Anda di halaman 1dari 2

Penyembuhan TB Makin Cepat

Sabtu, 21 Mei 2011 - 11:47 wib

(Foto: gettyimages) Metode perawatan pasien tuberkulosis (TB) laten berhasil dipercepat para ilmuwan menjadi hanya tiga bulan. Diharapkan, penemuan terbaru tersebut dapat segera menurunkan pertumbuhan penyakit ini. Pengobatan tuberkulosis (TB) termasuk relatif mudah. Penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis ini menular melalui percikan ludah saat penderitanya batuk. Namun, jangan khawatir. Baru-baru ini, para ilmuwan berhasil mempercepat perawatan pasien TB yang tidak menunjukkan gejala menjadi hanya tiga bulan tidak lagi sembilan bulan. Mereka menemukan kombinasi baru pil yang dapat memperpendek waktu pengobatan pasien TB laten. Cara-cara sederhana untuk mencegah penyakit TB sangat dibutuhkan, dan terobosan baru ini merupakan salah satu perkembangan terbesar dalam pengobatan TB pada dekade ini, kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control/CDC) Dr Tom Frieden seperti dikutip AP. Selama beberapa dekade, orang yang terinfeksi bakteri TB, tetapi tidak sakit, biasa diobati dengan pil TB khusus yaitu isoniazid. Pil ini dikonsumsi satu kali sehari selama sembilan bulan. Aturan tersebut sudah termasuk standar perawatan sehingga pasien harus minum obat tersebut setiap hari. Namun, dalam salah satu metode pengujian terbesar untuk terapi TB, peneliti menemukan rejimen pengendalian baru ini ternyata lebih efektif. Hanya satu kali dalam seminggu dan hanya berlangsung selama tiga bulan, pasien diminta mengonsumsi dosis yang lebih besar dari isoniazid, ditambah obat antibiotik yang lain, yaitu rifapentin. Sekira 82 persen orang dalam metode baru selama tiga bulan itu menyelesaikan perawatan penuh. Sementara, hanya 69 persen pada terapi yang sembilan bulan. Kadar efek samping hingga yang paling serius adalah sama untuk kedua rejimen. Apa lagi, hanya tujuh kasus penyakit TB yang akhirnya berkembang pada orang dengan teknik pengobatan terbaru dibandingkan dengan 15 orang pada kelompok standar.

Sesungguhnya, yang dimaksud dengan TB laten adalah orang yang terinfeksi bakteri TB tetapi tidak menjadi sakit TB (mengidap TB aktif). Dengan kata lain TB laten adalah infeksi TB. Dikatakan laten karena kuman TB tidak aktif tetapi juga tidak mati, melainkan tidur lama (dorman). TB pada kondisi ini tidak menular. Orang dengan infeksi ini, tidak menunjukkan gejala-gejala TB dan sama sekali tidak merasa sakit. Bahkan foto rontgen paru-parunya normal dan bila dites dahaknya pun akan negatif. Keberadaan TB laten atau infeksi TB ini hanya bisa dideteksi melalui uji tuberkulin atau pemeriksaan darah khusus TB. Karena sistem imun tubuhnya memang belum sempurna, maka anak-anak balita adalah kelompok yang paling rentan terinfeksi kuman TB. Tetapi berkat vaksin BCG yang diberikan segera setelah bayi lahir, membuat anak tidak berkembang menjadi sakit TB. Anak yang terinfeksi TB ini ibarat bom waktu, yang akan meledak sewaktu-waktu bila kondisinya tepat. Yang dimaksud dengan kondisi yang tepat adalah pada saat daya tahan tubuh anak sedang menurun karena sedang sakit berat (karena penyakit lain), atau bisa juga penyakit TBC-nya muncul setelah si anak tumbuh dewasa atau berusia lanjut. Karenanya, apabila anak positif terinfeksi TB, walaupun tidak berkembang menjadi sakit TB, tetap perlu diberi pengobatan pencegahan (profilaksis). Jumlah bakteri TB dalam infeksi TB lebih sedikit dari TB aktif, sehingga penanganannya pun lebih mudah, cukup dengan satu jenis obat saja, yaitu INH (isoniazid). Lama pengobatan pencegahan ini, menurut Pedoman Nasional Tuberkulosis, berlangsung selama 6 bulan saja, tidak lebih! Akan tetapi, profilaksis hanya efektif bila anak berusia < 5 tahun. Pengobatan pencegahan TBC untuk orang dewasa yang tinggal di Indonesia, sama sekali tidak efektif alias percuma. Mengapa demikian? Karena negara Indonesia ini bisa dibaratkan sebagai reservoir besar kuman TB, sehingga bisa dikatakan sebagian besar orang dewasa di Indonesia sudah terinfeksi kuman TB.

Anda mungkin juga menyukai