Anda di halaman 1dari 7

Jumat, 28 Januari 2011

MIKROMETRI SERBUK SARI Belamcanda chinesis


Disusn Oleh : Riza Sativani Hayati, dkk

Serbuk sari merupakan sel kelamin jantan bunga yang berukuran mikroskopis. Setiap serbuk sari bunga memiliki ukuran yang berbeda-beda. Untuk dapat mengukur serbuk sari tersebut, maka dapat diukur dibawah mikroskop dengan menggunakan alat mikrometri yang terdiri dari skala okuler dan skala obektif mikrometri. Mengukur serbuk sari dapat dengan mengukur panjang serbuk sari maupun lebar serbuk sari. Pada kegiatan mikrometri ini, praktikan menggunakan preparat serbuk sari bunga Belamcanda chinesis untuk diukur panjang dan lebarnya. Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mikrometri ini, yakni peletakan okuler mikrometer pada okuler mikroskop, objek mikrometer pada meja benda mikroskop, pencarian nilai skala okuler mikrometer, pengukuran skala panjang dan lebar serbuk sari, dan penentuan ukuran panjang dan lebar serbuk sari dengan suatu perhitungan. Langkah pertama dalam mikrometri yaitu membuka bagian atas tabung lensa okuler kemudian menempatkan okuler mikrometer di bagian okuler mikroskop. Penempatan okuler mikrometer di atas lensa okuler mikroskop. Peletakan okuler mikrometer ini dilakukan dengan benar dan secara hati-hati, agar hasil pengukuran serbuk sari dapat tepat. Kemudian diikuti dengan mengatur lensa atas pada okuler hingga bayangan skala okuler mikrometer sudah jelas. Setelah bayangan skala-skala okuler mikrometer nampak jelas, maka langkah selanjutnya adalah menempatkan obyek mikrometer di bawah lensa objektif, yakni di meja benda mikroskop. Peletakan obyek mikrometer kemudian diikuti dengan mencari bayangan skala obyek mikrometer dan okuler mikrometer yang paling jelas. Setelah skala-skala okuler dan obyek mikrometer nampak jelas, maka langkah selanjutnya adalah kalibrasi. Kalibrasi ini dilakukan dengan menyejajarkan kedua bayangan skala, yaitu skala okuler dan obyektif mikrometer dengan memutar bagian atas lensa okuler. Titik 0 dari kedua skala diletakkan sama tinggi dengan menggerakkan obyek mikrometer. Setelah itu, praktikan mencari bayangan garis skala kedua mikrometer yang berhimpit (sama

tinggi), kemudian menghitung jumlah bagian skala pada masing-masing mikrometer dari titik 0 sampai garis skala yang berhimpit tersebut. Praktikan mencatat hasil kalibrasi skala tersebut. Dari hasil kalibrasi yang dilakukan praktikan, diperoleh skala 30. Selain itu, praktikan juga harus memperhatikan jarak sesungguhnya antara dua garis skala obyek mikrometer yang tertulis pada obyek mikrometer. Hal ini perlu diperhatikan karena angka tersebut akan digunakan untuk menghitung nilai skala okuler mikrometer. Dari obyek mikrometer yang digunakan oleh praktikan tertulis angaka 0,01 m, berarti satu skala obyek mikrometer adalah 0,01 m. Dari data yang diperoleh tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai skala okuler mikrometer dengan suatu perhitungan. Berikut merupakan perhitungan nilai skala okuler yang dilakukan oleh praktikan : Pada perbesaran 10 x 10 : 30 skala okuler mikrometer = 30 skala obyek mikrometer 30 skala okuler mikrometer = 30 x 10 m skala obyek mikrometer 1 skala okuler mikrometer = 300 m skala obyek mikrometer / 30 1 skala okuler mikrometer = 10 m skala obyek mikrometer Jadi, dari perhitungan nilai skala okuler di atas, maka 1 skala okuler mikrometer bernilai 10 m. Skala ini nantinya akan digunakan dalam perhitungan panjang maupun lebar serbuk sari sesungguhnya. Yaitu dengan cara mengalikan jumlah bagian skala yang didapatkan dari okuler mikroskop dengan nilai skala okuler mikrometer. Jumlah bagian skala yang didapatkan dari okuler mikroskop ditentukan dengan pengukuran panjang dan lebar serbuk sari dalam preparat. Langkah yang ditempuh dalam menentukan ukuran panjang dan lebar serbuk sari adalah dengan mengambil obyek mikrometer dan menggantinya dengan preparat serbuk sari

