dan tujuan


Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini ialah : agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan

Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini berlaku : untuk semua pengusahaan instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-balik sampai dengan 1000 V, arus searah 1500 V tegangan menengah sampai dengan 35 kV

Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini tidak berlaku untuk :


bagian instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat bagian instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan pelayanan kereta rel listrik instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain yang digerakkan secara mekanis instalasi listrik di bawah tanah dalam tambang instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 V dan dayanya tidak melebihi 100 W

Klasifikasi sistem tegangan adalah sebagai berikut :


tegangan ekstra rendah : tegangan dengan nilai setinggi-tingginya 50 V a.b. atau 120 V a.s. tegangan rendah (TR) : tegangan dengan nilai setinggi-tingginya 1000 V a.b. atau 1500 V a.s. tegangan di atas 1000 V a.b., yang mencakup : - tegangan menengah (TM), tegangan lebih dari 1 kV sampai dengan 35 kV a.b. digunakan khususnya dalam sistem distribusi - tegangan tinggi (TT), tegangan lebih dari 35 kV a.b.

2. Persyaratan dasar
Persyaratan dalam pasal ini dimaksudkan untuk menjamin : keselamatan manusia dan ternak keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik secara wajar

Pada instalasi listrik terdapat dua jenis risiko utama, yaitu :


arus kejut listrik suhu berlebihan yang sangat mungkin mengakibatkan kebakaran, luka bakar atau efek cedera lain

Proteksi untuk keselamatan


Proteksi dari kejut listrik Proteksi dari efek termal Proteksi dari arus lebih Proteksi dari arus gangguan Proteksi dari tegangan lebih

Proteksi perlengkapan listrik


Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas : nama pembuat dan atau merek dagang daya, tegangan, dan/atau arus pengenal data teknis lain seperti diisyaratkan SNI

Proteksi instalasi listrik


Instalasi yang baru dipasang atau mengalami perubahan harus diperiksa dan diuji dulu sesuai dengan ketentuan mengenai : resistans isolasi pengujian sistem proteksi pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik

Dasar perancangan
Karakteristik suplai Macam kebutuhan listrik Suplai darurat Kondisi lingkungan

Karakteristik suplai Macam arus: arus bolak-balik (a.b.) dan/atau arus searah (a.s.) Macam dan jumlah penghantar untuk a.b. : penghantar fase, penghantar netral, dan penghantar proteksi Nilai dan toleransi dari tegangan, frekuensi, arus maksimum yang dibolehkan, dan arus hubung pendek prospektif Tindakan proteksi yang melekat pada suplai, misalnya netral atau kawat tengah yang dibumikan Persyaratan khusus dari perusahaan suplai listrik

Kondisi Lingkungan
a) kondisi iklim : dingin/panas, kelembaban, tekanan, gerakan media sekeliling penguapan, radiasi dan air selain dari hujan. b) kondisi biologis : flora dan fauna seperti jamur dan rayap. c) bahan kimia aktif : garam, sulfur dioksida, hidrogen sulfit, nitrogen oksida, ozon, amonia, klor, hidrogen klorida, hidrogen flor dan hidrokarbon organik. d) bahan mekanis aktif : pasir, debu, debu melayang, sedimen debu, lumpur dan jelaga. e) cairan pengotor : berbagai minyak, cairan pendingin, gemuk, bahan bakar dan air baterai. f) kondisi mekanis : getaran, jatuh bebas, benturan, gerakan berputar, deviasi sudut, percepatan, beban statis dan roboh. g) gangguan listrik dan elektromagnet : medan magnet, medan listrik, harmonik, tegangan sinyal, variasi tegangan dan frekuensi, dan tegangan induksi dan transien

Persyaratan perancangan
Luas panampang penghantar Jenis pangawatan dan cara pemasangan Penggunaan alat proteksi dan pemisah tenaga Penggunaan kendali darurat Pencegahan pengaruh timbal balik Keterjangkauan perlengkapan listrik Ruang kerja di sekitar perlengkapan listrik

Pemilihan perlengkapan listrik : Sesuai standar PUIL 2000 Karakteristik sesuai dgn dasar dan syarat perancangan Mampu bekerja pada tegangan kontinyu dan tegangan lebih Perhatikan arus kerja Frekuensi harus sesuai dengan sirkit Daya disesuaikan dengan beban yg digunakan

Pemasangan dan verifikasi awal instalasi listrik : Instalasi listrik harus baik Pemberian tanda dan polaritas Pemasangan dan penempatan perlengkapan listrik Semua sambungan listrik harus baik dan bebas dari gaya tarik Bagian yg aktif harus terlindungi Dalam keadaan normal, instalasi harus mempunyai resistans isolasi yangmemadai Instalasi listrik harus diuji dan diperiksa sebelum dioperasikan

Pemeliharaan : Pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan, perawatan, perbaikan, dan pengujian ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang telah ditentukan Pemeliharaan tersebut diatas dimaksudkan agar instalasi selalu baik dan bersih serta penggunaan dan perbaikannya dengan mudah dan aman sehingga instalasi berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai