Anda di halaman 1dari 3

Kejang Pada Neonatus

Risa Etika

BATASAN Gangguan sementara fungsi otak dengan manifestasi gangguan kesadaran episodik disertai abnormalitas sistem motorik atau otonomik.

PATOFISIOLOGI Terjadi akibat pelepasan muatan listrik yang berlebihan terus-menerus (depolarisasi neuron).

Etiologi Hipoksik-iskemik ensefalopati a. general (asfiksia neonatorum) b. fokal (infark karena kelainan arteri atau vena) Perdarahan intrakranial (intraventrikular, subdural, trauma) Infeksi SSP (TORCH, meningitis, sepsis) Gangguan metabolik : o transient (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia) o kelainan metabolisme bawaan (a.l.: defisiensi piridoxin) Kelainan kongenital SSP (hidrosefalus, hidransefali, porensefali, kelainan pembuluh darah otak) Ensefalopati bilirubin (kern ikterus) Maternal drug withdrawal (heroin, barbiturates, methadone, cocaine, morfin) Idiopatik

GEJALA KLINIS

Subtle (samar) : kedipan mata, gerakan seperti mengayuh, apnea lebih dari 20 detik dengan detak jantung normal, tangisan melengking, mulut seperti mengunyah/ menghisap Tonik (fokal dan general) : gerakan tonik seluruh ekstremitas, fleksi ekstremitas atas disertai ekstensi ekstremitas bawah Klonik (fokal dan multifokal) Fokal : gerakan ritmis, pelan, menghentak klonik. Multifokal : gerakan klonik beralih dari ekstremitas yang satu ke ekstremits yang lain tanpa pola spesifik. Mioklonik (fokal, multifokal, general) : gerakan menghentak multipel dari ekstremitas atas dan bawah.

DIAGNOSIS Anamnesis : riwayat penyakit keluarga, penyakit ibu dan obat yang dipakai selama kehamilan, problem persalinan (asfiksia, trauma, infeksi persalinan) Pemeriksaan fisik : bentuk kejang, iritabel, hipotoni, high pitch cry, gangguan pola nafas, perdarahan kulit, sianosis, ikterus, ubun-ubun besar cembung Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, gula darah, elektrolit, analisa gas darah, punksi lumbal, kultur darah, bilirubin direk dan total, pemeriksaan urine Pemeriksaan radiologi : USG dan CT Scan kepala Pemeriksaan EEG

Penyulit kejang berulang retardasi mental palsi cerebralis

PENATALAKSANAAN Pertahankan homeostasis sistemik (pertahankan jalan nafas, usaha nafas dan sirkulasi)

Terapi etiologi spesifik : o Dekstrose 10% 2 ml/kg BB intravena bolus pelan dalam 5 menit o Kalsium glukonas 10 % 200 mg/kg BB intravena (2 ml/kg BB) diencerkan aquades sama banyak diberikan secara intra vena dalam 5 menit (bila diduga hipokalsemia) o Antibiotika bila dicurigai sepsis atau meningitis o Piridoksin 50 mg IV sebagai terapeutik trial pada defisiensi piridoksin, kejang akan berhenti dalam beberapa menit Terapi anti kejang : o Fenobarbital : Loading dose 10-20 mg/kg BB intramuskuler dalam 5 menit, jika tidak berhenti dapat diulang dengan dosis 10 mg/kgBB sebanyak 2 kali dengan selang waktu 30 menit. o Bila kejang berlanjut diberikan fenitoin: loading dose 15-20 mg/kg BB intra vena dalam 30 menit. o Rumatan fenobarbital dosis 3-5 mg/kgBB/hari dapat diberikan secara intramuskuler atau peroral dalam dosis terbagi tiap 12 jam, dimulai 12 jam setelah loading dose. o Rumatan fenitoin dosis 4-8 mg/kgBB/hari intravena atau peroral dalam dosis terbagi tiap 12 jam. Penghentian obat anti kejang dapat dilakukan 2 minggu setelah bebas kejang dan penghentian obat anti kejang sebaiknya dilakukan sebelum pulang kecuali didapatkan lesi otak bermakna pada USG atau CT Scan kepala atau adanya tanda neurologi abnormal saat akan pulang.
http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&ht ml=07110-rdsw268.htm

Anda mungkin juga menyukai