Belamcanda chinesis. Sedangkan okuler mikrometer tetap berada pada tempatnya, karena akan tetap dipakai untuk mengukur panjang dan lebar serbuk sari. Setelah preparat serbuk sari Belamcanda chinesis diletakkan di atas meja benda mikroskop secara benar, maka praktikan mencari bayangan preparat yang jelas. Pada pengukuran serbuk sari ini, lensa obyektif yang digunakan pada waktu mengukur serbuk sari harus sama dengan lensa obyektif yang digunakan pada waktu menghitung nilai skala okuler mikrometer. Setelah bayangan preparat terlihat jelas, kemudian yang dilakukan adalah menempatkan bayangan skala okuler mikrometer pada bayangan preparat sehingga arah bayangan skala sesuai dengan arah panjang atau lebar serbuk

sari yang diukur. Dari penempatan ini, maka praktikan dapat menentukan panjang dan lebar serbuk sari dengan menghitung skala yang dilalui oleh panjang dan lebar serbuk sari. Yang pertama diukur oleh praktikan adalah panjang dari serbuk sari Belamcanda chinesis, dari hasil pengukuran, panjang dari serbuk sari adalah 12 skala okuler mikrometer, sehingga ukuran panjang sesungguhnya adalah sebagai berikut : Panjang serbuk sari = 12 x 10 m = 120 m Selanjutnya adalah melakukan pengukuran lebar serbuk sari Belamcanda chinesis. Pada pengukuran lebar ini ada beberapa serbuk sari yang diukur, jadi hasil pengukuran ada lebih dari satu, yaitu berkisar antara 8-10 skala okuler mikrometer. Namun, untuk validasi data, maka hanya satu skala ukuran lebar saja yang kita ambil untuk penentuan hasil akhir lebar serbuk sari, yaitu lebar serbuk sari yang tadinya juga dipakai untuk pengukuran panjang serbuk sari. Panjang : = 12 skala okuler mikrometer

Lebar :

Dari hasil pengukuran lebar serbuk sari tersebut didapatkan lebar serbuk sari adalah 10 skala okuler mikrometer. Dari data tersebut, berikut ini merupakan perhitungan lebar serbuk sari sesungguhnya : Lebar serbuk sari = 10 x 10 m = 100 m Dari data dan perhitungan yang dilakukan dari proses mikrometri, maka didapatkan serbuk sari Belamcanda chinesis memiliki panjang 120 m dan lebar 100 m. Dari literatur yang = 10 skala okuler mikrometer

didapatkan oleh praktikan, serbuk sari bunga Belamcanda chinesis ini tergolong dalam serbuk sari yang sangat besar. DAFTAR PUSTAKA

Pradhika, Indra. 2010. Bab 6 Menentukan Jumlah dan Ukuran Mikroba. Diambil dari http://ekmonsaurus.blogspot.com/2008/11/bab-6-menentukan-jumlah-ukuran-mikroba.html pada hari rabu 5 Januari 2010

Ratnawati, dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Mikroteknik. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.

Morfologi serbuk sari dan spora (bagian 3)

1. Pencandraan serbuk sari dan spora


Pencandraan, atau yang dikenal pula dengan istilah pertelaan atau deskripsi serbuk sari dan spora dibuat dalam bentuk uraian kalimat, mulai dari sifat yang umum menuju khusus, atau dari yang paling mudah diamati menuju ke sifat-sifat yang memerlukan mendetil. Serbuk sari dan spora dicandra berdasarkan sifat-sifat morfologi, yang meliputi: Unit Bentuk (pandanganpolar dan ekuatorial) Ukuran Apertura (tipe, jumlah, dan posisi) Ornamentasi. Sifat-sifat tersebut di atas adalah yang mininal diperlukan untuk pencandraan, dan yang memungkinkan untuk diamati menggunakan mikroskop cahaya. Untuk mendapatkan gambaran serbuk sari dan spora yang lebih detil dan akurat, dapat ditambahkan sifat-sifat lain dari pustaka, misalnya sifat polaritas dan struktur dinding. pengamatan secara

2. Karakteristik serbuk sari tumbuhan pada tingkat suku


Ada dua golongan suku tumbuhan berbunga berdasarkan sifat serbuk sarinya, yaitu: a. Stenopalynous family : kelompok tumbuhan yang serbuk sarinya seragam, atau variasi serbuk sarinya sangat kecil. Contoh: suku Poaceae (Gramineae). Sifat serbuk sari suku Poaceae adalah: monoporat, struktur dindingnya tektat, ornamentasi (skulptur) psilat dan skabrat. b.
Eurypalynous

family: kelompok tumbuhan yang serbuk sarinya sangat bervariasi. Contoh:

suku Arecaceae (Palmae). Sifat serbuk sari suku Arecaceae adalah: monokolpat, sebagian tanpa apertura, ornamentasi bervariasi dari psilat sampai ekinat. Contoh karakteristik serbuk sari pada beberapa suku tumbuhan adalah se bagai berikut: Pinaceae: serbuk sari vesikulat atau inaperturat; bentuk steroidal sampai subsferoidal, ukuran korpus 25-104 x 23-100 x 24-91 )m, ukuran kantong udara 25-93 x 20-71 x 2477 )m, atau untuk yang inaperturat ukurannya: 50-58 x 50-64 )m; tektat, tektum psilat atau skabrat; seksin retikulat. Amaranthaceae: retikulat. Araliaceae: serbuk sari dengan apertura trikolporat; bentuk oblat sampai prolat; ukuran 16-48 x 15-36 )m; tektat, tektum psilat, skabrat, atau verukat; seksin retikulat. Bombacaceae: serbuk sari trikolpat, 3-6 porat, atau trikolporat; bentuk per-oblat sampai sub-oblat; ukuran 23-50 x 48-62 )m; tektat, tektum skabrat atau bakulat; seksin retikulat. Asteraceae (Compositae): serbuk sari trikolpat, 2-4 kolporat, atau fenestrat; bentuk sub-oblat sampai prolat; ukuran 12-53 x 12-60 m; ukuran kolpi 5-42 x 1-10 m; tektat, tektum skabrat, verukat, atau ekinat; seksin lophat, granulat, atau rugulat. Cucurbitaceae: serbuk sari 3-4 kolpat, triporat, atau 3-4 kolporat; oblat sampai prolat; ukuran 17-91 x 17-91 m; tektat, tektum psilat, skabrat, verukat, gemat, c1avat, atau ekinat; seksin granulat, retikulat, atau striat. serbuk sari pantoporat atau fenestrat; bentuk steroidal atau

polyhedral; lebar 14-36 )m; tektat, tektum skabrat atau ekinat; seksin granulat atau

Ericaceae: serbuk sari dalam unit tetrad, lebar 25-62 m; tektat, tektum psilat, seksin granulat atau retikulat; memiliki perekat.

Lamiaceae (Labiatae): serbuk sari tri- atau heksa-kolpat; bentuk oblat sampai prolat; ukuran 17-75 x 13-80 m; tektat, tektum skabrat atau verukat; seksin retikulat atau granulat; bakula bulat; muri simpli-bakulat atau halus; lebar lumina 0,5-3 m, tetapi untuk Oscimum lebarnya 5-11 x 3-5 m.

Leguminosae: serbuk sari polyad atau monad; trikolpat, trikolporat, 3-6 porat, atau heteroporat; bentuk oblat sampai prolat; ukuran 15-75 x 11-63 m; tektat, tektum psilat, skabrat, verukat, atau gemat.

Malvaceae: serbuk sari pantoporat, trikolporat, atau triporat; bentuk sferoidal atau suboblat; lebar 60-220 m atau 50-60 x 50- 65 m; tektat, tektum ekinat, unsur ornamentasi berupa spina atau bakula, panjang spina 4-30 m, bakula terdapat dalam dua ukuran: 4-30 m daTI 1-2 m; seksin granulat.

Cannaceae: serbuk sari inaperturat; lebar 63-102 m; tektat, tektum ekinat, panjang spina 2-3 x 2,5-3 m; seksin granulat.

Cyperaceae: serbuk sari 1-4 aperturat; bentuk obovoid (seperti apel), segi empat, subsferoidal, atau triangular; ukuran 21-60 x 25- 95 x 23-70 m; tektat, tektum psilat, skabrat, atau verukat; seksin granulat.

Liliaceae:

serbuk

sari

monosulkat,

trikhotomosulkat,

atau

inaperturat;

bentuk

subsferoidal atau triangular sampai triangularlobat; ukuran 11-86 x 16-120 x 11-74 m; tektat, tektum psilat, skabrat, gemat, verukat, atau ekinat; seksin umumnya retikulat. http://elisa1.ugm.ac.id/chapter_view.php?BIO3107.Paleobotani&307

Anda mungkin juga menyukai